Anda di halaman 1dari 14

A.

DEFINISI NEBULISASI
Oksigen memiliki peranan yang penting dalam proses metabolisme
tubuh dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Kebutuhan tubuh
akanoksigen harus segera dipenuhi untuk mencegah terjadinya kerusakan
pada jaringan otak yang bahkan dapat menyebabkan kematian (Hidayat &
Uliyah, 2005). Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan
yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh (Asmadi, 2008). Pemberian
Oksigen dianggap sebagai obat. Pada pasien hipoksemia, pemberian
oksigen dijadikan resep untuk meningkatkan tekanan oksigen alveolar dan
mengurangi kerja pernafasan (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2015).

Kebutuhan oksigen dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,


diantaranya adalah lingkungan, latihan fisik, emosi,m gaya hidup serta
status kesehatan (Asmadi, 2008). Ada beberapa metode yang dapat
digunakan sebagai langkah untuk memenuhi kebutuhan oksigen,
diantaranya pemberian oksigen dengan menggunakan kanula dan masker,
fisioterapiu dada serta pengisapan lendir (suction). Banyaknya kadar
oksigen yang diberikan pada klien disesuaikan dengan kebutuhan, jika tidak
sesuai maka akan berakibat serius atau bahkan fatal (Badan Pengawas Obat
dan Makanan, 2015).

Terapi inhalasi adalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan
bantuan alat tertentu, misalnya nebulizer.
Nebulizer adalah suatu jenis cara inhasi dengan menggunakan alat pemecah Obat
untuk menjadi bagian-bagian seperti hujan/uap untuk dihisap. Terapi inhalasi
adalah cara pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat
langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran obatnya.

Terapi inhalasi adalah terapi dengan memanfaatkan uap hasil dari kerja mesin
Nebulizer. Uap air yang berasal dari campuran obat dan pelarutnya dipercaya dapat
langsung mencapai saluran pernafasan, sehingga efektif untuk mengatasi masalah
di daerah tersebut.
Inhalasi sering digunakan pada anak-anak dibawah usia 10 tahun. Batuk / pilek
karena alergi dan asma adalah gangguan saluran pernafasan yang paling umum
terjadi.

B. TUJUAN NEBULISASI
Pada asma, penggunaan obat secara inhalasi dapat mengurangi efek
samping yang sering terjadi pada pemberian parenteral atau per oral, karena
dosis yang sangat kecil dibandingkan jenis lainnya. Terapi ini biasanya
digunakan dalam proses perawatan penyakit saluran pernafasan yang akut
maupun kronik, misalnya pada penyakit asma. Asma termasuk penyakit
yang sering terjadi pada anak-anak. Asthma adalah suatu gangguan pada
saluran bronchial yang mempunyai ciri bronchospasme periodik (kontraksi
spasme pada saluran nafas). Selain asma ada batuk / pilek karena alergi
adalah gangguan saluran pernafasan yang paling umum terjadi. Banyak cara
dicoba untuk mempercepat penyembuhan dan pengurangan gejala akibat
masalah ini termasuk secara inhalasi.

Beberapa tujuannya adalah:

 Mengobati peradangan saluran pernapasan bagian atas


 Menghilangkan sesak karena selaput lendir saluran napas bagian
atas sehingga landir menjadi encer dan mudah keluar
 Menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab
 Melegakan pernapasan
 Mengurangi pembekakan selaput lendir
 Mencegah pengeringan selaput lendir
 Mengendurkan otot dan penyembuhan batuk
 Menghilangankan gatal pada kerongkongan.

C. GAMBAR NEBULIZER DAN ANATOMI TUBUH


Alat Nebulizer
Cara pemasangan nebulizer
Anatomi fisiologi pernapasan
D. INDIKASI TINDAKAN KEPERAWATAN
Indikasi utama penggunaan nebuliser adalah untuk membawa.
Agonis adrenoseptor beta-2 atau ipratropium pada pasien dengan
eksaserbasi akut asma atau penyakit paru obstruktif kronik. Agonis
adrenoseptor beta-2 atau ipratropium sebagai obat rutin pada pasien dengan
asma berat atau obstruksi saluran napas reversibel yang teratasi dengan
pengobatan rutin dalam dosis lebih tinggi. Obat-obat profilaksis seperti
kortikosteroid pada pasien yang tidak dapat menggunakan alat inhalasi
lainnya (terutama pada anak kecil)
Antibiotik (seperti kolistin) pada pasien dengan infeksi purulen
kronik (seperti pada fibrosis kistik atau bronkiektasis. Pentamidin untuk
profilaksis dan terapi pneumonia pneumosistik.

Untuk memberikan medikasi secara lengsung pada saluran napas untuk


mengobati, berikut ini:

 Bronchospasme akut
 Produksi mukus yang berlebihan
 Batuk dan sesak napas
 Epiglotitis.

E. KONTRA INDIKASI TINDAKAN KEPERAWATAN


 Pasien yang tidak sadar atau confusion tidak kooperatif dengan
prosedur ini, membutuhkan pemakaian mask/sungkup, tetapi mask
efektivitasnya berkurang secara siknifikan
 Medikasi nebulizer kontraindikasi pada kedaaan dimana suara napas
tidak ada atau berkurang, kecuali jika medikasi nebulizer diberi
melalui endotracheal tube yang menggunakan tekanan positif.
Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga tidak dapat
menggerakan/memasukan medikasi secara adekuat kedalam daluran
napas
 Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac iritability harus
dengan perhatian. Ketika diinhalasi, katekolamin dapat
meningkatkan cardiac rate dan dapat menimbulkan disritmia
 Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui
intermittent positive-pressure breathing (IPPB), sebab IPPB
mengiritasi dan meningkatkan bronchospasme.

F. ASUHAN KEPERAWATAN
n Diagnosa NOC NIC
o
1 Ketidak setelah dilakukan 1. Posisika
bersihan tindakan keperawatan n pasien
jalan napas selama 3 X 24 jam untuk
berhubungan diharapkan lendir dapat memaksi
dengan keluar dan sesak napas malkan
penumpukan berkurang dengan ventilasi
sekret dalam kreteria hasil: 2. Auskulta
bronki no Skala T si suara
indikator napas,
1 Menunjukan 5 catat
jalan napas adanya
paten (klien suara
merasa tidak napas
tercekik, tambaha
irama napas, n
frekuansi 3. Berikan
pernapasan bronkodi
dalam lator bila
rentang perlu
normal, 4. Anjurka
tidak ada n pasien
suara napas minum
abnormal) air
hangat
2 Nyeri akut setelah dilakukan 1. Lakukan
berhubungan tindakan keperawatan pengkajian
dengan agen selama 3 X 24 jam nyeri secara
diharapkan nyeri konprehensi
injuri berkurang dengan f termasuk
biologis kreteria hasil: lokasi,
n Skala T karakteristik
o indikator , durasi,
1 Mampu 4 frekuensi,
mengontrol kualitas dan
nyeri (tahu faktor
penyebab prespitasi
nyeri, mampu 2. Observai
menggunakan reaksi
teknik nonverbal
nonfarmakolo dari
gi untuk ketidaknyam
mengurangi anan
nyeri, mencari 3. Gunakan
bantuan teknik
2 Melaporkan 4 teraupetik
bahwa nyeri untuk
berkurang mengetahui
dengan pengalaman
meggunakan nyeri klien
management 4. Ajarkan
nyeri teknik
nonfarmakol
3 Menyatakan 5 ogi
rasa nyaman tingkatkan
setelah nyeri istirahat.
berkurang
3 Hambatan setelah dilakukan 1. Monitoring
mobilitas tindakan keperawatan vital sign
fisik selama 3X 24 jam sebelum dan
berhubunga diharapkan klien dapat sesudah
dengan beraktifitas tanpa latihan dan
ketidaknyam keluhan apapun dengan kaji respon
anan nyeri kriteria hasil: pasien saat
n Skala T latihan
o indikator 2. Kaji
1 Klien 3 kemampuan
meningkatkan klien dalam
dalam mobilisasi
aktifitas fisik 3. Dampingi
2 Memverbilisa 4 dan bantu
si perasaan klien saat
dalam mobilisasi
meningkatkan dan bantu
kekuatan dan penuhi
kemampuan kebutuhan
berpindah ADL
4 gangguan setelah dilakukan 1. Bukan jalan
pertukaran tindakan keperawatan napas,
gas yang selama 3 X 24 jam gunakan
berhubungan diharapkan pasien teknik chin
dengan bernapas dengan baik lift atau jaw
ketidaksama dengan kreteria hasil: thrus bila
an perfusi- n Skala indikator T perlu
perifer o 2. Posisikan
1 Mendemonstra 3 pasien untuk
sikan memaksimal
peningkatkan kan ventilasi
ventilasi dan
oksigenasi 3. Lakukan
yang adekuat fisioterapi
2 Memelihara 4 dada bila
kebersihan perlu
paru-paru dan
bebas dari
tanda-tanda
distress
pernapasan
3 Mendemonstra 4
sikan batuk
efektif dan
suara napas
yang bersih.

G. PERSIAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan oksigen melalui pemberian
terapi nebuluzer tidak cukup hanya persiapan alat, tapi terpenting pasien
baik fisik maupum psikis, maka yang perlu anda lakukan:
 Identifikasi kemampuan pasien dalam tindakan pemenuhan oksigen
melalui pemberian terapi nebulizer (posisi dan privasi pasien)
 Identifikasi kesepian dan kesediaan pasien keluarga untuk dilakukan
tindakan (menjelaskan tujuan terapi oksigen degan cara pemberian
nebulizer).

H. PROSEDUR PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Tahap Pra Interaksi
1. Identifikasi kebutuhan pasien yang akan dilakukan tindakan pemberian
oksigen
2. Menginformasi ketersediaan informed consend (disesuaikan dengan
tindakan yang akan dilakukan)
3. Perawat pencuci tangan
4. Mempersiapkan alat
 Set nebulizer
 Obat brokudilator
 Bengkok 1 buah
 Tissue
 Spuit 5 cc
 Aquades
 Handscoon

Tahap Orientasi

5. Perawat memperkenalkan diri


6. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

Tahap Interaksi

7. Perawat mendekatkan alat


8. Perawar mencuci tangan dan memasang handscoon
9. Mengucapkan salam (Assalamualaikum wr.wb)
10. Mengucapkan bassallah (Bissmillahhirohman hirohhim)
11. Identifikasi sambil melihat gelang identitas pasien untuk nama pasien,
tanggal lahir, dll)
12. Mendekatkan alat
13. Menjaga prifasi pasien (menutup scareroom, gorden, memasang
sampiran)
14. Mengatur posisi pasien (disesuaikan dengan tindakan yang akan
dilakukan)

Tahap Kerja

15. Mengisi nebuizer dengan aquades sesuai tekaran


16. Memastikan alat depat berfungsi dengan baik
17. Memasukkan obat sesuai dosisi
18. Menghidpkan nebulizer dan meminta pasie napas dalam sampai obat
habis
19. Matikan nebulizer
20. Bersihkan mulut dan hidung dan tissue

Tahap Terminasi

21. Mengucapkan hamdallah


22. Merapikan pasien
23. Bersihkan alat
24. Buka handscoon dan perawat cuci tangan
25. Dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Asih, Niluh Gede Yamin (2003), keperawatan mdikal bedah. Klien dengan
gangguan sistem pernapasan.jakarta: penerbit buku kedokteran EGC
2. Ayras, Jon (2003) Asma. Jakarta PT Dian Rakyat
3. Bull, Eleanor, Iwan dan syamsir AlM (2006) Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta
PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai