Ratih Kumala Dewi - k2316047 - Kelas B - Laporan Praktikum Elektronika Analog 1 (Judul 7)
Ratih Kumala Dewi - k2316047 - Kelas B - Laporan Praktikum Elektronika Analog 1 (Judul 7)
Laporan Praktikum ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Analog
Semester III
Disusun Oleh :
K2316047 / 2016 B
B. TUJUAN :
1. Mengetahui dan mempelajari fungsi transistor sebagai switch.
2. Mengetahui pengaruh frekuensi terhadap penguatan.
C. DASAR TEORI :
Transistor through-hole
Cara kerja transistor sebagai switching ini biasa disebut dengan saklar solid
state yaitu satu aplikasi utama untuk penggunaan transistor. Transistor sebagai
switching ini digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronika dengan daya
tinggi seperti motor, solenoid atau lampu. Transistor sebagai switching ini juga dapat
digunakan dalam elektronika digital dan sirkuit gerbang logika digital.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai
untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu
pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor. Transistor dibedakan menjadi dua
jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor NPN akan memasuki daerah aktif ketika
tegangan yang berada pada basis lebih besar lebih tinggi daripada emitor, tanda panah
yang berada pada kaki emitor dan menuju keluar yang menunjukan arah arus
konvensional, saat alat mendapatkan panjar maju. Transistor PNP merupakan
transistor yang memiliki satu lapis semikonduktor tipe n yang berada pada dua buah
semikonduktor tipe p. Arus yang meninggalkan basis pada node emitor akan dikuatka
pada keluaran elektron. Jika dilihat dari arusnya, maka transitor PNP akan hidup
ketika arus pada basis lebih rendah daripada pada emitor. Tanda panah pada gambar 1,
menunjukan arah arus menuju basis. [ CITATION Emy12 \l 1057 ]
Transistor di desain dari pemanfaatan sifat diode, arus menghantar dari diode
dapat dikontrol oleh electron yang ditambahkan pada pertemuan PN diode. Dengan
penambahan elekdiode pengontrol ini, maka diode semi-konduktor dapat dianggap
dua buah diode yang mempunyai electrode bersama pada pertemuan. Transistor dapat
bekerja apabila diberi tegangan, tujuan pemberian tegangan pada transistor adalah
agar transistor tersebut dapat mencapai suatu kondisi menghantar atau menyumbat.
Baik transistor NPN maupun PNP tegangan antara emitor dan basis adalah forward
bias, sedangkan antara basis dengan kolektor adalah reverse bias.[ CITATION Ahm07
\l 1057 ]
Untuk dapat berfungsi sebagai switch maka titik kerja transistor harus dapat
berpindah-pindah dari daerah saturasi (switch dalam keadaan “on”) ke daerah cut off
(switch dalam keadaan “off”). Transistor akan mengalami perubahan kondisi dari
menyumbat ke jenuh dan sebaliknya. Transistor dalam keadaan menyumbat dapat
dianalogikan sebagai saklar dalam keadaan terbuka, sedangkan dalam keadaan jenuh
seperti saklar yang menutup. Dengan kondisi Vi = 0 maka akan terjadi VCE = VCC,
pada kondisi ini kolektor dan emitor tidak terhubung (open), kondisi cut off. Jika
diberikan input pada basis VBB, maka sambungan base emitor dibias maju, VBE =
0,77 volt (Si) dan 0,2 (Ge).[ CITATION Jam17 \l 1057 ]
Daerah kerja transistor saat jenuh adalah keadaan dimana transistor mengalirkan
arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor tersebut seolah-
olah short pada hubungan kolektor – emitor. Pada daerah ini transistor dikatakan
menghantar maksimum (sambungan CE terhubung maksimum)
Pada daerah kerja ini transistor biasanya digunakan sebagai penguat sinyal.
Transistor dikatakan bekerja pada daerah aktif karena transistor selelu
mengalirkan arus dari kolektor ke emitor walaupun tidak dalam proses penguatan
sinyal, hal ini ditujukan untuk menghasilkan sinyal keluaran yang tidak cacat.
Daerah aktif terletak antara daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati (Cut off).
Daerah cut off merupakan daerah kerja transistor dimana keadaan transistor
menyumbat pada hubungan kolektor – emitor. Daerah cut off sering dinamakan
sebagai daerah mati karena pada daerah kerja ini transistor tidak dapat
mengalirkan arus dari kolektor ke emitor. Pada daerah cut off transistor dapat di
analogikan sebagai saklar terbuka pada hubungan kolektor – emitor.
Vce=Vcc−Ic . Rc
Karena kondisi jenuh Vce = 0V (transistor ideal) maka besarnya arus kolektor
(Ic) adalah :
Vcc
Ic=
Rc
Besarnya arus yang mengalir agar transistor menjadi jenuh (saturasi) adalah:
Vi−Vbe
Rb=
Ib
Ic
Ib ≥
β
Dengan mengatur Ib = 0 atau tidak memberi tegangan pada bias basis atau
basis diberi tegangan mundur terhadap emitor maka transistor akan dalam
kondisi mati (cut off), sehingga tak ada arus mengalir dari kolektor ke emitor
(Ic≈0) dan Vce ≈ Vcc. Keadaan ini menyerupai saklar pada kondisi terbuka
seperti ditunjukan pada gambar diatas.
Besarnya tegangan antara kolektor dan emitor transistor pada kondisi mati
atau cut off adalah :
Vce=Vcc−Ic . Rc
Vce=Vcc . Rc
Vce=Vcc
Ic
Ib=
β
Ib=0
D. ALAT DAN BAHAN :
Tahap Percobaan
6. Kemudian setelah itu, percobaan 1 untuk mencari arus listrik yang ada pada
basis.
a. Lampu LED dalam keadaan mati
1) Rangkaian dihubungkan dengan tegangan DC sehingga timbul arus
listrik
2) Potensiometer disetting pada nilai maksimum (lampu dalam
keadaan mati.
3) Kemudian, kabel jumper yang terhubung pada basis dengan
potensiometer dicabut.
4) Lampu LED diamati keadaannya.
5) Setelah dicabut, kemudian ujung kabel jumper yang sudah dicabut
dari protoboard dihubungkan dengan probe merah. Lalu probe
hitam dihubungkan dengan kaki basis pada transistor. Seperti
gambar berikut :
F. SKEMA ALAT :
1. Skema rangkaian pada Aplikasi Proteus 8 Professional
2. Skema alat setelah dirangkai pada protoboard
G. DATA HASIL PERCOBAAN :
Kuat Arus
No Kaki Transistor Lampu Mati Tepat Akan Menyala
(Ampere) (Ampere)
1 Basis 0 15.10-6
2 Kolektor 0 15.10-5
Perhitungan :
75
I basis= ×50 μA=15 μA=15.10−6 Ampere
250
15 −2 −5
I kolektor = ×2,5 mA =15.10 mA=15.10 Ampere
250
H. PEMBAHASAN :
Pada praktikum yang berjudul “Transistor Sebagai Switching” ini memiliki
dua tujuan yaitu untuk mengetahui dan mempelajari fungsi transistor sebagai switch
dan juga untuk mengetahui pengaruh frekuensi terhadap penguatan. Pada praktikum
ini terdapat variabel-variabel yang mempengaruhi percobaan ini antara lain variabel
bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Dimana variabel bebas merupakan
variabel yang ditentukan ole observer (pengamat), dalam hal ini variabel bebasnya
adalah kaki transistornya yaitu kaki basis dan kaki kolektor. Kemudian terdapat
variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam praktikum
ini variabel terikatnya adalah arus yang mengalir ketika lampu LED mati dan tepat
akan menyala.
Pada praktikum yang ini menggunakan beberapa alat dan bahan antara lain : 1
buah Battery 8 Volt (Sumber tegangan DC), 1 buah protoboard, 1 buah multimeter
analog, 1 buah potensiometer, 1 buah transistor tipe NPN, 1 buah lampu LED, 5 buah
kabel jumper, 1 buah kabel buaya hitam dan 1 buah kabel merah. Pada prinsip battery
8 volt ini digunakan sebagai sumber tegangan DC pada rangkaian. Protoboard
digunakan sebagai tempat untuk merangkai atau menyusun rangkaian yang bersifat
sementara. Multimeter analog berfungsi untuk mengukur arus yang mengalir pada
rangkaian, multimeter analog ini juga untuk menentukan jenis transistor dan
menentukan letak kaki-kaki transistor. Potensiometer digunakan untuk mengendalikan
piranti elektronik, pada praktikum ini potensiometer ini untuk mengatur frekuensi
nyala lampunya dimana berfungsi untuk pengatur arus yang masuk pada transistor.
Transistor disini berfungsi sebagai penguat dan juga transistor sebagai switching.
Lampu LED digunakan untuk indikator. Kabel jumper dan kabel buaya ini pada
prinsipnya digunakan untuk menghubungkan antara komponen satu dengan
komponen yang lain.
Pada praktikum ini dibagi menjadi 2 tahapan yaitu tahap persiapan dan tahap
percobaan. Pertama-tama alat dan bahan yang dipakai dipersiapkan terlebih dahulu.
Setelah itu, batu baterry diukur terlebih dahulu untuk mengetahui tegangannya.
Kemudian transistor yang akan digunakan, ditentukan terlebih dahulu jenisnya lalu
letak kaki transistor (Basis, Emitor, dan Kolektor) ditentukan terlebih dahulu
menggunakan multimeter analog dan kabel buaya. Kemudian probe hitam
dihubungkan dengan salah satu kaki misalnya kaki 2. Maka probe merah dihubungkan
pada kaki transistor yang lain misalnya kaki 1 dan kaki 3. Resistansinya yang
ditunjukan oleh hasil pengukuran multimeter ini rendah sehingga jarum pada
multimeter bergerak lebar maka kaki 2 merupakan basisnya. Transistor ini
merupakan tipe NPN. Setelah itu kaki kolektor dan kaki emitornya ditentukan.
Setelah itu alat percobaan dirangkai sesuai dengan desain rangkaian yang telah
ditentukan.
Pada praktikum tahap percobaan ini untuk mencari arus listrik yang ada pada
basis dan kemudian dilanjutkan untuk mencari arus listrik yang ada pada kolektor
dimana dibuat arus yang mengalir ketika lampu LED mati dan tepat akan menyala..
Pertama-tama, rangkaian dihubungkan dengan tegangan DC sehingga timbul arus
listrik. Setelah itu, Potensiometer disetting pada nilai maksimum (lampu dalam
keadaan mati) dan Lampu LED dalam keadaan tepat akan menyala . Kemudian, kabel
jumper yang terhubung pada basis dengan potensiometer dicabut Lampu LED diamati
keadaannya. Setelah dicabut, kemudian ujung kabel jumper yang sudah dicabut dari
protoboard dihubungkan dengan probe merah. Lalu probe hitam dihubungkan dengan
kaki basis pada transistor. Multimeter diamati, apabila jarum belum bergerak maka
multimeter diatur dan disesuaikan dengan skala ampere yang tepat (sesuai kebutuhan).
Kemudian, hasil pengukuran arus ketika Lampu LED dalam keadaan tepat akan
menyala pada multimeter dicatat kemudian dianalisis.
Pada praktikum dengan tujuan untuk mengetahui dan mempelajari fungsi
transistor sebagai switch ini dapat dilihat pada dasar teori. Dimana transistor Kondisi
mati (Saklar Posisi Off), dengan mengatur Ib = 0 atau tidak memberi tegangan pada
bias basis atau basis diberi tegangan mundur terhadap emitor maka transistor akan
dalam kondisi mati (cut off), sehingga tak ada arus mengalir dari kolektor ke emitor
(Ic≈0) dan Vce ≈ Vcc. Keadaan ini menyerupai saklar pada kondisi terbuka. Ketika
transistor dalam keadaan jenuh (Saklar posisi On) dilakukan dengan mengatur Ib>Ic/β
kondisi transistor akan menjadi jenuh seakan kolektor dan emitor short circuit. Arus
mengalir dari kolektor ke emitor tanpa hambatan dan Vce ≈ 0. Besar arus yang
mengalir dari kolektor ke emitor sama dengan Vcc/Rc. Keadaan seperti ini
menyerupai saklar dalam kondisi tertutup (ON). Oleh karena itu transistor dapat
berfungsi sebagai switching atau saklar.
I. KESIMPULAN :
Dari percobaan yang telah dilakukan maka diapat disimpulkan bahwa :
1. Dengan mengatur Ib>Ic/β kondisi transistor akan menjadi jenuh seakan
kolektor dan emitor short circuit. Arus mengalir dari kolektor ke emitor tanpa
hambatan dan Vce ≈ 0. Besar arus yang mengalir dari kolektor ke emitor sama
dengan Vcc/Rc. Keadaan ini menyerupai saklar dalam kondisi tertutup (ON).
Sedangkan dengan mengatur Ib = 0 atau tidak memberi tegangan pada bias
basis atau basis diberi tegangan mundur terhadap emitor maka transistor akan
dalam kondisi mati (cut off), sehingga tak ada arus mengalir dari kolektor ke
emitor (Ic≈0) dan Vce ≈ Vcc. Keadaan ini menyerupai saklar pada kondisi
terbuka (Keadaan Off)
2. Apabila frekuensi semakin besar maka penguatan akan semakin lemah, hal ini
dikarenakan adanya pemutusan aliran dari kolektor menuju emitor yang
terputus pada kaki basis, begitu juga sebaliknya.
J. DAFTAR PUSTAKA :
Skemaku corporation. (2017). Dipetik November 13, 2017, dari Fungsi Transistor
sebagai saklar website: http://skemaku.com/fungsi-transistor-sebagai-saklar/
K. LAMPIRAN