Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama Nim
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jalan Surya kencana no.1 pamulang, Tlp ( 021 ) 7412566, Fax. ( 021 ) 7412566
Tangerang Selatan
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul : “
EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA “. Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas
yang telah diberikan oleh Bapak Drs. SUTRISNO MM.
Kami menyadari walaupun telah terwujudnya makalah ini dengan usaha yang semaksimal
mungkin, akan tetapi segala kekurangan dan ketidaksempurnaan selalu masih menjadi milik
kami. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung,
baik moril maupun materiil, sehingga dapat terselesaikannya makalah kami ini.
Sebagai penutup kami sadar kalau sebagai manusia biasa tak dapat luput dari sebuah
kesalahan, kekeliruan dan kekhilafan. Maka dari itu, sudilah kiranya para pembaca memberi
maaf yang sebesar-besarnya. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
Kesimpulan……...............................…………........................................….………………..15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Strategi yang dirumuskan dan diimplementasikan dengan cara yang paling baik
sekalipun menjadi usang ketika lingkungan eksternal dan internal organisasi berubah.
Sangatlah penting bagi para penyusun strategi untuk menelaah, mengevaluasi, dan
mengontrol pelaksanaan strategi secara sistematis. Makalah ini menyediakan kerangka kerja
yang bisa memandu usaha manajer dalam mengevaluasi aktivitas manajemen strategis,
memastikan ia bekerja dengan baik, dan untuk melakukan perubahan antar waktu.
Sistem informasi manajemen sebagai alat yang selama ini dipakai untuk mengevaluasi
strategi juga akan didiskusikan. Panduan akan diberikan dalam melakukan formulasi,
implementasi, dan evaluasi strategi. Proses manajemen strategis bisa menghasilkan keputusan
yang memiliki konsekuensi jangka panjang yang signifikan. Keputusan strategi yang salah
bisa mengakibatkan kerugian dan untuk meemperbaiki kesalahan tersebut adalah hal yang
sulit, bila tak mau tidak mau dikatakan tidak mungkin.
Hampir semua penyusun strategi sepakat bahwa evaluasi strategi sangat vital bagi
kelangsungan organisasi ; evaluasi antar waktu dapat memberi peringatan dini kepada
manajemen terhadap masalah atau potensi masalah sebelum situasi menjadi lebih parah.
Makalah ini membahas tentang evaluasi strategi dan kinerja suatu perusahaan.
PEMBAHASAN
2. alam Industri
Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas dimana posisi perusahaan hari
ini dan posisi yang diinginkan pada tiga hingga lima tahun mendatang.
Audit Strategi
Strategi adalah cara pemimpin bisnis perusahaan merealisasikan filosofinya. Dengan audit
strategi, perusahaan menguji asumsi-asumsi yang dibutuhkan untuk bersaing di dalam pasar.
Kemampuan daya saing dan sumber daya merupakaan unsur yang pokok dalam evaluasi
tersebut. Hasil evaluasi ini adalah perbaikan strategi yang akan mengarah pada peningkatan
kinerja bisnis di masa depan. Tapi juga memungkinkan untuk diterapkan secara fleksibel.
Daya tarik industri adalah yang terpenting. Daya tarik ini sangat berhubungan dengan
struktur dari industri tertentu dan arah kompetisi industri yang telah beroperasi.
Posisi daya saing perusahaan biasanya dapat diklasifikasikan dalam lima kompetensi utama
dan empat fungsi pendukung, seperti yang dianjurkan oleh Michael Porter ( Chien, et al.,
2005 ; 173 ). Lima kompetensi utama adalah logistik inbound, operasi,
logistikoutbound, penjualan dan pemasaran, dan jasa. Empat fungsi pendukung adalah
infrastruktur, manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan pembelian
(purchasing). Kompetensi utama adalah hal-hal yang secara langsung terlibat dalam proses
penciptaan produk dan pengiriman ke pelanggan. Fungsi pendukung hanya terlibat secara
tidak langsung dalam proses tersebut tetapi tetap berhubungan dalam keseluruhan proses
manajemen.
Dengan menggabungkan dua analisis – daya tarik industri dan daya saing relatif – kita dapat
memperoleh kerangka dasar untuk analisis strategik, yaitu : Matrik Kekuatan Bisnis (MKB) .
MKB pertama kali diperkenalkan oleh A. T. Kearney Inc. Dari Chicago, ILLinois. Strategi
generik memberikan garis pedoman bisnis yang berguna bagi penentuan arah bisnis secara
menyeluruh.
1. 2 Sustainabilitas
Rencana bisnis strategik dapat efektif hanya bila asumsi-asumsi kunci yang mendasari,
seperti kompetensi teknis dan cakupan pasar, dapat berkelanjutan (sutainable).
Dalam konteks ini, hal-hal berikut hendaknya dipertimbangkan sebagai langkah awal
untuk mengidentifikasikan dan menyatakan faktor umum bagi keberhasilan perusahaan : (1)
tanpa komitmen dari manajemen senior tidak akan mungkin untuk mempraktekan analisis
faktor keberhasilan ; (2) analisis enam kunci keberhasilan (strategi, organisasi, staff, gaya
kepemimpinan, sistem informasi, orientasi pelanggan) membutuhkan pengorganisasian yang
lengkap. Hal ini merupakan tantangan bagi masing-masing pembuat keputusan ; (3) seluruh
kontak langsung analisis dilakukan bersama manajer.
1. 3 Penilaian
Penilaian pada intinya adalah ukuran nilai ekonomis pada suatu periode berdasarkan tingkat
diskonto yang mencerminkan biaya modal. Setiap rencana bisnis yang baik harus terus
menerus menghasilkan “nilai” melebihi biaya modal yang digunakan.
Pada tahun 1972, David Cole memperkenalkan cara untuk mengevaluasi kinerja melalui
analisis rasio ( Cole, 1972 ). Pada bagian ini akan dijelaskan pemakaian model ROE untuk
menganalisis tingkat profitabilitas perusahaan dan membahas trade—off antara return dan
resiko yang dihadapi perusahaan.
Bila akan dilakukan pengukuran dan analisis tingkat efisiensi dan profitabilitas
perusahaan, perlu diperhatikan beberapa catatan dalam menghitung rasio, yaitu
: pertama,perlu diingat bahwa data neraca stock , dimana masing-masing angka pos-posnya
menunjukan keadaaan pada suatu saat mengenai aktifa, utang, dan modal, sedangkan data
pada laporan laba rugi merupakan data flow selama periode tertentu. Ketika hendak
menghitung rasio yang menggunakan data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi,
data neraca yang seharusnya digunakan adalah data rata-rata. Sebagai contoh, jika tersedia
data neraca akhir tahun 1988 dan 1999 dan data laporan rugi laba tahun 1999, maka ROE
tahun 1999 dihitung dengan membagi pendapatan bersih tahun 1999 dengan 0,5 kali jumlah
modal tahun 1998 dan 1999. Kedua, perhitungan rasio tanpa ada pembandingan tidak akan
memberikan makna yang sempurna bagi rasio tersebut. Perbandingan rasio dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan kesimpulan apakah telah terjadi kemajuan atau kemunduran
usaha. Pembandingan yang dimaksud dapat berupa rasio yang sama untuk periode waktu
sebelumnya, rasio yang sama dari perusahaan yang lain, atau rasio rata-rata seluruh
perusahaan yang ada dalam suatu industri. Ketiga, jika pembandingan yang dipilih berupa
perusahaan yang sejenis maka hendaknya dipilih perusahaan yang sama dalam hal jenis
usahanya, jasa yang diberikan, strategi yang digunakan, maupun ukurannya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bersaing suatu perusahaan dalam
hal kinerja profitabilitasnya dibanding dengan perusahaan lain.
Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas
adalah ROE (Return on Equity) dan ROA (Return on Assets). Dalam pembahasan mengenai
analisis profitabilitas ini sekaligus akan dilakukan dengan cara menghitung komponen-
komponen rasio yang membentuk perhitungan ROE.
ROE menunjukan kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia
untuk mendapatkan net income. Semakin tinggi return adalah semakin baik karena berarti
dividen yang dibagikan atau ditanamkan kembali sebagai retained earningjuga akan semakin
besar.
ROE = Net Income / Average Total Assets X Average Total Assets / Average Total Equity
= ROA X EM
Pada dasarnya ROA terdiri atas dua komponen penyusun rasio yaitu income dan expense
control (termasuk pajak). Mengingat bahwa Net Income adalah :
Dengan membagi kedua sisi dari persamaan di atas dengan average total assets, akan
didapatkan komponen-komponen penyusun ROA sebagai berikut :
Dari sini ROA terbagi dalam Assets Utilization (AU), Expense Ratio (ER), dan Tax
Ratio (TAX).
ROA = AU – ER – TAX
Di mana,
Semakin besar AU dan semakin kecil ER dan TAX, maka semakin tinggi ROA.
Mengingat bahwa ROA terdiri dari komponen Income dan Expense, maka untuk lebih
jelasnya akan diuraikan mengenai masing-masing komponen tersebut.
Provision for Loan Loss Ratio = Provision for Loan Loss(PLL) )/Average Total Assets(TA)
Penjumlahan dari ketiga rasio ini akan menghasilkan Expense Ratio(ER), yang
diformulasikan sebagai :
Semakin kecil rasio ini menunjukan perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih
besar. Interst expense dan noninterest expense masing-masing perusahaan menunjukan
jumlah yang berbeda-beda tergantung dari pengaruh tingkat suku bunga, pengaruh komposisi,
dan pengaruh volume.
Total Revenue(TR), atau total operating ioncome dapat dipisahkan menjadi tiga
komponen :
1. 4 Fleksibilitas
Fleksibilitas rencana bisnis dapat diuji dengan menginvestigasi kemampuan rencana bisnis
untuk bertahan dalam skenario kondisi yang paling buruk.
Bila kita menilai kinerja suatu bisnis, mula-mula harus diperhitungkan konsekuensi keuangan
dan ekonomi dari keputusan manajemen yang mempengaruhi investigasi, operasional, dan
pembiayaan.
Menurut definisi, rasio berhubungan dengan bebarapa besaran yang saling terkait satu
dengan yang lain. Agar rasio mampu memberikan gambaran yang berguna, maka baik arti
maupun batasan dari rasio yang dipilih harus dipahami terlebih dahulu. Sebelum memulai
analisis, seorang analis terlebih dahulu harus menentukan elemen-elemen berikut ini :
· Tujuan analis
· Standar pembanding
Terdapat tiga kelompok yang berkepentingan dalam berhasil atau tidaknya suatu bisnis,
yaitu :
· Pemilik (investor)
· Manajer
· Kreditor
Rasio-rasio yang dibahas dalam bagian ini memiliki beberapa kesamaan elemen karena
diturunkan dari komponen-komponen keuangan yang sama. Dalam kenyataannya, rasio-rasio
ini sering kali saling berhubungan dan dapat dipandang sebagai suatu sistem.
Dalam analisis internal, banyak perusahaan yang menerapkan sistem rasio dan standar
yang memisahkannya ke dalam komponen serangkaian keputusan yang mempengaruhi
kinerja operasional, keseluruhan returns, dan harapan pemegang saham.
Dalam melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan bank, Bank Sentral biasanya
menggunakan kriteria CAMELS, yaitu Capital adequacy, Assets quality, Manajemen quality,
Earnings, Liquidity, Sensitivity to merket risk. Kriteria yang tersebut terakhir baru
dipergunakan di Amerika sejak tanggal 1 Januari 1997. Berbagai lembaga dan analis telah
menerapkan metode CAMEL dengan definisi yang berbeda. Ternyata masing-masing
lembaga dan analis tersebut menerapkan kriteria dan indikator yang berbeda meskipun sama-
sama menggunakan metode CAMEL.
CAMEL pada dasarnya merupakn metode penilaian kesehatan bank, yang meliputi 5
kriteria :
· Assets quality (kualitas aktiva produktif) menunjukan kualitas aset sehubungan dengan
resiko kredit yang dihadapai bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada
portofolio yang berbeda. Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif dinilai
kualistasnya dengan menentukan tingkat kolektibilitasnya, yaitu apakah Lancar, Kurang
lancar, Diragukan atau Macet.
· Management quality(kualitas manajemen) menunjukan kemampuan manajemen bank
untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol resiko-resioko yang timbul
melalui kebijakan-kebijakan dan strategi bisnisnya untuk mencapai target.
· Liquidity (likuiditas) menunjukan ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat
ini dan masa yang akan datang. Pengaturan likuiditas bank terutaman dimaksudkan agar bank
setiap saat dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dibayar. Berdasarkan Pakfeb
1991, bank wajib memelihara likuiditasnya yang didasarkan pada dua rasio pada bobot yang
sama. Rasio tersebut adalah : (1) perbandingan jumlah kewajiban bersih callmoney terhadap
akitava lancar yaitu kas, Biro pada Bank Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia, dan Surat
Berharga Pasar Uang dalam rupiah yang di endorst, dan (2) perbandingan antara kredit yang
diberikan terhadap dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima dengan jangka waktu
lebih dari tiga bulan. Likuiditas bank dapat diklasifikasikan sehat apabila : (1) rasio net
callmoney terhadap aktiva lancar kurang dari 19%, dan (2) rasio pinjamana terhadap dana
pihak ketiga kurang dari 89,8%.
· Define (mendefinisikan)
· Measure (mengukur)
· Analyze (menganalisis)
· Improve (memperbaiki)
· Control (mengendalikan)
4. 2 Pendekatan Six-Sigma
Biasanya disebut juga sebagai “TQM baru”, Six-Sigma merupakan pendekatan yang sangat
teliti dan analitis dalam kualitas dan perbaikan trus menerus dengan tujuan untuk
meningkatkan keuntungan lewat pengurangan kerusakan, peningkatan pendapatan,
meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memiliki kinerja paling baik di kelasnya. Pertanyaan
yang muncul, adakah perbedaaan antara Six-Sigma dengan TQM ??? yang membedakan Six-
Sigma dengan TQM adalah :
· Mengenal konsumen dan produk atau jasa yang ditawarkan dengan sangat baik
Program Six-Sigma bagi kebanyakan organisasi merupakan ukuran kualitas yang hampir
mendekati kesempurnaan dalam setiap tahap bisnis, termasuk setiap produk, proses dan
transaksi. Six-Sigma bukan suatu program yang biasa. Ini merupakan hal penting yng harus
ditekankan. Six-Sigma bukan teori, melainkan praktik pengungkapan beberapa proses vital
yang paling bermasalah. Program ini mendefinisikan, mengukur, menganalisis, memperbaiki,
dan mengendalikan proses-proses tersebut untuk mengikat perbaikan kualitas langsung ke
hasil-hasil berupa keuntungan. Six-Sigma bukan program latihan. Memang, para praktisi
dilatih metodelogi untuk meyakinkan penerapan dan hasil yang tepat. Six-Sigma adalah
strategi bisnis yang membantu perkenmaban kultr pada semua level. Dengan menembus dan
meresap kesetiap departement, grup fungsional, dan semua level manajemen, Six-Sigma
merubah pandangan dan kebiasaan setiap orang dalam organisasi.
4. 3 ISO 9001
ISO 9001 merupakan standar sistem manajemen kualitas, yang diperkenalkan pertama kali
pada tahun 1987. Standar ISO 9001 berfokus pada penciptaaan kepuasan pelanggan lewat
pengukuran yang berkelanjutan, dokumentasi, penilaian, dan penyesuaian. Standar
memperlihatkan syarat bagi sistem manajemen kualitas dimana sebuah organisasi : (1) perlu
memperlihatkan keahliannya dalam penyediaan produk dan jasa yang mampu memenuhi
persyaratan pelanggan; (2) bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan lewat aplikasi efektif
pada sistem, termasuk di dalamnya proses untuk perbaikan yang berkelanjutan pada sistem
dan kepastian kesesuaian dengan persyaratan yang diajukan pelanggan.
Pendekatan baru dalam pendekatan strategik ini pertama kali dikembangkan dalam dekade
terakhir oleh guru besar dari Sekolah Bisnis Harvard : Robert Kaplan dan David Norton.
Balanced Scorecard (BSC) dilihat sebagai sebuah sistem manajemen (bukan hanya pada
sistem pengukuran) yang memungkinkan perusahaan untuk menjelaskan strategi,
menerjemahkannya ke dalam sebuah aksi, dan menyediakan umpan balik dalam proses bisnis
internal dan hasil eksternal dengan tujuan memperbaiki kinerja strategik dan hasil.
BAB III
KESIMPULAN
Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas dimana posisi
perusahaan hari ini dan posisi yang diinginkan pada tiga hingga lima tahun
mendatang. Strategi adalah cara pemimpin bisnis perusahaan merealisasikan filosofinya.
Dengan audit strategi, perusahaan menguji asumsi-asumsi yang dibutuhkan untuk bersaing di
dalam pasar.Perusahaan yang sukses mengkombinasikan dua karakteristik utama strategi,
yaitu: (1) sasaran jangka panjang, dan (2) analisis lingkungan persaingan. Daya tarik industri
adalah yang terpenting. Daya tarik ini sangat berhubungan dengan struktur dari industri
tertentu dan arah kompetisi industri yang telah beroperasi. Posisi daya saing perusahaan
biasanya dapat diklasifikasikan dalam lima kompetensi utama dan empat fungsi
pendukung, lima kompetensi utama adalah logistik inbound, operasi,
logistik outbound, penjualan dan pemasaran, dan jasa. Empat fungsi pendukung adalah
infrastruktur, manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan pembelian
(purchasing). Kompetensi utama adalah hal-hal yang secara langsung terlibat dalam proses
penciptaan produk dan pengiriman ke pelanggan. Fungsi pendukung hanya terlibat secara
tidak langsung dalam proses tersebut tetapi tetap berhubungan dalam keseluruhan proses
manajemen.
Dengan menggabungkan dua analisis – daya tarik industri dan daya saing relatif – kita
dapat memperoleh kerangka dasar untuk analisis strategik, yaitu : Matrik Kekuatan Bisnis
(MKB) . Bila kita menilai kinerja suatu bisnis, mula-mula harus diperhitungkan konsekuensi
keuangan dan ekonomi dari keputusan manajemen yang mempengaruhi investigasi,
operasional, dan pembiayaan. Rasio berhubungan dengan bebarapa besaran yang saling
terkait satu dengan yang lain. Agar rasio mampu memberikan gambaran yang berguna, maka
baik arti maupun batasan dari rasio yang dipilih harus dipahami terlebih dahulu.
CAMEL merupakan metode penilaian kesehatan bank yang meliputi lima kriteria, yaitu:
• Capital Adequacy
• Earning (rentabilitas)
• Liquidity (likuiditas)
Metodelogi yang digunakan berupa matrik arah stategik atau dalam target angka kuantitatif,
yang disebut Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC). DMAIC meliputi
tahapan, yaitu :
· Define (mendefinisikan)
· Measure (mengukur)
· Analyze (menganalisis)
· Improve (memperbaiki)
· Control (mengendalikan)
Total Quality Management (TQM) adalah sebuah program peningkatan kualitas uang telah
diimplementasikan dalam dunia bisnis secara global selama kurang lebih dua dekade. 10
elemen penting untuk mengimplementasikan TQM :