Disusun oleh :
TIM ARK
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Ruang Lingkup
1.3. Tujuan
1.4. Fokus Area
BAB II TATALAKSANA PELAYANAN IGD
2.1 Pendaftaran
2.2 Sistem Komunikasi
2.3 Pelayanan
a. Skrining
b. Triase
AUSTRALIA TRIAGE SCALE
DESKRIPSI UNTUK KATEGORI
c. Pemeriksaan Pasien
d. Observasi
e. Tempat Tidur Penuh
f. Informed Concent
g. Pelayanan False Emergency
h. Pelayanan Visum Et Repectum
i. Pelayanan DOA
j. Sistem rujukan Transfer Pasien
BAB III PELAYANAN RAWAT JALAN
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
diharapkan.
kegiatan sehari-hari.
sepetri:
3.1 Tujuan
2.1 PENDAFTARAN
Petugas front office (FO) IGD bertugas melakukan proses admisi
pasien rawat jalan maupun admisi rawat inap yang bertujuan
memberikan pelayanan kepada pasien yang akan berobat jalan dan
dirawat dengan pelayanan maksimal.
Setiap pasien yang datang ke IGD dilakukan pendaftaran, keluarga
pasien di arahkan ke petugas FO IGD, jika pasien tidak ada yang
mengantar maka petugas FO IGD yang akan mendatangi pasien.
Keluarga pasien akan ditanya tentang pasien apakah merupakan pasien
lama atau pasien baru, siapa penanggu jawab, dan kartu identitas.
Setelah proses pemeriksaan selesai dan pasien dinyatakan boleh pulang
maka petugas kasir kan menyelesai kan proses administrasi dengan
memasukkan biaya tindakan, barang habis pakai (termasuk obat),
pemeriksaan penunjang dan biaya obat pulang yang sebelumnya telah
diinput oleh petugas Adm IGD dan ptugas farmasi.
Untuk pasien umum, langsung melakukan transaksi pembayaran setelah
proses administrasi oleh bagian kasir selesai.
Pasien yang harus rawat inap anak dan bersalin akan melalui
beberapa tahapan, sebagai berikut :
ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU ANAK DAN OBGYN
RUANG
OK RAWAT TINDAKAN
INAP
CS DAPUR
1. Laboratorium
Neonatus : Hb, Leukosit, Hematokrit, trombosit, GDS
Bayi : Hb, Leukosit, Hematokrit, trombosit, GDS
Anak : Hb, Leukosit, Hematokrit, trombosit.
Dewasa : Hb, Leukosit, Hematokrit, trombosit, GDS
2. Pemeriksaaan kimia darah pada anak dan dewasa sesuai
indikasi.
3. EKG dilakukan untuk usia lebih dari 35 tahun dengan
faktor resiko.
4. Radiologi (roentgen, usg) sesuai indikasi
b. Triase
Triase adalah cara pemilahan pasien untuk menentukan
prioritas penanganan berdasarkan tingkat kegawatannya dan sesuai
dengan penyakitnya. Triase ini bertujuan agar pasien yang datang
ke IGD langsung mendapat pelayanan sesuai kasusnya, sehingga
memastikan pengobatan yang cepat dan tepat waktu. Triase sangat
berfungsi di IGD karena dapat dengan cepat memprioritaskan
pengobatan pada saat pasien datang bersamaan.
Semua pasien yang datang akan dilakukan triase oleh petugas
IGD yang terlatih untuk memberikan prioritas pelayanan yang
sesuai dengan kegawatdaruratannya.
Sistem triase yang dipakai di IGD Rumah Sakit Ibu dan Anak
Herawaty adalah sistem triase berbasis bukti yaitu sistem
“AUSTRALIA TRIASE SCALE” yang dapat di implementasikan
dengan cepat agar pertolongan terhadap pasien dalam keadaan
gawat darurat juga lebih cepat dan tepat sehingga angka kecacatan
dan kematian berkurang.
Triase
a. Fungsi Triase
Triase merupakan hal yang penting di Instalasi Gawat
Darurat. Triase bertujuan untuk memastikan pasien yang
gawat darurat mendapat prioritas utama dalam pelayanan
agar dapat penilaian dan pengobatan sesuai yang dibutuhkan
pasien.
b. Penilaian triase
Triase merupakan titik kontak pertama pasien di IGD.
Penilaian untuk pasien gawat darurat antara 2 – 5 menit dari
pasien datang.Penilaian triase melibatkan kombinasi dari
penampakan pasien dan pengamatan fisiologis.
Pasien dengan kategori “Australia Triage Scale” (ATS) I dan
kategori II harus diberikan pelayanan utama. Pengkajian
perawatan yang lebih lengkap harus dilakukan. Penilaian
triase tidak selalu bertujuan untuk membuat diagnosa. Triase
dilakukan oleh petugas IGD yang sudah berpengalaman dan
terlatih.
c. Instalasi Gawat Darurat merupakan tempat yang beresiko
untuk terjadinya kegawatan yang agresif dari pasien, karena
itu diperlukan petugas yang sudah terlatih dan mempunyai
prosedur dalam penanganan masalah.
d. Waktu untuk pengobatan
Waktu untuk penilaian dan pengobatan ditentukan dari
kategori “Australia Triage Scale”, yang mengacu pada
waktu maksimum pasien untuk dilakukan bersamaan. Pasien
harus dapat terlihat perbaikan dalam jangka waktu
maksimum yang ditetapkan.
Instalasi Gawat Darurat dianggap sudah melakukan kerja
maksimal jika waktu penilaian dan pengobatan kurang atau
sama dengan waktu maksimum pasien untuk mendapat
pelayanan.
e. Triase Ulang
Jika kondisi pasien pada saat menunggu terjadi perubahan ke
arah gawat, maka harus diprioritaskan dalam penanganan.
Triase ulang ini disesuaikan kategorinya dan di
dokumentasikan di rekam medis.
Definisi dan Penjelasan
Kebijakan Khusus
Dalam rangka memaksimalkan “Australia Triage Scale” telah
ditetapkan kebijakan :
1. Pediatri
Hasil penilaian triase, lima kategori harus digunakan untuk
semua pelayanan. Anak-anak harus diprioritaskan untuk
pelayanan gawat darurat.
2. Trauma
Triase harus diperuntukan sesuai dengan urgensi yang objektif
sesuai dengan hasil penilaian klinis.
3. Gangguan prilaku
Pasien dengan kesehatan mental atau perilaku bermasalah
harus diprioritaskan.Beberapa pasien akut terganggu mungkin
memerlukan respon klinik segera, dikombinasi dengan respon
keamanan untuk menjamin keselamatan pasien.Pasien yang
mengacam keselamatan petugas, tidak dilakukan penilaian
klinis dulu, sampai keselamatan petugas dapat terjamin.
Deskripsi
a. Sumber
Deskripsi klinis yang terdaftar untuk setiap kategori didasarkan
pada data penelitian yang ada, serta konsensus para ahli. Daftar
ini tidak mutlak tapi sebagai indikasi.
b. Gambaran klinis tentukan kategori
Gambaran klinis yang berat dipakai untuk kategori “Australia
Triage Scale”. Hasil penilaian gambaran klinis beresiko tinggi,
tanggapan harus sesuai dengan gambaran klinis yang ada.
AUSTRALIAN TRIAGE SCALE
DISKRIPSI UNTUK KATEGORI
c. Pemeriksaan Pasien
Pasien yang datang ke IGD akan langsung dilakukan
anamnesa dan pemeriksaan fisik oleh dokter dan perawat, hasil
pemeriksaan fisik di tulis di dalam assesmen awal pasien,
pemeriksaan dilakukan dari kepala sampai ke kaki, sehingga tidak
ada yang terlewat, karena hasil pemeriksaan sangat menetukan
tindakan selanjutnya yang akan di ambil dan juga untuk menetukan
diagnosa untuk membantu menegakan diagnosa biasanya pasien
juga akan dilakukan pemeriksaan penunjang baik laboratorium,
radiologi, dan lainnya yang sesuai dengan indikasi.
d. Observasi
Observasi adalah melakukan penilaian dan pengawasan
kepada pasien yang sudah diatasi kegawatdaruratannya yang
bertujuan mencegah terjadinya perburukan kembali kondisi pasien
dan melakukan penilaian ulang kondisi pasien.
Apabila pasien sudah dilakukan pemeriksaan ternyata
keadaan pasien masih belum stabil maka akan dilakukan observasi,
observasi dilakukan oleh dokter dan perawat antara 5 – 15 menit
sesuai dengan tingkat kegawatan dan jenis penyakitnya.
Hal-hal yang perlu di observasi adalah :
Keadaan umum pasien
Kesadaran pasien
Jalan napas
Tanda – tanda vital (tekanan darah, respirasi, nadi dan suhu).
Pasien dari rawat jalan yang membutuhkan observasi, pasien
bisa dititipkan di IGD. Dokter jaga selalu berkonsultasi dengan
konsulen untuk perkembangan keadaan pasien. Apabila
kondisi sudah stabil pasien dapat dialihkan ke ruang perawatan
atau di rujuk ke RS lain.
f. Informed Concent
Untuk pasien yang akan dilakukan tindakan, sebelum
tindakan dilakukan pihak rumah sakit wajib memberi penjelasan
kepada pasien dan pihak keluarga. Setelah mendapat penjelasan
pihak keluarga harus membuat pernyataan menyetujui tindakan
yang akan dilakukan yang ditulis pada informed concent.