Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan juga
“Sorghum Sebagai Salah Satu Bahan Pakan Yang Memiliki Nilai Kabohidrat
Yang Tinggi” sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh dosen sebagai bahan
Tidak lupa pula shalawat serta salam penulis hanturkan kepada junjungan
alam Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman
jahiliyah menuju jaman yang islami seperti yang kita rasakan sekarang ini.
penulis yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis dan
tidak lupa pula kepada dosen pengajar yang membimbing dan mengajar penulis.
Wassalam
Sekian,
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN
C. Out Crossing…………………………………………………………..11
D. Grading Up……………………………………………………………11
A. Kesimpulan……………………………………………………………13
B. Saran…………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….……….14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
evaluasi dari nilai genetik ternak dalam negeri. Bangsa (breeds) adalah kelompok
yang membedakannya dari hewan lain. Pengaturan perkawinan pada ternak sangat
mengacu pada kasus-kasus ketika keturunan dari persilangan antara individu dari
keturunan dari persilangan antara individu dari populasi yang sama. Peristiwa ini
dapat terjadi di dalam dua arah. Pertama-tama, pemilihan dalam satu populasi
akan menghasilkan suatu ukuran tubuh yang besar, sedangkan di dalam ukuran
tubuh populasi kecil yang lain boleh jadi lebih menguntungkan. Aliran gen antara
satu sama lain. Dalam kebalikannya, silang luar, kedua orang tua secara total tidak
sampai kembali kepada suatu nomor terbatas secara relatif sebagai dasar semua
3
pembiakan murni adalah oleh perkawinan tertutup (inbreeding), meski istilah itu
mana nenek moyang pada umumnya tidak terjadi dan membendung suatu empat
bangsa baru ini adalah dengan mengutip penjelasan dari Warwick (1983) yang
sangat tergantung pada dua faktor, yaitu pemanfaatan heterosis dan jumlah total
Weatley (1979) yang menyatakan Adanya heterosis pada keturunan karena adanya
pengaruh gen-gen dominan dan besarnya keunggulan dari type crossbred yang
digunakan sebagai dasar dari suatu bangsa baru disebaabkan oleh kombinasi gen
dengan pengaruh aditif lawan heterosis yang disebabkan oleh pengaruh gen non-
bangsa baru harus cukup besar untuk mencegah derajat silang dalam naik lebih
dari 0.5 sampai 1.0 persen tiap generasi. Bila silang dalam meningkat lebih cepat
B. Rumusan Masalah
4
2. Bagaimana mekanisme kerja Outbreeding dalam pemuliaan ternak?
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetian Outbreeding
Outbreeding adalah system perkawinan hewan dari jenis yang sama tetapi
yang tidak memiliki hubungan yang lebih dekat dari sedikitnya 4-6 generasi.
Silang luar (biak-luar) yang dikombinasikan dengan pemilihan adalah suatu teknik
yang turun temurun yang sangat bermanfaat (Warwick, 1984). Dari penjelasan di
hubungan kekeluargaan rata-rata ternak dari mana mereka berasal, Atau untuk
mudahnya dari ternak yang tidak mempunyai leluhur bersama selama paling
metoda ini adalah sangat efektif karena karakter-karakter yang sebagian besar di
bawah kendali dari gen-gen dengan pengaruh penambahan seperti; produksi susu,
laju pertumbuhan di dalam ternak, seperti pada daging sapi, dll. (2) sistim yang
kekeluargaan rata-rata ternak dari mana mereka berasal, Atau untuk mudahnya
dari ternak yang tidak mempunyai leluhur bersama selama paling sedikit empat
6
generasi. Sehingga dalam Penelitian yang dilakukan oleh Lestari, dkk (1997)
memberikan contoh bahwa pada sapi-sapi yang Secara genetic seperti sapi
Simmental, Limosin dan Brahman mempunyai mutu lebih baik dibandingkan sapi
Bali akibatnya keturunan pejantan sapi Simental, Brahman dan Limosin juga
mempunyai mutu genetik yang lebih baik diabandingkan keturunan pejantan sapi
Bali.
populasi, biak secara fenotip atau genotip. Keadaan heterozigot dari populasi akan
pada usaha tani lahan kering guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
penyediaan bibit unggul. Menurut mereka, bila dipandang perlu dapat pula
yang baik seperti kambing Mudian. Pejantan kambing ini dapat mencapai bobot
badan 50 – 60 Kg..
hubungan kekerabatan. Perkawinan ini bisa satu bangsa ternak, atau beda bangsa
ternak, tergantung dari tujuan perkawinannya. Secara garis besar out breeding
7
3. Biak tingkat (grading up)
Cross breeding adalah persilangan antar ternak yang tidak sebangsa. Misal
antara sapi Brahman dengan sapi Angus. Ayam Island Red dengan White Rock,
dan lain-lain.
kegunaan-kegunaan :
Biak silang hingga saat ini tetap memegang peranan penting dalam
perbaikan mutu ternak. Banyak ternak yang disebut sekarang Murni (Pure Bred)
sebenarnya adalah hasil biak silang beberapa waktu yang lalu dan masalah
penentuan istilah antara hasil biak silang dan peranakan atau blasteran tetap ada.
menjadi Inbreed atau mengalami perkawinan galur secara intensif selama tahap-
tahap pembentukannya.
sistem crossbreed, gen tetap bersifat hehetrozigot. Sementara itu, pada sistem
inbreednya, dan efek negatif yang berhubungan dengan stamina, cacat bawaan,
dan tingkat produksi mungkin muncul dalam sistem ini. Peternakan modern saat
8
bibit unggul hasil crossbreeding tergantung pada kemampuan si peternak dalam
Sapi Brangus
Hasil perkawinan antara sapi Brahman dengan sapi Aberdin Angus. Komposisi
Hasil persilangan antara sapi Brahman, Shorthorn dan sapi Hereford, dengan
9
Sapi Charbray
Hasil kawin silang sapi Brahman dengan sapi Charolais. Komposisi darahnya
yang terpisah dari Crosbreeding. Di mana keduanya sebagai silang alternatif, cara
heterosis di dalam kedua induk dan keturunan. Pane, (1980) menambahkan, Biak
silang hingga saat in tetap memegang peranan penting dalam perbaikan mutu
ternak. Banyak ternak yang disebut sekarang Murni (Pure Bred) sebenarnya
adalah hasil biak silang beberapa waktu yang lalu dan masalah penentuan istilah
antara hasil biak silang dan peranakan atau blasteran tetap ada.
ternak
10
C. Out Crossing
Out crossing adalah persilangan antara ternak dalam yang satu bangsa
tetapi tidak mempunyai hubungan kekerabatan. Tujuan utama out crossing adalah
D. Grading Up
betina yang belum didiskripsikan atau belum diperbaiki dan dengan keturunannya
Grading up adalah persilangan balik yang dilakukan terus menerus dan diarahkan
terhadap saru bangsa ternak tertentu. Contoh Grading up di Indonesia yaitu proses
dikawinkan dengan pejantan Ongol terus menerus, sehingga terbentuk sapi yang
11
ternak yang diskrib (tidak jelas asal usulnya). Ternak dan kemudian keturunannya
tersebut dikawinkan secara terus menerus dengan ternak yang memeiliki galur
murni dan sifat yang jelas diharapkan. Semakin sering dilakukan perkawinan
12
BAB III
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Lestari & I Putu Sudrama. 1999. Polimortisme Protein Ayam Kampung di Kota
Madya Mataram. (S.H Dilaga dkk.1999. Bovine. UNRAM Press,
Mataram.)
Kasip., L. M. 1988. Pengamatan sifat kualitatif dan kuantitatif pada sapi. IPB.
Bogor
Lestari, dkk. 1997. Bobot Badan dan Ukuran- Ukuran Tubuh Sapi Bali dan
persilangannya Pada Umur sapih dan Umur Setahun. (Bovine Vol 6 No 16
Maret 1997 FAPET,UNRAM)
http://www.ebooklibs.com/genetik_sapi_potong.html
http://pustaka.unpad.ac.id/archives/51819/
http://www.ebooklibs.com/red.php?web=http://disnaksulsel.info/index2.php?optio
n=com
http://pratamasandra.wordpress.com/2009/04/05/manfaat-heritabilitas-dalam-
pemuliaan-ternak/
14