Anda di halaman 1dari 6

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Peningkatan Jalan Kelurahan Tonjung Paket 8


Lokasi : Kecamatan Burneh

BAB I. PENDAHULUAN

Setelah SPMK dikeluarkan oleh PPK/KPA pekerjaan pertama adalah terlebih dahulu
melaksanakan rekayasa lapangan/melakukan survey mengenai kondisi fisik lapangan khususnya
lokasi rencana konstruksi apakah terdapat ketidak sesuaian.
Menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
Secara Umum Metode Pelaksanaan suatu pekerjaan ini dapat digambarkan dalam tabel
sebagai berikut :

PEKERJAAN AWAL :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Fasilitas P3K & Fasilitas K3
3. Pengukuran lapangan dan tata letak bangunan
4. Pekerjaan mobilisasi, sewa lahan,fasilitas,
5. Pengukuran dan Uitzet
6. MC 0%
7. Mobilisasi Alat dan Tenaga
8. Papan Proyek
9. Direksi Keet

PEKERJAAN UTAMA :
1. DIVISI I. UMUM
2. DIVISI VI. PERKERASAN ASPAL

PEKERJAAN AKHIR :
1. Finishing
2. MC 100%
3. Demobilisasi
4. Serah Terima Pekerjaan
5. Pemeliharaan Rutin

1.1 LATAR BELAKANG


Secara umum pekerjaan Peningkatan Jalan Kelurahan Tonjung Paket 8 Kecamatan Burneh
didasari pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, seiring dengan perkembangan
jaman dan kebutuhan akan sarana dan prasasarana infrastruktur yang memadai,
pemerintah melalui dinas terkait berusaha untuk membangun sarana infrastruktur tersebut
untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya
pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan, biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai
dengan yang diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya
rencana proyek tersebut, maka berikut ini kami susun Metode Pelaksanaan.
Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staf dan pekerja yang akan
memasuki lahan harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta berkoordinasi
dengan keamanan setempat.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pelaksanaan konstruksi dan menciptakan
kondisi yang lebih kondusif bagi pelaksanaan bantuan pembangunan prasasana/sarana
lingkungan permukiman pada pada lokasi yang telah ditentukan, sehingga pekerjaan
konstruksi dapat dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dan secara kuantitas
maupun kualitas dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
Melakukan kajian teknis terhadap gambar rencana (gambar kerja) di dalam dokumen
kontrak pelaksanaan pekerjaan fisk konstruksi, Membuat gambar revisi untuk gambar
pelaksanaan di lapangan apabila terjadi perubahan desain (setelah mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan), Bersama dengan Direksi Pekerjaan dan Pelaksana Kontraktor
melakukan pengukuran di lapangan pada saat MC-0 sampai dengan MC-100, Melakukan
pemantauan dan pengendalian selama masa pelaksanaan pekerjaan (fase konstruksi), baik
terhadap kondisi lapangan, kualitas dan kuantitas pekerjaan, Melakukan pengukuran
berkala selama masa pelaksanaan guna mengetahui progres fisik dan permasalahan yang
terjadi di lapangan, Mendokumentasikan hasil pelaksanaan/ pengawasan sebagai bahan
laporan, baik dalam bentuk photo print atau compact disc, Membuat gambar pelaksanaan
(shop drawing dan as build drawing) dilengkapi dengan foto pelaksanaan yang
menunjukkan titik lokasi kegiatan, Menyusun laporan-laporan kegiatan dan (menyiapkan)
berita acara serah terima pengelolaan hasil pelaksanaan pekerjaan .

1.3 LOKASI
Jenis kegiatan dan lokasi kegiatan adalah sebagai berikut:
Peningkatan Jalan Kelurahan Tonjung Paket 8 Kecamatan Burneh

BAB II. METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

UMUM
Lokasi proyek adalah pada Peningkatan Jalan Kelurahan Tonjung Paket 8 Kecamatan Burneh.
Kontraktor akan mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah dan kontur
tanah proyek tersebut. Dikarenakan lokasi pembangunan merupakan lahan kondisi khusus
sehingga perlu dilaksankan peninjauan dan dilakukan serah terima lapangan.
Apabila dibutuhkan jalan akses sementara, kontraktor harus menyediakan sarana tersebut
danbiaya sudah termasuk dalam penawaran.
Kekurang telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

Peralatan/ Perlengkapan Pendukung


Adalah jenis peralatan yang digunakan tetapi tidak berhubungan secara langsung dengan proses
pelaksanaan pekerjaan.

1. Kantor direksi (direksi keet) dan perlengkapan, digunakan sebagai kantor kerja direksi
dan tempat berkumpul melakukan koordinasi yang berhubungan dengan kesuksesan
pelakasanaan pekerjaan ini.
2. Kendaraan roda empat, digunakan untuk mobilisasi direksi.
3. Sepeda motor, alat transportasi dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan ini.
4. Komputer dan printer mendukung administrator dalam membuat data administrasi.

Material yang tersedia/ Dibutuhkan


Untuk material tertentu yang harus didatangkan dari luar daerah maka biasanya perusahaan kami
memasukan anggaran yang lebih untuk pengadaanya, sehingga ketimpangan dalam proses
pelaksanaan dapat dicegah dan untuk pelaksanaan Pekerjaan ini sesuai yang muncul pada RKS
maka kami dapat menyimpulkan bahwa material/ bahan baku yang dibutuhkan dapat kami penuhi
dari daerah local kabupaten setempat.

Berikut adalah metode Pelaksanaan yang akan kami gunakan pada pekerjaan ini sesuai dengan
urutanya dan penjelasanya masing-masing :

MOBILISASI
Pekerjaan persiapan disini adalah meliputi segala pekerjaan awal yang bertujuan untuk
mendukung semua pelaksanaan pekerjaan fisik sehingga dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan ketentuan yang dipersyaratkan.
Pekerjaan persiapan tersebut adalah :

a. Penyiapan lahan

Sebelum proyek dilaksanakan, untuk mendukung lancarnya proyek dan hasil pekerjaan, terlebih
dahulu dilakukan pembersihan lapangan (Clearing). Pekerjaan yang dimaksud adalah meliputi
pembersihan semak-semak pohon, rumput-rumput liar ataupun pepohonan yang menghalangi
jalannya pelaksanaan proyek. Kemudian untuk jalan akses material, bahan, ataupun jalur
transportasi proyek menggunakan jalan desa setempat, jalan kabupaten, ataupun jalan-jalan lain
disekitar lokasi proyek dengan mengajukan permohonan ijin atau persyaratan kepada pihak-pihak
terkait setempat yaitu RT, RW, pihak Dusun maupun Kelurahan setempat. Penyiapan lahan
tersebut dilakukan sedemikian sehingga dapat memperlancar segala aktifitas pekerjaan.
Pengaturan penempatan material, bahan dan peralatan yang diperlukan dapat disesuaikan kondisi
dilapangan agar sirkulasi proyek dapat lancar sehingga mendukung kinerja proyek dengan baik.
Disamping pembuatan jalan kerja menuju lokasi penyimpanan bahan dan peralatan, juga meliputi
pekerjaan penyiapan air kerja dan penerangan bilamana diperlukan pekerjaan lembur sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan di lapangan.

b. Administrasi dan dokumentasi

Administrasi dan dokumantasi dikerjakan dengan tertib dan baik sehingga dapat memperlancar
program-program pekerjaan sesuai dengan schedule tahapan pekerjaan yang telah direncanakan.
Pekerjaan administrasi meliputi :
A. Pembuatan Gambar Kerja (Shop Drawing)
B. Pembuatan Ijin Pelaksanaan Pekerjaan (Request)
C. Pembuatan Laporan Harian.
D. Pembuatan Laporan Mingguan.
E. Pembuatan Buku Laporan Cuaca
F. Pembuatan Buku Bahan atau Material.
G. Pembuatan Buku Tamu.
H. Pembuatan Buku Daftar Tenaga.
I. Proses Penarikan Termijn.
J. Pembuatan Gambar Terlaksana atau Terpasang (As Build Drawing)
K. Dan Lain-Lain.

Sedang untuk foto dokumentasi, pengambilan gambar harus berada di satu titik tetap dalam arti
tidak boleh berpindah-pindah. Dalam kondisi 0 %, 50 % dan 100% pengambilan gambar
dilakukan berada pada satu titik lokasi pemotretan. Hal ini bertujuan agar orang yang tidak tahu
lokasi pekerjaan atau orang awam bisa melihat kegiatan apa yang telah dilaksanakan hanya
dengan melihat laporan visual tersebut. Dokumentasi tersebut juga dilengkapi dengan photo-
photo proses pelaksanaan, contoh material maupun kontrol kualitas pekerjaan yang dapat
diperlihatkan kepada Direksi atau Pengguna Jasa.

c. Papan Nama Proyek


Kami membuat Papan Nama Proyek dengan ukuran sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan
dengan penyangga dari kayu usuk 5/7 yang ditanam dalam tanah dan dicor agar lebih kuat
sebagai pondasinya.
Untuk tulisan papan nama proyek, kami buat dan kami sesuaikan dengan gambar dari pemberi
kerja. Tempat atau pemasangan papan nama proyek mengikuti petunjuk dari Direksi, atau
ditempat yang strategis yang bisa dilihat dengan jelas, agar dapat memberikan informasi kepada
siapa saja dengan jelas.

d. Pengukuran (Uitzet)

Pedoman dalam melaksanakan pekerjaan adalah menggunakan posisi berdasarkan data


ketinggian umum (Bench Mark), yaitu menggunakan Bench Mark yang ditetapkan oleh proyek.
Semua ukuran ketinggian bangunan dan saluran serta peralatan operasional jaringan irigasi, yang
tercantum dalam lembar kerja mengacu pada referensi ketinggian bench mark tersebut.

Bilamana sulit untuk diterapkan di lapangan mengingat kondisi yang tidak memungkinkan, kami
menggunakan data ketinggian pembantu atau titik pinjaman ukuran yang mungkin diperlukan
dalam pelaksanakan pekerjaan dengan memohon persetujuan dari Direksi.

Untuk pekerjaan pengukuran ini akan kami laksanakan bersama-sama dengan pihak terkait dalam
proyek yaitu : Supervisi ataupun Direksi, yang bertujuan untuk menentukan titik awal elevasi
(Bench Mark) sebagai acuan kerja. Pekerjaan pengukuran ini akan sangat berpengaruh akan
semua hasil pekerjaan fisik. Pekerjaan pengukuran kami lakukan pada masing-masing item
pelaksanaan pekerjaan dengan dibuat laporan hasil pengukuran dan dimohonkan persetujuan
pihak Direksi dan Supervisi sehinga muncul suatu Berita Acara Uitzet yang ditandatangani atas
persetujuan bersama dengan pihak terkait proyek.

Hasil pengukuran ini akan disahkan sehingga dapat dibuat acuan dalam pembuatan laporan
gambar kerja (Shop Drawing) yang nantinya akan dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pekerjaan. Setelah pengukuran dan penempatan titik diketahui, selanjutnya pada titik tersebut
dibuat tanda permanen dan dipakai untuk dasar elevasi maupun letak posisi dari pekerjaan dan
ditentukan titik ± 0.00 sebagai Titik Dasar.
Peralatan pengukuran yaitu meliputi : theodolit, waterpass, pita ukur, patok-patok tanda dan alat-
alat lain yang diperlukan dan dalam kondisi yang baik siap pakai bilamana sewaktu-waktu
diperlukan.

Semua pekerjaan bangunan maupun saluran sebelum dimulainya pelaksanaannya, harus


mengajukan permohonan dan mendapat persetujuan pihak Direksi maupun Pengguna Jasa.
Dalam pelaksanaan semua pekerjaan mengacu pada gambar Lelang dan Gambar Kerja atas
persetujuan dari Direksi maupun Pengguna Jasa.

Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

Pekerjaan Menejemen dan Keselamatan Lalu Lintas meliputi pekerjaan pengamanan jalan lintas
proyek untuk pengiriman material dan bahan maupun peralatan. Dari pengguna jalan lain
(masyarakat) ,sehingga jalan yang sedang mengalami peningkatan masih dapat di gunakan oleh
masyarakat dan tidak mengganggu aktifitas masyarakat sekitar.
BAB III. METODE PEKERJAAN UTAMA

LAPISAN PEREKAT ( Tack Coat )


.
Pek. Lapis Perekat sebelum Lataston Lapis Pondasi (HRS) dan Penetrasi Macadam untuk
Pekerjaan Minor dihampar pada existing jalan, untuk merekatkan antara permukaan lama dengan
yang baru, digunakan bahan lapis perekat yang disemprotkan dengan menggunakan Asphalt
Sprayer.
Metoda kerja :
1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui
2. Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan air
compressor.
3. Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dengan komposisi sesuai spesifikasi dan
dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
4. Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan
dilapisi.
5. Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan.

LAPIS PONDASI / PERATA PENETRASI MACADAM

Pekerjaan lapis permukaan terdiri dari beberapa item pekerjaan, antara lain adalah Lapis Resap
Pengikat, Lapis Pengisi rongga. Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapis tipis aspal cair yang
diletakkan di atas lapis pondasi atas sebelum lapis berikutnya dihampar. Aspal cair ini dapat
meresap ke dalam lapis pondasi mengisi rongga dan memperkeras permukaan serta mengikat
lapis pondasi dan lapis permukaan.

Hal pertama yang dilakukan pada pekerjaan lapisan penetrasi ini adalah memanaskan aspal yang
ada di dalam drum yang telah dibuka di bagian badan atau tutup dari drum tersebut. Pemanasan
aspal ini tidak boleh terlalu panas karena dapat menyebabkan kebakaran dan sifat kelengketan
dan kelenturan aspal menjadi rusak.

Selanjutnya aspal yang sudah cair atau lapis resap pengikat (prime coat)
disemprotkan/disiramkan ke permukaan batu pokok sebanyak kira-kira 3,7 liter setiap meter
persegi. Lapis resap pengikat harus disemprot pada permukaan yang kering atau mendekati
kering dan pelaksanaan penyemprotan tidak boleh dilaksanakan pada saat angin kencang, hujan,
atau akan turun hujan. Sebelum aspal disiramkan, permukaan lapis pondasi terlebih dahulu di
bersihkan dengan sapu lidi.

Setelah lapis resap pengikat disiramkan ke permukaan lapis pondasi, batu pengunci ukuran 2 – 3
cm dihamparkan diatas lapis resap pengikat secara merata sebanyak 0,017 meter kubik setiap
meter persegi (seperti dalam tabel) dan buat kemiringan melintang lebih kurang 3 %.
Batu pengunci yang sudah dihampar kemudian dipadatkan dengan vibrating compactor minimal 6
kali lintasan sampai padat, atau seperti prosedur pemadatan pada lapisan pondasi. Yaitu dimulai
dari bagian tepi dan bergeser ke tengah/as jalan sampai padat.

Setelah batu pengunci dipadatkan, aspal cair kembali disiramkan secara merata di atas lapisan
batu pengunci sebanyak 1,5 liter setiap meter persegi. Kemudian lapisan penutup (pasir)
ditebarkan secara merata pada permukaan lapisan batu pengunci yang sudah disiram aspal
sebanyak 0,01 meter kubik setiap meter persegi dan buat kemiringan melintang lebih kurang 3
%.

Selanjutnya lapisan penutup yang telah dihampar tersebut dipadatkan kembali dengan vibrating
compactor sampai padat dengan prosedur pemadatan sama seperti pemadatan lapisan
sebelumnya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan dengan lapisan penetrasi ini, ada beberapa hal
penting yang harus diperhatikan, diantaranya sebagai berikut :
• Batu pokok, batu pengunci dan lapisan penutup (pasir) harus kering, baik sebelum maupun
sesudah disiram aspal.
• Selama beberapa waktu, lapisan penutup akan terdorong ke tepi jalan akibat lalu lintas yang
lewat. Oleh karena itu, agar LAPEN tidak cepat aus maka lapisan penutup (pasir) yang tersebar
di pingir jalan tersebut harus dikembalikan ke tengah permukaan jalan.Pekerjaan pembuangan
galian dilakukan dengan bantuan dump truck, hasil galian diletakan dilokasi yang aman dari
pekerja dan masyaarakat sekitar

LASTON LAPIS AC-WC

Setelah lapisan perbaikan pekerjaan AC - Base (Patching) dan lapis perekat selesai dilaksanakan
maka dilanjutkan dengan penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix dengan
menggunakan Laston Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan ketebalan sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki
untuk disetujui
2. Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis Aus
(AC-WC Levelling) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang
disyaratkan.
3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-WC Levelling dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan
dan densitynya.
4. Pencampuran maretial hotmix AC-WC Levelling di olah menggunakan AMP.
5. Material hot mix AC-WC Levelling dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke
lokasi pekerjaan.
6. Material AC-WC Levelling dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat
tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan
kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan
dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.
7. Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
8. Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan
core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.

PERBEDAAN GAMBAR DAN CARA MEMBACA GAMBAR

Setiap kali ada perbedaan, ketidaksesuaian dalam gambar rencana yang tidak bisa diatasi
sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut, Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas dan Konsultan Pengawas akan memberikan keputusan gambar mana yang akan
dijadikan pegangan pelaksanaan.
Perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi Kontraktor untuk mengadakan
claim pada waktu pelaksanaan.
Bila gambar dilengkapi dengan angka ukuran, maka angka tersebut yang harus di pakai untuk
penerapan pelaksanaan walaupun gambar tersebut di lengkapi dengan angka skala.
Bila gambar hanya di lengkapi dengan skala, maka angka skala tersebut yang dipakai untuk
penerapannya.
Ada kalanya gambar hanya menunjukkan ilustrasi saja (misal dalam tiga dimensi), hal ini untuk
memperjelas ide yang di maksud. Sedangkan penerapannya sesuai gambar detail.
Dalam mengambil pedoman pelaksanaan (cara membaca gambar) tidak hanya cukup dengan
satu item gambar saja, Kontraktor harus mengecek terlebih dahulu kesesuaian dengan gambar-
gambar yang lain sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.

Bangkalan, 10 Mei 2019


CV. MULYA UTAMA

H. SYAMSUL ARIFIN
Direktur

Anda mungkin juga menyukai