Anda di halaman 1dari 47

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Rumah Sakit Umum Daerah Banyuwangi adalah rumah sakit milik

pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Letaknya di tengah kota

Banyuwangi dengan alamat di Jalan Letkol Istiqlah No. 49. Secara

formal RSUD Blambangan diresmikan pada tahun 1930, saat ini

termasuk dalam kategori tipe B dengan akreditas dasar penuh. Rumah

Sakit Umum Daerah Blambangan memberikan pelayanan rawat jala,

dan rawat inap. Pelayanan rawat jalan dilakukan 15 klinik yang ada

lengkap dengan dokter spesialisnya. Visi dari RSUD Blambangan

adalah menjadi rumah sakit andalan dari pusat rujukan di kabupaten

Banyuwangi. Berikut paparan mengenai luas wilayah dan batas – batas

wilayah RSUD Blambangan Banyuwangi.

1. Luas wilayah : 25.640

2. Batas – batas wilayah :

a. Sebelah utara : Jalan letqol Istiqlah

b. Sebelah selatan : TPU Kelurahan Singomayan

c. Sebelah Timur : Alfamart

d. Sebelah barat : Rumah dinas POLRI


68

Lokasi pengambilan data dilakukan di ruang bedah kecelakaan

RSUD Blambangan Banyuwangi. Ruang rawat inap agung wilis RSUD

Blambangan Banyuwangi di bagi menjadi beberapa ruangan yaitu

ruangan kelas 2 dan ruang kelas 3.

4.1.2 Pengkajian

1. Identitas Klien

IDENTITAS KLIEN KLIEN 1 KLIEN 2


a) Nama Tn. D Tn A
b) Umur 50 Tahun 23 tahun
c) Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki
d) Agama Islam Islam
e) Suku/Bangsa Indonesia Jawa/indonesia
f) Alamat Tanjung brebes, jawa barat singara ja, Bali

g) Pekerjaan - -
h) No. Register 14-13-98 15-07-18
i) Tanggal MRS 18 Januari 2018 / jam 19 Januari 2018 / jam
23.40 wib 07.25 wib
j) Tanggal 19 Januari 2018 / jam 19 Januari 2018/ jam
Pengkajian 08.00 wib 09.00 wib
Open Fraktur femur Open Fraktur femur
dekstra dengan hambatan dekstra dengan hambatan
k) Diagnosa Medis mobilitas fisik mobilitas fisik

2. Keluhan Utama/ Alasan Masuk Rumah Sakit


a. Keluhan saat Ayah klien mengatakan Keluarga klien mengatak
MRS an klien BAB cair 5 kali
sejak kemarin sore

b. Keluhan saat Ayah kilen mengatakan k Ibu klien mengatakan


pengkajian lien BAB cair lebih dari klien BAB cair 6 kali
5x sehari tanpa ampas dengan ampas

3. Riwayat penyakit Sekarang PQRST

KLIEN 1 KLIEN 2
Orang tua pasien mengatakan bahwa Ibu klien mengatakan pasien BAB
pasien BAB cair sejak 2 hari yang cair sejak kemarin sore, BAB Cair
lalu, BAB cair tidak ada ampas lebih klien 6 kali dengan ampas.ibu pasien
dari 5 kali, orang tua pasien mengatakkan klien muntah kurang
mengatakan pasien demam, mual dan lebih 3 kali sejak kemarin sore,
muntah 1 kali sejak 1 hari yang lalu kemudian pada tanggal 19 Januari
kurang lebih 100 cc, kemudian orang 2018 jam 07.30 WIB keluarga
tua pasien membawa pasien ke IGD membawa klien ke IGD untuk
pada jam 23.40 wib dengan TTV berobat dengan TTV Suhu 38,5’C, N
Suhu 38,1’C, N 98x/menit, RR 92x/menit, RR 30x/menit, pada saat
28x/menit, di IGD pasien sarankan di IGD keluarga klien dj untuk klien
69

untuk dirawat inap, kemudian pasien dirawat inap di Ruang Anak RSUD
dilakukan tindakan pemasangan Blambangan, kemudian pasien
infuse Asering 500cc/3 jam, dan dilakukan pemasangan infuse
diberikan terapi injeksi Ceftriaxon Asering 500cc/3 jam, dan diberikan
500 mg, ranitidine 1/3 ampul, terapi injeksi Ceftriaxon 500 mg,
ondansetron 1/3 ampul, pamol 100 Ranitidin 1/3 amp, Ondansentron 1/3
mg, kemudian pasien di bawa di amp, D40 % 10cc, Inf. Paracetamol
ruang Anak RSUD Blambangan 100 mg, kemudian pasien di bawa ke
untuk di rawat. Ruang Anak RSUD Blambanga
Pada saat pengkajian tanggal 19 utnuk di lakukan perawatan,
Januari 2018 / jam 8.10 wib, Pada saat pengakijan tanggal 19
Ayah kilen mengatakan klien BAB Januari 2018 pukul 09.00 WIB ibu
cair lebih dari 5x sejak kemarin sore, klien mengatakan klien BAB 6 kali
BAB cair tidak berampas, bibir dari kemarin sore, BAB cair
kering, adanya kemerahan pada berampas, adanya panas, bibir kering,
bagian anus, kemerahan adanya kemerahan pada bagian anus,
bergelombang dan terlihat samar kemerahan terlihat samar-samar dan
samar, TTV : Nadi :108 x/menit, RR bergelombang seperti benjolan TTV
: 30x/menit, suhu: 37,4°C, BB : 10 : Nadi : 92 x/menit, RR : 26x/menit,
kg, LK : 44 cm, LL : 13 cm , TB : 87 suhu: 37,8°C, BB : 12 kg, LK : 46
Cm, turgor kulit kembali 3 detik, cm, LL : 14 cm , TB : 89 Cm, turgor
CRT 3 detik kulit kembali 3 detik, CRT 2 detik

4. Riwayat penyakit masa lalu


Ayah pasien mengatakan anaknya Ibu klien mengatakan klien tidak
tidak pernah masuk rumah sakit pernah mengalami penyakit
sebelumnya dan tidak pernah sebelumnya dan belum pernah
mengalami panas atau penyakit dirawat dirumah sakit
lainnya

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ayah pasien mengatakan keluarga Ibu klien mengatakan keluarga tidak
tidak ada yang mengalami sakit ada yang mengalami penyakit seperti
seperti anaknya sebelum anaknya anaknya sebelum anaknya sakit
sakit

6. Riwayat Perkembangan

KLIEN 1 KLIEN 2
a) Motorik Halus Klien sudah mampu Klien sudah mampu
melepas baju, sudah melepas baju, sudah
mampu menunjukkan mampu menunjukkan
barang yang di inginkan barang yang di inginkan

b) Motorik kasar Klien mampu berdiri, Klien mampu berdiri,


mampu berjalan, mampu berjalan, sudah
c) Bahasa / Klien sudah mampu Klien sudah mampu
Komunikasi berbicara, mampu berbicara, mampu
mengucapkan barang, mengucapkan barang, dan
dan sudah bias berkata sudah bias berkata jika
jika ingin BAK ingin BAK
70

d) Adaptasi Sosial Klien bermain bersama Klien bermain dengan


kakaknya, sudah bias sepepunya di rumah dan
bermain masak-masakan beradaptasi dengan
dengan kakaknya keluarga

7. Riwayat Psikososial dan Status Spiritual


a) Riwayat Klien tampak tenang
Psikologis Klien tampak tenang ketika di rumah sakit,
ketika di rumah sakit, namun saat di lakukan
ditandai dengan klien perawatan pada bagian
tidak menangiS ketika di pantat, klien menangis
periksa oleh perawat
maupun diberikan injeksi
oleh perawat
b) Aspek Sosial Klien mampu Klien mampu beradaptasi
beradaptasi dengandengan llingkungan rumah
llingkungan rumah sakit, sakit, terbukti dari pasien
terbukti dari pasien tidaktidak menangis dan tidak
menangis dan tidak takut takut dengan tenaga medis,
dengan tenaga medis namun klien menangis saat
di bersihkan pantatnya
c) Aspek Spiritual/ Orang tua klien ibu klien mengatakan klien
Sistem Nilai mengatakan klien beragama islamdan klien
Kepercayaan beragama islam dan klien belum mampu sholat
belum mampu sholat secara sendiri
sendiri

8 Pola Kebiasaan Sehari – hari


a. POLA
KLIEN 1 KLIEN 2
NUTRISI
Sebelum Sakit Orang tua pasien Ibu klien mengatakan klien
mengatakan anaknya makan 3 kali sehari dengan
makan 3 kali sehari nasi dan lauk pauk seperti
dengan nasi dan lauk sayur,
pauk seperti sayur, Ibu klien mengatakan klien
Orang tua pasien minum air putih atau susu
mengatakan anaknya 5-6 kali sehari dengan
minum air putih atau jumlah kurang lebih 800
susu 4-5 kali sehari cc/ hari
dengan jumlah kurang
lebih 700 cc/ hari

Saat Sakit Ayah pasien mengatakan Ibu klien mengatakan


anaknya makan-makanan klien makan – makanan
yang di siapkan RS 3x yang di siapkan RS 3x
sehari dengan jumlah 2-3 sehari dengan jumlah 4-5
sendok dalam sekali sendok dalam sekali
makan, diit yang di makan, diit yang di
berikan yaitu BH TBTS berikan yaitu BH TBTS
Ayah klien mengatakan Ibu klien mengatakan klien
anaknya minum 3 kali minum 6 kali sehari
sehari dengan jumlah dengan jumlah kurang
kurang lebih 400 cc/hari lebih 300 cc/hari air putih
air putih
71

b. POLA
ELIMINASI
BUANG AIR KLIEN 1 KLIEN 2
BESAR
Sebelum Sakit Ayah kilen mengatakan Ibu klien mengatakan klien
klien BAB 1 – 2 kali BAB 1-2 kali dalam sehari
sehari dengan konsistensi dengan konsistensi
lembek , berwarna lembekk dan bewarna
kuning, dan bau khas kuning dengan bau khas
feses feses

Saat sakit Ayah kilen mengatakan Ibu klien mengatakan klien


kilen BAB >5 x sehari , BAB 6 kali dari kemarin
dengan konsistensi cair sore, BAB cair dengan
tanpa ampas, berwarna ampas, berwarna
kekuningan, feses berbau kekuningan, feses berbau
asam. asam,
Ayah klien mengatakan Ibu klien mengatakan
pantat klien memerah, pantat klien memerah dan
dan saat di bersihkan klien menangis saat pantat
klien selalu menangis di bersihkan

c. POLA
ELIMINASI
BUANG AIR KLIEN 1 KLIEN 2
KECIL
Sebelum Sakit Ayah klien mengatakan Ibu klien mengatakan klien
klien BAK lancar 3 – 5 BAK lancar kurang lebih 6
kali dalam sehari, kurang kali per hari, warna khas
lebih 400 cc warna urine kurang lebih 450 cc
kuning khas urine

Saat Sakit Ayah klien Ibu klien mengatakan klien


mengatakan saat sakit BAK kurang lebih 5 kali
anaknya kencing 4 kali per hari, kurang lebih 400
sehari, kurang lebih 500 cc warna kuning, Bau
cc warna kuning pekat, khas urine
bau khas urine

d. POLA
KEBERSIHAN KLIEN 1 KLIEN 2
DIRI
Sebelum sakit Orang tua klien Ibu kilen mengatakan anak
mengatakan klien mandi mandi 2 kali sehari dengan
2x sehari menggunakan sabun, ,keramas 1 hari
sabun dan keramas 1 kali sekali dengan shampo dan
sehari, dan selalu menganti baju 2x sehari
mengganti pakaian
setelah mandi

Saat sakit Orang tua klien Ibu klien mengatakan klien


mengatakan klien hanya belum sempat di seka dari
di seka saja dan hanya tadi pagi karena langsung
memakai baju kaos di bawa ke IGD
dalam dan celana saja
72

e. POLA
AKTIVITAS,
LATIHAN, KLIEN 1 KLIEN 2
DAN
BERMAIN
Sebelum sakit Orang tua klien Ibu klien mengatakan klien
mengatakan klien dirumah selalu diajak
dirumah selalu aktif dan bermain oleh keluarga dan
bisa bermain bersama bermain dengan saudara
kakaknya, walupun sepupu klien
terkadang bertengkar
dengan kakaknya
Saat sakit Orang tua klien Ibu klien mengatakan klien
mengatakan klien hanya hanya terbaring lemas dan
lemas di tempat tidur dan tidak bias bermain seperti
tidak bisa bermain biasanya
dengan kakaknya
f. POLA
ISTIRAHAT, KLIEN 1 KLIEN 2
DAN TIDUR
Sebelum sakit Orang tua klien Ibu klien mengatakan klien
mengatakan malam klien tidur malam dari jam 8
tidur 8 jam dari jam malam sampai jam 12
21.00-05.00 wib dan malam dan tergadang
siang kurang klebih 2 bangun namun tidur lagi
jam terkadang jam dari jam 1 pagi sampai jam
12.00-14.00 wib. 5 pagi
Saat sakit Orang tua klien Ibu klien mengatakan klien
mengatakan klien tidur dari kemarin malam susah
kurang lebih 7 jam/ hari tidur dan hanya tidur
dengan jam yang tidak kurang lebih 6 jam saat
menentu, karna malam hari dan sering
terkadang bangun karena terbangun
sakitnya

9 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum

KLIEN 1 KLIEN 2
Kedaan Sakit Keadaan umum lemah, Keadaan umum lemah,
kesadaran composmetis, kesadaran composmetis,
GCS: 4.5.6, terpasang GCS : 4.5.6, terpasang
infus di tangan kiri infus di tanggan sebelah
pasien kanan,

Tanda – tanda vital

KLIEN 1 KLIEN 2

a) Suhu 37,4°C 37,8°C

b) RR 30x/menit 26x/menit

c) Nadi 108x/menit 92x/menit

d) Tensi - -
73

PEMERIKSAAN CEPALO CAUDAL

1. Kepala dan Rambut


KLIEN 1 KLIEN 2
Inspeksi Bentuk kepala oval, Bentuk kepala oval,
penyebaran rambut merata, penyebaran rambut merata,
rambut panjang sampai leher, warna rambut hitam, kepala
warna rambut hitam, kepala bersih, tidak ada lesi
bersih, tidak ada lesi

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak Tidak ada nyeri tekan, tidak
ada benjolan abnormal ada benjolan abnormal

2. Hidung
Inspeksi Bentuk hidung simetris tidak Bentuk hidung simetris tidak
ada pernafasan cuping hidung, ada pernafasan cuping hidung,
tidak memakai alat bantu tidak memakai alat bantu
pernafasan, tidak ada secret, pernafasan, tidak ada secret,
tidak ada lesi, tidak ada tidak ada lesi, tidak ada
pebengkakan pebengkakan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak Tidak ada nyeri tekan
ada benjolan Tidak adanya benjolan

3. Telinga
Inspeksi Bentuk telinga kanan dan kiri Bentuk simetris telingga
simetris, tidak ada lesi, tidak kanan dan telingga kiri, tidak
ada perdarahan pada telingga, ada perdarahan pada telingga
tidak memakai anting-anting

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak Tidak ada nyeri tekan, tidak
adanya benjolan ada benjolan

4. Mata
Inspeksi Bentuk mata kanan dan kiri Bentuk mata simetris, seklera
simetris, sklera tidak icterik, tidak icterik, dan konjungtiva
konjungtiva merah muda, merah muda, mata cekung
adanya mata cekung,

Palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

5. Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil, dan Pharing


Inspeksi Mukosa bibir kering, gigi Mukosa bibir kering, lidah
bersih ,tidak ada karies gigi, bersih, tidak ada carries gigi
lidah bersih

Palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

6. Leher dan Tenggorokkan


Inspeksi Penyebaran warna kulit Penyebaran warna kulit
merata, tidak ada lesi, tidak merata, tidak ada lesi, tidak
ada nyeri telan ada nyeri telan
74

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak Tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran vena jugularis ada pembesaran vena jugularis

7. Dada/ Thorak
a. Pemeriksaan Paru
Inspeksi Bentuk simetris, tidak ada lesi Bentuk simetris, tidak ada lesi
, warna kulit merata, tidak ada , warna kulit merata, tidak ada
retraksi dinding dada retraksi dinding dada

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, vocal Tidak ada nyeri tekan, vocal
fremitus sama antara kanan fremitus sama kanan dengan
dengan kiri kiri

Perkusi Terdengan suara resonan Terdengan suara resonan

Auskultasi Tidak adanya suara tambahan Tidak terdapat suara tambahan


seperti ronchi dan whezing seperti ronchi dan whezing

b. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi Ictus cordis teraba di ics 5 Ictus cordis tidak teraba di ics
midclavicula sinistra 5 midclavicula sinistra

Perkusi Batas jantung atas ICS 3 Batas jantung atas ICS 3


midclavcula sinistra, batas midclavcula sinistra, batas
jantung bawah ICS jantung bawah ICS
midclavicula 5 sinistra, batas midclavicula 5 sinistra, batas
jantung kanan linea strenal jantung kanan linea strenal
sinistra, batas jantung kiri mid sinistra, batas jantung kiri mid
clavikularis sinistra clavikularis sinistra

Auskultasi Tidak ada suara tambahan Tidak ada suara tambahan S1


jantung, S1 dan S2 tunggal dan S2 tunggal

8. Payudara
Inspeksi Tidak ada lesi, warna kulit Tidak ada lesi, warna kulit
sama dengan sekitar sama dengan sekitar

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, dan Tidak ada nyeri tekan, dan
tidak ada benjolan abnormal tidak ada benjolan abnormal

9. Pemeriksaan Abdomen
Inpeksi Warna kulit merata, tidak Warna kulit merata, tidak
terdapat lessi, bentuk simetris terdapat lessi, bentuk simetris

Auskultasi Bising usus 36x/menit Bising usus 38x/menit


Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan, Tidak terdapat nyeri tekan,
tidak ada benjolan, tidak tidak ada benjolan, tidak
teraba pembesaran hepar. teraba pembesaran hepar..
75

Perkusi 1. Kuadran 1 : pekak 1. Kuadran 1 : pekak


(hepar) ( hepar )
2. Kuadran 2 : hypertimpani 2. Kuadran 2 : hypertimpani
(lambung) (lambung)
3. Kuadran 3 : timpani 3. Kuadran 3 : timpani
(apendik) ( apendik)
4. Kuadran 4 : timpani 4. Kuadran 4 : timpani (usus)
(usus)

1 2 1 2

3 4 3 4

10. Ekstremitas, Kuku, Kekuatan Otot dan intergumen


Inspeksi Ekstermitas : terpasang infus Ekstermitas : terpasang infus
di tangan sebelah kiri, tidak di tangan sebelah kanan, kuku
adanya lesi, kuku terlihat terlihat bersih dan tidak
bersih dan tidak panjang, panjang,

Palpasi Turgor kulit kembali dalam 3 Turgor kulit kembali dalam 3


detik, akral teraba hangat, detik, akral teraba panas, CRT
CRT 3 detik , kulit kering 3 detik , kulit kering

11. Genetalia dan Anus


Inspeksi kebersihan cukup, adanya kebersihan cukup, adanya
kemerahan di daerah anus, kemerahan di bagian anus,
kemerahan terlihat samar- kemerahan terlihat samar-
samar, kulit kering, pempers samar cukup lebar, kulit
basah, di pempers terdapat kering, pempers basah, di
feses, ganti pempers 6x pempers terdapat feses, ganti
pempers 7x

Palpasi Adanya nyeri pada daerah Adanya nyeri pada daerah


yang kemerahan saat di yang kemerahan saat di
sentuh, tekstur anus kasar, bersihkan, tekstur anus kasar,
Drajat eritema 2 ringan dengan Drajat eritema 3
sedang

12 Pemeriksaan Neorologis
Kesadaran Compos Metis Kesadaran Compos Metis
GCS (4,5,6) GCS (4,5,6)
76

13. Pemeriksaan Penunjang


KLIEN 1 KLIEN 2
18 januari 2018 19 januari 2018
Darah lengkap Darah lengkap
1.1 Leukosit 9.2 %10^3/µl (3.8-10.6) 1.1 Leukosit 9.0 %10^3/µl (3.8-10.6)
1.lym 22,5 % ( 20-40 ) 1. Lym 22 % ( 20-40 )
2. Mix 7,3% (0.8-10.6) 2. Mix 7,6% (0.8-10.6)
3. Neu 71,4 % (73.7-89.7) 3. Neu 70,2 % (73.7-89.7)
1.2 Eritrosit 5.14x 10^6/µl (4.4-5.9) 1.2 Eritrosit 5.8x 10^6/µl (4.4-5.9)
1. Mcv 57,6fl (80-100) 1. Mcv 60,6fl (80-100)
2. Mch 20,2pg (25-34) 2. Mch 17,9pg (25-34)
3.mchc 31,1g/dl (32-36) 3. Mchc 30,2g/dl (32-36)
1.3 Hemoglobin 10,3g/dl (13.2-18) 1.3 Hemoglobin 9,2g/dl (13.2-18)
1.4 Hematolrit/pcv 29,6% (40-52) 1.4 Hematolrit/pcv 31,9% (40-52)
1. trombosit 429 x 10^6/µl (150-440) 1. trombosit 412 x 10^6/µl (150-440)
2. Gda 118 mg/dl (≤125) 2. Gda 87 mg/dl (≤125)
3. Natrium 138,5 (135 – 145 ) 3. Natrium 136,2 (135 – 145 )
4. Kalium 3,68 mg/dl (3,3 – 5,5) 4. Kalium 3,82 mg/dl (3,3 – 5,5)
5. Klorida 98,4 (98 - 108) 5. Klorida 110,4 (98 - 108)
6. Kalium ion 2,19 (2,15 – 25 ) 6. Kalium ion 2,21 (2,15 – 25 )
Thypi h negatif negative Thypi h negatif negative
Thypi o negatif negative Thypi o negatif negative
Parathypi a negatif negative Parathypi a negatif negative
Parathypi b negatif negative Parathypi b negatif negative

14. Penatalaksanaan
KLIEN 1 KLIEN 2
Tanggal 18 Januari 2018 Tanggal 19 Januari 2018
Infs ASERING 500cc/3jam Asering 500 cc/3 jam
Inj Ceftriaxon 2 x 500 mg Inj Ceftriaxon 2 x 500 mg
Inj ranitidin 2 x ¼ ampul Inj Ranitidin 2 x 1/3 amp
Inj ondansentron 3 x ¼ ampul Inj Ondansentron 3 x 1/3 amp
Inf. Paracetamol 100 mg Inj D40 % 10cc / hari
Inf. Paracetamol 4 x 100 mg
Tanggal 19 januari 2018
Infs asering 500 cc 21 tpm Tanggal 20 januari 2018
Inj Ceftriaxon 2 x 500 mg INFS Asering 500 cc 23 tpm
Inj ranitidin 2 x ¼ ampul Inj Ceftriaxon 2 x 500 mg
Inj ondansentron 3 x ¼ ampul Inj Ranitidin 2 x 1/3 mg
Inj Ondansentron 3 x 1/3 amp
tanggal 20 januari 2018 Inj D40 % 10cc / hari
Infs Asering 500 cc 21 tpm Inf. Paracetamol 4 x 100 mg
Inj Ceftriaxon 2 x 500 mg
Inj sefotaxime 3 x 175 mg Tanggal 21 januari 2018
Inj mertomitazola 3x 75 mg INFS Asering 500cc 23 tpm
Inj Ceftriaxon 2 x 500 mg
tanggal 20 januari 2018 Inj Ranitidin 2 x 1/3 mg
Infs Asering 500 cc 21 tpm Inj Ondansentron 3 x 1/3 amp
Inj Ceftriaxon 2 x 500 mg Inj D40 % 10cc / hari
Inj sefotaxime 3 x 175 mg Inf. Paracetamol 4 x 100 mg
Inj mertomitazola 3x 75 mg
77

15. Harapan Klien dan Keluarga Sehubungan Dengan Penyakitnya


KLIEN 1 KLIEN 2
Orang tua klien mengatakn klien segera Segera sembuh, segera dapat pulang dan
sembuh dan dapat berkumpul dengan bisa kumpul dengan keluarga dirumah
keluarga dirumah

16. Genogram
a. Klien 1 An A
Keterangan :
: Laki laki
: Perempuan
: Garis Perkawinan
: Tinggal 1 rumah
: Garis keturunan
: Pasien
An. A

b. Klien 2
Keterangan :
: Laki laki
: Perempuan
: Garis Perkawinan
: Tinggal 1 rumah
: Garis keturunan
: Pasien
: Meninggal
An. Z
78

4.1.3 Analisa Data


No kelompok data Masalah Etiologi
KLIEN 1
1 DS: Ayah kilen mengatakan klien BAB Kekurangan GASTROENTERI
cair lebih dari 5x sehari tanpa volume cairan TIS
ampas
DO
1. keadaan umum lemah,
2. Kesadaran composmetis BAB meningkat
3. Mukosa bibir kering,
4. Kulit kering
5. Muntah 1x 100cc
6. Turgor kulit kembali 3 detik Tubuh kekurangan
7. Mata cekung cairan yang
8. BAK kurang lebih 500 cc berlebihan
9. Balance Cairan:
Intake :
Infus : 500 cc
Inj Ceftriaxon 500 mg : 2cc Dehidrasi
Inj ranitidi ¼ ampul :0,5cc
Inj ondansentron ¼ ampul :0,5cc
Infus parasetamol 100 cc Kekurangan
Minum : 250 cc volume cairan
Jumlah : 753,5 cc
Output :
BAB : 450 cc BAK
: 500 cc Muntah : 100
cc IWL : 140 cc
Jumlah : 1090 cc
Balance Cairan: 753,5-1090
= -336.5
TTV
1. TD : -
2. N : 108x/mnt
3. S : 37,4°C
4. RR: 30x/menit
79

2 DS : ayah klien mengatakan pantat klien Kerusakan GASTROENTERI


memerah integritas kulit TIS
DO :
1. keadaan umum lemah,
2. Kesadaran composmetis BAB Meningkat
3. Adanya kemerahan di pantat
4. Kemerahan terlihat samar-samar
5. Drajat eritema 2 ringan
6. Kulit kering Pengeluaran cairan
7. Adanya nyeri pada bagian berlebihan dari
kemerahan dengan skla ringan dalam tubuh
8. Tekstur anus kasar
9. BAB cair 5x
10. BAB cair tanpa ampas dehidrasi
11. Pempers basah,
12. Pempers terdapat feses,
13. Ganti pempers 6x iritasi karena
defekasi yang
sering dan feses
yang cair

kerusakan integritas
kulit
80

No Kelompok data Masalah Etiologi


KLIEN 2
1. DS: Ibu kilen mengatakan klien BAB Kekurangan GASTROENTERI
cair lebih dari 6x sehari berampas volume cairan TIS
DO
1. keadaan umum lemah,
2. Kesadaran composmetis
3. Mukosa bibir kering, BAB meningkat
4. Kulit kering
5. Turgor kulit kembali 3 detik
6. Mata cekung
7. Muntah 3x100 Tubuh kekurangan
8. BAK kurang lebih 400 cc cairan yang
9. Balance Cairan: berlebihan
Intake :
Infus : 500 cc
Inj Ceftriaxon 500 mg : 2cc
Inj Ranitidin 1/3 amp : 0,8cc Dehidrasi
Inj Ondansentron 1/3 amp: 1cc
Inj D40 % 10cc
Infus parasetamol : 100 cc
Minum : 200 cc Kekurangan
Jumlah : 815 cc volume cairan
Output :
BAB : 550 cc
BAK : 400 cc
Muntah : 300 cc
IWL : 140 cc
Jumlah : 1390 cc
Balance Cairan : 815-1390
= -575 cc
TTV
1. TD : -
2. N : 92x/mnt
3. S : 37,8°C
4. RR: 26x/menit
81

2 DS : Ibu klien mengatakan tubuh klien Hipertermia GASTROENTERI


panas TIS
DO :
1. Keadaan umum klien lemah
2. Kesadaran composmetis Kerusakan mukosa
3. Akral panas usus
4. Bibir kering
5. Turgor kulit kembali 3 detik
Inflamasi
TTV : pencernaan
1. TD : -
2. N : 92x/mnt
3. S : 37,8°C tubuh bereaksi
4. RR: 26x/menit terhadap invasi
mikroorganisme

suhu tubuh
meningkat

demam

hipertermia

3 DS : Ibu klien mengatakan pantat klien Kerusakan GASTROENTERI


memerah dank lien menangis saat integritas kulit TIS
pantat klien di bersihkan
DO :
1. keadaan umum lemah, BAB Meningkat
2. Kesadaran composmetis
3. Adanya kemerahan di pantat
4. Kemerahan terlihat samar-samar Pengeluaran cairan
5. Drajat Eritema 3 sedang berlebihan dari
6. Kulit kering dalam tubuh
7. Adanya nyeri pada bagian
kemerahan dengan skala 2 ringan
8. Kemerahan pada pantat teraba dehidrasi
bergelombang seperti benjolan
9. Tekstur anus kasar
10. BAB cair 6x iritasi karena
11. BAB cair tanpa ampas defekasi yang
12. Pempers basah, sering dan feses
13. Pempers terdapat feses, yang cair
14. Ganti pempers 7x

kerusakan integritas
kulit
82

4.1.4 Diagnosa Keperawatan


Tanggal Tanggal
No Diagnosa keperawatan
Muncul teratasi
KLIEN 1
1. 19-01-2018 Kekurangan volume cairan berhubungan dendan kehilangan
cairan aktif yang ditandai dengan Ayah kilen mengatakan klien
BAB cair lebih dari 5x sehari tanpa ampas, dengan keadaan
umum lemah, kesadaran composmetis, mukosa bibir kering, kulit
kering, muntah 100cc turgor kulit kembali 3 detik, mata cekung ,
BAK kurang lebih 500 cc, dan balance cairan -336.5, TTV : N :
108x/mnt, S : 37,4°C, RR: 30x/menit
2. 19-01-2018 Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan iritasi karena
defekasi yang sering dan feses yang cair yang ditandai dengan
ayah klien mengatakan pantat klien memerah, dengan keadaan
umum lemah, kesadaran composmetis, adanya kemerahan di
pantat, kemerahan terlihat samar-samar, drajat eritema 2 ringan,
kulit kering, adanya nyeri pada bagian kemerahan dengan skla
ringan, tekstur anus kasar, BAB cair 5x, BAB cair tanpa ampas,
Pempers basah, Pempers terdapat feses, Ganti pempers 6x

Tanggal Tanggal
No Diagnosa keperawatan
Muncul teratasi
KLIEN 2
1. 19-01-2018 Kekurangan volume cairan berhubungan dendan kehilangan
cairan aktif yang ditandai dengan Ibu kilen mengatakan klien
BAB cair lebih dari 6x sehari berampas, dengan keadaan umum
lemah, Kesadaran composmetis, Mukosa bibir kering, Kulit
kering, Turgor kulit kembali 3 detik, Mata cekung, Muntah
300cc, BAK kurang lebih 400 cc, Balance Cairan -575 cc, TTV :
N : 92x/mnt, S : 37,8°C, RR: 26x/menit

2. 19-01-2018 Hipertermia berhubungan dengan inflamasi saluran pencernaan


yang ditandai dengan Ibu klien mengatakan suhu kilen tinggi,
dengan keadaan umum lemah, Kesadaran composmetis, Akral
panas, Bibir kering, Turgor kulit kembali 3 detik, TTV : N :
92x/mnt, S : 37,8°C, RR: 26x/menit
3 19-01-2018 Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan iritasi karena
defekasi yang sering dan feses yang cair yang ditandai dengan ibu
klien mengatakan pantat klien memerah dank lien menangis saat
pantat klien di bersihkan, dengan keadaan umum lemah,
kesadaran composmetis, adanya kemerahan didaerah anus
kemerahan terlihat samar-samar, drajat eritema 3 sedang, kulit
kering, adanya nyeri pada bagian kemerahan dengan skala 2
ringan, tekstur anus kasar, BAB cair 6x, BAB cair tanpa ampas,
Pempers basah, Pempers terdapat feses, Ganti pempers 7x
4.1.5 Perencanaan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Aktivitas


An. A
1. Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1 x 24 NIC : a. Lakukan identifikasi klien
berhubungan dengan jam diharapkan kebutuhan cairan adekuat 1. Menejemen cairan b. Monitor tanda tanda vital
kehilangan cairan aktif 1. NOC : 2. Manajemen c. Monitor asupan dan pengeluaran klien
a. Keseimbangan intake dan output dalam 24 elektrolit dan cairan d. Berikan caiiran yang tepat
jam 3 – 5 3. Monitor cairan e. Meningkatkan intake atau asupan per oral
1. Intake dan output sangat tidak seimbang 4. Monitor tanda ( misalnya memberikan cairan oral sesuai
2. Intake dan output tidak seimbang tanda vital prefensi pasien, tempat cairan di tempatan
3. Intake dan output cukup yang mudah di jangkau)
4. Intake dan output seimbang f. Memeriksa turgor kulit dengan memegang
5. Intake dan output sangat seimbang jaringan sekitar tulang kering mencubit
kulit dengan lembut memegang kedua
b. Berat badan stabil ( 3 – 5 ) tangan dan lepaskan ( dimana kulit akan
1. Berat badan sangat kurang dari ideal turun kembali dengan cepat jika pasien
2. Berat badan kurang dari ideal terhidrasi dengan baik) dan periksa
3. Berat badan cukup ideal membran mukosa )
4. Berat badan sesuai dengan ideal g. Monitor warna kulit dan kelembapan
5. Berat badan ideal h. Monitor berat badan

c. Kelembapan membran mukosa (4 –5)


1. Mukosa bibir kering, pucat hingga pecah
–pecah )
2. Mukosa bibir kering dan sedikit pecah –
pecah
3. Mukosa bibir kering dan pucat
4. Mukosa bibir sedikit mengering
5. Muksa bibir lembab

83
2. Hidrasi
a. Turgor kulit (3-5)
1. Turgor kulit >3 detik
2. Turgor kulit >2 detik
3. Turgor kulit >1 detik
4. Turgor kulit <2 detik
5. Turgor kulit <1 detik

b. Intake cairan ( 3 – 5 )
1. Intake cairan sangat kurang
2. Intake cairan kurang
3. Intake cairan cukup
4. Intake cairan adekuat
5. Intake cairan sangat adekuat

c. Output cairan ( 4 – 5 )
1. Output cairan sangat berlebihan dari
intake cairan
2. Output cairan sangat berlebih dari intake
cairan
3. Autput cairan sedikit mulai berlebih
4. Output cairan cukup
5. Output cairan sangat baik dan seimbang
dengan intake

3. Tanda – tanda vital (3-5)


a. Suhu tubuh
1. < 30,50C atau >40.00C
2. 31,50C – 30,50C atau 39,50C – 40,00C
3. 33,50C – 32,50C atau 37,50C – 38,50C
4. 34,50C – 35,50C
5. 36,50C – 37,50C

84
4. Berat badan : masa tubuh
a. Berat badan (4 – 5)
1. Berat badan sangat kurang ideal
2. Berat badan kurang dari ideal
3. Berat badan cukup
4. Berat badan mendekati ideal
5. Berat badan sangat ideal

2 Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 NIC :
a. Anjurkan pasien untuk menggunakan
berhubungan dengan jam, tidak terjadi kerusakan integritas kulit Pressure Management
iritasi karena defekasi pakaian yang longgar
yang sering dan feses yang NOC : b. Hindari kerutan pada tempat tidur
cair 1. Integritas jaringan : kulit dan mukosa
a. Lesi pada kulit c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
b. Lesi mukosa membran kering
c. Peneglupasan kulit
d. Monitor kulit akan adanya kemerahan
d. Jaringan parut
e. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Skala outcome
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan

2. Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes

85
No Diagnosis Tujuan Intervensi Aktivitas
An. Z
1. Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1 x 24 NIC : a. Lakukan identifikasi klien
berhubungan dengan jam diharapkan kebutuhan cairan adekuat 1. Menejemen cairan b. Monitor tanda tanda vital
kehilangan cairan aktif 1. NOC : 2. Manajemen elektrolit dan c. Monitor asupan dan pengeluaran klien
a. Keseimbangan intake dan output dalam 24 cairan d. Berikan caiiran yang tepat
jam 3 – 5 3. Monitor cairan e. Meningkatkan intake atau asupan per
1. Intake dan output sangat tidak seimbang 4. Monitor tanda tanda vital oral ( misalnya memberikan cairan oral
2. Intake dan output tidak seimbang sesuai prefensi pasien, tempat cairan di
3. Intake dan output cukup tempatan yang mudah di jangkau)
4. Intake dan output seimbang f. Memeriksa turgor kulit dengan
5. Intake dan output sangat seimbang memegang jaringan sekitar tulang
kering mencubit kulit dengan lembut
b. Berat badan stabil ( 3 – 5 ) memegang kedua tangan dan lepaskan
1. Berat badan sangat kurang dari ideal ( dimana kulit akan turun kembali
2. Berat badan kurang dari ideal dengan cepat jika pasien terhidrasi
3. Berat badan cukup ideal dengan baik) dan periksa membran
4. Berat badan sesuai dengan ideal mukosa )
5. Berat badan ideal g. Monitor warna kulit dan kelembapan
h. Monitor berat badan
c. Kelembapan membran mukosa (4 –5)
1. Mukosa bibir kering, pucat
hingga pecah –pecah )
2. Mukosa bibir kering dan sedikit pecah
– pecah
3. Mukosa bibir kering dan pucat
4. Mukosa bibir sedikit mengering
5. Muksa bibir lembab

2. Hidrasi
a. Turgor kulit (3-5)
1. Turgor kulit >3 detik
2. Turgor kulit >2 detik
3. Turgor kulit >1 detik

86
4. Turgor kulit <2 detik
5. Turgor kulit <1 detik

b. Intake cairan ( 3 – 5 )
1. Intake cairan sangat kurang
2. Intake cairan kurang
3. Intake cairan cukup
4. Intake cairan adekuat
5. Intake cairan sangat adekuat

c. Output cairan ( 4 – 5 )
1. Output cairan sangat berlebihan
dari intake cairan
2. Output cairan sangat berlebih dari
intake cairan
3. Autput cairan sedikit mulai berlebih
4. Output cairan cukup
5. Output cairan sangat baik dan
seimbang dengan intake

3. Tanda – tanda vital (3-5)


a. Suhu tubuh
1. < 30,50C atau >40.00C
2. 31,50C – 30,50C atau 39,50C – 40,00C
3. 33,50C – 32,50C atau 37,50C – 38,50C
4. 34,50C – 35,50C
5. 36,50C – 37,50C
b. Berat badan : masa tubuh
b. Berat badan (4 – 5)
1. Berat badan sangat kurang ideal
2. Berat badan kurang dari ideal
3. Berat badan cukup
4. Berat badan mendekati ideal
5. Berat badan sangat ideal

87
2. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan tindaan keperawatan selama 2x24 NIC : a. Memonitor tanda tanda vital
dengan peningkatan suhu jam jam suhu tubuh kembali normal 1. Perawatan demam b. Beri obat cairan iv ( misalnya , anti
tubuh NOC : 2. Pengaturan suhu piretik, agen anti bakteri, dan agen anti
a. Termoregulasi (4-5) menggigil )
1. Berkeringat hingga menembus baju c. Monitor suhu paling tidak 2 jam sesuai
2. Berkeringat diseluruh tubuh kebutuhan
3. Berkeringat sedikit banyak
4. Berkeringat namun sedikit
5. Tidak berkeringat

b. Hipertermia (4-5)
1. <400C
2. 39,50C – 40,00C
3. 38,50C – 39,50C
4. 37,50C – 38,50C
5. 36,50C – 37,50C

3. Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 NIC :
f. Anjurkan pasien untuk menggunakan
berhubungan dengan iritasi jam, tidak terjadi kerusakan integritas kulit Pressure Management
karena defekasi yang NOC : pakaian yang longgar
sering dan feses yang cair 1. Integritas jaringan : kulit dan mukosa g. Hindari kerutan pada tempat tidur
1. Lesi pada kulit
2. Lesi mukosa membran h. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
3. Peneglupasan kulit dan kering
4. Jaringan parut i. Monitor kulit akan adanya kemerahan
Skala outcome j. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
5. Berat
6. Cukup berat
7. Sedang
8. Ringan

2. Tissue Integrity : Skin and Mucous


Membranes

88
89

4.1.6 Tindakan Keperawatan dan Evaluasi

Implementasi pada An. A


Evaluasi pada An. A
Jam DX 19 januari 2018 08 : 00 – 14 : 00
7 januari 2018 21 : 00 WIB
WIB
08 . 00 1 Melakkan identifikasi klien S:
H / memperkenalkan diri, pengkajian DX 1: ayah pasien mengatakan klien
awal identitas dan keluhan utama terakhir muntah jam 06.00
WIB dan terakhir BAB jam
08. 15 1 Memonitor asupan dan pengeluaran 06.30 WIB
H / Intake : DX 2 : ayah pasien mengatakan
Infus : 500 cc badan pantat klien masih
Injeksi : 3,5 cc memerah
Infus parasetamol : 100 cc O:
Minum : 400 cc DX 1 : keadaan klien lemah, ,
mukosa bibir kering, kulit
Output : kering, turgor kulit kembali
BAB : 450 cc 3 detik, mata cowong,
BAK : 500 cc DX 2 : adanya kemerahan pada
Muntah : 100 cc daerah anus, kemerahan
IWL : 140 cc terlihat samar-samar,
kemerahan teraba
08.20 1,2 memonitor tanda – tanda vital bergelombang
H / TTV : DX 1,2 : TTV : N : 110 x/ menit
N : 108 x/ menit RR : 28 x/menit
RR : 30 x/menit S : 37,4°C
S : 37,4°C BB saat sakit : 10 kg
08.30 1 memberikan cairan yang tepat Intake :
H / infus asering Infus : 500 cc
Infus paracetamol Injeksi : 3,5 cc
Minum air putih Infus parasetamol : 100 cc
Minum : 400 cc
08.35 1 meningkatkan intake / asupan per Jumlah : 1003,5cc
oral (misalnya, memberikan cairan Output :
oral sesuai pefensi pasien, tempat BAB : 450 cc
cairan ditempatkan yang mudah di BAK : 500 cc
jangkau) Muntah : 100 cc
H / klien minum air putih 400 cc IWL : 140 cc
Dan ayah pasien menempatkan Jumlah : 1090 cc
minum pasien di meja samping Balance cairan
tempat tidur pasien 1003,5 – 1090 = -87,5 cc

08.40 1 memeriksa turgor kulit dengan A:


memegang jaringan sekitar tulang DX 1 : masalah belum teratasi
kering, mencubit kulit dengan DX 2 : masalah belum teratasi
lembut, memegang kedua tangan dan
lepaskan ( dimana kulit akan turun P:
kembali dengan cepat jika pasien DX 1 : lanjutkan intervensi
terhidrasi dengan baik) dan periksa 1,2,3,4,5,6,7,8
membran mukosa DX 2 : lanjutkan intervensi
H / turgor kulit kembali 3 detik 1,2,3
Mukosa bibir pasien kering

08.45 1,2 memonitor warna kulit dan


kelembapan
H / warna kulit putih dan kulit
90

pasien tampak kering , adanya


kemerahan pada daerah anus,
kemerahan terlihat samar-samar,
kemerahan teraba bergelombang

08.50 1 monitor berat badan


H / BB sebelum sakit : 10,2 kg
BB saat sakit : 10 kg

08.52 2 Menganjurkan keluarga agar


menggunakan pakaian yang longgar
H / pasien memakai pakain dalam
dan memakai pempers

Membersihkan daerah iritasi secara


08.55 2
lembut menggunakan air hangat
H/daerah anus bersih, anak tidak
menangis saat dibersihkan,

Mengoleskan lotion atau


09.00 2 minyak/baby oil pada derah yang
tertekan
H/ kelembapan daerah anus terjaga,
kemerahan sedikit berkurang

Implementasi pada An. A Evaluasi pada An. A


Jam DX
20 Januari 2018 pukul 07.00 – 14.00 20 januari 2018 pukul 14.00

08.40 1 Memonitor asupan dan pengeluaran S:


H / Intake : DX 1: ayah pasien mengatakan
Infus : 500 cc pasien masih muntah dan
Injeksi : 3,5 cc BAB masih encer
Minum : 450 cc DX 2 : ayah pasien mengatakan
kemerahan di pantat mulai
Output : berkurang
BAB : 250 cc O :
BAK : 300 cc DX 1 : keadaan klien lemah, ,
IWL : 146 cc mukosa bibir kering, kulit
kering, turgor kulit kembali
09.00 1,2 memonitor tanda – tanda vital 2 detik, mata cowong,
H / TTV : DX 2 : adanya kemerahan pada
N : 110 x/ menit daerah anus, kemerahan
RR : 30 x/menit terlihat samar-samar,
S : 37,2°C DX 1,2 : TTV : N : 112 x/ menit
RR : 30 x/menit
09.50 1 memberikan cairan yang tepat S : 37,1°C
H / infus asering BB saat sakit : 10,1 kg
Minum susu formula dan air Intake :
putih Infus : 500 cc
Injeksi : 3,5 cc
10.15 1 meningkatkan intake / asupan per Minum : 450 cc
oral (misalnya, memberikan cairan Jumlah : 953,5cc
oral sesuai pefensi pasien, tempat
cairan ditempatkan yang mudah di
91

jangkau) Output :
H / klien minum air putih 350 cc BAB : 250 cc
BAK : 300 cc
10.45 1 memeriksa turgor kulit dengan IWL : 146 cc
memegang jaringan sekitar tulang Jumlah :696 cc
kering, mencubit kulit dengan Balance cairan 953,5 – 696
lembut, memegang kedua tangan dan = 257,5 cc
lepaskan ( dimana kulit akan turun
kembali dengan cepat jika pasien A:
terhidrasi dengan baik) dan periksa DX 1 : masalah teratasi sebagian
membran mukosa DX 2 : masalah teratasi sebagian
H / turgor kulit kembali 2detik
Mukosa bibir pasien kering P:
DX 1 : lanjutkan intervensi
11.30 1,2 memonitor warna kulit dan 1,2,3,4,5,6,7,8
kelembapan DX 2 : lanjutkan intervensi
H / warna kulit putih dan kulit 1,2,3
pasien tampak kering, adanya
kemerahan pada daerah anus,
kemerahan terlihat samar-samar,
kemerahan teraba bergelombang

12.00 1 monitor berat badan


H / BB sebelum sakit : 10,2 kg
BB saat sakit : 10,1 kg

12.45 2 Menganjurkan keluarga agar


menggunakan pakaian yang longgar
H / pasien memakai pakain dalam
dan memakai pempers

13.00 2 Membersihkan daerah iritasi secara


lembut menggunakan air hangat
H/daerah anus bersih, anak tidak
menangis saat dibersihkan,
kemerahan mulai berkurang

13.30 2 Mengoleskan lotion atau


minyak/baby oil pada derah yang
tertekan
H/ kelembapan daerah anus terjaga,
kemerahan sedikit berkurang

Jam DX Implementasi pada An. A Evaluasi pada An. A


21 januari 2018 pukul 07.00 – 14.00 21 januari 2018 pukul 14.00

08.40 1 Memonitor asupan dan pengeluaran S:


H / Intake : DX 1: ayah pasien mengatakan
Infus : 500 cc sudah tidak muntah BAB
Injeksi : 3,5 cc tidak encer
Minum : 450 cc DX 2 : ayah pasien mengatakan
kemerahan di pantat klien
Output : mulai berkurang
BAB : 150 cc O:
BAK : 300 cc DX 1 : keadaan pasien cukup ,
IWL : 136 cc mukosa bibir lembab , kulit
lembab, turgor kulit kembali
2 detik, ,
92

09.00 1,2 memonitor tanda – tanda vital DX 2 : adanya kemerahan pada


H / TTV : daerah anus, kemerahan terlihat
N : 100 x/ menit samar-samar, tidak terasa nyeri
RR : 28 x/menit saat di bersihkan
S : 36,7 °C
09.50 1 memberikan cairan yang tepat DX 1,2 : TTV : N : 100 x/ menit
H / infus asering RR : 28 x/menit
Minum air putih S : 36,7°C
BB saat sakit : 10,1 kg
10.15 1 meningkatkan intake / asupan per Intake :
oral (misalnya, memberikan cairan Infus : 500 cc
oral sesuai pefensi pasien, tempat Injeksi : 3,5 cc
cairan ditempatkan yang mudah di Minum : 450 cc
jangkau) Jumlah : 953,5 cc
H / klien minum susu formula dan air Output :
putih 450 cc BAB : 150 cc
BAK : 300 cc
10.45 1 memeriksa turgor kulit dengan IWL : 136 cc
memegang jaringan sekitar tulang Jumlah :586 cc
kering, mencubit kulit dengan Balance cairan 953,5 – 586
lembut, memegang kedua tangan dan = 368,5 cc
lepaskan ( dimana kulit akan turun
kembali dengan cepat jika pasien
terhidrasi dengan baik) dan periksa A:
membran mukosa DX 1 : masalah teratasi sebagian
H / turgor kulit kembali 2 detik DX 2 : masalah teratasi sebagian
Mukosa bibir pasien lembab
P:
11.30 1,2 memonitor warna kulit dan DX 1 : lanjutkan intervensi
kelembapan 1,2,3,4,5,6,7,8
H / warna kulit putih dan kulit DX 2 : lanjutkan
pasien lembab, adanya intervensi 1,2,3
kemerahan pada daerah anus,
kemerahan terlihat samar-samar,
tidak terasa nyeri saat di
bersihkan

12.00 1 monitor berat badan


H / BB sebelum sakit : 10,2 kg
BB saat sakit : 10,1 kg

12.45 2 Menganjurkan keluarga agar


menggunakan pakaian yang longgar
H / pasien memakai pakain dalam
dan memakai pempers

13.00 2 Membersihkan daerah iritasi secara


lembut menggunakan air hangat
H/daerah anus bersih, anak tidak
menangis saat dibersihkan, tidak
adanya nyeri saat di bersihkan,
kemerahan berkurang

13.30 2 Mengoleskan lotion atau


minyak/baby oil pada derah yang
tertekan
H/ kelembapan daerah anus terjaga,
kemerahan sedikit berkurang
93

Implementasi pada An. Z


Evaluasi pada An. Z
Jam DX 19 januari 2018 09 : 15 – 14 : 00
7 januari 2018 21 : 00 WIB
WIB
09 . 15 1 Melakkan identifikasi klien S:
H / memperkenalkan diri, pengkajian DX 1: Ibu kilen mengatakan klien
awal identitas dan keluhan utama BAB sudah tidak seperti awal
MRS
09.30 1 Memonitor asupan dan pengeluaran DX 2 : Ibu klien mengatakan tubuh
H / Intake : klien masih panas
Infus : 500 cc DX 3 : Ibu klien mengatakan pantat
Injeksi : 15 cc klien memerah dank lien
Infus parasetamol : 100 cc menangis saat pantat klien di
Minum : 300 cc bersihkan
O:
Output : DX 1 : keadaan klien lemah, ,
BAB : 550 cc mukosa bibir kering, kulit
BAK : 400 cc kering, turgor kulit kembali
Muntah : 300 cc 3 detik, mata cowong,
IWL : 140 cc DX 3 : adanya kemerahan pada
daerah anus, kemerahan
09.35 1 , 2, memonitor tanda – tanda vital terlihat samar-samar,
3 H / TTV : kemerahan teraba
N : 92 x/ menit bergelombang
RR : 26 x/menit
S : 37,8°C DX 1,2,3 : TTV : N : 98 x/ menit
RR : 28 x/menit
09.45 1 memberikan cairan yang tepat S : 37,8°C
H / infus asering BB saat sakit : 12 kg
Infus paracetamol Intake :
Minum air putih dan susu Infus : 500 cc
formula Injeksi : 15 cc
Infus parasetamol : 100 cc
09.50 1 meningkatkan intake / asupan per Minum : 300 cc
oral (misalnya, memberikan cairan Jumlah : 915cc
oral sesuai pefensi pasien, tempat Output :
cairan ditempatkan yang mudah di BAB : 550 cc
jangkau) BAK : 400 cc
H / klien minum air putih dan susu Muntah : 300 cc
formula 300 cc IWL : 140 cc
Jumlah : 1390cc
10.00 1 memeriksa turgor kulit dengan Balance cairan 915 – 1390
memegang jaringan sekitar tulang = -475 cc
kering, mencubit kulit dengan
lembut, memegang kedua tangan dan A:
lepaskan ( dimana kulit akan turun DX 1 : masalah belum teratasi
kembali dengan cepat jika pasien DX 2 : masalah belum teratasi
terhidrasi dengan baik) dan periksa DX 3 : masalah belum teratasi
membran mukosa
H / turgor kulit kembali 3 detik
Mukosa bibir pasien kering P:
DX 1 : lanjutkan intervensi
10.05 1,3 memonitor warna kulit dan 1,2,3,4,5,6,7,8
kelembapan DX 2 : lanjutkan intervensi
H / warna kulit putih dan kulit 1,2,3
pasien tampak kering , adanya DX 3 : lanjutkan intervensi
kemerahan pada daerah anus, 1,2,3
kemerahan terlihat samar-samar,
kemerahan teraba bergelombang
seperti benjolan kecil
94

10.10 1 monitor berat badan


H / BB sebelum sakit : 12,5 kg
BB saat sakit : 12 kg

10.15 2 Beri obat dan cairan iv ( misalnya,


antipiretik, agen anti bakteri dan
agne anti menggigil
H / infus asering 500 cc, 21 tpm
mikro
Injeksi ranitidin 2 x ¼ ampul
Injeksi ondansentron 3 x ¼ ampul
Infus paracetamol 3 x 100 c

10.25 2 Memonitor suhu paling tidak 2 jam


sesuai kebutuhan
H / suhu tubuh pasien terkontrol

10.35 3 Menganjurkan keluarga agar


menggunakan pakaian yang longgar
H / pasien memakai pakain kaos dan
memakai pempers

10.45 3 Membersihkan daerah iritasi secara


lembut menggunakan air hangat
H/daerah anus bersih, anak tidak
menangis saat dibersihkan,

09.15 3 Mengoleskan lotion atau


minyak/baby oil pada derah yang
tertekan
H/ kelembapan daerah anus terjaga,
kemerahan sedikit berkurang

Implementasi pada An. Z Evaluasi pada An. Z


Jam DX
20 Januari 2018 pukul 07.00 – 14.00 20 januari 2018 pukul 14.00

08.40 1 Memonitor asupan dan pengeluaran S:


H / Intake : DX 1: Ibu kilen mengatakan klien
Infus : 500 cc tidak muntah dan BAB cair
Injeksi : 15 cc sudah berkurang
Minum : 400 cc DX 2 : Ibu klien mengatakan tubuh
klien masih panas namun
Output : sudah berkurang
BAB : 300 cc DX 3 : Ibu klien mengatakan pantat
BAK : 300 cc klien yang kemerahan mulai
IWL : 136 cc berkurang
O:
09.00 1,2,3 memonitor tanda – tanda vital DX 1 : keadaan klien lemah, ,
H / TTV : mukosa bibir kering, kulit
N : 106 x/ menit kering, turgor kulit kembali
RR : 28 x/menit 2 detik, mata cowong,
S : 37,4°C DX 3 : adanya kemerahan pada
daerah anus, kemerahan
09.50 1 memberikan cairan yang tepat terlihat samar-samar,
H / infus asering DX 1,2 : TTV : N : 106 x/ menit
Minum susu formula dan air putih RR : 28 x/menit
S : 37,4°C
95

10.15 1 meningkatkan intake / asupan per BB saat sakit : 12 kg


oral (misalnya, memberikan cairan Intake :
oral sesuai pefensi pasien, tempat Infus : 500 cc
cairan ditempatkan yang mudah di Injeksi : 15 cc
jangkau) Minum : 400 cc
Jumlah : 915cc
10.45 1 H / klien minum air putih 400 cc Output :
memeriksa turgor kulit dengan BAB : 300 cc
memegang jaringan sekitar tulang BAK : 300 cc
kering, mencubit kulit dengan IWL : 136 cc
lembut, memegang kedua tangan Jumlah :736 cc
dan lepaskan ( dimana kulit akan Balance cairan 915 – 736
turun kembali dengan cepat jika = 179 cc
pasien terhidrasi dengan baik)
dan periksa membran mukosa A:
H / turgor kulit kembali 2detik DX 1 : masalah teratasi sebagian
Mukosa bibir pasien kering DX 2 : masalah teratasi sebagian
DX 3 : masalah teratasi sebagian
11.30 1,3 memonitor warna kulit dan
kelembapan P:
H / warna kulit putih dan kulit DX 1 : lanjutkan intervensi
pasien tampak kering, adanya 1,2,3,4,5,6,7,8
kemerahan pada daerah anus, DX 2 : lanjutkan
kemerahan terlihat samar-samar, intervensi 1,2,3
kemerahan teraba bergelombang DX 3 : lanjutkan
intervensi 1,2,3
12.00 1 monitor berat badan
H / BB sebelum sakit : 12,5 kg
BB saat sakit : 12 kg

12.45 2 Beri obat dan cairan iv ( misalnya,


antipiretik, agen anti bakteri dan
agne anti menggigil
H / Infs Asering 500 Cc 13 Tpm
Inj Ceftriaxon 2 X 500 Mg
Inj Ranitidin 2 X 1/3 Mg
Inj Ondansentron 3 X 1/3 Amp
Inj D40 % 10cc / Hari
Inf. Paracetamol 4 X 100 Mg

13.00 2 Memonitor suhu paling tidak 2 jam


sesuai kebutuhan
H / suhu tubuh pasien terkontrol

13.10 3 Menganjurkan keluarga agar


menggunakan pakaian yang longgar
H / pasien memakai pakain baju kaos
dan memakai pempers

13.20 3 Membersihkan daerah iritasi secara


lembut menggunakan air hangat
H/daerah anus bersih, anak tidak
menangis saat dibersihkan,
kemerahan mulai berkurang

13.30 3 Mengoleskan lotion atau


minyak/baby oil pada derah yang
tertekan
96

H/ kelembapan daerah anus terjaga,


kemerahan sedikit berkurang

Jam DX Implementasi pada An. Z Evaluasi pada An. Z


21 januari 2018 pukul 07.00 – 14.00 21 januari 2018 pukul 14.00

08.40 1 Memonitor asupan dan pengeluaran S:


H / Intake : DX 1: ibu pasien mengatakan sudah
Infus : 500 cc tidak muntah dan BAB tidak
Injeksi : 15 cc encer
Minum : 450 cc DX 2 : Ibu klien mengatakan tubuh
klien sudah tidak panas lagi
Output : DX 3 : ibu pasien mengatakan
BAB : 100 cc kemerahan di pantat klien
BAK : 350 cc mulai berkurang
IWL : 136 cc O:
DX 1 : keadaan pasien cukup ,
09.00 1,2,3 memonitor tanda – tanda vital mukosa bibir lembab , kulit
H / TTV : lembab, turgor kulit kembali
N : 100 x/ menit 2 detik, ,
RR : 28 x/menit DX 3 : adanya kemerahan pada
S : 36,9 °C daerah anus, kemerahan
09.50 1 memberikan cairan yang tepat terlihat samar-samar, tidak
H / infus asering terasa nyeri saat di
Minum air putih dan susu bersihkan
formula DX 1,2,3 : TTV : N : 100 x/ menit
RR : 28 x/menit
10.15 1 meningkatkan intake / asupan per S : 36,7°C
oral (misalnya, memberikan cairan BB saat sakit : 10,1 kg
oral sesuai pefensi pasien, tempat Intake :
cairan ditempatkan yang mudah di Infus : 500 cc
jangkau) Injeksi : 15 c
H / klien minum susu formula dan air Minum : 450 cc
putih 450 cc Jumlah : 965 cc
Output :
10.45 1 memeriksa turgor kulit dengan BAB : 100 cc
memegang jaringan sekitar tulang BAK : 350 cc
kering, mencubit kulit dengan IWL : 136 cc
lembut, memegang kedua tangan dan Jumlah :586 cc
lepaskan ( dimana kulit akan turun Balance cairan 965 – 586
kembali dengan cepat jika pasien = 379 cc
terhidrasi dengan baik) dan periksa
membran mukosa
H / turgor kulit kembali 2 detik A:
Mukosa bibir pasien lembab DX 1 : masalah teratasi sebagian
DX 2 : masalah teratasi sebagian
11.30 1,3 memonitor warna kulit dan DX 3 : masalah teratasi sebagian
kelembapan
H / warna kulit putih dan kulit P:
pasien lembab, adanya DX 1 : lanjutkan intervensi
kemerahan pada daerah anus, 1,2,3,4,5,6,7,8
kemerahan terlihat samar-samar, DX 2 : lanjutkan intervensi
tidak terasa nyeri saat di 1,2,3
bersihkan DX 3 : lanjutkan intervensi
1,2,3
12.00 1 monitor berat badan
H / BB sebelum sakit : 12,5 kg
BB saat sakit : 12,3 kg
97

12.45 2 Beri obat dan cairan iv ( misalnya,


antipiretik, agen anti bakteri dan
agne anti menggigil
H / Infs Asering 500 Cc 13 Tpm
Inj Ceftriaxon 2 X 500 Mg
Inj Ranitidin 2 X 1/3 Mg
Inj Ondansentron 3 X 1/3 Amp
Inj D40 % 10cc / Hari
Inf. Paracetamol 4 X 100 Mg

13.00 2 Memonitor suhu paling tidak 2 jam


sesuai kebutuhan
H / suhu tubuh pasien terkontrol

3 Menganjurkan keluarga agar


13.10 menggunakan pakaian yang longgar
H / pasien memakai pakaian kaos dan
memakai pempers

3 Membersihkan daerah iritasi secara


13.20 lembut menggunakan air hangat
H/daerah anus bersih, anak tidak
menangis saat dibersihkan, tidak
adanya nyeri saat di bersihkan,
kemerahan berkurang

3 Mengoleskan lotion atau


13.30 minyak/baby oil pada derah yang
tertekan
H/ kelembapan daerah anus terjaga,
kemerahan sedikit berkurang
98

4.2 Pembahasan

Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pembahasan dari asuhan

keperawatan tentang studi kasus yang berjudul : “Asuhan Keperawatan

Anak Dengan Gastroenteritis Yang Mengalami Kerusakan Integritas

Kulit Di Ruang Anak RSUD Blambangan Banyuwangi 2018”.

4.2.1 Hasi Pengkajian

Sebagai tahap awal dari proses keperawatan, pengkajian dilakukan

dengan tujuan untuk mengumpulkan data agar dapat mengetahui

permasalahan yang dihadapi oleh klien. Data tersebut dapat diperoleh

melalui wawancara dengan klien maupun keluarga kien, observasi,

pemeriksaan fisik dalam bentuk (inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi), status klien dari dokter yang merawat klien dan perawat

yang ada di ruangan.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 19 Januari 2018

pukul 08.00 WIB dengan klien 1 dan tanggal 19 Januari 2017 pukul

9. 0 WIB dengan klien 2 di dapatkan hasil klien 1 An A didapatkan

keluhan utama BAB cair lebih dari 5x sehari tanpa ampas, daerah anus

yang memerah dan muntah 1x sejak 2 hari yang lalu. Pada klien 2 An

Z didapatkan keluhan utama yaitu BAB cair lebih dari 6x sehari

berampas, daerah anus mengalami kemerahan dan muntah 3x sejak

kemarin sore.

Menurut Sodikin (2011) penyakit gastroenteritis didapatkan

keluhan utama seperti BAB lebih dari 3 kali dan cair (diare tanpa

dehidrasi) , BAB 4 – 10 kali dan cair ( dehidrasi ringan / sedang ) ,


99

atau BAB > 10 kali (dehidrasi berat). Apabila diare berlangsung < 14

hari maka diare tersebut diare akut, sementara apabila berlangsung

selama 14 hari atau lebih adalah diare persisten.

Dari data An A dan An. Z keduanya mengalami BAB yang

belebihan dan muntah dimana An. A mengalami muntah 1 kali dan

BAB 5 x sehari sejak 2 hari yang lalu, sedangkan An. Z BAB 6 kali

dan muntah 3 kali sejak kemarin sore. Perbedaan kedua klien hanya

dari jumlah BAB dan muntahnya, hal ini dikarenakan jenis bakteri

yang menginfeksi An. A dan An. Z tidak di ketahui pasti bakteri apa

yang terdapat pada feses.

Pada data yang ditemukan saat pemeriksaan fisik An. A yaitu

keadaan umum lemah dengan kesadaran composmetis, mukosa bibir

kering, mata cekung , BAB 5 x sehari , dengan konsistensi cair tanpa

ampas, berwarna kekuningan, bau asam pada feses, adanya kemerahan

di pantat yang terlihat samar-samar dengan derajat eritema 2 ringan

dengan tekstur anus kasar, dan terdapat nyeri pada bagian kemerahan

saat di bersihkan dengan skala nyeri 2 ringan. Sedangkan data yang

ditemukan saat pemeriksaan fisik pada An. Z yaitu adanya

peningkatan suhu tubuh, mata cekung, turgor kulit jelek, mukosa bibir

kering, , BAB 6x sehari , dengan konsistensi cair tanpa ampas,

berwarna kekuningan, dengan bau asam pada feses, dan pada bagian

anus tampak kemerahan yang terlihat samar samar dan tekstur anus

kasar dengan derajat eritema 3 sedang, klien rewel dan menangis saat

daerah anus di bersihkan dengan sekala nyeri 2 ringan.


100

Menurut Fahmi (2016) akibat buang air besar yang berlebihan

dapat menyebabkan kemerahan dan eskoriasi kulit pada daerah anus

(lecet, iritasi). Anak yang terkena kerusakan integritas kulit pada

daerah anus dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada daerah anus,

iritasi tersebut terjadi karena feses yang di keluarkan mengandung

asam basa yang menyebabkan iritasi pada daerah anus yang

menyebabkan terjadinya kerusakan integritas kulit karna diare yang

bekepanjagan.

Hal ini menunjukan bahwa hampir semua data yang ditemukan

saat pengkajian terhadap “An A” dan ”An Z” dengan Gastroenteritis

di Ruang Anak RSUD Blambangan Banyuwangi, tidak jauh berbeda

dengan teori. Pada kasus ini “An A” dan “An Z” terjadi lecet pada

daerah Anus, namun lecet yang terjadi terdapat perbedaan derajat

eritema atau iritasi pada daerah anus pada An A dengan An Z dimana

pada An A dengan derajat 2 dan An Z dengan derajat 3, hal ini dapat

disebabkan karena proses pengeluaran tinja yang berbeda, dimana

feses yang di keluarkan mengandung asam basa yang menyebabkan

iritasi pada daerah anus apabila terjadi BAB yang berlebihan, dan dari

pengetahuan keluarga untuk melakukan perawatan daerah anus juga

berbeda, dimana ibu dari An A adalah lulusan Sekolah Tinggi

Kesehatan dan keluarga dari An Z seorang wiraswasta. Pada kasus

“An Z” klien terjadi perubahan peningkatan suhu tubuh, namun dari

riwayat penyakit An A juga terjadi peningkatan suhu tubuh, hanya

saja pada kasus An A sudah tertangani sebelum penulis melakukan


101

pengkajian dengan An A, dan pada An Z masih terjadi peningkatan

suhu tubuh, hal ini disebabkan karena tubuh beraksi terhadap adanya

bakteri yang terjadi karena bakteri merusak mukosa usus yang

menyebabkan inflamasi pada usus karena diare tersebut.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Pada setiap perumusan diagnosa keperawatan penulis berusaha

untuk menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian dan

mengidentifikasi masalah keperawatan, baik yang dapat dicegah,

dikurangi, maupun dapat diatasi berdasarkan asuhan keperawatan.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada An. A yang mengalami

Gastroenteritis adalah :

1. kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

aktif

2. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena

defekasi yang sering dan feses yang cair

Diagnosa keperawatan yang muncul pada An. Z yang mengalami

1. kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

aktif

2. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi saluran pencernaan

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena

defekasi yang sering dan feses yang cair


102

Menurut buku diagnosis keperawatan (NANDA, 2015) diagnosa

yang muncul pada kasus Gastroenteritis adalah:

1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif

2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan tidak adekuatnya arbsorbsi usus terhadap zat

gizi, mual/muntah

3. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder

terhadap dehidrasi

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena

defekasi yang sering dan feses yang cair

Dari diagnosis kasus penelitian di lapangan yaitu kerusakan

integritas kulit yang menjadi prioritas ke 2 pada An A dan menjadi

prioritas ke 3 pada An Z. Disini pada An. A dan An. Z terjadi

perbedaan diagnose , pada An. A diagnosis keperawatan di dapatkan 2

diagnosis dan pada An. Z di dapatkan 3 diagnosis keperawatan, hal ini

dikarenankan manifestasi klinis klien 1 dan klien 2, penyebab dari

munculnya penyakit Gastroenteritis serta dari system tubuh itu sendiri.

4.2.3 Perencanaan

Perencanaan tindakan keperawatan dilaksanakan berdasarkan

prioritas masalah yang dihadapi oleh pasien, dan dilakukan

berdasarkan kebutuhan dasar pasien dan disesuaikan dengan situasi

dan kondisi pasien serta fasilitas yang tersedia. Perencanaan

keperawatan yang disusun untuk mengatasi masalah keperawatan


103

yang muncul pada “An A” dan ”An Z” dengan Gastroenteritis akut di

Ruangan Anak RSUD Blambangan Banyuwangi disusun berdasarkan

teori yang ada.

Dari rencana keperawatan yang telah di berikan kepada An. A dan

An. Z terdapat persamaan antara diagnosis keperawatan kekurangan

volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif yaitu di

lakukan manajement cairan, menejement elektrolit/cairan, monitor

cairan, monitor tanda – tanda vital, dan kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan iritasi karena defekasi yang sering dan feses

yang cair yaitu dengan cara melakukan perawatan yaitu pressure

management dengan cara membersihkan menggunakan air hangat dan

memberikan minyak seperti baby oly. Sedangkan untuk An Z dengan

perencanaan pada diagnosis keperawatan hipetermi sendiri adalah

perawatan demam, pengaturan suhu. Dan dari kasus kedua klien

tersebut penulis menganjurkan agar keluarga memberikan banyak

minum kepada klien untuk memenuhi kebutuhan cairan pada klien.

Namun dari rencana keperawatan menurut NANDA ( 2015 ) tidak

semua dilakukan pada An. A dan An. Z, hal ini di karenakan untuk

melaksanakan rencana keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi

klien yang ada dilapangan. Dari perencanaan keperawatan yang akan

dilakukan kepada klien harus disesuaikan dengan kondisi klien yang

ada dilapangan. Agar intervensi bisa dilakukan dengan baik sehingga

menghasilkan tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan. Dengan fakta

yang telah dilakukan masa perawatan pada An. A selama 3 hari,


104

sedangkan An. Z selama 3 hari dalam masa perawatan di ruang anak

RSUD Blambangan.

4.2.4 Tindakan Keperawatan

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada “An A” dan ”An

Z” dengan Gastroenteritis akut di Ruangan Anak Rumah Sakit Umum

Daerah Blambangan Banyuwangi, penulis mengacu pada rencana

yang telah disusun sebelumnya berdasarkan prioritas masalah

keperawatan yang muncul.

Pelaksannan tindakan keperawatan pada An. A dan An. Z hampir

sepenuhnya sudah dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang

telah dibuat. Yaitu dengan melakukan tindakan keperawatan seperti

manajement cairan, menejement elektrolit/cairan, monitor cairan,

monitor tanda – tanda vital, sedangkan untuk perencanaan pada

diagnosis keperawatan Kerusakan Integritas kulit dilakukan dengan

melakukan perawatan menegement Pressure yaitu dengan melakukan

pembersihan menggunakan air hangat dan memberikan minyak baby

oly untuk menjaga kelembapan daerah anus, dan untuk “An Z”

dengan diagnose hipetermi sendiri adalah perawatan demam,

pengaturan suhu, serta kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian

cairan infus dan injeksi. Tindakan kolaborasi dengan tim medis pada

An. A tindakan kolaborasi dengan tim medis pemberian cairan infus

Asering 500 cc 21 tpm, injeksi Ceftriaxone 2 x 500 Ranitidine 2 x ¼

ampul, Ondansentron 3 x ¼ ampul, Paracetamol 100 mg pada tanggal

19 januari 2018 sampai dengan 21 Januari 2018. Sedangkan


105

pada An A tindakan kolaborasi dengan tim medis yaitu pemberian

cairan infus Asering 500cc dengan 23 tpm dan mendapatkan injeksi

Ceftriaxone 2 x 500 mg,ranitidin 2 x 1/3 mg, ondansentron 3 x 1/3

amp, inf. Paracetamol 4 x 100 cc. Penulis menganjurkan keluarga agar

memberikan banyak minum kepada klien untuk pemenuhan cairan

dalam tubuh klien.

Menurut Arini ( 2012 ) asering di berikan pada klien dengan

dehidrasi ( syok hipovolemik dan asidosis ) pada kondisi

gastroenteritis akut, demam berdarag dengue, luka bakar, syok

hemoregik, dehidrasi berat trauma, dari tindakan.

Dari tindakan keperawtan yang dilakukan, tedapat perbedaan yaitu

pada An Z terdapat tindakan untuk masalah keperawatan hipertermi

yaitu perawatan demam, pengaturan suhu. Selain itu dari tindakan

kolaborasi dengan tim medis terdapat perbedaan dimana An A tidak

mendapatkan D40 karena kada glukosa An A yaitu 118mg/dL yang

cukup dengan di berikan rehidrasi cairan, sedangkan An Z diberikan

D40 karena kadar glukosa An Z yaitu 87mg/dL, jadi untuk An Z

dilakukan pemberian D40 untuk menambah kadar glukosa. Tindakan

keperawatan yang kita lakukan ke klien harus benar – benar kita

sesuaikan dengan rencana keperawatan yang sudah kita buat dengan

tidak mengesampingkan waktu dan kondisi klien.


106

4.2.5 Evaluasi

Kriteria hasil yang ditetapkan pada saat disusun rencana

keperawatan yang menjadi tolak ukur keberhasilan pelaksanaan

asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi setelah tindakan

keperawatan pada kasus nyata berupa catatan perkembangan. Dari

kriteria hasil yang ditetapkan pada tujuan rencana pelaksanaan asuhan

keperawatan, tidak semua kriteria tersebut dapat dicapai. Selain

respon pasien yang berbeda terhadap treatment yang diterapkan,

pasien juga terlihat sangat lemah sehingga cukup sulit bagi penulis

untuk memacu pasien mencapai kriteria hasil yang ditetapkan

Dalam mengevaluasi hasil penelitian penulis menggunakan

evaluasi keperawatan selama tiga hari dan dapat disimpulkan hasil

evaluasi atau catatan perkembangan masalah yang dialami An. A dan

An. Z teratasi dengan baik. Pada An. A masa perawatan di ruang anak

RSUD Blambangan diagnosis medis Gastroenteritis selama 3 hari

mulai tanggal 19 Januari 2018 sampai dengan 21 Januari 2018.

Dengan diagnosis keperawatan kekurangan volume cairan teratasi

pada tanggal 21 Januari 2018 dengan balance cairan yang input yang

cukup, serta diagnosis keperawatan Kerusakan Integritas Kulit pada

An. A teratasi pada tanggal 21 Januari 2018 dengan kondisi

kemerahan masih ada namun sudah tidak terdapat nyeri saat di

bersihkan. Sedangkan pada An. Z masa perawatan di ruang anak

RSUD Blambangan Banyuwangi dengan diagnosis medis

Gastroenteritis selama 3 hari mulai tanggal 19 Januari sampai dengan


107

21 Januari 2018 dengan diagnosis keperawatan kekurangan volume

cairan tertasi pada tanggal 21 Januari 2018 yaitu dengan balance

cairan seimbang, dan diagnosis keperawatan hipetermi tertasi pada

tanggal 20 Januari 2018 dengan suhu tubuh 37,4’C, serta diagnosis

Kerusakan Integritas kulit teratasi pada tanggal 21 januari 2018

dengan kondisi kemerahan masih ada namun sudah tidak terdapat

nyeri saat di bersihkan. Masa perawatan dari An. A dan An. Z sama

karena keduanya sering minum air putih sedikit dan sering serta

makan secara teratur dan proses perawatan untuk iritasi pada daerah

anus dari keluarga juga keduanya cukup baik setalah dilakukan

tindakan. karena keluarga dapat mempertahankan tidak terjadi iritasi

yang bertambah parah pada klien. Selama masa perawatan di RSUD

Blambangan Banyuwangi tidak terjadi komplikasi yang lain seperti

perdarahan usus, komplikasi kardiovaskuler, ko plikasi darah,

komplikasi hepar, komplikasi ginjal. An. A dan An. Z juga tidak

sampai terkena infeksi nosokomial setelah perawatan 3 hari di RSUD

Blambangan Banyuwangi. Dan masalah keperawatan tertasi dengan

baik, klien pulang dari RSUD Blambangan Banyuwangi dengan

keadaan jauh lebih baik saat pertama masuk RSUD Blambangan

Banyuwangi.
108

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perawatan yang dilakukan pada “An A” dan “An Z”

dengan Gatroenteritis diruang anak, RSUD Blambangan Banyuwangi,

maka dapat disimpulkan sebagai berkut :

1. Pada saat dilakukannya pengkajian, maka didapatkan data sebagai berikut

: Keluarga Klien mengatakan klien BAB cair yang berlebih dalam sehari

tanpa ampas dan pad An Z BAB terdapat ampas, dan pantat klien

memerah, deng keadaan umum lemah dengan kesadaran composmetis,

mukosa bibir kering, mata cowong , BAB berlebih dalam sehari , dengan

konsistensi cair tanpa ampas/berampas, berwarna kekuningan, bau khas

feses, adanya kemerahan di pantat yang terlihat samar-samar dan terdapat

nyeri pada bagian kemerahan, dan pada An Z pada saat Pengkajian

didapatkan Suhu KLien yang meningkat yaitu 37,8’C

2. Didalam penyusunan, penyusun mendapatkan dua diagnosa keperawatan

yang dialami “An A” yaitu. Kekurangan volume cairan berhubungan

dendan kehilangan cairan aktif, Kerusakan Integritas Kulit berhubungan

dengan iritasi karena defekasi yang sering dan feses yang cair. Sedangkan

yang dialami “An Z” ditemukan tiga diagnosa yaitu Kekurangan volume

cairan berhubungan dendan kehilangan cairan aktif, Hipertermia

berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh dan Kerusakan Integritas

Kulit berhubungan dengan iritasi karena defekasi yang sering dan feses

yang cair.
109

3. Perencanaan keperawatan dilaksanakan berdasarkan prioritas masalah

keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi

kebutuhan kesehatan klien.

4. Pelaksanaan atau implementasi keperawatan dilakukan selama 3 x 24 jam

berdasarkan rencana tindakan keperawatan yang disusun dengan

melibatkan Klien dan keluarga serta tim kesehatan lain dengan

memperhatikan sarana dan prasarana penunjang untuk pelaksanaan

tindakan.

5. Evaluasi yang didapatkan pada “An A” dengan perawatan selama tiga hari

menunjukkan bahwa dari dua diagnosa/masalah keperawatan, yang teratasi

yaitu: Kekurangan volume cairan berhubungan dendan kehilangan cairan

aktif, Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan iritasi karena

defekasi yang sering dan feses yang cair. semua masalah keperawatan

dapat teratasi dan Pasien diperbolehkan pulang pada Tanggal 21 Januari

2018. Serta evaluasi yang didapatkan pada “An Z” dengan perawatan

selama tiga hari menunjukkan bahwa dari 3 diagnosa/masalah

keperawatan, yang teratasi yaitu: Kekurangan volume cairan berhubungan

dendan kehilangan cairan aktif, Hipertermia berhubungan dengan

peningkatan suhu tubuh dan Kerusakan Integritas Kulit berhubungan

dengan iritasi karena defekasi yang sering dan feses yang cair, sehingga

penyusun menganjurkan kepada pasien dan keluarga untuk tetap

mencegah kebersihan pada botol susu bayi dan makan yang dapat

mencetuskan diare.
110

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat mengemukakan

beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat dan diterapkan dalam

menangani klien.

1. Bagi pasien dan keluarga dapat terus meningkatkan kesehatannya secara

mandiri dan dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dengan baik

sesuai dengan fungsinya sebagai tempat untuk memberikan pelayanan

kesehatan.

2. Bagi Rumah Sakit dapat menggunakan hasil Karya Tulis Ilmiah ini untuk

mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan

asuhan keperawatan, serta dapat dijadikan sebagai salah satu Standar

Operasional Prosedur (SOP) di Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan

Banyuwangi khususnya di Ruangan Anak.

3. Bagi Institusi Pendidikan, hendaknya hasil Karya Tulis Ilmiah ini menjadi

salah satu rekomendasi untuk dijadikan sebagai salah satu Standar

Operasional Prosedur (SOP) pada asuhan keperawatan paisen dengan

Gastroenteritis akut di Ruangan Anak.

4. Bagi penulis dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan pada pasien

dengan Gastroenteritis akut yang bermutu dan komprehensif, maka

perawat dituntut memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta selalu

menggunakan proses asuhan keperawatan yang tepat, agar masalah-

masalah yang ditemukan dapat teratasi dan diharapkan adanya kerjasama

yang baik dari keluarga dan perawat agar bisa tercapainya keberhasilan

dalam setiap melakukan tindakan keperawatan, dan perawat juga


111

hendaknya mengetahui tindakan Keperawatan mandiri tanpa harus

bergantung pada tindakan medis.

Anda mungkin juga menyukai