Anda di halaman 1dari 16

43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini dilakukan pada karyawan PT. Pelindo III.

Surabaya. Perusahaan cabang terletak di Tanjung Perak yang menjalankan

bisnis inti sebagai penyedia fasilitas jasa kepelabuhanan di Indonesia.

Perusahaan ini terletak di Jl. Perak Timur No 610 Surabaya. Adapun pelayanan

jasa pada perusahaan ini meliputi : tempat sandar kapal barang / kapal

penumpang, pergudangan, sewa guna lahan, dan bongkar muat barang.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis pendekatan penelitian pada perusahaan ini yaitu penelitian

kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan

data menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif /

statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan (Sugiono,

2011: 8).

3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 117) Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: Objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti bentuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan. Populasi bukan hanya orang tetapi juga objek dan benda-benda

alam lain. Populasi bukan juga sekedar jumlah yang ada pada objek atau

subjek yang dipelajari,tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki

oleh subjek atau objek itu.


44

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus

betul-betul representative atau mewakili (Sugiyono, 2010: 81).

Menurut Arikunto (2010: 10), jika jumlah populasinya kurang dari 100

orang, maka jumlah sampel yang diambil secara keseluruhan. Tetapi jika

populasinya lebih besar dari 100 orang. Maka biasa diambil 10-15 % dari

jumlah populasinya.

Peneliti menggunakan rumus slovin sebagai berikut:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑒)2

Keterangan:

n : Jumlah elemen/anggota sampel

N : Jumlah elemen/anggota populasi

e :Error level (tingkat kesalahan) yang ditetapkan 10 persen (%)

kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

1 : Konstanta

Perhitungan sampel:

1310
n  92,907
1  1310(0,10 2 ) Dibulatkan menjadi 93
45

Tabel : 3.1 Perhitungan Jumlah Sampel

Lokasi Jumlah Perhitungan Jumlah Sampel


Karyawan

Terminal Jamrud 460 460 / 1310 x 93 33

Terminal Nilam 163 163 / 1310 x 93 12

Terminal Mirah 74 74 / 1310 x 93 6


Berlian Jasa Terminal
358 358 / 1310 x 93 26
Indonesia (BJTI)
Terminal Petikemas
255 255 / 1310 x 93 16
Surabaya (TPS)

Total 1310 Total sampel 93


Sumber : data SDM dan UMUM PT. Pelindo III

3.4 Jenis Dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini termasuk ke dalam jenis

data cross-sectional data yaitu mengumpulkan data hanya pada saat riset

lapangan Gozhali (2013). Menurut Sugiyono (2010: 13) macam-macam data

penelitian ada dua yaitu data kuantitatf dan kualitatif.

Pada penulisan skripsi ini jenis data yang digunakan adalah data

kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka seperti jumlah

karyawan, umur responden dan total scoring dari jawaban kuesioner yang akan

dibagikan pada karyawan PT. Pelindo III Surabaya.

3.4.2 Sumber Data

Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelititan ini berjenis

primer dan skunder:

a. Data Primer

Data primer, yaitu data yang berasal langsung dari sumber data yang

dikumpulkan secara khusus dan berhubungan dengan permasalahan yang


46

diteliti atau data yang diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan

semua metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2003: 127). Data primer

diminta karena kedekatannya dengan kebenaran dan pengendalian pada

kesalahan. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

langsung dari penyebaran daftar pertanyaan atau kuesioner kepada responden

yang terpilih untuk penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga

pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data

(Kuncoro, 2003: 127) atau data yang diambil dari luar obyek yang diteliti namun

masih ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Meski data sekunder

membantu konten penelitian, namun dalam penelitian ini, tidak menjadi input

data yang diolah. Data sekunder yang dimaksud antara lain data yang memuat

informasi tentang Company Profile obyek penelitian, termasuk di dalamnya

adalah data yang memuat informasi tentang jumlah karyawan keseluruhan dari

obyek yang diteliti, struktur organisasi.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2010: 61) variabel penelitian adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Variabel penelitian adalah hal-hal yang dapat membedakan atau

membawa variasi pada nilai (Sekaran, 2006). Penelitian ini menguji dua

variabel yaitu variabel independen dan varibel dependen. Variabel independen


47

dalam penelitian ini adalah burnout dan etos kerja, sedangkan variabel

dependen adalah kinerja karyawan.

3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2010: 61) variabel Independen ataupun variabel

bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variable independent

dalam penelitian ini adalah:

a. Burnout (X1)

Burnout merupakan suatu bentuk kelelahan yang disebabkan karena

seseorang bekerja terlalu intens, berdedikasi dan berkomitmen, bekerja terlalu

banyak dan terlalu lama serta memandang kebutuhan dan keinginan meraka

sebagai hal kedua. Berdasarkan penelitian Anbar & Eker (2008) burnout dapat

diukur dengan indikator:

1. Kelelahan emosional, seperti:

a. Tidak semangat

b. Kehilangan kepercayaan terhadap orang lain

2. Depersonalisasi, seperti:

a. Bersikap sinis terhadap rekan kerja

b. Bersikap acuh terhadap rekan kerja

3. Rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri, seperti:

a. Tidak puas dengan hasil kerja

b. Tidak percaya kepada kemampuan diri sendiri


48

b. Etos Kerja (X2)

Etos kerja yang dimaksud adalah persepsi setiap karyawan terhadap

kesadaran dan semangat atau gairah yang bersemayam dalam hati sanubari,

yang merupakan pendorong bagi sesorang dalam bekerja dan beramal sesuai

dengan keyakinan kebenarannya, sebagai artikulasi dari nilai-nilai yang

diyakininya. Etos kerja dikembangkan pada indikator-indikator kemampuan pola

perilaku kepala organisasi adalah sebagai berikut menurut Alex (2001) :

1. Sikap karyawan

a. Etika bekerja baik memiliki sopan santun

b. Ramah terhadap rekan kerja

2. Perasaan seorang karyawan

a. Senang bekerja

b. Menghibur diri

3. Kesediaan karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya.

a. Kepatuhan bekerja

b. Mempunyai inisiatif dalam menyelesaikan pekerjaan

4. Keseriusan karyawan saat bekerja

a. Keseriusan dalam bekerja

b. Teliti saat bekerja

3.5.2 Variabel Terikat (Dependent variabel)

Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, menurut Sugiyono

(2005: 39). Variabel terikat atau dependent variable pada penelitian ini adalah:
49

a. Kinerja Karyawan (Y)

Menurut Bernardin dan Russel (1998: 239), kinerja dapat didefinisikian

sebagai berikut: Berdasarkan pendapat Bernardin dan Russel, kinerja

cenderung dilihat sebagai hasil dari suatu proses pekerjaan yang

pengukurannya dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Robbins (2006: 260) ada 5 indikator kinerja pegawai, yaitu:

1. Kualitas
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan
yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan
kemampuan karyawan.
2. Kuantitas
Merupakan jumlah yang di hasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah
unit, jumlah siklus aktivitas yang di selesaikan.
3. Waktu
Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada aal waktu yang dinyatakan,
dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan
waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektifitas
Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang
teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil
dari setiap unit.
5. Kemandirian
Merupakan tingkat seorang pegawai yang nantinya akan dapat
menjalankan fungsi kerjanya.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan wawancara merupakan teknik

pengumpulan data dengan cara menggunakan pertanyaan lisan kepada

subyek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari

permasalahan yang biasanya terjadi karena sebab-sebab khusus yang

tidak dapat dijelaskan dengan kuesioner.


50

2. Kuesioner

Teknik pengumpulan data dengan kuesioner merupakan satu teknik

pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada

responden, dengan harapan responden akan memberikan respon terhadap

pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Dalam kuesioner ini nantinya akan

digunakan model pertanyaan tertutup, yakni bentuk pertanyaan yang sudah

disertai alternatif jawaban sebelumnya, sehingga responden dapat memilih

salah satu dari alternatif jawaban tersebut.

3. Kajian Pustaka

Penulis mencari referensi-referensi yang terkait dengan burnout dan etos

kerja terhadap kinerja karyawan dari sumber-sumber seperti buku-buku

literatur melalui studi pustaka dan situs internet yang berkaitan dan

mendukung penelitian ini.

3.7 Skala Pengukuran Penelitian

Skala Likert (Sugiyono, 2010: 132) digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau

gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya

disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat

berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap

jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang

diungkapkan dengan kata - kata sebagai berikut:


51

 Jawaban Selalu (SS) = Diberi bobot 4

 Jawaban Sering (S) = Diberi bobot 3

 Jawaban Tidak Setuju (TS) = Diberi bobot 2

 Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) = Diberi bobot 1

3.8 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian sampai sejauh mana alat

ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang ingin di ukur (validitas)

dan sejauh mana hasil pengukuran tersebut dapat di andalkan (reliabilitas).

Hasil pengukuran validitas adalah valid atau tidaknya pernyataan yang diajukan

oleh peneliti kapada responden, sedangkan hasil dari pengukuran reliabilitas

adalah reabel atau tidak ada alat ukur yang dipakai oleh peneliti.

3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Uji validitas adalah pengujian sejauh mana suatu alat ukur yang

digunakan untuk mengukur variabel yang ada (Singarimbun, 2015).

Metode yang akan digunakan untuk melakukan uji validitas adalah

dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor

konstruk atau variabel. Sedangkan untuk uji reliabilitas yang akan digunakan

dalam penelitian ini, adalah dengan menggunakan fasilitas SPSS, yakni dengan

uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel

jika nilai cronbach alpha > 0.60. Nunnally (Ghozali, 2006).


52

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan

sebuah instrumen. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2010: 221).

Menurut Ghozali (2013: 47) mengatakan bahwa suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini untuk

mengukur realibilitas yaitu dengan uji statistik Cronbach Alpha (α) suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha

> 0,60.

3.9 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik berguna untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu

model regresi yang akan di pakai sebagai model penjelas bagi pengaruh antar

variabel. Uji ini dipakai sebagai alat untuk menjaga akurasi model hasil regresi

yang diperoleh. Manurung (2005: 103), menyatakan bahwa uji asumsi klasik

digunakan untuk mengetahui apakah regresi linear berganda yang digunakan

dalam penelitian ini terbatas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi:

3.9.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal (Ghozali, 2013: 160). Cara untuk mengetahui normalitas

adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis

lurus diagonal. Jika distribusi data residual adalah normal, maka garis yang
53

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya

(Ghozali, 2013: 163).

Menurut Ghozali (2013: 163) dasar pengambilan keputusan untuk uji

normalitas data adalah sebagai berikut:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.9.2 Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolonieritas untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas atau variabel-variabel ini

tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai

korelasiantar sesama variabel independent sama dengan nol. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen,

(Ghozali, 2013: 105).

Adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau

nilai variance inflation factor (VIF). Menurut Ghozali (2013: 106) batas tolerance

value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Berikut ini merupakan cara

pengukurannya:

a. Apabila tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas

b. Apabila tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi

multikolinearitas
54

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139). Untuk mengetahui

ada atau tidaknya heteroskedastisitas salah satunya dengan melihat

scatterplot.

Dengan cara menganalisis ada tidaknya heteroskedastisitas pada alat

uji yaitu dengan melihat scatterplot dengan cara sebagai berikut:

a. Apabila penyebaran data pada scatterplot teratur dan membentuk pola

tertentu (naik turun, mengelompok menjadi satu) maka dapat disimpulkan

terjadi problem heteroskedastisitas.

b. Apabila penyebaran data pada scatterplot tidak teratur dan tidak

membentuk pola tertentu (naik turun, mengelompok menjadi satu) maka

dapat disimpulkan tidak terjadi problem heteroskedastisitas

3.10 Analisis Regresi Linier Berganda

Pada penelitian ini uji statistik yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh veriabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikatnya yaitu kinerja

karyawan (Y) pada Karyawan PT. Pelindo III Surabaya adalah metode analisis

regresi linier berganda. Bentuk umum persamaan linier berganda yang

menunjukkan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X1,X2 sebagai

variabel independen dan variabel Y, sebagai variabel dependen. Bentuk umum

dari model regresi linier berganda yang akan digunakan adalah:


55

Y = α + β1 X 1 + β2 X 2 + e

Dimana:

Y =Kinerja Karyawan

α =Konstanta

x1 =Burnout

x2 =Etos Kerja

β1β2 =Koefisien Regresi

e =Error

Dari analisis statistik ini dapat diketahui beberapa hasil diantaranya, bila

koefisien determinasi berganda atau R2 (R Squared) makin mendekati satu

berarti semakin baik model tersebut dalam menerangkan variasi variable

variabel tergantungnya. Sedangkan koefisien berganda (R) menunjukkan

hubungan antara dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel tergantung.

Selain itu dari analisis statistik ini dapat diketahui besarnya pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara serempak maupun parsial,

dan juga dari analisis ini akan diketahui variabel manakah yang paling dominan

dalam konstribusi terhadap variabel terikat (Algifari, 2003:32).

3.11 Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan

dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi

(tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara

statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor

yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan

sebelumnya.
56

3.11.1 Uji t (Parsial)

Pengujian ini digunakan untuk menentukan apakah dua sampel tidak

berhubungan, memiliki rata-rata yang berbeda. Uji t dilakukan dengan cara

membandingkan perbedaan antara nilai dua nilai rata-rata dengan standar error

dari perbedaan rata-rata dua sampel (Ghozali, 2006).

Uji t dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara individu variabel

independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Uji t atau parsial digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh

variabel-variabel independen terhadap variabel dependen yaitu Produktifitas

kerja.

Adapun prosedur sebagai berikut:

1. Menentukan H0 dan H1 (hipotesis nihil dan hipoteis alernatif)

2. Dengan melihat hasil print out computer melalui program SPSS for windows,,

diketahui nilai t-hitung nilai signifikansi nilai t.

3. Jika signifikansi nilai t < 0,1 maka ada pengaruh yang signifikan antara

variabel bebas terhadap variabel terikat.

4. Uji signifikansi nilai t > 0,1 maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara

variabel bebas terhadap variabel terikat. Artinya H0 diterima dan menolak H1,

pada tingkat signifikansi α=10%. Namun bila nilai t sig < 0,1 maka ada

pengaruh yang signifikan pada tingkat signifikansi α= 10%.

Dari hasil ini dapat diketahui nilai signifikan thitung > ttabel maka hal ini

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel bebas dan variabel

tergantung, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Pada penelitian ini tingkat signifikan atau level of signifikan yang

digunakan adalah 10%. Pengujian ini akan di analisis dengan membandingkan


57

nilai probabilitas (significant) pada t test dengan level of significant 10%.

Apabila nilai probalitas kurang dari 10% atau 0.1, maka H0 ditolak dan H1

diterima, sebaliknya jika nilai probalitas lebih dari 10% maka H0 diterima dan H1

ditolak.

3.11.2 Uji F (Simultan)

Pengujian secara bersama-sama dalam regresi berganda ini diketahui

dari hasil ANOVA atau uji F. tujuan melakukan uji F yaitu untuk mengetahui

secara statistik bahwa variabel independen berpengaruhui nilai signifikan Fhitung

>Ftabel, maka secara statistik variabel independen berpengaruh secara

serampak terhadap variabel dependen, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Kriteria pengujian dengan menggunakan uji F adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai Fhitung > Ftabel, berarti ada pengaruh secara serentak dari semua

variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai Fhitung < Ftabel, berarti tidak ada pengaruh secara serentak dari

semua variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji F adalah alat untuk menguji variabel independen secara bersama

terhadap variabel dependennya untuk meliputi apakah model dari penelitian

tersebut sudah fit (sesuai) atau tidak.

3.11.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi atau kuadrad dari koefisien korelasi (R2) ini

disebut koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen

dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen.

Menghitung koefisien determinasi berganda untuk kemampuan model regresi


58

dalam menjelaskan perubahan variabel tergantung akibat varians variabel

bebas.

Koefisien determinasi berganda (R2), dapat diukur dengan persamaan

sebagai berikut: bila nilai R2 makin mendekati 1 atau 100% berarti semakin baik

model regresi tersebut dalam menjelaskan variabilitas variabel tertentu. Bila

koefisien determinasi (R2) adalah 0 sampai 1. Apabila nilai koefisien

determinasi berganda suatu persamaan mendekati nol, maka semakin kecil

pula pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel tergantung,

sebaliknya semakin mendekati satu nilai koefisien determinasi berganda suatu

variabel maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap variabel tergantung.

Anda mungkin juga menyukai