Bab Iv
Bab Iv
BAB IV
Pelindo 3 merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
lepas dari wilayah Indonesia yang terbentuk atas jajaran pulau-pulau dari
sekali.
Pelindo III memiliki komitmen yang kuat dalam mewujudkan visi dan misi
selalu mengacu pada tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
of Conduct) sebagai acuan bagi seluruh insan perusahaan mulai dari Komisaris,
Direksi, hingga Pegawai untuk beretika dan berperilaku dalam proses bisnis serta
ini dalam meraih visi dan misi perusahaan adalah penghayatan nilai-nilai budaya
menjadi budaya perusahaan yang pertama harus tertanam dalam diri setiap
insan perusahaan, dilanjutkan oleh Care dan budaya perusahaan yang ketiga
adalah Integrity. Kini, perusahaan ini menjadi salah satu BUMN besar di
Perusahaan ini juga menjadi segelintir BUMN yang memasuki pasar global. Hal
ini membuktikan bahwa perusahaan ini memiliki daya saing yang tinggi dan
Visi :
Misi :
kuesioner kepada responden pada karyawan PT. Pelindo III Surabaya, dengan
tentang karakteristik responden yang diteliti meliputi, (1) usia responden, (2)
responden yang berusia 50 Tahun keatas berjumlah 6 orang atau sebesar 7%.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa karyawan pada perusahaan ini, lebih banyak
yang berusia dibawah 30 tahun yaitu 34 atau sebesar 37%. Dengan demikian
ini, maka distribusi frekuensi responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat
menurut masa jabatan yang masa kerja 1 - 5 tahun sebanyak 30 orang atau
orang atau 16%, 16 – 20 Tahun sebanyak 7 orang atau 8%. Hal ini dapat
orang atau 45% kemudian urutan kedua adalah D3 sebanyak 22 orang atau 24%
kemudian urutan ketiga tingkat SMA/SMK sebanyak 19 orang atau 20% dan
urutan kelima pada tingkat SMP 3 orang atau 1 % dan pada urutan terakhir pada
tingkat pendidikan SD yaitu 1 orang atau 1% . Dari hal ini dapat disimpulkan
Penelitian ini dilakukan pada objek penelitian di PT. Pelindo III Surabaya
untuk mengetahui pengaruh burnout dan etos kerja karyawan terhadap kinerja
64
kepada responden sebanyak 93 karyawan dan hasil disajikan seperti berikut ini.
Skala Nilai
ITEM Total
1 2 3 4
4 12 52 25 93
X1.1.1
4% 13% 56% 27% 100%
0 15 61 17 93
X1.1.2
0% 16% 66% 27% 100%
1 31 42 19 93
X1.2.1
1% 33% 45% 20% 100%
1 18 57 17 93
X1.2.2
1% 19% 61% 18% 100%
2 18 48 27 93
X1.3.1
2% 19% 52% 29% 100%
5 19 54 15 93
X1.3.2
5% 20% 58% 16% 100%
Sumber : Lampiran 2
responden untuk pernyataan dari indikator X1.1.1 Saya tidak mempunyai semangat
dalam bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa 25 responden atau 27% menyatakan
Indikator X1.1.2 Saya tidak dapat mempercayai rekan kerja saya. Hal ini
responden atau 16% menyatakan tidak setuju, tidak ada responden yang
mempercayai rekan kerja saya dibuktikan dengan nilai responden setuju sebesar
93%.
Indikator X1.2.1 Saya bersikap sinis terhadap rekan saya. Hal ini
sebesar 65%. Jadi, pada umumnya karyawan bersikap sinis terhadap rekan
mereka.
Indikator X1.2.2 Saya bersikap acuh terhadap rekan kerja saya. Hal ini
sebesar 84%. Jadi, pada umumnya karyawan bersikap acuh terhadap rekan
Indikator X1.3.1 Saya tidak puas dengan pekerjaan saya. Hal ini
sebesar 81%. Jadi, pada umumnya karyawan yang mengalami burnout mereka
Indikator X1.3.2 Saya tidak percaya dengan kemampuan saya. Hal ini
atau sebagian besar responden menyatakan setuju dengan nilai sebesar 84%.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Pelindo III, maka
Skala Nilai
ITEM Total
4 3 2 1
47 38 8 0 93
X2.1.1
51% 41% 9% 0% 100%
63 26 4 0 93
X2.1.2
68% 28% 4% 0% 100%
45 42 6 0 93
X2.2.1
49% 45% 6% 0% 100%
40 44 9 0 93
X2.2.2
43% 47% 10% 0% 100%
49 38 6 0 93
X2.3.1
53% 41% 6% 0% 100%
59 23 11 0 93
X2.3.2
63% 25% 12% 0% 100%
46 44 3 0 93
X2.4.1
49% 48% 3% 0% 100%
48 38 7 0 93
X2.4.2
52% 41% 8% 0% 100%
Sumber: lampiran 2
responden untuk pernyataan dari indikator X2.1.1 Saya berusaha beretika sopan
saat bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kuisioner memperoleh tanggapan
dari 47 responden atau 51% menyatakan sangat setuju, 38 responden atau 41%
responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan etos kerja.
dengan nilai sebesar 92%. Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya karyawan
Indikator X2.1.2 Saya selalu ramah kepada seluruh rekan kerja. Hal ini
yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan etos kerja. Dengan
nilai sebesar 96%. Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya karyawan selalu
setuju, 6 responden atau 6% menyatakan tidak setuju, tidak ada responden yang
nilai sebesar 94%. Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya karyawan senang
Indikator X2.2.2 Saya berusaha menghibur diri saat bekerja. Hal ini
setuju, 9 responden atau 10% menyatakan tidak setuju, tidak ada responden
yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan etos kerja. Dengan
nilai sebesar 90%. Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya karyawan berusaha
Indikator X2.3.1 Saya berusaha patuh terhadap arahan atasan. Hal ini
setuju, 6 responden atau 6% menyatakan tidak setuju, tidak ada responden yang
69
nilai sebesar 94%. Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya karyawan berusaha
menyatakan setuju, 11 responden atau 12% menyatakan tidak setuju, tidak ada
responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap etos kerja. Dengan
nilai sebesar 88%. Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya karyawan berusaha
Indikator X2.4.1 Saya berusaha serius dalam pekerjaan saya.. Hal ini
setuju, 3 responden atau 3% menyatakan tidak setuju, tidak ada responden yang
nilai sebesar 97%. Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya karyawan berusaha
Indikator X2.4.2 Saya berusaha teliti dengan pekerjaan saya.. Hal ini
setuju, 7 responden atau 8% menyatakan tidak setuju, tidak ada responden yang
70
menyatakan sangat tidak setuju terhadap etos kerja. Dengan demikian rata-rata
atau sebagian besar responden menyatakan setuju dengan nilai sebesar 93%
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Pelindo III Surabaya,
maka distribusi frekuensi penilaian responden terhadap Kinerja (Y) dapat di lihat
untuk pernyataan dari indikator Y1.1.1 Saya mampu melakukan pekerjaan dengan
baik dan benar. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kuisioner memperoleh
tidak setuju, tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap
melakukan pekerjaan dengan baik dan benar sesuai yang ditetapkan bahwa
baik pekerjaan yang diberikan, hal ini dibuktikan oleh pernyataan sangat setuju
saya dalam melakukan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kuisioner
tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju
Indikator Y1.2.2 Saya melakukan tugas yang diberikan sesuai target yang
menyatakan tidak setuju, tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak
umumnya karyawan melakukan tugas yang diberikan sesuai target yang telah
diberikan perusahaan.
Indikator Y1.3.1 Saya menyelesaikan pekerjaan tepat waktu ini. Hal ini
yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan kinerja. Hasil tersebut
pekerjaan tepat waktu, hal ini dibuktikan oleh pernyataan lebih banyak sangat
Indikator Y1.3.2 Saya tidak keberatan dengan standar waktu dan jadwal
yang telah ditentukan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kuisioner
tidak setuju, tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap
keberatan dengan standar waktu dan jadwal yang telah ditentukan perusahaan,
hal ini dibuktikan oleh pernyataan sangat setuju dan setuju dari responden.
73
dari 50 responden atau 54% menyatakan sangat setuju, 44 responden atau 47%
kemampuan mereka dengan suatu pekerjaan, hal ini dibuktikan oleh pernyataan
Indikator Y1.5.1 Saya mampu mencapai tujuan kerja dengan baik. Hal ini
yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan kinerja. Hasil tersebut
tujuan kerja dengan baik, hal ini dibuktikan oleh pernyataan sangat setuju dan
setuju, 6 responden atau 6% menyatakan tidak setuju, tidak ada responden yang
pekerjaan, hal ini dibuktikan oleh pernyataan sangat setuju dan setuju dari
responden.
kuesioner tersebut dan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur tersebut
benar-benar cocok atau sesuai sebagai alat ukur yang diinginkan (Ghozali, 2013:
52). Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir
tabel dengan mencari degree of freedom (df) = N – k, dalam hal ini N adalah
(df)= n – K
(df)= 93-2
(df)= 91 Jadi nilai df dalam penelitian ini adalah 91 dengan signifikan 0.1
Uji validitas dilakukan dengan melihat rhitung dan rtabel dari setiap item
forwindows. Setiap item pernyataan dikatakan valid jika rhitung> rtabel, dan jika
rhitung< rtabel maka pernyataan tersebut dikatakan tidak valid (Ghozali, 2013: 53).
75
Hasil uji validitas dalam penelitian ini dari setiap item pernyataannya adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengolahan data maka uji validitas variabel burnout dapat
Burnout (X1) yang terdiri dari 6 item pernyataan. Hasil tabulasi nilai korelasi
setiap item pernyataan mempunyai nilai r hitung lebih besar dari rtabel. Dengan
pernyataan pada variabel burnout dinyatakan valid dan dapat dijadikan sebagai
instrumen penelitan.
76
Berdasarkan hasil pengolahan data maka uji validitas variabel etos kerja dapat
etos kerja (X2) yang terdiri dari 8 item pernyataan. Hasil tabulasi nilai korelasi
setiap item pernyataan mempunyai nilai rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan
pernyataan pada variabel etos kerja dinyatakan valid dan dapat dijadikan
Berdasarkan hasil pengolahan data maka uji validitas variabel Kinerja (Y)
Kinerja (Y) yang terdiri dari 10 item pernyataan. Hasil tabulasi nilai korelasi setiap
item pernyataan mempunyai nilai rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian
berdasarkan uji validitas menunjukkan bahwa pada semua item pernyataan pada
penelitan.
jawaban seseorang terhadap pernyataan yang ada dalam kuesioner tersebut dari
waktu ke waktu di dalam mengukur gejala yang sama. Untuk menguji tingkat
untuk tiap variabel penelitian melalui program IBM spss statistics 21. Uji
reliabel jika memberikan nilai Crobanch’s Alpha> 0,60 (Ghozali, 2011: 42). Hasil
78
uji reliabilitas dari variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 4.10
alpha dari Burnout (X1), variabel Etos kerja (X2), dan Variabel Kinerja (Y) hasil
nilainya lebih besar dari 0.6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
pernyataan kuesioner tersebut telah reliabel yang berarti kuesioner ini dapat
dan uji F dapat dilakukan. Untuk dapat menguji normalitas model regresi,
Residual. Dasar pengambilan keputusan ini adalah jika data menyebar jauh dari
garis diagional atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika data tidak menyebar jauh dari
garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas (Ghozali, 2013: 163). Dari hasil statistik, diperoleh hasil
sebagai berikut:
79
Hasil uji normalitas pada gambar 4.1 tersebut di atas, terlihat bahwa penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal grafik tidak menyebar jauh dari garis diagonal
atau mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Berdasarkan pada grafik 4.2 begitu pula pada grafik histrogram yang
memberikan pola distribusi yang normal (tidak terjadi kemiringan). Kedua grafik
asumsi normalitas.
dapat menyesatkan jika tidak dilakukan secara hati-hati, secara visual terlihat
normal namun secara statistik tidak, atau sebaliknya secara visual tidak normal
menggunakan uji grafik dilengkapi dengan uji statistik, salah satunya dengan
normal. Hasil uji tersebut disajikan pada Tabel 4.11 berikut ini.
signifikansinya ≥ 0,1. Hal ini berarti mendukung uji normalitas dengan histogram
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas yaitu burnout (X1) dan Etos kerja
Factor (VIF). Apabila nilai Tolerance < 0.1 atau nilai VarianceInflation Factor
(VIF) > 10, maka terjadi multikolineritas. Jika nilai Tolerance > 0.1 dan nilai
Dari tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa nilai TOL (Tolerance) variabel
Burnout (X1) nilai toleransi sebesar 0,876 dan variabel Etos kerja (X2) nilai
toleransi sebesar 0,876, Tidak ada nilai tolerance yang kurang dari 0,1 dan
Variance Inflation Factor (VIF) yang lebih dari 10. Dengan demikian dapat
relevan yang berbeda dari setiap varian variabel bebas yaitu burnout dan etos
standardized predictors dengan standardized residual model. Jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
82
tidak membentuk suatu pola tertentu serta titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil uji
nilai mutlak residualnya. Jika sig kurang dari alfa (Sig.< ɑ), maka dapat
heteroskedastisitas.
a. Dependent Variable: TY
Sumber: Lampiran 4
Dari tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa pada model regresi ini tidak
absolut residual sebesar 0,000 < 0,1 dan signifikan. Variabel etos kerja absolut
residual sebesar 0,000 < 0,1 dan signifikan. Dengan demikian dapat dipastikan
heteroskedastisitas.
regresi dengan menggunakan Software Package for Social Science (SPSS 21)
Y = 13.102 + (-0.307X1)+0.959X2 + e
Yang mana:
13.102 : Konstanta
X1 : Burnout
X2 : Etos Kerja
Y : Kinerja
e : Tingkat Eror
1. Nilai konstanta menunjukkan nilai sebesar 13.102, artinya bahwa jika nilai
variabel bebas yang terdiri dari burnout dan etos kerja bernilai 0, maka
variabel dependen yaitu Kinerja olahan PT. Pelindo III Surabaya tetap ada
Surabaya sebesar 13.102 dengan asumsi variabel yang lain tidak ada atau
ceteris paribus.
2. Variabel Burnout mempunyai nilai Negatif, dengan nilai koefisien atau slope
sebesar -0.307. Hal ini berarti hubungan variabel burnout dengan kinerja
bebas yang lain nilainya konstan, maka variabel dependen yaitu kinerja PT.
sebesar nilai koefisien dengan asumsi bahwa variabel yang lain tidak
3. Variabel Etos Kerja mempunyai nilai positif, dengan nilai koefisien atau slope
sebesar 0.959. Hal ini berarti hubungan variabel etos kerja dengan kinerja
mempunyai hubungan linier atau berbanding lurus artinya jika variabel etos
yang lain nilainya konstan, maka variabel dependen yaitu kinerja PT. Pelindo
85
sebesar 0.959 dengan asumsi bahwa variabel yang lain tidak mengalami
perubahan (tetap).
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu.
Jika nilai R2 mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model
bebas yang dimasukkan dalam model regresi dimana setiap penambahan satu
untuk menggunakan nilai Adjusted R2 karena nilai Adjusted R2 dapat naik atau
variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi untuk variabel bebas lebih dari 2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .857a .735 .729 2.574
a. Predictors: (Constant), TX2, TX1
b. Dependent Variable: TY
Sumber: Lampiran 4
0,857 atau 85,7 % artinya bahwa, terdapat hubungan positif dan kuat antara
variabel burnout dan etos kerja terhadap kinerja PT. Pelindo III Surabaya,
bahwa adjusted R square diperoleh sebesar 0,735 Artinya bahwa 73,5% kinerja
PT. Pelindo III Surabaya dapat memberikan perubahan atau dapat dijelaskan
oleh variabel bebas yang terdiri dari burnout dan etos kerja sedangkan sisanya
yaitu sebesar 26,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Hasil uji t (parsial) dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini:
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara burnout (X1)
terhadap kinerja (Y) PT. Pelindo III Surabaya. Pengujian dilakukan dengan
b. Kriteria pegujian:
Daerah Ditolak
Daerah Diterima
c. Nilai thitung
d. Keputusan
Dari hasil analisis uji t untuk variabel burnout (X1) pengaruhnya terhadap
Kinerja diperoleh hasil bahwa thitung (-3.706) < ttabel (1.29092). Maka H0
signifikan antara variabel burnout (X1) terhadap kinerja (Y) PT. Pelindo III
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara etos kerja
terhadap kinerja (Y) PT. Pelindo III Surabaya. Pengujian dilakukan dengan
b. Kriteria pegujian:
c. Nilai thitung
d. Keputusan
Dari hasil analisis uji t untuk variabel etos kerja (X2) pengaruhnya
signifikan antara variabel etos kerja (X2) terhadap kinerja (Y) PT. Pelindo
III Surabaya. Dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,1. Dengan
hal ini Burnout (X1) dan Etos Kerja (X2) secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap variabel Kinerja (Y). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.17
sebagai berikut:
terhadap kinerja. Hal ini terbukti dengan melihat nilai signifikan Fhitung sebesar
124.739 dan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari alpha (α) = 0,1 atau
membandingkan nilai Fhitung sebesar 124.739 lebih besar dari Ftabel sebesar 2,36.
Taraf signifikan (α) = 0,1, maka Ftabel = F α;( n-k-1) = F 0,1; 91 = 2,36.
b. Kriteria pegujian:
c. Mencari F hitung
d. Keputusan
(burnout dan etos kerja) terhadap variabel dependen (kinerja) secara bersama-
sama diperoleh hasil bahwa Fhitung (124.739) > Ftabel (2,36). Maka H0 ditolak dan
kebenarannya.
variabel berpengaruh secara parsial maka sesuai dengan hipotesis keempat dari
penelitian ini adalah diduga bahwa Etos Kerja (X2) berpengaruh dominan
nilai beta yang mempunyai nilai tertinggi. Berikut ini hasil perhitungan nilai beta
tertinggi adalah variabel Etos Kerja sebesar 0.758. Dengan demikian Variabel
91
Etos Kerja adalah variabel yang dominan dan hipotesis keempat dalam
4.10 Pembahasan
Pada bagian ini merupakan pembahasan dari hasil analisis yang telah
dilakukan pada bagian sebelumnya. Analisis utama dalam penelitian ini adalah
independen yaitu burnout dan etos kerja terhadap variabel dependen kinerja.
kinerja karyawan. Penelitian ini melihat dua faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja, yaitu burnout dan etos kerja. Pembahasan selanjutnya akan melihat
secara parsial masing-masing pengaruh burnout terhadap kinerja dan etos kerja
berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan (Y). Hal ini dapat dilihat pada
nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikan (ɑ) = 0,1
dan hasil thitung sebesar -3,706 lebih kecil dari ttable sebesar 2,00247. Nilai negatif
burnout meningkat maka kinerja karyawan akan menurun. Berdasarkan hasil ini
terhadap kinerja karyawan di bank Mellat dengan sampel 250 dan hasilnya
menunjukan hal yang sama yaitu burnout berpengaruh secara negatif terhadap
salah satunya berakibat buruk terhadap kinerja karyawan. Hasil pada indikator -
tingkat minimum untuk mencegah efek sampingnya pada kinerja. Jadi, para
manajer harus membantu dalam menciptakan tempat kerja yang sesuai secara
menggunakan saran dan kritik sebagai faktor lainnya. Semua faktor ini dapat
Dengan cara ini mereka membuat orang-orang bank tertarik pada pekerjaan
mereka sendiri. Juga memberi sanksi akan menjadi lebih kuat membantu
kejenuhan kerja ringan yaitu sebanyak 45 responden (85%), dan sebagian besar
tingkat burnout berat yaitu 0 % atau tidak ada yang mengalami kejenuhan berat
begitu juga dengan burnout sedang yaitu 0% tetapi yang mengalami burnout
ringan yaitu 85,9% atau 45 perawat dan yang tidak sama sekali mengalami
dengan menggunakan Statistical Analysis System (SAS) versi 9.2. Dari penelitian
dan angka ini bisa lebih tinggi karena 11% responden tidak dapat mengatakan
Yang lain merasa bahwa tekanan mereka disebabkan oleh kebutuhan sosial
yang tidak terpenuhi. Kebutuhan sosial yang tidak terpenuhi ini mendorong
karyawan untuk mencapai target lebih banyak dari pada yang diberikan
tidak mengetahui tanda - tanda stres dan burnout, kontras yang jelas dengan
mereka merasa tertekan di tempat kerja. Hal ini menunjukkan bahwa sering
orang mengatakan bahwa mereka stres tetapi mereka tidak benar-benar tahu
apa itu stres. Seseorang harus dengan jelas mengetahui tanda-tanda stres yang
mereka telah menyadari situasi stres mereka untuk waktu yang lama. Sisanya
tidak setuju dan karenanya signifikansi penelitian ini dalam menetapkan apakah
stres merupakan masalah dalam kinerja karyawan di BPC. Individu yang merasa
tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk memberantas stres mereka
menandakan betapa banyak jumlah orang yang pada akhirnya akan menyerah
jalan untuk kelelahan. Ini berdampak dan berakibat negatif pada kinerja
karyawan.
95
tinggi tingkat burnout pada suatu karyawan maka semakin buruk kinerja
karyawan atau perusahaan akan mengalami penurunan kinerja hal ini harus
menjadi perhatian yang sangat penting untuk suatu perusahaan tidak hanya
untuk kebaikan pada target perusahaan dan juga kepada keselamatan kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y). Hal ini dapat dilihat pada nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikan (ɑ) = 0,1 dan
hasil thitung sebesar 13,068 lebih besar dari ttable sebesar 1,29092. Nilai positif
pengaruh etos kerjaa searah dengan kinerja karyawan. Artinya apabila etos
“Pengaruh Etos Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas
sampel 81 yang menyatakan Koefisien regresi untuk variabel etos kerja sebesar
0,371 dan t hitung sebesar 5,125 dengan tingkat signifikansi sebesar p (0.000).
Hasil ini menunjukkan bahwa nilai positif t hitung >t tabel dengan nilai thitung 5,1 52 >
1.665 ttabel, dan tingkat signifikan sebesar 0.000 < 0,05, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan dan positif antara variabel etos kerja terhadap kinerja pegawai
kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. BRI cabang Tahuna
yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di perusahaan ini. Dengan
atau 0.05 menunjukan secara parsial etos kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja dengan hasil uji t 2,467 dengan signifikan 0,001ini
menyatakan bahwa thitung > ttabel maka ada pengaruh etos kerja terhdap kinerja
karyawan di PT. BRI cabang Tahuna. Etos kerja merupakan perilaku kerja positif
yang berakar pada kerjasama yang kental, keyakinan yang fundamental, disertai
komitmen yang total pada paradigma kerja yang integral. Istilah paradigma di sini
berarti konsep utama tentang kerja itu sendiri yang mencakup idealisme yang
utama, pikiran dasar, kode etik, kode moral, dan kode perilaku bagi para
pemeluknya.
bahwa ada pengaruh positif dan signifikan terhdap kinerja karyawan, perusahaan
yang memiliki karyawan yang mempunyai etos kerja yang tinggi dapat membantu
memiliki karyawan dengan etos kerja yang rendah maka akan menyulitkan
4.10.3 Pengaruh Burnout (X1) dan Etos kerja (X2) Terhadap Kinerja (Y)
diberikan oleh organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk
pespektif hasil, proses, atau perilaku yang mengarah pada pencapaian tujuan.
Oleh karena itu, tugas dalam konteks penilaian kinerja, tugas pertama pimpinan
negati/positif dan signifikan variabel burnout (X1) dan etos kerja (X2) terhadap
variabel kinerja (Y) melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan. Dari nilai thitung
variabel burnout sebesar -3.706 dan taraf signifikansi 0,000 dan nilai thitung
variabel etos kerja sebesar 13.068 dan taraf signifikansi 0,000. Sehingga
dibahas mengenai uji serentak/simultan atau uji bersama-sama (Fhitung) dan uji
secara parsial (thitung). Dilihat dari analisis hasil penelitian menunjukkan secara
simultan atau bersama-sama bahwa nilai Fhitung sebesar 124.739 lebih besar dari
Ftabel 2,36 yaitu dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0.1 yang berarti secara
variabel terikat yaitu kinerja. Dari hasil tersebut, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif atau positif dan
signifikan antara variabel burnout (X1) dan etos kerja (X2) secara bersama-sama
Pada pengaruh burnout dan etos kerja , terdapat nilai koefisien kolerasi
variabel burnout dan etos kerja terhadap kinerja adalah kuat, karena R lebih dari
0,1 maka dapat dikatakan berkorelasi kuat, sedangkan sisanya sebesar 14,3%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.
adalah sebesar 0,735 atau 73,5%. Artinya bahwa 73,5% variabel kinerja dapat
dijelaskan oleh variabel bebas yang terdiri dari burnout dan etos kerja sedangkan
sisanya yaitu sebesar 26,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
adalah -0,307 burnout (X1) dan 0,959 variabel Etos kerja (X2). Nilai koefisien
regresi yang negatif atau positif menunjukkan bahwa pengaruh dari masing-
masing variabel bebas adalah negatif (burnout) dan positif (etos kerja) atau
berbalik dan searah yang berarti bahwa variabel burnout (X1) dan variabel etos
kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh pada kinerja (Y) PT Pelindo III
Surabaya.
variabel terikat. Pengaruh dari kedua variabel bebas tersebut bersifat signifikan
artinya jika semakin meningkat variabel burnout maka semakin menurun kinerja
sebaliknya jika variabel etos kerja meningkat maka dapat mengakibatkan kinerja
didapatkan hasil.
burnout salah satu hal yang dapat mengatasi masalah ini dengan
karyawan memiliki etos kerja yang baik. Pengaruh etos kerja melalui Uji T