Tugas Tutor IKA
Tugas Tutor IKA
Laporan Tutorial
Ilmu Penyakit Anak
Fasilitator:
dr.Ivonne Ruth Situmeang
Kelompok A3
NPM : 212-210-073
Demam Septik
Pada tipe demam septik ,suhu badan berangsur naik ke tingkat
yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat
diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil
dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat
yang normal dinamakan juga demam hektik.
Demam Remiten
Pada tipe demam Remiten,suhu badan dapat turun setiap hari
tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan
suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak
sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
Demam Intermiten
Pada tipe ini, suhu badan turun ketingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi
setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari
bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
Demam Kontinyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak
berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus-
menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
Demam Siklik
Pada tipe ini terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari
yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Definisi,Etiologi,Patofisiologi,Gambaran klinis,
Epidemologi,Diagnosis,Klasifikasi,Pemeriksaan
Diagnostik,Diagnosa Banding.
1. Definisi DBD/DHF
Penyakit Infeksi yang disebabkan oleh virus denque dengan manifestasi
klinik demam,nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia,ruam,limfadenopati,trombositopenia dan diatesis
hemoragik.
2. Etiologi
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue,yang termasuk
dalam genus Flavivirus . Flavivirus merupakan virus dengan diameter
30nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul
4x106.
Virus dengue berbentuk batang,bersifat termolabil,sensitif terhadap
inaktivasi oleh dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 700 c.
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1,DEN-2,DEN-3,dan DEN-4, yang
semuanya dapat menyebabkan demam berdarah dengue. Keempat
serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotype
terbanyak. Terdapat reaksi silang antara serotipe dengue dengan
Flavivirus lain seperti Yellow fever, Japanese encehphalitis dan West Nile
virus.
3. Patofisiologi
Fenomena Patologis yang utama pada penderita DHF adalah
meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan
terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstraseluler.
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh adalah
viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam,sakit
kepala,mual,nyeri otot,pegal-pegal diseluruh tubuh,ruam atau bintik-
bintik merah pada kulit(petekie),hyperemia tenggorokan dan hal lain
yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening,
pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali)
4. Gambaran Klinis
Gambaran klinis yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan
masa inkubasi antara 13-15 hari,tetapi rata-rata5-8 hari. Gejala klinik
timbul secara mendadak berupa suhu tinggi,nyeri pada otot dan
tulang,mual,kadang-kadang muntah dan batuk ringan. Sakit kepala
dapat menyeluruh atau berpusat pada daerah supra orbital dan
retoorbital. Nyeri dibagian otot terutama dirasakan bila otot perut
ditekan.
Eksantem yang klasik ditemukan dalam 2 fase, mula-mula pada awal
demam(6-12 jam sebelum suhu naik pertama kali),terlihat jelas dimuka
dan dada yang berlangsung selama beberapa jam.
Ruam berikutnya mulai antara hari 3-6,mula-mula berbentuk makula
besar yang kemudian bersatu mencuat kembali,serta kemudian timbul
bercak-bercak petekia.Pada dasarnya hal ini terlihat pada bagian lengan
dan kaki,kemudian menjalar keseluruh tubuh.
Pada saat turun kenormal,ruam ini berkurang dan cepat
menghilang,bekas-bekasnya kadang terasa gatal.Nadi pasien mula-mula
cepat dan menjadi normal atau lebih lambat pada hari ke-4 an ke-5.
Gejala pendarahan mulai pada hari ke-3 atau ke-5 berupa
petekia,purpura,ekimosis,hematemesis,epistaksis. Juga kadang terjadi
syok yang biasanya dijumpai pada saat demam telah menurun antara
hari ke-3 dan ke-7 dengan tanda : anak menjadi makin lemah,ujung
jari,telinga,hidung teraba dingin dan lembab,denyut nadi terasa
cepat,kecil,dan tekanan darah menurun dengan tekanan sistolik 80
mmHg atau kurang.
5. Epidemiologi
Demam berdarah dengue tersebar diwilayah Asia Tenggara,Pasifik barat,
dan Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di
seluruh wilayah tanah air.
Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk genus
Aedes (terutama A. Aegypti dan A. Albopictus).Peningkatan kasus setiap
tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan.
Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi
biakan virus dengue yaitu :
1. Vektor : perkembangbiakan vektor,kebiasaan
menggigit ,kepadatan vektor di lingkungan,
transportasi vektor.
6. Diagnosis
Patokan WHO(1986) untuk diagnosis DHF adalah sebagai berikut :
1) Demam akut,yang tetap tinggi selama 2-7 hari kemudian
turun secara lisis .Demam disertai gejala tidak spesifik ,
seperti anoreksia,lemah,nyeri.
2) Manifestasi pendarahan :
>Uji tourniquet positif
>Petekia,purpura,ekimosis
>Epistaksis,pendarahan gusi
>Hematemesis,melena
3) Pembesaran hati yang nyeri tekan,tanpa ikterus.
4) Dengan atau tanpa renjatan.
Renjatan biasanya terjadi pada saat demam turun (hari ke-
3 dan hari ke-7 sakit ).Renjatan yang terjadi pada saat
demam biasanya mempunyai prognosis buruk.
5) Kenaikan nilai Hematokrit/ Hemokonsentrasi.
7. Klasifikasi
DHF diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis
dibagi menjadi 4 derajat :
I. Derajat 1
Demam disertai gejala klinis lain,tanpa perdarahan spontan,uji
tourniquet,trombositopenia dan hemokonsentrasi.
II. Derajat 2
Derajat 1 dan disertai pula perdarahan spontan pada kulit atau
tempat lain.
III. Derajat 3
Ditemukan kegagalan sirkulasi,yaitu nadi cepat dan lemah,tekanan
darah rendah (hipotensi),gelisah,cyanosis sekitar mulut,hidung
dan jari(tanda-tanda dini renjatan )
IV. Derajat 4
Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah
tidak dapat diukur
8. Pemeriksaan Diagnostik
>> Laboratorium
• Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui
limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma
biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan
meningkat.
• Golongan darah: dan cross macth (uji cocok serasi): bila akan diberikan
transfusi darah atau komponen darah.
• Uji III: Dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang
dari perawatan, uji ini digunakan untuk kepentingan surveilans. (WHO, 2006)
9. Diagnosa Banding
Gambaran klinis DHF seringkali mirip dengan beberapa penyakit lain
seperti :
Demam Chikungunya
Dimana serangan demam lebih mendadak dan lebih pendek tapi
suhu diatas 40ᵒc disertai ruam dan infeksi konjungtiva ada rasa
nyeri sendi dan otot.
Demam Tyfoid
Biasanya timbul tanda klinis khas seperti pola demam,bradikardi
relatif,adanya leukopenia,limfositosis relatif.
Anemia Aplastik
Penderita tampak anemis,timbul juga perdarahan pada stadium
lanjut,demam timbul karena infeksi sekunder,pemeriksaan darah
tepi menunjukkan pansitopenia.
Purpura trombositopenia idiopati (ITP)
Purpura umumnya terlihat lebih menyeluruh,demam lebih cepat
menghilang,tidak terjadi hemokonsentrasi.
10. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue,prinsip utama
adalah terapi suportif.
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
1. Istrahat baring.
2. Diet makan lunak.
3. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam) dapat berupa :susu,teh
manis,sirup.pemberian cairan merupakan hal yang paling penting
bagi penderita DHF.
4. Pemberian cairan intravena .
5. Monitor tanda-tanda vital setiap 3 jam
(suhu,nadi,tensi,pernafasan ),jika kondisi pasien
memburuk,observasi ketat tiap jam.
6. Periksa Hb,Ht dan trombosit setiap hari.
7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan
asetaminopen.
8. Monitor tanda-tanda pendarahan lebih lanjut.
9. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.
10.Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan
umum,perubahan tanda-tanda vital,hasil pemeriksaan
laboratorium yang memburuk
11.Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam
11. Pencegahan
Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut :
1. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh
alamiah dengan melaksanakan pemberantasan vektor pada saat
sedikit terdapatnya kasus DHF.
2. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan
vektor pada tingkat sangat rendah untuk memberikan
kesempatan penderita viremia sembuh secara spontan
3. Mengusahakan pemberabtasan vektor dipusat daera penyebaran
yaitu di sekolah,rumah sakit termasuk pula daerah penyangga
disekitarnya.
4. Mengusahakan pemberantasan vektor disemua daerah berpotensi
penularan tinggi.
1. Menggunakan insektisida
Yang lazim digunakan adalah Malathion untuk membunuh
nyamuk dewasa dan Temephos(Abate ) untuk membunuh jentik
(larvasida).Cara penggunaan Malathion dengan pengasapan atau
pengabutan.
Cara penggunaan Temephos(Abate) ialah dengan pasir abate
kedalam sarang-sarang nyamuk aedes yaitu bejana penampungan
air bersih,dosis yang digunakan ialah 1 gram abate SG 1% /10 liter
air.
2. Tanpa Insektisida
Caranya adalah :