Anda di halaman 1dari 3

KEWARGANEGARAAN

Nama : Dimas Riyanto Wibowo


NIM : 41817210044

TUGAS
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan Mata Kuliah wajib bagi mahasiswa
di perguruan tinggi di Indonesia (termasuk Universitas Mercu Buana), dengan tujuan
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia
seutuhnya. Namun faktanya, masih ada sekelompok mahasiswa yang melakukan
nyontek, demonstrasi anarkis dan perilaku negatif lainnya yang bertentangan dengan
hukum, moral dan etika berwarganegara. Bagaimana menurut pendapat anda
mengenai hal tersebut? Jelaskan !
Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu cara yang dibuat oleh
pemerintah dalam bidang pendidikan, yang bertujuan agar setiap warga negara
memiliki karakter, persatuan dan kesatuan, serta sikap santun. Tetapi masih banyak
warga negara khususnya para mahasiswa yang melakukan hal-hal yang negatif yang
bertentangan dengan hukum, moral, dan etika berwarganegara.
Setiap mahasiswa memiliki lingkungan yang berbeda-beda dan dididik dengan
cara yang berbeda-beda oleh orang tuanya, maka setiap mahasiswa pasti memiliki
sifat dan etika yang berbeda-beda. Dengan pendidikan dari kedua orang tua belum
cukup untuk menimbulkan rasa kewarganegaraan, maka dibuatlah mata kuliah
kewarganegaraan, dan beberapa sosialisasi dari berbagai elemen masyarakat.
Setiap hal itu butuh proses, dan pasti membutuhkan banyak waktu. Ada
sebagian dari mahasiswa yang melakukan nyontek, berarti mahasiswa tersebut belum
tersosialisasi dengan baik. Jika dengan sosialisasi belum bisa mengubah hal-hal itu
maka langsanakan bela negara, kalau bisa 3 hari 2 malam di Rindam. Kasih mereka
pendidikan yang keras, pasti mereka akan paham bagaimana cara menjadi warga
negara yang baik.
Seharusnya pemerintah memberikan arahan, pengawasan, serta cara-cara
yang lain untuk dapat membuat semua warga negara khususnya mahasiswa tidak
melakukan hal-hal yang negatif, bisa dimulai dari membuat peraturan (sanksi yang
diberikan cukup berat), membuat acara yang bertema kewarganegaraan atau apapun
yang menghadirkan para mahasiswa, kalau bisa setiap minggu atau bulan.
Untuk hal demonstrasi, saya berpikir mahasiswa tidaklah anarkis. Mereka
hanya mengeluarkan aspirasi mereka didepan public, dan itu sudah ada di undang-
undang. Bahwa setiap warga negara berhak mengeluarkan pendapat didepan umum.
Tetapi saya juga melihat beberapa aksi demonstrasi para mahasiswa yang membakar
ban, dan itu adalah suatu hal yang memalukan.
Demonstrasi mahasiswa merupakan wujud nyata dari fungsi mahasiswa
sebagai agen perubahan dan kontrol sosial. Mahasiswa merupakan jembatan antara
masyarakat awam dengan pemerintah supaya hubungan keduanya saling timbal balik
memenuhi hakikat hak dan kewajiban masing-masing.
Demonstrasi yang beretika akan mendorong masyarakat untuk lebih tertarik
dalam kegiatan ini. Dengan demikian, masyarakat akan lebih partisipatif dan peduli
terhadap permasalahan di negaranya. Dari demonstrasi diharapkan masyarakat
dapat ikut andil dalam membuat kebijakan dan mendapat kesempatan untuk
mengawasi jalannya kebijakan pemerintah
Untuk mewujudkan masyarakat yang menjunjung tinggi etika dan moral, maka
perlu diadakan reposisi dan refungsi. Reposisi disini berarti menempatkan kembali
Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar bernegara dan tuntunan hidup bagi WNI.
Reposisi ini dapat dilakukan dengan pematangan pendidikan kewarganegaraan dan
pancasila di lingkungan SD hingga Perguruan Tinggi. Selain itu juga dapat diberikan
pembelajaran melalui media massa seperti iklan layanan masyarakat di TV dan slogan
slogan maupun artikel di koran. Refungsi disini berarti mengembalikan fungsi
Pancasila sebagai pedoman hidup warga negara dan UUD 1945 sebagai sumber
hukum di Indonesia, bukan hanya menjadi simbol dan dokumen di dalam negara
tetapi dapat diimplementasikan nilai-nilainya secara nyata dalam kehidupan sehari-
hari.
Sebagai insan kampus, dimata masyarakat pastilah seorang mahasiswa
mempunyai image yang bagus, terpelajar dan hal-hal yang positif lainnya. Oleh karena
itu sebagai mahasiswa haruslah kita menjaga image baik yang sudah dibangun dalam
mindset masyarakat. Jangan sampai mahasiswa berbuat hal-hal yang malah
menjatuhkan image mereka sendiri.
Dalam hal ini lagi-lagi etika pergaulan dibutuhkan dalam bersosial dengan
masyarakat khususnya masyarakat yang ada di luar lingkungan kampus. Contohnya
saja sebagai mahasiswa yang beretika kita harus saling membantu dan peka dengan
keadaan sekitar, apa yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang ada disekitar
kita. Sebagai insan kampus yang memiliki etika pergaulan yang baik sebaiknya kita
juga turut andil apabila dalam sebuah lingkungan masyarakat terjadi suatu
permasalahan. Bisa jadi sumbangsih pemikiran kita bisa membantu memecahkan
suatu permasalahan tersebut. Di dalam kampus, kita juga dituntut untuk mampu
menyelesaikan persoalan-persoalan dan peka dengan keadaan di sekitar kampus.
Contoh lainnya yaitu sebagai mahasiswa haruslah bersikap adaptif jadi mau di
manapun dia berada haruslah bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan baik,
serta bisa bergaul dengan masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. Dan masih
banyak lagi perbuatan yang menerapkan etika pergaulan di dalam kampus ke dalam
masyarakat yang berada di luar kampus.
Dengan kata lain pergaulan yang ada di dalam kampus sangat berdampak
pada masyarakat. Apabila dalam kampus saja mahasiswa mampu menerapkan etika
pergaulan yang baik, pastilah dalam kehidupan social di masyarakat di luar lingkungan
kampuspun mahasiswa tersebut juga mampu menerapkan etika pergaulan yang baik
pula. Jadi sebagai mahasiswa haruslah mempertahankan image baik yang sudah
ditanam dalam pikiran masyarakat, jangan sampai mereka berubah pemikiran akibat
para mahasiswa melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak bertanggung jawab
seperti tawuran, demo yang tidak bertanggung jawab dan menganggu masyarakat
lainnya. Sangat disayangkan apabila kepercayaan yang telah diberikan masyarakat
kepada mahasiswa harus hilang begitu saja akibat perbuatan-perbuatan yang tidak
penting tersebut.

Anda mungkin juga menyukai