HIPERTERMIA
NAMA KELOMPOK :
1. AYU FITRIANINGSIH (173310002)
D3 KEBIDANAN
SEMESTER IV
Sri Purwanti*
Winarsih Nur Ambarwati**
Abstrack
* Sri Purwanti
Perawat RSDM Dr. Moewardi Surakarta
Alamat Rumah : Bugel RT. 02 RW. X, Tangkil, Sragen Telp : 0271 5802821
** Winarsih N.A
Dosen Jurusan Keperawatan FIK UMS jalan Ahmad Yani tromol Pos 1 Pabelan Kartasura
belum bisa melaksanakan tindakan mandiri
keperawatan berupa kompres hangat. Padahal
tindakan demikian merupakan tanggung
PENDAHULUAN jawabnya, tetapi selama ini bila terjadi kenaikan
suhu tubuh tindakan medis yang dikedepankan.
Panas atau demam kondisi dimana otak Beliau lupa sebagai predikat perawat yang
mematok suhu di atas setting normal yaitu di atas profesional . bahkan masih banyak perawat yang
38C. Namun demikian, panas yang mengompres dengan air es, alkohol masih juga
sesungguhnya adalah bila suhu>38.5C. Akibat ada yang menggunakan. Masih banyak perawat
tuntutan peningkatan tersebut tubuh akan yang tidak memperhatikan lingkungan pasiennya.
memproduksi panas. Menurut Hartanto (2003), bahwa kompres
Infeksi adalah masuknya jasad renik dingin tidak effektif untuk menurunkan suhu
(micro organisms atau mahluk hidup yg sangat tubuh anak demam, dan menyebabkan suhu tubuh
kecil yang umumnya tidak dapat dilihat dengan tidak turun, anak bisa menggigil karena terjadi
mata) ke tubuh kita. Masuknya micro-organisms vasokontriksi pembuluh darah penelitian ini
tersebut belum tentu menyebabkan kita jatuh melarang pemakaian alkohol.
sakit, tergantung banyak hal antara lain Menurut Swardana, Swasri, Suryaning
tergantung seberapa kuat daya tahan tubuh kita. (1998) mengatakan bahwa menggunakan air
Bila sistem imun kita kuat, mungkin kita tidak dapat memelihara suhu tubuh sesuai dengan
jatuh sakit atau kalaupun sakit, ringan saja fluktuasi suhu tubuh pasien. Kompres hangat
sakitnya, bahkan tubuh kita selanjutnya dapat menurunkan suhu tubuh melalui proses
membentuk zat kekebalan (antibodi). Mikro evaporasi. Hasil penelitiaannya menunjukkan
organisme atau jasad renik tsb bisa kuman adanya perbedan efektifitas kompres dingin dan
bakteri,bisa virus, jamur. Pada Anak yang kompres hangat dalam menurunkan suhu tubuh.
mengalami infeksi tanda panas tubuh yang Kompress hangat telah diketahui mempunyai
meninggi seringkali muncul. manfaat yang baik dalam menurunkan suhu tubuh
Sudah terbukti bahwa demam sengaja anak yang mengalami panas tinggi di Rumah
dibuat oleh tubuh kita sebagai upaya membantu Sakit karena menderita berbagai penyakit infeksi
tubuh menyingkirkan infeksi. Pd saat terserang Hasil penelitian Tri Redjeki (2002), di
infeksi, maka tentunya tubuh harus membasmi rumah sakit umum Tidar Magelang
infeksitsb. Caranya, dengan mengerahkan sistem mengemukakan bahwa kompres hangat lebih
imun. Pasukan komando untuk melawan infeksi banyak menurunkan suhu tunuh dibandingkan
adalah sel darah putih dan dalam melaksanakan dengan kompres air dingin, karena akan terjadi
tugasnya agar efektif dan tepat sasaran, sel darah vasokontriksi pembuluh darah, pasien menjadi
putih tidak bisa sendirian, diperlukan dukungan menggigil.
banyak pihak termasuk pirogen. Pirogen Dengan kompres hangat menyebabkan
mempunyai peranan yang kompleks terhadap suhu tubuh diluaran akan terjadi hangat sehingga
mekanisme pengaturan yang ada dalam tubuh tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu
manusia diluaran cukup panas, akhirnya tubuh akan
Pirogen itu membawa 2 misi: menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya
1.Mengerahkan sel darah putih atau leukosit ke tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan
lokasi infeksi. 2. Menimbulkan demam yang akan suhu diluaran hangat akan membuat pembuluh
membunuh virus karena virus tidak tahan suhu darah tepi dikulit melebar dan mengalami
tinggi, virus tumbuh subur di suhu rendah vasodilatasi sehingga pori – pori kulit akan
Pada anak yang panas perawat sering membuka dan mempermudah pengeluaran panas.
melakukan kegiatan untuk penurunan panas Sehingga akan terjadi perubahan suhu tubuh.
tersebut salah satunya dengan kompres.
Pada keadaan sekarang ini untuk METODE PENELITIAN
pengetahuan tentang kompres hangat belum
sepenuhnya dijalankan di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Selama ini bila terjadi kenaikan suhu
Penelitian ini merupakan pre eksperiman
tubuh kebanyakan tenaga perawat di sana masih
dengan rancangan yang dapat dipakai one group
pre test and post test, yaitu dengan menggunakan Uji t test yang digunakan yaitu uji pair t
kelompok sampel yang sama. Penelitian ini test. mengunakan tehnik uji t- test yaitu dengan
menggunakan test awal dan test akhir yang rumus :
diberikan kepada kelompok yang sama, setelah
selang waktu untuk memberikan perlakuan. (Polit
dan Hungler, 2000). t = Mx - My
Cara ini tidak dapat dimasukkan dalam SD bm
kategori eksperimen karena cara ini khawatir
tetap terjadi ketidaksahian internal. Penelitian ini
melakukan intervensi atau manipulasi terhadap
Analisis data menggunakan program komputer
subjek penelitian berupa pemberian kompres
statistik berupa SPPS versi 10,00
hangat.
Dalam penelitian ini populasi semua
pasien anak dengan hipertermia yang ada di ruang
rawat inap RSDM di ruang C.I, II, III dan melati HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
II tetapi yang memenuhi kreteria inklusi peneliti
yang diambil sebagai subjek.
Dalam pengambilan sampel Hasil penelitian ini telah diketahui bahwa
menggunakan purposive sampel atau sampel berdasarkan karakteristik umur, jenis kelamin,
bertujuan. Penelitian ini mengambil sampel diagnosa medis, terapi medis. Setelah dilakukan
minimal yaitu 30 anak yang
kompres hangat selama 10 menit, hasilnya dapat
mengalami
diketahui dalam tabel penelitian ini.
hipertermia
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat
inap, ruang Cendana I, II, III RSUD Dr. Tabel . 1 Karakteristik subjek penelitian
Moewardi Surakarta. Penelitian dimulai pada berdasarkan umur.
bulan Oktober sampai Desember 2005.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Umur Frekwensi Prosentase
kompres hangat, sedangkan variabel terikatnya
perubahan suhu tubuh. Kurang 10 th 10 33%
Pengumpulan data dengan 10 – 12 th 20 67%
observasi langsung ke pasien dengan dibantu 3
orang perawat minimal pendidikan D III Total 30 100 %
keperawatan, bersedia ikut dalam penelitian,
minimal bekerja 1 tahun di ruang tsb. Sebelum
pelaksanaan, 3 orang tsb telah diberi pelatihan
oleh peneliti.
Setelah subjek yang dicari telah Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa
memenuhi syarat dalam kriteria inklusi baru kebanyakan reponden anak yang sakit, yang
dilaksanakan tindakan mandiri keperawatan digunakan dalam penelitian ini adalah berusia
berupa kompres hangat Bila pengumpulan data 1012 tahun. Anak usia 10 -12 tahun yang menjadi
selesai dilanjutkan anlisa data, dalam penelitian subyek penelitian ini sebanyak 67 % dan sisanya
ini menggunakan pairred sample t test , menurut anak yang kurang dari 10 tahun. Gambaran
Sadjana (1992) sebelum melakukan analisa data responden ini menunjukkan bahwa kebayakan
perlu di lakukan uji kenormalan data dengan anak yang dirawat di RSUD Dr Moewardi adalah
memakai uji kolmogorov smirnov, karena data usia lebih dari 10 tahun
yang terkumpul berupa internal / ratio maka
dilanjutkan dengan uji t test. Tabel . 2 Karakteristik subjek penelitian
berdasarkan jenis kelamin.
Variabel Rerata SD
Tabel . 3 Karakteristik subjek penelitian
Sebelum 38,9°C 0,401
berdasarkan diagnosa medis.
Sesudah 10 Mnt 37,9°C 0,447
Hartanto, S, 2004. Anak Demam Perlu Kompres. www. Bali Post. Co. id. Minggu Umanis. 7 September
2003.
Polit.D.F & Hungler.B.P.1993. Nursing Risearch Prinsiples & Methods. Sixtn Edition. Lippincott.
Philadelphia. Newyork. Baltimore.
Suwardana, Swasri, Suryaning, 1998. Perbedaan Kompres dingin dengan kompres Hangat dalam
menurunkan suhu Tubuh klien Infeksi di Pusat Pelayanan Kesehatan Denpasar. Dep Kes RI. Pusat
Tenaga Kesehatan.
Sujana, 2002. Metode Statistika, Tarsito, Bandung, Polit, D,F,T Hungler, B, D, 1999. Nursing Research
Tri Redjeki, H. 2002. Perbandingan Pengaruh Kompres Hangat dan kompres Dingin untuk menurunkan
Suhu Anak Demam dengan Infeksi di RSU Tidar Magelang. Skripsi FK. UGM