Anda di halaman 1dari 5

4.

Menurut pendapat anda jenis mikrokontroler apa yang paling cocok untuk dipelajari di
SMK tempat anda mengajar, lengkapi dengan alasannya yang realistik ?
.
Jenis Mikrokontroler yang paling cocok digunakan di SMK Negeri 1 Linggo Sari
Baganti Pada Bidang keahlian teknik Audio Video Dimana sebelumnya Kurikulum
masish berbasis KTSP dan pada tahun 2019 baru Kurikulum 2013 yang mana ada
Mapel MikroProsesor dan MikroKontrolert. Jadi menurut saya Mikrokontrolert
yang Cocok digunakan adalah mikrokontroler Arduino. Dimana Modul nya
harganya lebih Murah dan Bahasa Pemrogramannya lebih mudah untuk dimengerti.
Arduino merupakan keluarga mikrokontroler ATMega yang dirilis oleh Atmel.
Beberapa hal yang menjadikan mikroprosesor Arduino cocok digunakan di SMK
tempat saya mengajar, diantaranya:
 Open Source
Hardware maupun software Arduino adalah open source. Artinya kita bisa
membuat tiruan atau clone atau board yang kompatibel dengan board Arduino
tanpa harus membeli board asli buatan Italy. Kalaupun kita membuat board
yang persis dengan desain asli, kita tidak akan dianggap membajak (asalkan
tidak menggunakan trade mark ‘Arduino’).

 Tidak memerlukan chip programmer


Chip pada Arduino sudah dilengkapi dengan bootloader yang akan menangani
proses upload dari komputer. Dengan adanya bootloader ini kita tidak
memerlukan chip programmer lagi, kecuali untuk menanamkan bootloader pada
chip yang masih blank.

 Koneksi USB
Sambungan dari komputer ke board Arduino menggunakan USB, bukan serial
atau parallel port. Sehingga akan mudah menghubungkan Arduino ke PC atau
laptop yang tidak memiliki serial/parallel port.

 Fasilitas chip yang cukup lengkap


Arduino menggunakan chip AVR ATmega 168/328 yang memiliki fasilitas PWM,
komunikasi serial, ADC, timer, interupt, SPI dan I2C. Sehingga Arduino bisa
digabungkan bersama modul atau alat lain dengan protokol yang berbeda-beda.

 Ukuran kecil dan mudah dibawa


Ukuran board Arduino cukup kecil, mudah di bawah kemana-mana bersama
laptop atau dimasukan ke dalam saku.

 Bahasa pemrograman relatif mudah


Bahasa pemrograman Arduino adalah bahasa C. Tetapi bahasa ini sudah
dipermudah menggunakan fungsi-fungsi yang sederhana sehingga pemula pun
bisa mempelajarinya dengan cukup mudah.

 Tersedia library gratis


Tersedia library yang sangat banyak untuk menghubungkan Arduino dengan
macam-macam sensor, aktuator maupun modul komunikasi. Misalnya library
untuk mouse, keyboard, servo, GPS, dsb. Arduino adalah open source, maka
library-library ini juga open source dan dapat di download gratis di website
Arduino.

 Pengembangan aplikasi lebih mudah


Dengan bahasa yang lebih mudah dan adanya library dasar yang lengkap, maka
mengembangkan aplikasi elektronik relatif lebih mudah. Contoh, kalau kita ingin
membuat sensor suhu. Cukup membeli sebuah IC sensor suhu (misalnya LM35)
dan menyambungkan ke Arduino. Kalau suhu tersebut ingin ditampilkan
pada LCD, tinggal membeli sebuah LCD dan menambahkan library LCD pada
program yang sama, dan seterusnya.

 Komunitas open source yang saling mendukung


Software Linux, PHP, MySQL atau WordPress perkembangannya begitu pesat
karena merupakan software open source dimana ada komunitas yang saling
mendukung pengembangan proyek. Demikian juga dengan Arduino,
pengembangan hardware dan software Arduino didukung oleh pencinta
elektronika dan pemrograman di seluruh dunia. Contoh, interface USB pada
Arduino Uno mengambil dari LUFA project. Library dan contoh-contoh program
adalah sumbangan dari beberapa programmer mikrokontroler, seperti Tom
Igoe, dsb.
5. Listing program Mikrokontroler untuk menampilkan animasi LED berjalan pada 8 buah
Port I/O adalah

Adapun listing program dan penjelasan dari listing program tersebut, sebagai
berikut:

void setup() //menjalankan perintah satu kali


{
pinMode(0, OUTPUT); // menjadikan PIN 0 s.d. 7 sebagai output
pinMode(1, OUTPUT
pinMode(2, OUTPUT);
pinMode(3, OUTPUT);
pinMode(4, OUTPUT);
pinMode(5, OUTPUT);
pinMode(6, OUTPUT);
pinMode(7, OUTPUT);
}
void loop() //menjalankan perintah berulang-ulang
{
digitalWrite(0, HIGH); // menyalakan Led di PIN 0
digitalWrite(1, LOW);
digitalWrite(2, LOW);
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, LOW);
digitalWrite(5, LOW);
digitalWrite(6, LOW);
digitalWrite(7, LOW);
delay(1000); // Led PIN 0 menyala selama 1 detik
digitalWrite(0, LOW);
digitalWrite(1, HIGH); // menyalakan Led di PIN 1
digitalWrite(2, LOW);
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, LOW);
digitalWrite(5, LOW);
digitalWrite(6, LOW);
digitalWrite(7, LOW);
delay(1000); // Led PIN 1 menyala selama 1 detik
digitalWrite(0, LOW);
digitalWrite(1, LOW);
digitalWrite(2, HIGH); // menyalakan Led di PIN 2
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, LOW);
digitalWrite(5, LOW);
digitalWrite(6, LOW);
digitalWrite(7, LOW);
delay(1000); // Led PIN 2 menyala selama 1 detik
digitalWrite(0, LOW);
digitalWrite(1, LOW);
digitalWrite(2, LOW);
digitalWrite(3, HIGH); // menyalakan Led di PIN 3
digitalWrite(4, LOW);
digitalWrite(5, LOW);
digitalWrite(6, LOW);
digitalWrite(7, LOW);
delay(1000); // Led PIN 3 menyala selama 1 detik
digitalWrite(0, LOW);
digitalWrite(1, LOW);
digitalWrite(2, LOW);
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, HIGH); // menyalakan Led di PIN 4
digitalWrite(5, LOW);
digitalWrite(6, LOW);
digitalWrite(7, LOW);
delay(1000); // Led PIN 4 menyala selama 1 detik
digitalWrite(0, LOW);
digitalWrite(1, LOW);
digitalWrite(2, LOW);
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, LOW);
digitalWrite(5, HIGH); // menyalakan Led di PIN 5
digitalWrite(6, LOW);
digitalWrite(7, LOW);
delay(1000); // Led PIN 5 menyala selama 1 detik
digitalWrite(0, LOW);
digitalWrite(1, LOW);
digitalWrite(2, LOW);
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, LOW);
digitalWrite(5, LOW);
digitalWrite(6, HIGH); // menyalakan Led di PIN 6
digitalWrite(7, LOW);
delay(1000); // Led PIN 6 menyala selama 1 detik
digitalWrite(0, LOW);
digitalWrite(1, LOW);
digitalWrite(2, LOW);
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, LOW);
digitalWrite(5, LOW);
digitalWrite(6, LOW);
digitalWrite(7, HIGH); // menyalakan Led di PIN 7
delay(1000); // Led PIN 7 menyala selama 1 detik
}

Anda mungkin juga menyukai