Anda di halaman 1dari 10

Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017

Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017

PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS SUSU BERDASARKAN BANGSA


DAN PARITAS KAMBING DI KABUPATEN KOLAKA

1) La Ode Nafiu,1) Widhi Kurniawan, 1) Putu Nara Kusuma,2) Muh Akramullah


1)Dosen Fakultas Peternakan UHO, Kendari
2) Alumni Fakultas Peternakan UHO, Kendari
e-mail:ldnafiu@gmail.com

ABSTRAK

Produksi susu ternak perah pada umunya dipengaruhi oleh beberapa faktor
selain faktor pakan dan manajemen, seperti perbedaan bangsa kambing dan
paritasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bangsakambing
Peranakan Ettawa (PE), Peranakan Ettawa-Kacang (PEK), dan Peranakan Ettawa-Boer
(PEB) dan paritasnya terhadap produksi dan kualitas susu. Penelitian ini dilaksanakan
pada peternak kambing rakyat yang berada di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka
dan dilakukandalam bentuk observasi. Parameter yang diamati adalah volume, berat
dan bahan kering susuberdasakan pada bangsa dan paritas induk kambing.Data yang
diperolehdianalisis berdasarkan analisis ragam dan dilanjutkan denganuji Jarak
Berganda Duncan.Hasil penelitian menunjukkanbahwa bangsa dan paritas
indukkambing berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap volume dan berat susu,
sedangkan pada bahan kering (BK) susu tidak dipengaruhi (p>0,05) oleh bangsa
kambing dan paritasnya.
Kata Kunci : Kambing, Bangsa, Paritas, Produksi Susu

PENDAHULUAN

Susu merupakan salah satu produk peternakan yang dihasilkan melalui sekresi
kelenjar ambing dan mengadung beberapa nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti
vitamin, protein, mineral, lemak, laktosa dan enzim, sehingga susu sangat baik untuk
dikonsumsi karena dapat membantu dalam proses pertumbuhan dan sumber kalsium
bagi tulang.
Ternak kambing perah merupakan salah satu ternak penghasil susu selain sapi
dan kerbau.Susu kambing perah memiliki nilai nutrisi yang hampir sama dengan susu
sapi, bahkan diyakini bahwa susu kambing mempunyai “nilai lebih” dibandingkan
dengan susu sapi dan dikenal memiliki kandungan nilai nutrisi dan nilai medisnya
sejak zaman dahulu (Zurriati dkk.,2011). Salah satu keunggulan susu kambing dari
susu sapi adalah tingginyaproporsi butir-butir lemak ukuran kecil (rantai pendek dan
sedang), sehinggasusu kambing lebih homogen, mudah dicerna, dan tidak
menimbulkan gangguanpencernaan bagi mereka yang alergi bila mengkonsumsi susu
sapi (Sutama, 2008).Salah satu ternak bangsa kambing perah yang dikembangkan di
Indonesia yaitu kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil
perkawinan silang antara kambing Etawah dengan kambing lokal. Kambing Etawah
sendiri berasal dari wilayah Jamnapari (India), kambing ini termasuk tipe dwiguna
yakni sebagai penghasil susu dan daging (Heriyanta dkk., 2013). Produksi susu
kambing PE berkisar antara 0,45-2,2 liter/hari (Sodiq dan Abidin, 2008).

19
Laode Nafiu dkk

Peternak yang tidak menjaga keaslian kambing PE yang mengawinkannya


dengan kambing lokal membuat kemurnian kambing PE menurun. Persilangan yang
tidak terkendali dapat menurunkan mutu genetik ternak. Perkawinan dua bangsa atau
lebih ini akan membuat rumpun atau bangsa baru sehingga nantinya juga akan
mempengaruhi produktifitasnya utamanya susu yang dihasilkan.
Produksi susu pada ternak perah juga dapat dipengaruhi oleh paritasnya. Pada
ternak yang masih muda atau paritas ternak yang pertama memiliki produksi susu
yang rendah, namun dengan semakin bertambahnya umur ternak maka paritas dan
produksi susu yang dihasilkan juga akan meningkat. Hal inidikarenakan
semakindewasanya induk maka mekanisme hormonal semakin sempurna (Mahmilia
dkk., 2005).
Lokasi penelitian yang berada di kabupaten kolaka Kecamatah Toari
kebanyakan memiliki populasi kambing PE, karena memiliki beberapa keunggulan
yaitu tubuh yang besar,memiliki sifat prolifik dan pada umur 3 bulan sudah dapat
dijual oleh peternak (Akramullah, 2016). Secara umumusaha ternak kambing di
Kecamatan Toari hanya bertujuan untuk menghasilkandaging, sementara potensi
kambing untukmenghasilkan susu belumdimanfaatkanoleh peternak.
Gambaran atau informasi tentang produksi susu kambing perah perlu diteliti
berdasarkan bangsa dan paritasnya, sehingga potensi kambing perah sebagai
menghasilkan susu dapat dimanfaatkan oleh peternak.

MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai denganbulan Oktober
2016 di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka.

Materi Penelitian
Materi penelitian yang digunakan terdiri atas: ternak kambing PE 7 ekor, PEB 17
ekor dan PEK8 ekor milik masyarakat di Kecamatan Toari yang sedang laktasi, alat-
alat perah (ember, kain lap dan air hangat), meteran kain untuk mengukurlingkar
ambing dan lingkar perut, gelas ukur untuk mengukur volume susu,timbangan badan
untuk menimbang bobot badan kambing, timbangan digitaluntuk menimbang berat
susu, kamera dan alat tulis.

Prosedur Penelitian

Pemerahan dan pengukuran


Pada tahap awal dilakukan pemilihan induk-induk yang sedang
laktasikemudian mengindentifikasi berdasarkan bangsa dan paritasnya.
Setelahpemilihan pada kambing yang akan diperah terlebih dahulu dipisahkan
dengananaknya selama 5-6 jam sebelum diperah, agar susu yang terdapat pada
ambingtidak diminum oleh anaknya. Pemerahan dan pengukuran produksi susu
dilakukandua kali pada induk yang sedang laktasi yaitu pagi hari pukul 06:00-07:00
WITAdan sore hari pukul 17:00-18:00 WITA. Pada saat pemerahan kebersihan
tangandan alat perah harus benar-benar bersih setelah itu ambing kambing yang akan
diperah dibersihkan menggunakan kain lap. Setelah ambing bersih barulahdilakukan
pemerahan. Adapun proses pemerahan menggunakan metode wholehand (seluruh jari

20
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017

tangan). Pemerahan dihentikan setelah susu yang terdapat padaambing dan puting
telah habis. Susu yang telah dihasilkan ditentukan beratnyamenggunakan timbangan
serta volumenya menggunakan gelas ukur.

Uji bahan kering


Sampel susu diambil pada pagi dan sore hari masing-masing sebanyak
25 ml sehingga jumlah setiap sampel adalah 50 ml. Sampel susu dihomogenisasi
sebelum dianalisis. Analisis sampel susu dilakukan di Unit Laboratorium IlmuNutrisi
dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo.

Sistem Pemeliharaan
Sistem pemeliharaan kambing di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka secara
umum adalah sistem intensif yaitu ternak di kandangkan dan disediakan makanan
berupa hijauan sabagai sumber pakan. Penggunaan kandang intensif dikarenakan
Kecamatan Toari memiliki banyak daerah perkebunan utamanya kebun kakao dan
selain itu masayarakat Toari juga telah memiliki aturan yang disepakati bahwa ternak
yang memasuki perkebunan warga lain maka pemilik kebun tersebut berhak untuk
mengambil kambing yang memasuki kebunnya.

Pakan
Peternak umumnya memiliki lahan perkebunan kebun. Pada sela-sela lahan
kebun tersebut ditanami hijauan pakan ternak berupa gamal, lamtoro dan jati. Namun
yang lebih banyak ditanami oleh peternak adalah gamal karena gamal memiliki
tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan setempat.Pemberian pakan
dilakukan 3 kali sehari yaitu pada saat pagi hari pukul 07:00-08:00 WITA, siang hari
pukul 12:00-13:00 WITA dan sore hari pukul 16:00-17:00 WITA.

Rancangan Penelitian
Penelitian adalah penelitian observasi dengan melakukan pengukuran dan
pencatatan terhadap variabel-variabel penelitian. Peubah yang diamati yaitu peubah
terikat dan peubah bebas. Adapun peubah terikat yang diukur yaitu: Volume susu,
berat susu, dan bahan kering (BK) susu dianalisis menggunakan General Linear Model
berdasarkan peubah bebas yang diduga berpengaruh yaitu:

 Bangsa kambing [PE, Jantan PE x Betina Kacang (PEK), Jantan PE x Betina Boer
(PEB)]
 Paritas (1, 2-3, >3)

Adapun model matematisnya untuk setiap peubah bebas adalah sebagai


berikut:

Yij= µ + Bi + Pj + BiPj+ Ԑijk

Keterangan:
Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulanganke-j
μ = Rataan nilai tengah data
Bi = Pengaruh bangsa

21
Laode Nafiu dkk

Pj = Pengaruh Paritas
B iP j = Pengaruh interaksi bangsa dan paritas
Ԑijk = Galat percobaan

Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari peubah bebas dan peubah terikat adapun peubah
bebas yang diamati yaitu yaitu: bangsa dan paritas induk kambing perah. Sedangkan
peubah terikatnya yaitu : (1) Volume susu, dihitung menggunakan gelas ukur dengan
satuan ml, (2) Berat susu,dihitung menggunakan timbangan digital dengan satuan
gram, (3) Bahan kering (BK) susu, ditentukan dengan metode uji bahan kering susu di
Unit Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas
Halu Oleo.

Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan analisis
sidik ragam, apabila perlakuan menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan
dengan uji jarak berganda Duncan. Analisis data menggunakan bantuan program
statistik SPSS version 24 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Bangsa Kambing

Volume Susu
Volume susu pada kambing yang diamati berdasarkan bangsa yang berbeda
yaitu PE, PEK dan PEB dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Volume (ml) Susu Berdasarkan Bangsa Kambing yang Berbeda


Pengaruh Bangsa
Volume
PE PEK PEB
Pagi 285,07±59,96a 169,05±18,80b 175,72±38,48b
Sore 260,09±51,52a 138,50±20,43b 173,50±35,28b
Total 272,58±55,73 a 153,77±24,76 b 174,61±35,22b
Keterangan :Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perlakuan berbeda nyata
(p<0,05).

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa bangsa kambing berpengaruh


nyata (p<0,05) terhadap volume susu. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa
rataan volume susu yang dihasilkan bangsa kambing PEpada pagi dan sore hari nyata
lebih tinggi (p<0,05) dibandingkan dengan volume susu bangsa kambing PEK dan
PEB. Volume susu yang tinggi pada bangsa kambing PE ini dikarenakan secara genetik
kambing PE memiliki produksi susu yang tinggi. Menurut Zuriati dkk. (2014), secara
fisik kambing PEmemiliki ciri yang hampir sama dengankambing Etawah, yaitu
bertelinga panjang danmenggantung, profil muka cembung, bertanduk pendek dan
memiliki warna bulu putih, merahcoklat atau hitam.Kambing PE diketahui merupakan
bertipe besar juga merupakan ternak penghasil susu yang cukup potensial (Sodiq dan
Abidin, 2008).

22
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017

Total produksi susu yang tertitinggi diperoleh pada bangsa kambing PE


272,58ml dan yang terendah pada kambing PEK 153,77ml. Kambing perah dapat
menghasilkan susu pada kondisiperawatan biasa sekitar 0,25-0,50 liter per hari, namun
bila perawatannya baikdapat mencapai 1,50-2,00 liter per hari (Sarwono, 2008).
Rendah produksi susu ini disebabkan manajemen pemeliharaan yang kurang
baik, dikarenakan peternak hanya mengutamakan ternaknya untuk memproduksi
daging selain itu perkawinan yang tidak terkontrol menyebabkan mutu genetic ternak
juga rendah. Menurut Zurriyati dkk. (2011) bahwa kualitas susu dapat dipengaruhi
oleh faktor bangsa, genetik, umur, tingkat laktasi, pakan yang diberikan, waktu
pemerahan dan keadaan iklim.Tampilan mengenai volume susu ketiga bangsa
kambing yang berbeda yaitu PE, PEB dan PEK dapat dilihat pada Gambar 1.

Volume (ml) Susu Berdasarkan Bangsa yang Berbeda


320
Pagi Sore
270

220

170

120
PE PEK PEB
Pengaruh Bangsa

Gambar 1. Volume Susu Berdasarkan Bangsa yang Berbeda

Berat Susu
Berat susu pada kambing yang diamati berdasarkan bangsa yang berbeda yaitu
PE, PEK dan PEB dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Berat(g) Susu Berdasarkan Bangsa Kambing yang Berbeda


Pengaruh Bangsa
Berat
PE PEK PEB
Pagi 355,37±60,14 a 220,85±24,04b 222,87±55,77b
Sore 325,36±59,23a 180,60±23,78b 216,37±30,94b
Total 340,37±59,92 a 200,73±31,15b 219,62±43,13b
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perlakuan berbeda nyata
(p<0,05).

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa bangsa kambing


berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap berat susu. Hasil uji lanjut Duncan,
menunjukkan bahwa rataan berat susu bangsa kambing PE nyata (p<0,05) lebih tinggi
dibandingkan kambing PEK dan PEB baik dipagi hari maupun disore hari.Sebagian
besar susu terdiri atas air dan beberapa unsur mineral yang terkandung didalamnya.
Semakin tinggi produksi susu maka akan mempengaruhi berat susu yang dihasilkan.
Menurut Moeljanto (2002), kandungan nutrisi susu per 100 gram porsidalam makanan

23
Laode Nafiu dkk

mengadung: Air 87g, energi 68kkal protein 3,4g, lemak 3,8g, karbohidrat 4,4g dan
mineral 49,18g.
Produksi susu kambing perah pada waktu pemerahan dipagirelatif lebih tinggi
dibandingkan hasil pemerahan sore hari. Hal ini bisadisebabkan interval pemerahan
pagi memiliki waktu yang lebih panjang dibandingkan pemerahan sore hari. Sebelum
dilakukan pemerahan dipagi hari cempeterlebih dahulu dipisahkan dengan induknya
mulai dari pukul 23:00 WITA dan dilakukan pemerahan pada pukul06:00-07:00 WITA,
sedangkan pada sore hari cempe dipisahkan dari induknyapada pukul 11:00 WITA
dan dilakukan pemerahan pada pukul 17:00-18:00 WITA.Tampilan mengenai berat
susu ketiga bangsa kambing yang berbeda yaitu PE, PEB dan PEK dapat dilihat pada
Gambar 2.

Berat (g) Susu Berdasarkan Bangsa yang Berbeda

400

Pagi Sore

300

200

100
PE PEK PEB
Pengaruh Bangsa

Gambar 2. Berat Susu Berdasarkan Bangsa yang Berbeda

Bahan Kering (BK) Susu


Bahan kering susu pada kambing yang diamati berdasarkan bangsa yang
berbeda yaitu PE, PEK dan PEB dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. BK (%) Susu Berdasarkan Bangsa Kambing yang Berbeda


Bangsa BK%
PE 12,6949±1,60
PEK 13,4446±0,83
PEB 12,8524±1,38

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa bangsa induk kambing tidak
berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap BK susu. Kisaran rataan BK susu yang pada
penelitian yaitu 12,6949-13,4446%. Hasil ini sejalan dengan pendapat Haeinlein (2002)
bahwa kadar BK susu kambing perah adalah 12-13%, adapun penyusunkandungan
dari bahan keringsusu adalah protein, lemak, laktosa, vitamin, dan abu. Zurriyati dkk.
(2011) Kadar BK susu segar dari kambing sebesar PE 14.02%, adapun komponen susu
selain air yaitu meliputi lemak, protein, laktosa dan abu.

24
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017

Pengaruh Paritas Kambing

Volume Susu
Volume susu pada kambing yang diamati berdasarkan paritas yang berbeda
yaitu 1, 2-3 dan >3 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Volume(ml) Susu Berdasarkan Paritas Kambing yang Berbeda


Pengaruh Paritas
Volume
1 2-3 >3
Pagi 151,11±28,21 b 193,02±36,79 b 278,31±69,69a
Sore 150,50±40,97b 161,00±39,71b 251,66±67,81a
Total 150,81±33,79b 177,01±40,95b 264,99±67,84a
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perlakuan berbeda nyata
(p<0,05).

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa paritas induk


kambingberpengaruh nyata (p<0,05) terhadap volume susu. Hasil uji lanjut Duncan,
menunjukkan bahwa rataan volume susu pada paritas 1nyata (p<0,05) lebih tinggi
dibandingkan pada paritas 2-3 dan >3 baik dipagi hari maupun disore hari.Tingginya
produksi susu yang dihasilkan pada paritas >3 dibandingkan pada paritas 1 dan 2-3
dikarenakan kemungkinan adanya hubungan antara paritas dan umur induk. Menurut
Sodiq (2010) memperlihatkan tingkatproduktivitas kambing dapat berkorelasipositif
dengan umur kematangan induk, dankemampuannya akan terus meningkat pada
paritas keempat hingga paritas kelima dan menurun drastis setelah idukberumur 9
tahun.Produktivitas kambing dipengaruhi oleh iklim, paritas, litter size, periode laktasi
(Sudewo dkk., 2012).Tampilan mengenai volume susu berdasarkan paritas induk yang
berbeda yaitu 1, 2-3 dan >3 dapat dilihat pada Gambar 3.

Volume (ml) susu Berdasarkan Paritas yang Berbeda

300
Pagi Sore
250

200

150

100
1 2­3 >3
Pengaruh Paritas

Gambar 3. Volume Susu Berdasarkan Paritas yang Berbeda

25
Laode Nafiu dkk

Berat Susu
Berat susu pada kambing yang diamati berdasarkan bangsa yang berbeda yaitu
1, 2-3 dan >3 dapat dilihat pada Tabel 5.
Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa paritas induk
kambingberpengaruh nyata (p<0,05) terhadap berat susu. Pada hasil penelitian terlihat
bahwa dengan semakin meningkatnya paritas induk kambing perah maka produksi
susu juga semakin meningkat. Tjatur dan Ihsan (2011), tingginya volume susu yang
dihasilkan pada pariatas 2 dan 3 karena memiliki kematangan dan kesiapan sel-sel
dan sistem hormonal yang berhubungan dengan fungsi reproduksi dalam status
fisiologis yang sama. Tampilan mengenai berat susu berdasarkan paritas induk yang
berbeda yaitu 1, 2-3 dan >3 dapat dilihat pada Gambar 4.

Berat (g) Susu Berdasarkan Paritas yang Berbeda

400
Pagi Sore
350
300
250
200
150
100
1 2­3 >3
Pengaruh Paritas

Gambar 4. Berat Susu Berdasarkan Paritas yang Berbeda

Tabel 5. Berat(g) Susu Berdasarkan Paritas Kambing yang Berbeda


Pengaruh Paritas
Berat
1 2-3 >3
Pagi 195,96±40,27c 244,07±36,21b 354,84±68,23a
Sore 191,69±37,05bc 203,02±41,79b 321,36±74,78a
Total 193,83±37,24b 223,54±43,70b 338,10±71,28a
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perlakuan berbeda nyata
(p<0,05).

Bahan Kering (BK) Susu


Bahan kering susu pada kambing yang diamati berdasarkan paritas yang
berbeda yaitu 1, 2-3 dan >3 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. BK (%) Susu Berdasarkan Paritas Kambing yang Berbeda


Paritas BK%
1 13,4674±1,01
2-3 13.5013±1,48
>3 12,6623±1,41

26
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa paritas induk kambing tidak
berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap BK susu. Secara statistik rataan BKsusu yang
tertinggi didapatkan pada paritas 2-3 13,5013%, sedangkanyang terendah yaitu pada
paritas>3 12,6623%. Tidak adanya perbedaan kandungan BK susu berdasarkan paritas
yang berbeda dikarenakan, paritas bukansatu-satunya faktor yang
mempengaruhipenampilan produktivitas kambing perah. Menurut Nugroho dkk.
(2010), potensi produktivitasternak pada dasarnya dipengaruhi faktorgenetik,
lingkungan serta interaksi antaragenetik dan lingkungan, adapunfaktor genetik
yangberpengaruh adalah bangsa ternak,sedangkan faktor lingkungan antara
lainpakan, iklim, ketinggian tempat, bobotbadan, penyakit, kebuntingan dan
jarakberanak, bulan laktasi serta paritas. Menurut Saleh (2004) bahwa komposisi air
susu dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya: Jenis ternak dan keturunannya,
tingkat laktasi, umur ternak, infeksi pada ambing, nutrisi pakan ternak, lingkungan
dan prosedur pemerahan susu. Keseluruhan faktor-faktor ini dibagi menjadi tiga
bagian yaitu lingkungan, genetik dan manajement.

KESIMPULAN

Hasil penelitian disimpulkan bahwa bangsa dan paritas induk kambing perah
berpengaruh nyata terhadap volume dan berat susu, sedangkan pada bahan kering
(BK) susu tidak berpengaruh nyata (p>0,05). Volume dan berat susu yang tertinggi
diperoleh pada bangsa kambing PE dan kambing yang memiliki paritas >3.

DAFTAR PUSTAKA

Akramullah, M. 2016. karakteristik produksi susu kambing perah di kecamatan toari kabupaten
kolaka. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, Kendari.
Haenlein, G.F.W. 2002. Feeding goats for improved milk and meat production.
https://goatconnection.com/articles/publish/article_72.shtml (Diakses 08 Juli 2017).
Heriyanta, E., Ihsan, M. N., dan Isnaini, N. (2013). Pengaruh umur kambing peranakan etawah
(PE) terhadap kualitas semen segar. Jurnal Ternak Tropika, 14(2), 1-5.
Mahmilia, F., M. Doloksaribu., S. Elieser dan F. A. Pamungkas. 2005. Tingkatproduktivitas
induk kambing persilangan (kambing kacang dan kambingboer) berdasarkan total bobot
lahir, total bobot sapih, litter size dan dayahidup. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. LokaPenelitian Kambing Potong, Deli Serdang.
Moeljanto, R.D. 2002. Khasiat dan manfaat susu kambing: susu terbaik dari hewan Ruminansia.
Agromedia PUstaka: Jakarta Selatan.
Nugroho, A. T., P. Surjowardojo dan M. N. Ihsan. Penampilan produksi sapi perah friesian
holstein (FH) pada berbagai paritas dan bulan laktasi di ketinggian tempat yang berbeda.
JIIPB, 20(1): 55-64.
Saleh, E. 2004. Dasar pengolahan susu dan hasil ikutan ternak.Program Studi Produksi Ternak.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Sarwono, B. 2008. Beternak Kambing Unggul. Penerbit Penebar Swadaya: Jakarta.
Sodiq, A.dan Z. Abidin. 2008. Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa.
AgroMedia.

27
Laode Nafiu dkk

Sodiq, A. 2010. Pola usaha peternakan kambing dan kinerja produktivitasnya di wilayah eks-
karesidenen banyumas jawa-tengah. Jurnal Agripet, 10(2): 1-8.
Sudewo, A. A., S. A. Santosa dan A. Susanto. 2012. Produktivitas kambing peranakan etawah
berdasarkan litter size, tipe kelahiran dan mortalitas di village breeding centre kabupaten
banyumas. Prosiding, 3(1):1-7.
Sutama, I. K. 2008. Pemanfaatan sumberdaya ternak lokal sebagai ternak perah
mendukung peningkatan produksi susu nasional. Wartazoa, 18(4); 207-
205
Tjatur, A. dan M. N. Ihsan. 2011. Penampilan reproduksi sapi perah Friesianholstein (FH) pada
berbagai paritas dan bulan laktasi di ketinggian tempatyang berbeda Fakultas
Peternakan Universitas Kanjuruhan Malang.Produksi Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya Malang. J.Ternak Tropika, 11(2): 1-10.
Zuriati, Y., R. R. A. Maheswari, dan H. Susanty. 2014. Karakteristik Kualitas Susu Segar dan
Yoghurt dari Tiga Bangsa Kambing Perah dalam Mendukung Program Ketahanan dan
Diversifikasi Pangan. JITV, 19(2): 613-616.
Zurriyati, Y., R. R. Noor dan R. R. A. Maheswari. 2011. Analisis molekulergenotipe kappa
kasein (κ-kasein) dan komposisi susu kambing peranakanetawah, saanen dan
persilangannya. JITV, 16 (1): 61-70.

28

Anda mungkin juga menyukai