ABSTRAK
Produksi susu ternak perah pada umunya dipengaruhi oleh beberapa faktor
selain faktor pakan dan manajemen, seperti perbedaan bangsa kambing dan
paritasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bangsakambing
Peranakan Ettawa (PE), Peranakan Ettawa-Kacang (PEK), dan Peranakan Ettawa-Boer
(PEB) dan paritasnya terhadap produksi dan kualitas susu. Penelitian ini dilaksanakan
pada peternak kambing rakyat yang berada di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka
dan dilakukandalam bentuk observasi. Parameter yang diamati adalah volume, berat
dan bahan kering susuberdasakan pada bangsa dan paritas induk kambing.Data yang
diperolehdianalisis berdasarkan analisis ragam dan dilanjutkan denganuji Jarak
Berganda Duncan.Hasil penelitian menunjukkanbahwa bangsa dan paritas
indukkambing berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap volume dan berat susu,
sedangkan pada bahan kering (BK) susu tidak dipengaruhi (p>0,05) oleh bangsa
kambing dan paritasnya.
Kata Kunci : Kambing, Bangsa, Paritas, Produksi Susu
PENDAHULUAN
Susu merupakan salah satu produk peternakan yang dihasilkan melalui sekresi
kelenjar ambing dan mengadung beberapa nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti
vitamin, protein, mineral, lemak, laktosa dan enzim, sehingga susu sangat baik untuk
dikonsumsi karena dapat membantu dalam proses pertumbuhan dan sumber kalsium
bagi tulang.
Ternak kambing perah merupakan salah satu ternak penghasil susu selain sapi
dan kerbau.Susu kambing perah memiliki nilai nutrisi yang hampir sama dengan susu
sapi, bahkan diyakini bahwa susu kambing mempunyai “nilai lebih” dibandingkan
dengan susu sapi dan dikenal memiliki kandungan nilai nutrisi dan nilai medisnya
sejak zaman dahulu (Zurriati dkk.,2011). Salah satu keunggulan susu kambing dari
susu sapi adalah tingginyaproporsi butir-butir lemak ukuran kecil (rantai pendek dan
sedang), sehinggasusu kambing lebih homogen, mudah dicerna, dan tidak
menimbulkan gangguanpencernaan bagi mereka yang alergi bila mengkonsumsi susu
sapi (Sutama, 2008).Salah satu ternak bangsa kambing perah yang dikembangkan di
Indonesia yaitu kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil
perkawinan silang antara kambing Etawah dengan kambing lokal. Kambing Etawah
sendiri berasal dari wilayah Jamnapari (India), kambing ini termasuk tipe dwiguna
yakni sebagai penghasil susu dan daging (Heriyanta dkk., 2013). Produksi susu
kambing PE berkisar antara 0,45-2,2 liter/hari (Sodiq dan Abidin, 2008).
19
Laode Nafiu dkk
Materi Penelitian
Materi penelitian yang digunakan terdiri atas: ternak kambing PE 7 ekor, PEB 17
ekor dan PEK8 ekor milik masyarakat di Kecamatan Toari yang sedang laktasi, alat-
alat perah (ember, kain lap dan air hangat), meteran kain untuk mengukurlingkar
ambing dan lingkar perut, gelas ukur untuk mengukur volume susu,timbangan badan
untuk menimbang bobot badan kambing, timbangan digitaluntuk menimbang berat
susu, kamera dan alat tulis.
Prosedur Penelitian
20
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017
tangan). Pemerahan dihentikan setelah susu yang terdapat padaambing dan puting
telah habis. Susu yang telah dihasilkan ditentukan beratnyamenggunakan timbangan
serta volumenya menggunakan gelas ukur.
Sistem Pemeliharaan
Sistem pemeliharaan kambing di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka secara
umum adalah sistem intensif yaitu ternak di kandangkan dan disediakan makanan
berupa hijauan sabagai sumber pakan. Penggunaan kandang intensif dikarenakan
Kecamatan Toari memiliki banyak daerah perkebunan utamanya kebun kakao dan
selain itu masayarakat Toari juga telah memiliki aturan yang disepakati bahwa ternak
yang memasuki perkebunan warga lain maka pemilik kebun tersebut berhak untuk
mengambil kambing yang memasuki kebunnya.
Pakan
Peternak umumnya memiliki lahan perkebunan kebun. Pada sela-sela lahan
kebun tersebut ditanami hijauan pakan ternak berupa gamal, lamtoro dan jati. Namun
yang lebih banyak ditanami oleh peternak adalah gamal karena gamal memiliki
tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan setempat.Pemberian pakan
dilakukan 3 kali sehari yaitu pada saat pagi hari pukul 07:00-08:00 WITA, siang hari
pukul 12:00-13:00 WITA dan sore hari pukul 16:00-17:00 WITA.
Rancangan Penelitian
Penelitian adalah penelitian observasi dengan melakukan pengukuran dan
pencatatan terhadap variabel-variabel penelitian. Peubah yang diamati yaitu peubah
terikat dan peubah bebas. Adapun peubah terikat yang diukur yaitu: Volume susu,
berat susu, dan bahan kering (BK) susu dianalisis menggunakan General Linear Model
berdasarkan peubah bebas yang diduga berpengaruh yaitu:
Bangsa kambing [PE, Jantan PE x Betina Kacang (PEK), Jantan PE x Betina Boer
(PEB)]
Paritas (1, 2-3, >3)
Keterangan:
Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulanganke-j
μ = Rataan nilai tengah data
Bi = Pengaruh bangsa
21
Laode Nafiu dkk
Pj = Pengaruh Paritas
B iP j = Pengaruh interaksi bangsa dan paritas
Ԑijk = Galat percobaan
Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari peubah bebas dan peubah terikat adapun peubah
bebas yang diamati yaitu yaitu: bangsa dan paritas induk kambing perah. Sedangkan
peubah terikatnya yaitu : (1) Volume susu, dihitung menggunakan gelas ukur dengan
satuan ml, (2) Berat susu,dihitung menggunakan timbangan digital dengan satuan
gram, (3) Bahan kering (BK) susu, ditentukan dengan metode uji bahan kering susu di
Unit Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas
Halu Oleo.
Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan analisis
sidik ragam, apabila perlakuan menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan
dengan uji jarak berganda Duncan. Analisis data menggunakan bantuan program
statistik SPSS version 24 2016.
Volume Susu
Volume susu pada kambing yang diamati berdasarkan bangsa yang berbeda
yaitu PE, PEK dan PEB dapat dilihat pada Tabel 1.
22
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017
220
170
120
PE PEK PEB
Pengaruh Bangsa
Berat Susu
Berat susu pada kambing yang diamati berdasarkan bangsa yang berbeda yaitu
PE, PEK dan PEB dapat dilihat pada Tabel 2.
23
Laode Nafiu dkk
mengadung: Air 87g, energi 68kkal protein 3,4g, lemak 3,8g, karbohidrat 4,4g dan
mineral 49,18g.
Produksi susu kambing perah pada waktu pemerahan dipagirelatif lebih tinggi
dibandingkan hasil pemerahan sore hari. Hal ini bisadisebabkan interval pemerahan
pagi memiliki waktu yang lebih panjang dibandingkan pemerahan sore hari. Sebelum
dilakukan pemerahan dipagi hari cempeterlebih dahulu dipisahkan dengan induknya
mulai dari pukul 23:00 WITA dan dilakukan pemerahan pada pukul06:00-07:00 WITA,
sedangkan pada sore hari cempe dipisahkan dari induknyapada pukul 11:00 WITA
dan dilakukan pemerahan pada pukul 17:00-18:00 WITA.Tampilan mengenai berat
susu ketiga bangsa kambing yang berbeda yaitu PE, PEB dan PEK dapat dilihat pada
Gambar 2.
400
Pagi Sore
300
200
100
PE PEK PEB
Pengaruh Bangsa
Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa bangsa induk kambing tidak
berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap BK susu. Kisaran rataan BK susu yang pada
penelitian yaitu 12,6949-13,4446%. Hasil ini sejalan dengan pendapat Haeinlein (2002)
bahwa kadar BK susu kambing perah adalah 12-13%, adapun penyusunkandungan
dari bahan keringsusu adalah protein, lemak, laktosa, vitamin, dan abu. Zurriyati dkk.
(2011) Kadar BK susu segar dari kambing sebesar PE 14.02%, adapun komponen susu
selain air yaitu meliputi lemak, protein, laktosa dan abu.
24
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017
Volume Susu
Volume susu pada kambing yang diamati berdasarkan paritas yang berbeda
yaitu 1, 2-3 dan >3 dapat dilihat pada Tabel 4.
300
Pagi Sore
250
200
150
100
1 23 >3
Pengaruh Paritas
25
Laode Nafiu dkk
Berat Susu
Berat susu pada kambing yang diamati berdasarkan bangsa yang berbeda yaitu
1, 2-3 dan >3 dapat dilihat pada Tabel 5.
Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa paritas induk
kambingberpengaruh nyata (p<0,05) terhadap berat susu. Pada hasil penelitian terlihat
bahwa dengan semakin meningkatnya paritas induk kambing perah maka produksi
susu juga semakin meningkat. Tjatur dan Ihsan (2011), tingginya volume susu yang
dihasilkan pada pariatas 2 dan 3 karena memiliki kematangan dan kesiapan sel-sel
dan sistem hormonal yang berhubungan dengan fungsi reproduksi dalam status
fisiologis yang sama. Tampilan mengenai berat susu berdasarkan paritas induk yang
berbeda yaitu 1, 2-3 dan >3 dapat dilihat pada Gambar 4.
400
Pagi Sore
350
300
250
200
150
100
1 23 >3
Pengaruh Paritas
26
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017
Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa paritas induk kambing tidak
berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap BK susu. Secara statistik rataan BKsusu yang
tertinggi didapatkan pada paritas 2-3 13,5013%, sedangkanyang terendah yaitu pada
paritas>3 12,6623%. Tidak adanya perbedaan kandungan BK susu berdasarkan paritas
yang berbeda dikarenakan, paritas bukansatu-satunya faktor yang
mempengaruhipenampilan produktivitas kambing perah. Menurut Nugroho dkk.
(2010), potensi produktivitasternak pada dasarnya dipengaruhi faktorgenetik,
lingkungan serta interaksi antaragenetik dan lingkungan, adapunfaktor genetik
yangberpengaruh adalah bangsa ternak,sedangkan faktor lingkungan antara
lainpakan, iklim, ketinggian tempat, bobotbadan, penyakit, kebuntingan dan
jarakberanak, bulan laktasi serta paritas. Menurut Saleh (2004) bahwa komposisi air
susu dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya: Jenis ternak dan keturunannya,
tingkat laktasi, umur ternak, infeksi pada ambing, nutrisi pakan ternak, lingkungan
dan prosedur pemerahan susu. Keseluruhan faktor-faktor ini dibagi menjadi tiga
bagian yaitu lingkungan, genetik dan manajement.
KESIMPULAN
Hasil penelitian disimpulkan bahwa bangsa dan paritas induk kambing perah
berpengaruh nyata terhadap volume dan berat susu, sedangkan pada bahan kering
(BK) susu tidak berpengaruh nyata (p>0,05). Volume dan berat susu yang tertinggi
diperoleh pada bangsa kambing PE dan kambing yang memiliki paritas >3.
DAFTAR PUSTAKA
Akramullah, M. 2016. karakteristik produksi susu kambing perah di kecamatan toari kabupaten
kolaka. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, Kendari.
Haenlein, G.F.W. 2002. Feeding goats for improved milk and meat production.
https://goatconnection.com/articles/publish/article_72.shtml (Diakses 08 Juli 2017).
Heriyanta, E., Ihsan, M. N., dan Isnaini, N. (2013). Pengaruh umur kambing peranakan etawah
(PE) terhadap kualitas semen segar. Jurnal Ternak Tropika, 14(2), 1-5.
Mahmilia, F., M. Doloksaribu., S. Elieser dan F. A. Pamungkas. 2005. Tingkatproduktivitas
induk kambing persilangan (kambing kacang dan kambingboer) berdasarkan total bobot
lahir, total bobot sapih, litter size dan dayahidup. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. LokaPenelitian Kambing Potong, Deli Serdang.
Moeljanto, R.D. 2002. Khasiat dan manfaat susu kambing: susu terbaik dari hewan Ruminansia.
Agromedia PUstaka: Jakarta Selatan.
Nugroho, A. T., P. Surjowardojo dan M. N. Ihsan. Penampilan produksi sapi perah friesian
holstein (FH) pada berbagai paritas dan bulan laktasi di ketinggian tempat yang berbeda.
JIIPB, 20(1): 55-64.
Saleh, E. 2004. Dasar pengolahan susu dan hasil ikutan ternak.Program Studi Produksi Ternak.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Sarwono, B. 2008. Beternak Kambing Unggul. Penerbit Penebar Swadaya: Jakarta.
Sodiq, A.dan Z. Abidin. 2008. Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa.
AgroMedia.
27
Laode Nafiu dkk
Sodiq, A. 2010. Pola usaha peternakan kambing dan kinerja produktivitasnya di wilayah eks-
karesidenen banyumas jawa-tengah. Jurnal Agripet, 10(2): 1-8.
Sudewo, A. A., S. A. Santosa dan A. Susanto. 2012. Produktivitas kambing peranakan etawah
berdasarkan litter size, tipe kelahiran dan mortalitas di village breeding centre kabupaten
banyumas. Prosiding, 3(1):1-7.
Sutama, I. K. 2008. Pemanfaatan sumberdaya ternak lokal sebagai ternak perah
mendukung peningkatan produksi susu nasional. Wartazoa, 18(4); 207-
205
Tjatur, A. dan M. N. Ihsan. 2011. Penampilan reproduksi sapi perah Friesianholstein (FH) pada
berbagai paritas dan bulan laktasi di ketinggian tempatyang berbeda Fakultas
Peternakan Universitas Kanjuruhan Malang.Produksi Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya Malang. J.Ternak Tropika, 11(2): 1-10.
Zuriati, Y., R. R. A. Maheswari, dan H. Susanty. 2014. Karakteristik Kualitas Susu Segar dan
Yoghurt dari Tiga Bangsa Kambing Perah dalam Mendukung Program Ketahanan dan
Diversifikasi Pangan. JITV, 19(2): 613-616.
Zurriyati, Y., R. R. Noor dan R. R. A. Maheswari. 2011. Analisis molekulergenotipe kappa
kasein (κ-kasein) dan komposisi susu kambing peranakanetawah, saanen dan
persilangannya. JITV, 16 (1): 61-70.
28