i
BAHAN AJAR
MK MODEL – MODEL PEMBELAJARAN
KALANGAN
SENDIRI
Penyusun:
Sony Zulfikasari
Sukirman
Desain Cover:
Albir Damara
iii
VERIFIKASI BAHAN AJAR
Pada hari ini Senin tanggal 06 bulan Agustus tahun 2018 Bahan Ajar Mata
Kuliah Model – model Pembelajaran Program Studi Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/ Ketua
Program Studi Kurikulum dan Teknologi Pendidikan/ Teknologi Pendidikan.
Ketua Prodi
Teknologi Pendidikan
iv
PRAKATA
Buku ini merupakan bahan ajar dari mata kuliah Model – model
Pembelajaran. Bahan ajar ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang
mengikuti rombel mata kuliah Model – model Pembelajaran di Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Bahan
ajar ini berisi kumpulan materi yang penyusun ambil dari berbagai sumber
baik dari online maupun dari media cetak. Berisi tentang materi yang
berkaitan tentang konsep pembelajaran, model pembelajaran, jenis – jenis
model pembelajaran, pendekatan saintifik, dan sebagainya serta di
lengkapi tugas-tugas yang bisa meningkatkan pemahaman mahasiswa
tentang Model – model Pembelajaran. Untuk kedepannya bahan ajar ini
akan penyusun sempurnakan sehingga orisinalitas konten akan lebih baik.
v
DESKRIPSI MATA KULIAH
Semester : Gasal
SKS : 2 SKS
Kode MK : 110008
Prodi : Teknologi Pendidikan
Pengampu : Sony Zulfikasari, M.Pd., Drs. Sukirman, M.Si.
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Cover Dalam iii
Verifikasi Bahan Ajar iv
Prakata v
Deskripsi mata kuliah vi
Daftar isi vii
Pertemuan 1 : pengenalan dan 1
kontrak perkuliah
Pertemuan 2 : konsep dasar 4
pembelajaran
Pertemuan 3 : konsep dasar model, 9
pendekatan, strategi, metode, teknik
pembelajaran
Pertemuan 4 : scientific approach 15
Pertemuan 5 : pembelajaran 17
kolaboratif
Pertemuan 6 : problem besed 22
learning
Pertemuan 7 : discovery learning 25
Pertemuan 8 : project besed 29
learning
Pertemuan 9 : rambu-rambu 31
penyusunan RPP
Pertemuan 10 sd 16 : UTS, TA, 34
UAS
Daftar pustaka 35
vii
Pertemuan 1
KONTRAK KULIAH
1
5 Mampu memahami 1. Pengertian 1. Presentasi
Pembelajaran Berbasis Pembelajaran 2. Diskusi
Masalah (Problem Base Berdasarkan 3. Tanya jawab
Learning) Masalah.
2. Ciri khusus
pembelajaran
berdasarkan
masalah.
3. Manfaat
pembelajaran
berdasarkan
masalah.
4. Langkah –
langkah
pembelajaran
berdasarkan
masalah
6 Mampu menjelaskan 1. Pengertian Model 1. Presentasi
Pengertian Model Pembelajaran 2. Diskusi
Pembelajaran Penemuan, Penemuan, 3. Tanya jawab
Kelebihan Model 2. Kelebihan Model
Pembelajaran Pembelajaran
Penemuan,Pembelajaran Penemuan,
Penemuan 3. Pembelajaran
Terbimbing,Sintaks Penemuan
Pembelajaran Penemuan Terbimbing,
Terbimbing,Penerapan 4. Sintaks
Penemuan Terbimbing Pembelajaran
Penemuan
Terbimbing,
5. Penerapan
Penemuan
Terbimbing
7 Mampu menjelaskan 1. Konsep PjBL 1. Presentasi
Konsep PjBL, Kelemahan 2. Kelemahan dan 2. Diskusi
dan Kelebihan PjBL, Kelebihan PjBL 3. Tanya jawab
Sistem Penilaian PjBL, 3. Sistem Penilaian
Langkah – Langkah PjBL
Operasional PjBL 4. Langkah –
Langkah
Operasional PjBL
2
8 Mampu menjelaskan Pendekatan 1. Presentasi
Pendekatan pembelajaran dalam 2. Diskusi
pembelajaran dalam kurikulum 2013 3. Tanya jawab
kurikulum 2013 tematik tematik integrated
integrated dan scientific dan scientific
assesment. Menyajikan assesment. Contoh
Contoh perangkat perangkat
pembelajaran pembelajaran
9 MID Semester - Ujian Tulis
10, 11 Mampu perencanaan, Memilih, merancang Penugasan individu
pengelolaan, dan dan diskusi
implementasi, evaluasi, mengembangkan kelompok
dan mengembangkan perangkat
perangkat pembelajaran pembelajaran pada
pada masing – masing masing – masing
model pembelajaran model pembelajaran
kemudian di
tuangkan dalam
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
12-15 Mampu merancang dan Memilih, merancang Penugasan
mengembangkan dan kelompok dan
perangkat pembelajaran mengembangkan diskusi kelompok
pada masing – masing perangkat
model pembelajaran pembelajaran pada
masing – masing
model pembelajaran
dan diaplikasikan
pada pengalaman
lapangan
16 UAS - Pengumpulan
tugas akhir berupa
dokumen RPP dan
dokumen hasil
praktik pengalaman
mengajar (berupa
CD/DVD)
Penugasan 1:
3
Pertemuan 2
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
A. Hakekat Pembelajaran
B. Pengertian Belajar
Menurut Sanjaya (2008:102), beliau menuturkan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses yang hadir untuk mempermudah siswa dalam
mempelajari segala sesuatu melalui berbagai media. Pembelajaran
merupakan proses utama yang dilaksanakan di sekolah sehingga antara
Guru dan Siswa dituntut untuk mencapai sebuah tujuan. Proses
pembelajaran disusun atas beberapa komponen, komponen tersebut
adalah siswa sebagai input, komponen perangkat keras dan lunak sebagai
instrumental input, komponen lingkungan sebagai enviromrnt input,
pelaksanaan pembelajaran sebagai komponen proses, dan hasil belajar
siswa sebagai komponen output.
Pembelajaran dapat terjadi karena interaksi seluruh komponen dan
unsur yang terdapat dalam pembelajaran, pembelajaran yang satu dengan
4
yang lainnya saling berhubungan dalam mewujudkan suatu tujuan.
Komponen pembelajaran berupa tujuan intruksional yang ingin dicapai,
materi pembelajaran, metode mengajar, alat peraga atau media, dan
evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian tujuan.
C. Proses pembelajaran
Secara global pembelajaran merupakan sebuah hubungan interaksi
timbal balik yang terjadi antara seorang pengajar (Guru) dengan orang yang
belajar (Siswa) dalam proses transmisi pengetahuan. Untuk menunjang
terjadinya proses pembelajaran kita membutuhkan beberapa komponen,
komponen-komponen proses pembelajaran antara lain kompetensi
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media/sumber
pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Selain komponen-komponen pembelajaran tersebut, terdapat juga hal
pokok yang ada dalam proses pembelajaran:
1. Interaksi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran didominasi oleh interaksi antara siswa dan
Guru. Dalam interaksi pembelajaran akan terjadi proses saling
mempengaruhi, seorang Guru dapat mempengaruhi siswa dan sebaliknya.
Interaksi pembelajaran bukan hanya dalam lingkup siswa dan Guru namun
juga siswa dengan sumber (orang yang dapat memberikan informasi).
Interaksi pembelajaran dapat terjadi didalam dan diluar kelas, dalam
pembelajaran dikelas guru memilik stoke holder utama untuk memanage
kehidupan kelas, sedangkan pada pembelajaran diluar sekolah hanya
berfungsi untuk menguatkan dan mempertajam pemahaman materi yang
diberikan oleh Guru pada saat dikelas.
5
Dalam prespektif Guru pembelajaran lebih ditekankan pada proses
mengajar, secara ringkas mengajar dapat diartikan sebagai proses
penyampaian materi yang dilakukan oleh Guru kepada Siswa. Dari
beberapa hal pokok diatas dapt ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
mengandung dua kegiatan pokok yaitu belajar dan mengajar.
1. Siswa
Banyak istilah untuk menyebutkan seorang siswa, namun pada
hakikatnya siswa adalah manusia yang memerlukan bimbingan dan arahan
dari orang yang memiliki suatu kelebihan. Dalam diri terdapat beberapa
karakteristik unik yang perlu mendapat perhatian khusus. Berikut beberapa
karakteristik siswa yang membutuhkan perhatian dari seorang pendidik :
a. Kemampuan
Kemampuan dalam diri siswa bukan hanya tentang IQ, namun
kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dasar yang dimiliki oleh
siswa sebelum dia mengikuti pembelajaran dikelas.
b. Motivasi
Dalam diri siswa terdapat dua motivasi, Motivasi yang pertama adalah
motivasi intrinsik, motivasi adalah motivasi yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri yang kedua adalah motivasi ekstrinsik, motivasi ini adalah
motivasi yang berasal dari luar diri siswa (dari lingkungan siswa).
c. Perhatian
Perhatian yang dimiliki oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor, faktor
yang pertama faktor intrnal dan yang kedua faktor eksternal. Faktor internal
meliputi minat, keahlian (fisik dan mental), karakteristik pribadi. Faktor
selanjutnya adalah faktor eksternal, faktor ini meliputi intensitas stimulus,
keragaman stimulus, warna, gerak, dan sistem penyajian yang menarik.
d. Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang bersifat kompleks, yang
menyebabkan siswa dapat menerima atau meringkas informasi yang
diperolehnya. Persepsi bersifat lurus dengan dengan daya ingat, sehingga
semakin baik persepsi yang dimiliki oleh siswa maka semakin mudah untuk
mengingatnya.
e. Ingatan
Ingatan merupakan suatu sistem yang aktif menerima, menyimpan dan
mengeuarkan kembali informasi yang telah diterima siswa. ingatan memiliki
tahap, tahap yang pertama adalah tahap sensorik, tahap sensorik ini
memiliki kemampuan ingatan yang hanya berkisar stengah detik. Tahap
yang kedua adalah ingatan jangka pendek, tahap ini merupakan gudang
6
penyimpanan hal-hal baru yang baru diterima. Dan tahap ingatan yang
terakhir adalah long term memory, ingatan ini merupakan kelanjutan dari
ingatan jangka pendek, ingatan ini relatif lebih lama.
f. Lupa
Lupa merupakan peristiwa hilangnya informasi yang tersimpan dalam
ingatan jangka panjang. Banyak faktor yang menyebabkan kelupaan, salah
satu penyebab kelupaan adalah ingatan yang tidak pernah dipakai,
kegagalan dalam mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka
panjang.
g. Retensi
Retensi adalah kesan yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah
siswa mempelajari sesuatu. Retensi merupakan kebalikan dari lupa. Ada
dua hal yang mempengaruhi retensi, hal yang pertama adalah benda
konkret dan yang kedua adalah kebermaknaan sebuah materi. Benda yang
konkret lebih mudah menimbulkan retensi jika dibandingkan dengan benda
abstrak, sedangkan kebermaknaan sebuah materi akan lebih mudah
diingat oleh siswa jika dibandingkan dengan materi yang kurang bermakna.
h. Transfer
Tranasfer merupakan sebuah proses ketika materi yang telah dipelajari
mempengaruhi materi yang akan kita pelajari (materi baru). Secara singkat
transfer dapat diartikan sebagai pemindahan pengetahuan, keterampilan,
sikap dan tanggapan.
2. Pendidik
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut seorang pengajar atau
seseorang yang memberikan pengetahuan. Pada hakikatnya pendidik
adalah seorang yang karena kelebihan dan kemampuannya diberikan
kepada orang lain melalui cara pendidikan. Untuk menjadi seorang pendidik
seseorang harus memiliki beberapa kompetensi, kompentensinya adalah
kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
3. Tenaga NonPendidik
Tenaga nonpendidik dalam instansi pendidikan meliputi tiga kelompok,
yaitu pimpinan (pengelola), staf administrasi, dan tenaga bantu. Pimpinan
memiliki tugas untuk mengendalikan dan memanaje lembaga pendidikan.
Selanjutnya staf administrasi bagi sekolah adalah seseoarang yang
membantu administrasi sekolah. Sedangkan untuk tenaga pembantu, ia
bekerja untuk membantu pekerjaan nonadministrasim, namun memiliki
peran yang sangat penting bagi sekolah, contoh dari tenaga pembantu
adalah sopir, tenaga pembersih, satpam dll.
4. Lingkungan.
Lingkungan merupakan situasi dan kondisi dimana lembaga tersebut
berada. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran
meliputi keadaan masyarakat, dan letak geografis suatu lembaga
pendidikan.
7
E. Faktor Pendukung Keberhasilan Proses Belajar
Dalam sub bahasan sebelumnya telah disamapaikan bahwa dalam
proses pembelajaran ada empat faktor yang mempengaruhi. Faktor
tesrsebut adalah, faktor Guru, kurikulum, tujuan yang hendak dicapai,
sarana, dan siswa itu sendiri.
Ada beberapa hal yang menjadi komponen pendukung keberhasilan
proses pembelajaran, sbb:
F. Prinsip Pembelajaran
Prinsip merupakan kebenaran yang menjadi dasar untuk melaksanakan
suatu hal. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) prinsip-prinsip
pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguataan serta
perbedaan individu.
Penugasan 2:
8
Pertemuan 3
a. Model Pembelajaran
9
agar model pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berhasil (d)
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajar apat dicapai.
Unsur-unsur penting dalam model pebelajaran : memiliki nama,
merupakan landasan filosofis pelaksanaan pembelajaran, landasan pada
teori belajar dan teori pembelajaran, memiliki tujuan/maksud tertentu,
memiliki pola tingkah laku kegiatan belajar mengajar (sintaks) yang jelas,
mengandung komponeen-komponen, seperti guru, siswa, interaksi guru
dan siswa, dan alat untuk menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Pendekatan Pembelajaran
- Menurut Rosman (2012 : 132) Pendekatan adalah titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum.
- Menurut Sanjaya (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 146) Pendekatan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran.
- Menurut Roy Kellen (dalam Anitah, 2011 : 1.23) menyatakan,
Terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang
berpusat pada guru (teacher centered approaches) dan pendekatan
yang berpusat pada siswa (student centered approaches). Pendekatan
yang berpusat pada guru menurunkan pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif, atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
menurunkan strategi pembelajaran inkuiri, discovery dan induktif.
- Menurut Wahjoji (1999 : 121) Pendekatan pembelajaran adalah cara
mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif
melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar
secara optimal.
- H. J. Gino dkk (1992 : 32) Pembelajaran atau intruction merupakan
usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar
dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam
kegiatan belajar mengajar.
- Syaifuddin Sagala (2005: 68) Pendekatan pembelajaran merupakan
jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan
instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu.
- Menurut Gulo (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 146) menyatakan,
Pendekatan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita dalam
memendang seluruh masalah yang ada dalam program belajar
mengajar. Sudut pandang tertentu tersebut menggambarkan cara
berfikir dan bersikap seseorang guru dalam menyelesaikan soal yang ia
hadapi.
10
Berdasarkan pendapat - pendapat ahli diatas dapat diambil simpulan
mengenangi pendekatan pembelajaran. Jadi pendekatan pembelajaran
adalah sebuah cara yang dilakukan oleh guru bersama siswa guna untuk
mempermudah dalam proses pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan
yng diharapkan. Pendekatan disini dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni
pendekatan berpusat pada guru (teacher centered approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered approaches).
Pendekatan yang berpusat pada guru disini nantinya akan mengajarkan
pembelajaran langsung dan pembelajaran deduktif, karena sepenuhnya
guru yang mendominasi jalannya kegiatan pembelajaran. Sedangkan
pendekatan berpusat pada siswa nantinya akan mengajarkan siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena semua kegiatan
pembelajarannya di dominasi oleh siswa. Pendekatan jenis ini
membutuhkan pemahaman kritis siwa.
Berikut ini merupakan unsur-unsur penting dalam pendekatan
pembelajaran : (a) merupakan filosofis/landasan, (b) merupakan sudut
pandang dalam proses pembelajaran, (c) serangkaian kegiatan untuk
mencapai tujuan teretntu, (d) Jalan yang ditempuh untuk menyampaiakan
materi.
c. Strategi Pembelajaran
11
- Menurut Bured & Byrd (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 152) Strategi
pembelajaran sebagai an instructional strategy is a method for delivering
instruction that is intended to help student achieve a learning objective.
Strategi pembelajaran adalah metode untuk mengirim pesan
pembelajaran yang direncanakan untuk membantu siswa mencapai
tujuan pembelajaran tertentu.
d. Metode Pembelajaran
12
- Menurut Hasibun dan Moedjiono (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 156)
Metode mengajar adalah perangkat, alat, dan cara dalam pelaksanaan
suatu strategi belajar mengajar.
e. Teknik Pembelajaran
13
pilih guna mencapai tujuan pembelajaran teretntu. Contohnya disini adalah
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan
berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas.
Berikut ini merupakan unsure-unsur penting dalam teknik pembelajaran
: (a) Merupakan implementasi dari metode (b) Jabaran operasioanal dari
metode (c) Proedur pelaksanaan kegiatan pembelajaran (d) memiliki cara
khusus dan spesifik, serta sistematis.
Penugasan 3:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Carilah video pelaksanaan pembelajaran di kelas. Berdasarkan video
tersebut, identifikasi model yang di pakai, pendekatan, strategi, metode
dan teknik yang di gunakan. Diskusikan di kelas.
3. Analisis kendala yang sekiranya di adapi dalam pelaksanaan model
pembelajaran
14
Pertemuan 4
SCIENTIFIC APPROACH
15
1. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu mengapa.”
2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu bagaimana”.
3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu apa.”
4. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia
yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak
(hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
5. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
6. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran
sebagaimana di maksud meliputi mengamati, menanya, menalar,
mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
Penugasan 4:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Cari video pembelajaran yang ada, kemudian analisis pendekatan
yang di pakai serta kendala yang di hadapi
16
Pertemuan 5
PEMBELAJARAN KOLABORATIF
17
Seperti termuat dalam gambar, Vygostsky mengemukakan tiga wilayah
yang tergamit dalam ZPD yang disebut dengan “cannot yet do”, “can do
with help“, dan “can do alone“. ZPD merupakan wilayah “can do with
help”yang sifatnya tidak permanen, jika proses pembelajaran mampu
menarik pebelajar dari zona tersebut dengan cara kolaborasi atau
pembelajaran kolaboratif.
Ada empat sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif.
Dua sifat berkenaan dengan perubahan hubungan antara guru dan
peserta didik. Sifat ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari
penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat keempat
menyatakan isi kelas atau pembelajaran kolaboratif.
Contoh:
Jika guru mengajarkan topik “hidup bersama secara damai.” Peserta didik
yang mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan topik tersebut
berpeluang menyatakan sesuatu pada sesi pembelajaran, berbagi idea,
dan memberi garis-garis besar arus komunikasi antar peserta didik. Jika
peserta didikmemahami dan melihat fenomena nyata kehidupan bersama
yang damai itu, pengalaman dan pengetahuannya dihargai dan dapat
dibagikan dalam jaringan pembelajaran mereka. Mereka pun akan
termotivasi untuk melihat dan mendengar. Di sini peserta didik juga dapat
merumuskan kaitan antara proses pembelajaran yang sedang dilakukan
dengan dunia sebenarnya.
18
didik jika mereka mengalami kebutuan dan bersedia menunjukkan cara
bagaimana mereka memiliki kesungguhan untuk belajar.
Kelompok peserta didik yang heterogen.
Sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didk yang tumbuh dan
berkembang sangat penting untuk memperkaya pembelajaran di
kelas. Pada kelas kolaboratif peserta didikdapat menunjukkan kemampuan
dan keterampilan mereka, berbagi informasi,serta mendengar atau
membahas sumbangan informasi dari peserta didik lainnya. Dengan cara
seperti ini akan muncul “keseragaman” di dalam heterogenitas peserta
didik.
JP = Jigsaw Proscedure
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota
suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok
bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami
keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.
19
CI = Complex Instruction
Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang
berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains,
matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah
menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didiksebagai
anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya
digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan
dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen.
Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
LT = Learning Together
Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta
didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya
menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan
pada hasil kerja kelompok.
TGT = Teams-Games-Tournament
Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para
anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari
pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.
20
GI = Group Investigation
Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk
merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan
masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan
dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut
bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian
didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
AC = Academic-Constructive Controversy
Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya
untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan
berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota
sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan
pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan
kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan
antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan
pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan
posisi yang dipilihnya.
Pemanfaatan Internet
Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas
kolaboratif. Karena memang, internet merupakan salah satu jejaring
pembelajaran dengan akses dan ketersediaan informasi yang luas dan
mudah. Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang
murah dan mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak
mengubah wajah dunia.
Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan denan
perkembangan pengetahuan terjadi secara eksponensial. Masa depan
adalah milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh
informasi tanpa batas dan mereka yang mampu memanfaatkan
informasi diterima secepat mungkin.
Penugasan 5:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Ambil salah satu model pembelajaran kolaboratif. Kemudian cari contoh
dan atau praktekkan pelaksanaanya ketika di kelas untuk memperjelas
pemahaman
21
Pertemuan 6
22
dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi
dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan
informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
6. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi
dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan
berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk
mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan
kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara
peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.
7. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap
penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester
(UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan
dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software,
hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
23
dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada
penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi,
kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran.
Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan.
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic
assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan
kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang
dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam
kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan
PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-
assessment.
Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada
tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk
memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas
yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya
Penugasan 6:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Cari dan atau praktekkan penggunaan model PBL dalam
pembelajaran kemudian analisis strategi, pendekatan, metode,
tahapan/fase nya, penilaian serta kelebihan dan kelemahannya.
24
Pertemuan 7
DISCOVERY LEARNING
25
8. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena
mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
9. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
10. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi
proses belajar yang baru
11. Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
12. Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
13. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar
menjadi lebih terangsang;
14. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya;
15. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
16. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar;
17. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
26
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif,
ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak
memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas
belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
c. Data collection (Pengumpulan Data).
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan
kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk
menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis,
dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara
sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan
mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik
melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan
pada tingkat kepercayaan tertentu
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data
processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan
agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
27
konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang
ia jumpai dalam kehidupannya.
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil
verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat
dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian yang
digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian
hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka
dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes
tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap,
atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat
dilakukan dengan pengamatan.
Penugasan 7:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Cari dan atau praktekkan penggunaan model DL dalam
pembelajaran kemudian analisis strategi, pendekatan, metode,
tahapan/fase nya, penilaian serta kelebihan dan kelemahannya.
28
Pertemuan 8
1 2 3
PENENTUAN MENYUSUN
PERTANYAAN PERECANAAN
MENYUSUN
MENDASAR PROYEK JADWAL
6
5 4
EVALUASI
MENGUJI HASIL MONITORING
PENGALAMAN
29
7. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan
dengan dunia nyata.
10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta
didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek:
1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
3. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di
mana instruktur memegang peran utama di kelas.
4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
6. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
7. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara
keseluruhan
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik
pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu:
1. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2. Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik.
Penugasan 8:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Cari dan atau praktekkan penggunaan model PjBL dalam
pembelajaran kemudian analisis strategi, pendekatan, metode,
tahapan/fase nya, penilaian serta kelebihan dan kelemahannya.
30
Pertemuan 9
RAMBU-RAMBU
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
31
Pada standar proses kegiatan pembelajaran terdiri dari langkah-
langkah yang memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
b. Pendahuluan
c. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pem¬belajaran untuk
mencapai Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, me¬motivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativi¬tas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, namun tetap efektif.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuai¬kan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pela¬jaran, yang dapat meliputi proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada RPP kegiatan eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi sebaiknya dirancang dengan kegiatan-kegiatan
yang sesuai dengan materi dan metode yang digunakan.
d. Kegiatan Penutup
32
karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.
Pengembangan Kurikulum memiliki tema seperti pada gambar dibawah
ini. Maka pada langkah pembelajaran di RPP pengembangan sikap,
keterampilan dan pengetahuan harus tampak.
Pada Standar Proses, pembelajaran yang berfokus pada kegiatan
Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi sangat diharapkan. Pembelajaran
pada Kurikulum 2013 disarankan berbasis pendekatan Sientific yang
meliputi mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta. RPP yang disusun sebaiknya berbasis
pendekatan scientific dengan memperhatikan karakter mata pelajaran dan
karakteristik siswa. Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi
melalui pemberitahuan, contoh, modeling, atau keteladanan, dan
pembiasaan. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di
lingkungan sekolah dan masyarakat. Serta harus diingat bahwa guru bukan
lagi menjadi satu-satunya sumber belajar.
Penugasan 9:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Cari contoh RPP kurikulum KTSP dan RPP kurikulum 2013.
Temukan dan analisis perbedaanya
33
Pertemuan 10
UJIAN TENGAH SEMETER
Pertemuan 15
PROGRES REPORT PEMBUATAN VIDEO
Pertemuan 16
UJIAN AKHIR SEMESTER
Q n A:
- Jenjang sekolah apa yang di pilih? Jenjang apa saja boleh
- Yang jadi gurunya dari mahasiswa atau dari guru sekolah? Di utamakan
dari mahasiswa, tetapi jika pihak guru menginginkan untuk jadi ‘guru;
nya juga tidak apa
- Materi apa yang boleh? Apa saja boleh selagi masih di ajarkan di
sekolah
- Dikumpulkan kapan? Di kumpulkan pada tanggal UAS yang di tentukan
- Berarti yang di kumpulin apa aja? Video Model Pembelajaran (plus
packaging pastinya) dan RPP.
- Durasi video berapa lama? Minimal 13 menit
- Tugas kelompok? Iya, maks 5 orang/tim
- Model boleh sama? Tidak, masing-masing tim harus berbeda. Silakan
di komunikasikan bersama tim lain
34
DAFTAR PUSTAKA
35