Anda di halaman 1dari 42

Buku ini merupakan bahan ajar dari mata kuliah

Model – model Pembelajaran. Bahan ajar ini


diperuntukkan bagi mahasiswa yang mengikuti
rombel mata kuliah Model – model Pembelajaran di
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Semarang. Bahan ajar ini berisi
kumpulan materi yang penyusun ambil dari berbagai
sumber baik dari online maupun dari media cetak.
Berisi tentang materi yang berkaitan tentang konsep
pembelajaran, model pembelajaran, jenis – jenis
model pembelajaran, pendekatan saintifik, dan
sebagainya serta di lengkapi tugas-tugas yang bisa
meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang
Model – model Pembelajaran. Untuk kedepannya
bahan ajar ini akan penyusun sempurnakan sehingga
orisinalitas konten akan lebih baik.

i
BAHAN AJAR
MK MODEL – MODEL PEMBELAJARAN

Sony Zulfikasari - Sukirman

KALANGAN
SENDIRI

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2018
ii
Bahan Ajar Mata Kuliah

Model – Model Pembelajaran

Penyusun:
Sony Zulfikasari
Sukirman

Desain Cover:
Albir Damara

Copyright kurtekdik 2018

iii
VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini Senin tanggal 06 bulan Agustus tahun 2018 Bahan Ajar Mata
Kuliah Model – model Pembelajaran Program Studi Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/ Ketua
Program Studi Kurikulum dan Teknologi Pendidikan/ Teknologi Pendidikan.

Semarang, 6 Agustus 2018

Dosen Pengampu Dosen Pengampu

Drs. Sukirman, M.Si. Sony Zulfikasari, M.Pd


NIP. 195501011986011001 NRP 199004022013032096

Ketua Prodi
Teknologi Pendidikan

Drs. Sugeng Purwanto M.Pd


NIP. 195610261986011001

iv
PRAKATA

Buku ini merupakan bahan ajar dari mata kuliah Model – model
Pembelajaran. Bahan ajar ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang
mengikuti rombel mata kuliah Model – model Pembelajaran di Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Bahan
ajar ini berisi kumpulan materi yang penyusun ambil dari berbagai sumber
baik dari online maupun dari media cetak. Berisi tentang materi yang
berkaitan tentang konsep pembelajaran, model pembelajaran, jenis – jenis
model pembelajaran, pendekatan saintifik, dan sebagainya serta di
lengkapi tugas-tugas yang bisa meningkatkan pemahaman mahasiswa
tentang Model – model Pembelajaran. Untuk kedepannya bahan ajar ini
akan penyusun sempurnakan sehingga orisinalitas konten akan lebih baik.

v
DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata Kuliah : Model – Model Pembelajaran

Semester : Gasal
SKS : 2 SKS
Kode MK : 110008
Prodi : Teknologi Pendidikan
Pengampu : Sony Zulfikasari, M.Pd., Drs. Sukirman, M.Si.

Capaian : a. Mampu melakukan perencanaan,


Pembelajaran pengelolaan, implementasi, evaluasi, dan
Matakuliah pengembangan kurikulum dan teknologi
pendidikan sesuai dengan konteks dan
perubahan zaman;
b. Mampu menggunakan dan mengembangkan
berbagai sumber belajar dan media
pembelajaran terkini untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran di pendidikan
formal dan nonformal;
c. Mampu menjadi model bagi pembelajar
sebagai warga negara yang religius, toleran,
dan bertanggung jawab
Deskripsi : Mempelajari beragam model-model
Matakuliah pembelajaran yang variatif dengan dasar
paradigma yang juga beragam

vi
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Cover Dalam iii
Verifikasi Bahan Ajar iv
Prakata v
Deskripsi mata kuliah vi
Daftar isi vii
Pertemuan 1 : pengenalan dan 1
kontrak perkuliah
Pertemuan 2 : konsep dasar 4
pembelajaran
Pertemuan 3 : konsep dasar model, 9
pendekatan, strategi, metode, teknik
pembelajaran
Pertemuan 4 : scientific approach 15
Pertemuan 5 : pembelajaran 17
kolaboratif
Pertemuan 6 : problem besed 22
learning
Pertemuan 7 : discovery learning 25
Pertemuan 8 : project besed 29
learning
Pertemuan 9 : rambu-rambu 31
penyusunan RPP
Pertemuan 10 sd 16 : UTS, TA, 34
UAS
Daftar pustaka 35

vii
Pertemuan 1

KONTRAK KULIAH

Minggu Kemampuan yang Bahan Kajian Metode


ke - diharapkan Pembelajaran
1,2 1. Mampu 1. Konsep Dasar 1. Presentasi
mengindentifikasi Pembelajaran 2. Diskusi
Hakikat, pengertian, 2. Konsep Dasar 3. Tanya jawab
proses, faktor yang Model, 4. Demonstrasi
mempengaruhi proses Pendekatan,
dan faktor pendukung Strategi, Metode,
proses pembelajaran. Teknik
2. Mampu Pembelajaran
mengidentifikasi model,
pendekatan, strategi,
metode, teknik
pembelajaran serta
hubungan diantaranya
3 1. Mampu mampu 1. Pengertian Model 1. Presentasi
mengidentifikasi Mengajar. 2. Diskusi
Pengertian Model 2. Memilih dan 3. Tanya jawab
Mengajar. menetapkan
2. Mampu model mengajar.
mengidentifikasi 3. Rumpun model
pemilihan dan mengajar.
menetapkan model 4. Memperkenalkan
mengajar, beberapa teori
3. Mampu model
mengidentifikasi pembelajaran
rumpun model
mengajar, memahami
beberapa teori model
pembelajaran
4 1. Mampu menjelaskan 1. Pengertian 1. Presentasi
Pengertian Pembelajaran 2. Diskusi
Pembelajaran Kolaboratif. 3. Tanya jawab
Kolaboratif. 2. Macam
2. Mampu pembelajaran
mengidentifikasi kolaboratif (JP,
Macam pembelajaran STAD, CI, TAI,
kolaboratif (JP, STAD, CLS, LT, TGT, GI,
CI, TAI, CLS, LT, TGT, AC, CIRC)
GI, AC, CIRC)

1
5 Mampu memahami 1. Pengertian 1. Presentasi
Pembelajaran Berbasis Pembelajaran 2. Diskusi
Masalah (Problem Base Berdasarkan 3. Tanya jawab
Learning) Masalah.
2. Ciri khusus
pembelajaran
berdasarkan
masalah.
3. Manfaat
pembelajaran
berdasarkan
masalah.
4. Langkah –
langkah
pembelajaran
berdasarkan
masalah
6 Mampu menjelaskan 1. Pengertian Model 1. Presentasi
Pengertian Model Pembelajaran 2. Diskusi
Pembelajaran Penemuan, Penemuan, 3. Tanya jawab
Kelebihan Model 2. Kelebihan Model
Pembelajaran Pembelajaran
Penemuan,Pembelajaran Penemuan,
Penemuan 3. Pembelajaran
Terbimbing,Sintaks Penemuan
Pembelajaran Penemuan Terbimbing,
Terbimbing,Penerapan 4. Sintaks
Penemuan Terbimbing Pembelajaran
Penemuan
Terbimbing,
5. Penerapan
Penemuan
Terbimbing
7 Mampu menjelaskan 1. Konsep PjBL 1. Presentasi
Konsep PjBL, Kelemahan 2. Kelemahan dan 2. Diskusi
dan Kelebihan PjBL, Kelebihan PjBL 3. Tanya jawab
Sistem Penilaian PjBL, 3. Sistem Penilaian
Langkah – Langkah PjBL
Operasional PjBL 4. Langkah –
Langkah
Operasional PjBL

2
8 Mampu menjelaskan Pendekatan 1. Presentasi
Pendekatan pembelajaran dalam 2. Diskusi
pembelajaran dalam kurikulum 2013 3. Tanya jawab
kurikulum 2013 tematik tematik integrated
integrated dan scientific dan scientific
assesment. Menyajikan assesment. Contoh
Contoh perangkat perangkat
pembelajaran pembelajaran
9 MID Semester - Ujian Tulis
10, 11 Mampu perencanaan, Memilih, merancang Penugasan individu
pengelolaan, dan dan diskusi
implementasi, evaluasi, mengembangkan kelompok
dan mengembangkan perangkat
perangkat pembelajaran pembelajaran pada
pada masing – masing masing – masing
model pembelajaran model pembelajaran
kemudian di
tuangkan dalam
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
12-15 Mampu merancang dan Memilih, merancang Penugasan
mengembangkan dan kelompok dan
perangkat pembelajaran mengembangkan diskusi kelompok
pada masing – masing perangkat
model pembelajaran pembelajaran pada
masing – masing
model pembelajaran
dan diaplikasikan
pada pengalaman
lapangan
16 UAS - Pengumpulan
tugas akhir berupa
dokumen RPP dan
dokumen hasil
praktik pengalaman
mengajar (berupa
CD/DVD)

Penugasan 1:

1. Bagilah kelas keladalm kelompok serta diskusikan bersama kelompok


dan paparkan dalam kelas hasil dari diskusinya
2. Siapkan Media/ alat/ bahan untuk menunjang presentasi (video, sound,
lcd proyektor, dll)

3
Pertemuan 2
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN

A. Hakekat Pembelajaran

Hakekat merupakan hal-hal yang benar-benar sebenarnya, dalam


pendidikan hakikat yang benar meliputi :
1. Kebenaran manusia sebagai subjek didik, misalnya :
a. Subjek didik bertanggung jawab tentang pendidikan yang dilakukan
olehnya.
b. Subjek didik memiliki potensi dan kemampuan yang unik sehingga
tidak dapat disamaratakan antara yang satu dengan yang lainnya.
c. Subjek didik membutuhkan lingkungan untuk mengekspresikan diri.

2. Hakikat pendidik/pengajar, misalnya:


a. Pendidik sebagai agen of change.
b. Pengajar menjadi pemimpin dan pendorong nilai universal bagi
masyarakat.
c. Pendidik harus memahami karakteristik unik dan berupaya untuk
memberikan pemenuhan kebutuhan sebaik-baiknya.
d. Pendidik menjunjung tinggi kode etik pendidik.

3. Hakikat pembelajaran, diantaranya:


a. Pembelajaran terjadi apabila subjek didik aktif berinteraksi dengan
pendidik dan lingkungan pendidikan yang diatur oleh pendidik.
b. Untuk mencapai pembelajaran yang efektif membutuhkan metode,
strategi, dan media yang tepat.
c. Program pembelajaran diancang dan dipersiapkan secara matang
dan dilaksanakan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.
d. Pembelajaran harus memperhatikan aspek proses dan hasil
pembelajaran.
e. Materi pendidikan dam sistem pengajaran akan terus berkembang.

B. Pengertian Belajar
Menurut Sanjaya (2008:102), beliau menuturkan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses yang hadir untuk mempermudah siswa dalam
mempelajari segala sesuatu melalui berbagai media. Pembelajaran
merupakan proses utama yang dilaksanakan di sekolah sehingga antara
Guru dan Siswa dituntut untuk mencapai sebuah tujuan. Proses
pembelajaran disusun atas beberapa komponen, komponen tersebut
adalah siswa sebagai input, komponen perangkat keras dan lunak sebagai
instrumental input, komponen lingkungan sebagai enviromrnt input,
pelaksanaan pembelajaran sebagai komponen proses, dan hasil belajar
siswa sebagai komponen output.
Pembelajaran dapat terjadi karena interaksi seluruh komponen dan
unsur yang terdapat dalam pembelajaran, pembelajaran yang satu dengan

4
yang lainnya saling berhubungan dalam mewujudkan suatu tujuan.
Komponen pembelajaran berupa tujuan intruksional yang ingin dicapai,
materi pembelajaran, metode mengajar, alat peraga atau media, dan
evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian tujuan.

C. Proses pembelajaran
Secara global pembelajaran merupakan sebuah hubungan interaksi
timbal balik yang terjadi antara seorang pengajar (Guru) dengan orang yang
belajar (Siswa) dalam proses transmisi pengetahuan. Untuk menunjang
terjadinya proses pembelajaran kita membutuhkan beberapa komponen,
komponen-komponen proses pembelajaran antara lain kompetensi
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media/sumber
pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Selain komponen-komponen pembelajaran tersebut, terdapat juga hal
pokok yang ada dalam proses pembelajaran:

1. Interaksi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran didominasi oleh interaksi antara siswa dan
Guru. Dalam interaksi pembelajaran akan terjadi proses saling
mempengaruhi, seorang Guru dapat mempengaruhi siswa dan sebaliknya.
Interaksi pembelajaran bukan hanya dalam lingkup siswa dan Guru namun
juga siswa dengan sumber (orang yang dapat memberikan informasi).
Interaksi pembelajaran dapat terjadi didalam dan diluar kelas, dalam
pembelajaran dikelas guru memilik stoke holder utama untuk memanage
kehidupan kelas, sedangkan pada pembelajaran diluar sekolah hanya
berfungsi untuk menguatkan dan mempertajam pemahaman materi yang
diberikan oleh Guru pada saat dikelas.

2. Proses Pembelajaran dalam prespektif Siswa


Dalam sudut pandang siswa pembelajaran adalah proses
pengembangan diri yang dibantu oleh Guru dalm pengaruh sebuah
lingkungan edukatif. Kemampuan diri yang dikembangkan dalam
pembelajaran adalah kemampuan kognitif, sosial, afektif, dan psikomotorik.
Dalam prespektif siswa ada dua metode belajar, yaitu metode klasikal yang
menenkankan pada peran aktif Guru dan metode kelompok/individu yang
melakukan pembelajaran dengan kegiatan diskusi, permainan, simulasi,
percobaan, pemecahan masalah dan lainnya.
Dalam sudut pandang siswa pembelajaran juga dibedakan dalam dua
konsep yaitu konsep teori dan praktik, dalam belajar teori biasanya siswa
hanya bersifat pasif dan penilaian hanya disudutkan pada tingkat
pemahaman siswa, sedangakan pada belajar konsep siswa lebih dapat
mengekplorasi pemahaman dengan sebuah eksperimen dan penilaian
yang dilakukan oleh guru meyangkut pada dua aspek yaitu aspek proses
dan hasil.

3. Proses pembelajaran dalam prespektif Guru

5
Dalam prespektif Guru pembelajaran lebih ditekankan pada proses
mengajar, secara ringkas mengajar dapat diartikan sebagai proses
penyampaian materi yang dilakukan oleh Guru kepada Siswa. Dari
beberapa hal pokok diatas dapt ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
mengandung dua kegiatan pokok yaitu belajar dan mengajar.

D. Faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran.


Faktor yang sangat berpengaruh pada proses pembelajaran
diantaranya siswa, pendidik, kurikulum, sarana prasarana, tenaga
nopendidik, dan lingkungan.

1. Siswa
Banyak istilah untuk menyebutkan seorang siswa, namun pada
hakikatnya siswa adalah manusia yang memerlukan bimbingan dan arahan
dari orang yang memiliki suatu kelebihan. Dalam diri terdapat beberapa
karakteristik unik yang perlu mendapat perhatian khusus. Berikut beberapa
karakteristik siswa yang membutuhkan perhatian dari seorang pendidik :

a. Kemampuan
Kemampuan dalam diri siswa bukan hanya tentang IQ, namun
kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dasar yang dimiliki oleh
siswa sebelum dia mengikuti pembelajaran dikelas.
b. Motivasi
Dalam diri siswa terdapat dua motivasi, Motivasi yang pertama adalah
motivasi intrinsik, motivasi adalah motivasi yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri yang kedua adalah motivasi ekstrinsik, motivasi ini adalah
motivasi yang berasal dari luar diri siswa (dari lingkungan siswa).

c. Perhatian
Perhatian yang dimiliki oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor, faktor
yang pertama faktor intrnal dan yang kedua faktor eksternal. Faktor internal
meliputi minat, keahlian (fisik dan mental), karakteristik pribadi. Faktor
selanjutnya adalah faktor eksternal, faktor ini meliputi intensitas stimulus,
keragaman stimulus, warna, gerak, dan sistem penyajian yang menarik.
d. Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang bersifat kompleks, yang
menyebabkan siswa dapat menerima atau meringkas informasi yang
diperolehnya. Persepsi bersifat lurus dengan dengan daya ingat, sehingga
semakin baik persepsi yang dimiliki oleh siswa maka semakin mudah untuk
mengingatnya.
e. Ingatan
Ingatan merupakan suatu sistem yang aktif menerima, menyimpan dan
mengeuarkan kembali informasi yang telah diterima siswa. ingatan memiliki
tahap, tahap yang pertama adalah tahap sensorik, tahap sensorik ini
memiliki kemampuan ingatan yang hanya berkisar stengah detik. Tahap
yang kedua adalah ingatan jangka pendek, tahap ini merupakan gudang

6
penyimpanan hal-hal baru yang baru diterima. Dan tahap ingatan yang
terakhir adalah long term memory, ingatan ini merupakan kelanjutan dari
ingatan jangka pendek, ingatan ini relatif lebih lama.
f. Lupa
Lupa merupakan peristiwa hilangnya informasi yang tersimpan dalam
ingatan jangka panjang. Banyak faktor yang menyebabkan kelupaan, salah
satu penyebab kelupaan adalah ingatan yang tidak pernah dipakai,
kegagalan dalam mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka
panjang.
g. Retensi
Retensi adalah kesan yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah
siswa mempelajari sesuatu. Retensi merupakan kebalikan dari lupa. Ada
dua hal yang mempengaruhi retensi, hal yang pertama adalah benda
konkret dan yang kedua adalah kebermaknaan sebuah materi. Benda yang
konkret lebih mudah menimbulkan retensi jika dibandingkan dengan benda
abstrak, sedangkan kebermaknaan sebuah materi akan lebih mudah
diingat oleh siswa jika dibandingkan dengan materi yang kurang bermakna.
h. Transfer
Tranasfer merupakan sebuah proses ketika materi yang telah dipelajari
mempengaruhi materi yang akan kita pelajari (materi baru). Secara singkat
transfer dapat diartikan sebagai pemindahan pengetahuan, keterampilan,
sikap dan tanggapan.
2. Pendidik
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut seorang pengajar atau
seseorang yang memberikan pengetahuan. Pada hakikatnya pendidik
adalah seorang yang karena kelebihan dan kemampuannya diberikan
kepada orang lain melalui cara pendidikan. Untuk menjadi seorang pendidik
seseorang harus memiliki beberapa kompetensi, kompentensinya adalah
kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

3. Tenaga NonPendidik
Tenaga nonpendidik dalam instansi pendidikan meliputi tiga kelompok,
yaitu pimpinan (pengelola), staf administrasi, dan tenaga bantu. Pimpinan
memiliki tugas untuk mengendalikan dan memanaje lembaga pendidikan.
Selanjutnya staf administrasi bagi sekolah adalah seseoarang yang
membantu administrasi sekolah. Sedangkan untuk tenaga pembantu, ia
bekerja untuk membantu pekerjaan nonadministrasim, namun memiliki
peran yang sangat penting bagi sekolah, contoh dari tenaga pembantu
adalah sopir, tenaga pembersih, satpam dll.

4. Lingkungan.
Lingkungan merupakan situasi dan kondisi dimana lembaga tersebut
berada. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran
meliputi keadaan masyarakat, dan letak geografis suatu lembaga
pendidikan.

7
E. Faktor Pendukung Keberhasilan Proses Belajar
Dalam sub bahasan sebelumnya telah disamapaikan bahwa dalam
proses pembelajaran ada empat faktor yang mempengaruhi. Faktor
tesrsebut adalah, faktor Guru, kurikulum, tujuan yang hendak dicapai,
sarana, dan siswa itu sendiri.
Ada beberapa hal yang menjadi komponen pendukung keberhasilan
proses pembelajaran, sbb:

1. Sikap guru dalam pembelajaran.


Sikap Guru dalam proses sangat berpengaruh, seorang guru yang
efektif adalah Guru yang mampu menanamkan nilai moral, religius dan
spiritual kepada siswa. sika[ yang baik dlama diri Guru harus bisa ditiru
oleh siswanya. Adapaun berdasarkan komponen profesial guru yang baik
harus memiliki beberapa ciri-ciri diantaranya adalah guru mampu
menghubungkan materi dan lingkunganya, mampu menyesuaikan dri
dengan linkungan dan keadaan, dan bersedia membantu siswa belajar.
2. Ketepatan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang uatama, sebagai seorang
pengajar beliaua menjadi komunikan, seseorang yang menjadi komunikan
harus mampu memilih dan menggunakan secara tepat agar materi yang
disampaikan dapat diterima oleh siswa dengan sebaik-baiknya.
3. Pengelolaan kelas
Pengelolaan dalam kelas ini menyangkut tentang pengelolaan metode
dan pengelolaan sarana dan prasarana kelas agar peralatan dan materi
agar dpat bersinergi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.

F. Prinsip Pembelajaran
Prinsip merupakan kebenaran yang menjadi dasar untuk melaksanakan
suatu hal. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) prinsip-prinsip
pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguataan serta
perbedaan individu.

Penugasan 2:

1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi


2. Sertakan ilustrasi (video atau gambar atau lainnya) yang menjelaskan
mengenai prinsip dan factor yang berpengaruh dalam proses
pembelajaran

8
Pertemuan 3

KONSEP DASAR MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE,


TEKNIK PEMBELAJARAN

a. Model Pembelajaran

- Menurut Joyce (dalam Trianto, 2007:5) menyatakan,


Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
film, computer, kurikulum, dll.
- Menurut Soekamto (dalam Nurulwati, 2000 : 10) menyatakan,
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar teretntu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktifitas belajar mengajar.
- Menurut Arend (dalam Trianto, 2009 : 74) menyatakan, The term
teaching model refer to a particular approach to instruction that includes
its goals, syntax, environment, and management system. Model
pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu
termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan system
pengelolaannya.
- Menurut Paul D. Eggen (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 143)
menyatakan,
The model was described as being potentially large in scope, capable of
organizing several lessons or a unit study. Model dijabarkan menjadi
potensi yang tidak terbatas lingkupnya, yang dimana ia mampu
mengorganisasikan beberapa pelajaran atau satuan pembelajaran.

Jadi dari pendapat - pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model


pembelajaran adalah sebuah perencanaan yang matang guna sebagai
pedoman atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Model
pembelajaran ini merupakan bungkus atau bingkai dari pendekatan,
metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran lebih
menekankan pada sintaksnya. Karena setiap model pembelajaran memiliki
sintaks atau fase-fase dalam kegiatan pembelajaran yang berbeda-beda.
Model-model pembelajaran disini contohnya model pembelajaran inkuiri,
model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran discovery, model
pembelajaran berbasis masalah, ataupun model pembelajaran langsung.
Model pembelajaran memiliki cirri-ciri khusus, antara lain : (a) rasional
teoritik yang disususn oleh para pencipta atau pengembangnya (b)
landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai) (c) tingkah laku mengajar yang diperlukan

9
agar model pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berhasil (d)
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajar apat dicapai.
Unsur-unsur penting dalam model pebelajaran : memiliki nama,
merupakan landasan filosofis pelaksanaan pembelajaran, landasan pada
teori belajar dan teori pembelajaran, memiliki tujuan/maksud tertentu,
memiliki pola tingkah laku kegiatan belajar mengajar (sintaks) yang jelas,
mengandung komponeen-komponen, seperti guru, siswa, interaksi guru
dan siswa, dan alat untuk menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Pendekatan Pembelajaran

- Menurut Rosman (2012 : 132) Pendekatan adalah titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum.
- Menurut Sanjaya (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 146) Pendekatan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran.
- Menurut Roy Kellen (dalam Anitah, 2011 : 1.23) menyatakan,
Terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang
berpusat pada guru (teacher centered approaches) dan pendekatan
yang berpusat pada siswa (student centered approaches). Pendekatan
yang berpusat pada guru menurunkan pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif, atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
menurunkan strategi pembelajaran inkuiri, discovery dan induktif.
- Menurut Wahjoji (1999 : 121) Pendekatan pembelajaran adalah cara
mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif
melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar
secara optimal.
- H. J. Gino dkk (1992 : 32) Pembelajaran atau intruction merupakan
usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar
dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam
kegiatan belajar mengajar.
- Syaifuddin Sagala (2005: 68) Pendekatan pembelajaran merupakan
jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan
instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu.
- Menurut Gulo (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 146) menyatakan,
Pendekatan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita dalam
memendang seluruh masalah yang ada dalam program belajar
mengajar. Sudut pandang tertentu tersebut menggambarkan cara
berfikir dan bersikap seseorang guru dalam menyelesaikan soal yang ia
hadapi.

10
Berdasarkan pendapat - pendapat ahli diatas dapat diambil simpulan
mengenangi pendekatan pembelajaran. Jadi pendekatan pembelajaran
adalah sebuah cara yang dilakukan oleh guru bersama siswa guna untuk
mempermudah dalam proses pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan
yng diharapkan. Pendekatan disini dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni
pendekatan berpusat pada guru (teacher centered approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered approaches).
Pendekatan yang berpusat pada guru disini nantinya akan mengajarkan
pembelajaran langsung dan pembelajaran deduktif, karena sepenuhnya
guru yang mendominasi jalannya kegiatan pembelajaran. Sedangkan
pendekatan berpusat pada siswa nantinya akan mengajarkan siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena semua kegiatan
pembelajarannya di dominasi oleh siswa. Pendekatan jenis ini
membutuhkan pemahaman kritis siwa.
Berikut ini merupakan unsur-unsur penting dalam pendekatan
pembelajaran : (a) merupakan filosofis/landasan, (b) merupakan sudut
pandang dalam proses pembelajaran, (c) serangkaian kegiatan untuk
mencapai tujuan teretntu, (d) Jalan yang ditempuh untuk menyampaiakan
materi.

c. Strategi Pembelajaran

- Menurut Kemp (dalam Rusman, 2012 : 132) Strategi adalah suatu


kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
- Menurut Dick and Carey (dalam Rusman, 2012 : 132) Strategi
pembelajaran adalah suatu perangkat materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada peserta didik atau siswa.
- Menurut Sulistyono (dalam Trianto 2007, 86) Strategi belajar adalah
tindakan khusus yang dilakukan oleh seseorang untuk mempermudah,
mempercepat, lebih menikmati, lebih memahami secara langsung, lebih
efektif dan lebih mudah ditransfer ke dalam situasi yang baru.
- Menurut Kindsvatter (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 151) Stratgi
adalah suatu kombinasi percontohan dari suatu metoda yang dirancang
memenuhi sasaran hasil pelajaran.
- Menurut Pressley (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 151) mengartikan,
Strategi-strategi belejar sebagai operator-operator kognitif meliputi dan
di ats proses-proses yang secara langsung terlibat dalam
menyelesaikan suatu tugas (belajar). Strategi-strategi tersebut merupan
strategi-strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan belajar-
belajar tertentu.
- Menurut Borich (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 151) Strategi
pembelajaran adalah keseluruhan prosedur yang sistematis untuk
mencapa tujuan pembelajaran.

11
- Menurut Bured & Byrd (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 152) Strategi
pembelajaran sebagai an instructional strategy is a method for delivering
instruction that is intended to help student achieve a learning objective.
Strategi pembelajaran adalah metode untuk mengirim pesan
pembelajaran yang direncanakan untuk membantu siswa mencapai
tujuan pembelajaran tertentu.

Dari pendapat - pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan


bahwa strategi pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut
keputusan-keputusan yang akan diambil untuk melakukan sebuah kegiatan
pembelajaran. Jika dilihat dari strateginya, maka terdiri atas exposition-
discovery learning dan group-individual learning. Dan jika ditinjau cara
penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan
antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
Berikut ini unsure-unsur penting dalam strategi pembelajaran : (a)
Memiliki tujuan yang jelas (b) Adanya perencanaan yang jelas (c) Menuntut
adanya tindakan guru (d) Merupakan serangkaian prosedur yang harus
dikerjakan (e) Melibatkan materi pelajaran (f) Memiliki urutan atau langkah-
langkah yang teratur.

d. Metode Pembelajaran

- Menurut Rusman (2012 : 132) Metode pembelajaran adalah bagian dari


strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara
untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan
kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu tetapi tidak setiap metode
sesuai digunakan untk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
- Menurut M. Sobri Sutikno (2009 : 88) Metode pembelajaran adalah cara-
cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk
mencapai tujuan.
- Menurut Nana Sujana (2005 : 76) Metode pembelajaran adalah cara
yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa
pada saat berlangsungnya pengajaran.
- Menurut KBBI (2005 : 740) Metode diartikan sebagai cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai
dengan yang dikehendaki.
- Menurut Sanjaya (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 153) Metode adalah
cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal.
- Menurut Knowles (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 154) Metode adalah
pengorganisasikan siswa di dalam upaya untuk mencapai tujuan
belajar.

12
- Menurut Hasibun dan Moedjiono (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 156)
Metode mengajar adalah perangkat, alat, dan cara dalam pelaksanaan
suatu strategi belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat - pendapat diatas yang telah dikemukakan para


ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah cara-
cara yang dilakukan oleh guru untuk menyajikan sebuah materi yang
hendak diajarkan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Dimana
metode pembelajaan ini bertujuan untuk mencapai dan menuntaskan
sebuah tujuan pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran contohnya ada
beberapa macam, antar lain : metode ceramah, metode demonstrasi,
diskusi, simulasi, pengalaman dilapangan, symposium, brainstorming dll.
Berikut ini unsut-unsur penting dalam metode pembelajaran : (a)
Merupakan seperangkat cara menyampaiakan pembelajaran (b) Adanya
guru sebagai pembewa pesan (c) Memanfaatkan fasilitas yang ada (d) Ada
tujuan yang ingin dicapai (e) Menciptakan situassi yang mendukung (f)
Melibatkan subjek didik.

e. Teknik Pembelajaran

- Menurut KBBI (2005 : 1158) Teknik diartikan sebagai metode atau


sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau melakukan sesuatu
yang berhubungan dengan seni.
- Menurut Gerlach dan Ely (dalam Hamzah B Uno, 2009 : 2) Teknik
adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk
mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai.
- Menurut Al Khazin (2010) Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai
cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik.
- Menurut Sanjaya (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 157) Teknik adalah
cara yang dilakukan sesorang dala mengimplementasikan suatu
metode.
- Menurut Morris (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 157) Teknik adalah
prosedur yang sistematik sebagai petunjuk untuk melaksanakan tugas
dan peerjaan yang kompleks atau ilmiah, merupakan tingkat ketrampilan
atau perintah untuk melakukan patokan-patokan dasar suatu
penampilan.
- Menurut Smit, et al, (dalam Suprihatiningrum, 2013 : 157) Teknik
pembelajaran adalah kelengkapan atau langkah-langkah dengan
dilengkapi keragaman, focus, dan penjelasannya. Teknik merupakan
katalisator metode, berbeda ruang lingkupnya dengan metode, dan
waktu penggunaanya lebih singkat dari metode.

Jadi teknik pembelajaran adalah sebuah cara yang digunakan guru


sebelum pembelajaran dilaksanakan dimana dia menggunakan teknik
pembelajaran untuk mengimplementasikan sebuah metode yang telah dia

13
pilih guna mencapai tujuan pembelajaran teretntu. Contohnya disini adalah
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan
berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas.
Berikut ini merupakan unsure-unsur penting dalam teknik pembelajaran
: (a) Merupakan implementasi dari metode (b) Jabaran operasioanal dari
metode (c) Proedur pelaksanaan kegiatan pembelajaran (d) memiliki cara
khusus dan spesifik, serta sistematis.

Gambar Hubungan Model Pembelajaran

Penugasan 3:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Carilah video pelaksanaan pembelajaran di kelas. Berdasarkan video
tersebut, identifikasi model yang di pakai, pendekatan, strategi, metode
dan teknik yang di gunakan. Diskusikan di kelas.
3. Analisis kendala yang sekiranya di adapi dalam pelaksanaan model
pembelajaran

14
Pertemuan 4

SCIENTIFIC APPROACH

Kriteria Pendekatan Scientific:


1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-
kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau
penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan
tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi
pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan,
dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam
merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya.

Langkah – langkah pembelajaran scientific menyentuh tiga ranah, yaitu


sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta
didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

15
1. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu mengapa.”
2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu bagaimana”.
3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik “tahu apa.”
4. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia
yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak
(hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
5. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
6. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran
sebagaimana di maksud meliputi mengamati, menanya, menalar,
mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran meliputi (lihat gambar)

Penugasan 4:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Cari video pembelajaran yang ada, kemudian analisis pendekatan
yang di pakai serta kendala yang di hadapi

16
Pertemuan 5

PEMBELAJARAN KOLABORATIF

Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari


sekadar sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi
esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang
menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang
dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha
kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru fungsi guru lebih
bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang
harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu
falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik
terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau
guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati,
saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-
masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga
memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tntutan belajar
secara bersama-sama.
Hasil penelitian Vygotsky membuktikan bahwa ketika peserta didik diberi
tugas untuk dirinya sediri, mereka akan bekerja sebaik-baiknya ketika
bekerjasama atau berkolaborasi dengan temannya. Vigotsky merupakan
salah satu pengagas teori konstruktivisme sosial. Pakar ini sangat terkenal
dengan teori “Zone of Proximal Development” atau ZPD. Istilah ”Proximal”
yang digunakan di sini bisa bermakna “next“.
Menurut Vygotsky, setiap manusia (dalam konteks ini disebut peserta
didik) mempunyai potensi tertentu. Potensi tersebut dapat teraktualisasi
dengan cara menerapkan ketuntasan belajar (mastery learning). Akan
tetapi di antara potensi dan aktualisasi peserta didik itu terdapat terdapat
wilayah abu-abu. Guru memiliki berkewajiban menjadikan wilayah “abu-
abu”yang ada pada peserta didik itu dapat teraktualisasi dengan cara
belajar kelompok.
Beyond Reach at
Present

Child’s current ZPD


achivement

Gambar Zone of Proximal Development” Vygostsky

17
Seperti termuat dalam gambar, Vygostsky mengemukakan tiga wilayah
yang tergamit dalam ZPD yang disebut dengan “cannot yet do”, “can do
with help“, dan “can do alone“. ZPD merupakan wilayah “can do with
help”yang sifatnya tidak permanen, jika proses pembelajaran mampu
menarik pebelajar dari zona tersebut dengan cara kolaborasi atau
pembelajaran kolaboratif.
Ada empat sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif.
Dua sifat berkenaan dengan perubahan hubungan antara guru dan
peserta didik. Sifat ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari
penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat keempat
menyatakan isi kelas atau pembelajaran kolaboratif.

1. Guru dan peserta didik saling berbagi informasi

Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak


untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal,
bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori,
serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Di sini,
peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan manajer belajar
ketimbang memberi instruksi dan mengawasi secara rijid.

Contoh:
Jika guru mengajarkan topik “hidup bersama secara damai.” Peserta didik
yang mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan topik tersebut
berpeluang menyatakan sesuatu pada sesi pembelajaran, berbagi idea,
dan memberi garis-garis besar arus komunikasi antar peserta didik. Jika
peserta didikmemahami dan melihat fenomena nyata kehidupan bersama
yang damai itu, pengalaman dan pengetahuannya dihargai dan dapat
dibagikan dalam jaringan pembelajaran mereka. Mereka pun akan
termotivasi untuk melihat dan mendengar. Di sini peserta didik juga dapat
merumuskan kaitan antara proses pembelajaran yang sedang dilakukan
dengan dunia sebenarnya.

2. Berbagi tugas dan kewenangan.


Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan
kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara
ini memungkinan peserta didik menimba pengalaman mereka
sendiri, berbagi strategi dan informasi, menghormati antarsesa,
mendoorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif dan
kritis serta memupuk dan menggalakkan mereka mengambil peran secara
terbuka dan bermakna.

 Guru sebagai mediator.


Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berperan sebagai
mediator atau perantara. Guru berperan membantu menghubungkan
informasi baru dengan pengalaman yang ada serta membantu peserta

18
didik jika mereka mengalami kebutuan dan bersedia menunjukkan cara
bagaimana mereka memiliki kesungguhan untuk belajar.
 Kelompok peserta didik yang heterogen.
Sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didk yang tumbuh dan
berkembang sangat penting untuk memperkaya pembelajaran di
kelas. Pada kelas kolaboratif peserta didikdapat menunjukkan kemampuan
dan keterampilan mereka, berbagi informasi,serta mendengar atau
membahas sumbangan informasi dari peserta didik lainnya. Dengan cara
seperti ini akan muncul “keseragaman” di dalam heterogenitas peserta
didik.

Contoh Pembelajaran Kolaboratif


Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau
mengulangi informasi tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia
menggunakan media sortir kartu (card sort). Prosedurnya dapat dilakukan
seperti berikut ini.
 Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi
atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih katagori.
 Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan
orang yang memiliki kartu dengan katagori yang sama.
 Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama
menyajikan sendiri kepada rekanhya.
 Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik,
buatlah catatan dengan kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut
yang dirasakan penting.

3. Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif


Banyak merode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas
kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:

 JP = Jigsaw Proscedure
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota
suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok
bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami
keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.

 STAD = Student Team Achievement Divisions


Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling
membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan
berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula
keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan
individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil
belajar individual maupun kelompok peserta didik.

19
 CI = Complex Instruction
Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang
berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains,
matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah
menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didiksebagai
anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya
digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan
dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen.
Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.

 TAI = Team Accelerated Instruction


Metodeini merupakan kombinasi antara pembelajaran
kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap,
setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soal-soal yang
harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan
penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah
diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal
berikutnya. Namun jika seorang peserta didik belum dapat
menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus
menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal
disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada
hasil belajar individual maupun kelompok.

 CLS = Cooperative Learning Stuctures


Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk
dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta
didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban
tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih
dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya,
kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran.

 LT = Learning Together
Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta
didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya
menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan
pada hasil kerja kelompok.

 TGT = Teams-Games-Tournament
Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para
anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari
pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.

20
 GI = Group Investigation
Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk
merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan
masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan
dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut
bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian
didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.

 AC = Academic-Constructive Controversy
Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya
untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan
berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota
sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan
pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan
kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan
antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan
pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan
posisi yang dipilihnya.

 CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition


Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode pembelajaran
ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa.
Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai kemampuan
membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan
di dalam kelompoknya.

Pemanfaatan Internet
Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas
kolaboratif. Karena memang, internet merupakan salah satu jejaring
pembelajaran dengan akses dan ketersediaan informasi yang luas dan
mudah. Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang
murah dan mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak
mengubah wajah dunia.
Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan denan
perkembangan pengetahuan terjadi secara eksponensial. Masa depan
adalah milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh
informasi tanpa batas dan mereka yang mampu memanfaatkan
informasi diterima secepat mungkin.

Penugasan 5:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Ambil salah satu model pembelajaran kolaboratif. Kemudian cari contoh
dan atau praktekkan pelaksanaanya ketika di kelas untuk memperjelas
pemahaman

21
Pertemuan 6

PROBLEM BASED LEARNING

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan


pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang
peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world).

Kelebihan penggunaan model pembelajaran PBL adalah:


4. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta
didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka
mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin
bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik
berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.
5. Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan
pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya
dalam konteks yang relevan
6. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan
inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal
untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal
dalam bekerja kelompok.

Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran:

3. Konsep Dasar (Basic Concept)


Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link
dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan
agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan
mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran.

4. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)


Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau
permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan
brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat,
ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga
dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat.
5. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu
yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk
artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan
pakar dalam bidang yang relevan.
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta
didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan

22
dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi
dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan
informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
6. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi
dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan
berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk
mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan
kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara
peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.
7. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap
penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester
(UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan
dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software,
hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.

Contoh penerapan PBL:


1. Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik
terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih
dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah
yang muncul.
2. Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir
kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah
mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan
mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.
3. Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh
pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat
dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain di
sekolah, keluarga dan masyarakat.
4. Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat
memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari.
Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan
peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi,
kemampuan dasar dan materi pembelajaran.

Sistem Penilaian model PBL dilakukan dengan memadukan tiga aspek


pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian
terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian
tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu
pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan

23
dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada
penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi,
kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran.
Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan.
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic
assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan
kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang
dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam
kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan
PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-
assessment.
Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada
tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk
memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas
yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya

Dalam bentuk tabel, bisa di gambar kan tahapan pelaksanaan


pembelajaran PBL sebagai berikut:

Penugasan 6:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Cari dan atau praktekkan penggunaan model PBL dalam
pembelajaran kemudian analisis strategi, pendekatan, metode,
tahapan/fase nya, penilaian serta kelebihan dan kelemahannya.

24
Pertemuan 7

DISCOVERY LEARNING

Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan


sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan
dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa
mengorganisasi sendiri. Sebagai strategi belajar, Discovery Learning
mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada
Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau
prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery
ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan
sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing
dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi
seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented
menjadi student oriented. Dalam Discovery Learning, hendaknya guru
harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem
solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak
disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan
berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan
bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.

Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan


1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan
kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara
belajarnya.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan
ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
3. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil.
4. Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai
dengan kecepatannya sendiri.
5. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
6. Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
7. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan
gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan
sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.

25
8. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena
mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
9. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
10. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi
proses belajar yang baru
11. Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
12. Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
13. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar
menjadi lebih terangsang;
14. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya;
15. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
16. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar;
17. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan:


1. Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk
belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan
abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-
konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi.
2. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak,
karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
3. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-
cara belajar yang lama.
4. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi
secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
5. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk
mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
6. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan
ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
Langkah-Langkah Operasional Model Discovery Learning:
1. Langkah Persiapan
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat,
gaya belajar, dan sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif
(dari contoh-contoh generalisasi)
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa

26
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif,
ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak
memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas
belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
c. Data collection (Pengumpulan Data).
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan
kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk
menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis,
dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara
sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan
mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik
melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan
pada tingkat kepercayaan tertentu
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data
processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan
agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu

27
konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang
ia jumpai dalam kehidupannya.
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil
verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat
dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian yang
digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian
hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka
dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes
tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap,
atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat
dilakukan dengan pengamatan.

Penugasan 7:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Cari dan atau praktekkan penggunaan model DL dalam
pembelajaran kemudian analisis strategi, pendekatan, metode,
tahapan/fase nya, penilaian serta kelebihan dan kelemahannya.

28
Pertemuan 8

PROJECT BASED LEARNING

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah


metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.
Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran
Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara
nyata.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan
insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai
dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan
membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat
melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah
disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam
tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan
usaha peserta didik.
Langkah –langkah operasional PjBL:

1 2 3
PENENTUAN MENYUSUN
PERTANYAAN PERECANAAN
MENYUSUN
MENDASAR PROYEK JADWAL

6
5 4
EVALUASI
MENGUJI HASIL MONITORING
PENGALAMAN

Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek:


1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka
perlu untuk dihargai.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks.
4. Meningkatkan kolaborasi.
5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
6. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.

29
7. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan
dengan dunia nyata.
10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta
didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek:
1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
3. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di
mana instruktur memegang peran utama di kelas.
4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
6. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
7. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara
keseluruhan
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik
pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu:
1. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2. Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik.
Penugasan 8:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Cari dan atau praktekkan penggunaan model PjBL dalam
pembelajaran kemudian analisis strategi, pendekatan, metode,
tahapan/fase nya, penilaian serta kelebihan dan kelemahannya.

30
Pertemuan 9

RAMBU-RAMBU
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP


secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi bagi
siswa untuk mengembangkan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Dalam rangka pelaksanaan kurikulum tahun 2013, guru harus
menyusun RPP dengan menyesuaikan berberapa komponen dengan
dokumen kurikulum tersebut. Selain itu didalam rencana pelaksanaan
pembelajarannya harus menerapkan pendekartan scientific dan penilaian
autentik.
Pada Standar Proses (Permendiknas no 41 tahun 2007) terdapat
Komponen RPP yang yang terdiri Identitas mata pelajaran yang meliputi
satuan pendidikan, kelas, semester, program studi, mata pelajaran atau
tema pelajaran, jumlah pertemuan, standar kompetensi kompetensi dasar,
indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi
waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang meliputi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup, selanjutnya terdapat penilaian
hasil belajar dan sumber belajar.
Pada kurikulum 2013, istilah standar kompetensi tidak dikenal lagi.
Namun muncul istilah kompetensi inti. Kompetensi inti merupakan
gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan kedalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan
psikomotor) yang harus dipelajari pesertadidik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan matapelajaran. Kompetensi Inti adalah kemampuan yang harus
dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran
Prinsip-prinsip penyusunan RPP menurut standar proses adalah
memperhatikan perbedaan individu peserta didik, mendorong partisipasi
aktif peserta didik, mengembangkan budaya membaca dan menulis,
memberikan umpan balik dan tindak lanjut, keterkaitan dan keterpaduan
dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

Langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP), dimulai dari mencantumkan Identitas RPP,
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi,
Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran,
Kegiatan Pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian. Setiap komponen
mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun semua
merupakan suatu kesatuan.

31
Pada standar proses kegiatan pembelajaran terdiri dari langkah-
langkah yang memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.

b. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan diharapkan terdapat kegiatan


1) Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang
akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik,
memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan
slide animasi, fenomena alam, fenomena sosial, atau lainnya.
2) Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang
materi yang akan diajarkan.
3) Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa
bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dan
sebagainya.
4) Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan
dipelajari.Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian
materi pelajaran secara garis besar.
5) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme
pelak¬sana¬an pengalaman belajar (sesuai dengan rencana
langkah-langkah pembelajaran).

c. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pem¬belajaran untuk
mencapai Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, me¬motivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativi¬tas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, namun tetap efektif.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuai¬kan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pela¬jaran, yang dapat meliputi proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada RPP kegiatan eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi sebaiknya dirancang dengan kegiatan-kegiatan
yang sesuai dengan materi dan metode yang digunakan.

d. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup di RPP dicantumkan dengan cara apa guru


mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
Pemberian tes atau tugas, dan memberikan arahan tindak lanjut
pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas
sebagai bagian remidi¬/pengayaan.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk
rangkaian kegiatan, yang sesuai dengan karakteristik model pembelajaran
yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh

32
karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.
Pengembangan Kurikulum memiliki tema seperti pada gambar dibawah
ini. Maka pada langkah pembelajaran di RPP pengembangan sikap,
keterampilan dan pengetahuan harus tampak.
Pada Standar Proses, pembelajaran yang berfokus pada kegiatan
Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi sangat diharapkan. Pembelajaran
pada Kurikulum 2013 disarankan berbasis pendekatan Sientific yang
meliputi mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta. RPP yang disusun sebaiknya berbasis
pendekatan scientific dengan memperhatikan karakter mata pelajaran dan
karakteristik siswa. Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi
melalui pemberitahuan, contoh, modeling, atau keteladanan, dan
pembiasaan. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di
lingkungan sekolah dan masyarakat. Serta harus diingat bahwa guru bukan
lagi menjadi satu-satunya sumber belajar.

Penugasan 9:
1. Sajikan materi tersebut dalam kelas untuk bahan diskusi
2. Cari contoh RPP kurikulum KTSP dan RPP kurikulum 2013.
Temukan dan analisis perbedaanya

33
Pertemuan 10
UJIAN TENGAH SEMETER

Ujian Tulis untuk mengetahui pemahaman teori mahasswa mengenai


model – model pembelajaran

Pertemuan 11 sampai dengan 14


PROSES PEMBUATAN VIDEO MODEL PEMBELAJARAN

Pertemuan 15
PROGRES REPORT PEMBUATAN VIDEO

Pertemuan 16
UJIAN AKHIR SEMESTER

Ujian akhir semester membuat video model-model pembelajaran.

Q n A:
- Jenjang sekolah apa yang di pilih? Jenjang apa saja boleh
- Yang jadi gurunya dari mahasiswa atau dari guru sekolah? Di utamakan
dari mahasiswa, tetapi jika pihak guru menginginkan untuk jadi ‘guru;
nya juga tidak apa
- Materi apa yang boleh? Apa saja boleh selagi masih di ajarkan di
sekolah
- Dikumpulkan kapan? Di kumpulkan pada tanggal UAS yang di tentukan
- Berarti yang di kumpulin apa aja? Video Model Pembelajaran (plus
packaging pastinya) dan RPP.
- Durasi video berapa lama? Minimal 13 menit
- Tugas kelompok? Iya, maks 5 orang/tim
- Model boleh sama? Tidak, masing-masing tim harus berbeda. Silakan
di komunikasikan bersama tim lain

Kriteria dalam penilaian video pembelajaran yaitu:


1. Terdapat dokumen RPP menggunakan format RPP kurikulum 2013
(lampirkan RPP nya)
2. Penanyangan fase / tahapan model yang jelas pada video
3. Sudut pengambilan gambar video yang tepat
4. Resolusi Gambar pada Video
5. Setelah di tonton videonya. Penonton dengan mudah memahami isi
video tersebut
6. Packaging (CD, label, box)
7. Terdapat identitas yang jelas (nama, NIM, Rombel) pada tugas yang
telah di kerjakan
8. Tepat waktu pengumpulan

34
DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri dkk. 2011. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas


Terbuka
Arend. 2008. Learning to Teach. Jakarta : Pustaka Pelajar
Eggen dan Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta :
Indeks
Kelompok 1. 2013. Siklus Belajar. Makalah ini disajikan saat presentasi
pendidikan IPA SD.
Kelompok 2. 2013. Inkuiri. Makalah ini disajikan saat presentasi pendidikan
IPA SD
Kelompok 3. 2013. Discovery. Makalah ini disajikan saat presentasi
pendidikan IPA SD
Kelompok 4. 2013. STM. Makalah ini disajikan saat presentasi pendidikan
IPA SD
Kelompok 5. 2013. Eksperimen. Makalah ini disajikan saat presentasi
pendidikan IPA SD
Kelompok 6. 2013. Permendiknas No.41 Tahun 2007. Makalah ini disajikan
saat presentasi pendidikan IPA SD
Kelompok 7. 2013. Kurikulum 2013. Makalah ini disajikan saat presentasi
pendidikan IPA SD
Materi Pelatihan Kur 2013 oleh mendikbud
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Rajagrafindo
Persada
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz
Media
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka
Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta :
Prestasi Pustaka

35

Anda mungkin juga menyukai