Anda di halaman 1dari 4

Dijilat,diputer,lalu dicelupin.

Itulah sepenggalan kata yang selalu masyarakat dengar dari salah


satu perusahaan biskuit ternama, Kraft Indonesia, Oreo sekitar beberapa tahun lalu. Dengan yel-
yel yang mudah dicerna seperti kasus di atas, sangat melekat kepada anak-anak. Segmentasi
PT.Nabisco pun tepat dalam mengeluarkan produk biskiut coklat berlapiskan susu ini,terlebih
anak-anak yang menimbulkan kekhawatiran orangtua yang diisukannya biskuit oreo ini yang
merupakan biskuit favorit anak-anak yang mengandung bahan melamin. Hal ini cukup
berlangsung lama di dunia perbisnisan, sehingga tingkat penjualan menurun drastis. BPOM dan
dinas kesehatan mengatakan bahwa oreo produksi luar negri mengandung melamin dan tidak
layak untuk dikonsumsi karna berbahaya bagi kesehatan maka harus ditarik dari peredarannya.
Pembersihan nama oreo pun sebagai biskuit berbahaya cukup menguras tenaga bagi public
relation PT.
Nabisco. Kutipan BPOM, “Yang ditarik BPOM hanya produk yang berasal dari luar
negeri dan bukan produksi dalam negeri. Untuk membedakannya lihat kode di kemasan produk
tersebut.Kode MD = produksi dalam negeri,aman dikonsumsi.Sedangkan ML
= produksi luar negeri.” Gonjang
-ganjing susu yang mengandung melamin akhirnya merembet juga ke Indonesia. BPOM telah
mengeluarkan pelarangan terhadap peredaran 28 produk yang dicurigai menggunakan bahan
baku susu bermelamin dari Cina,diantaranya yang akrab di telinga kita antara lain : Oreo
sandwich cokelat/wafer
stick dan M & M’s. Maaf kalau mengece
wakan para penggemar Oreo tapi ini kenyataan dan bukan hoaks. Dalam perusahaan modern,
tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering didistribusikan kepada sejumlah pihak yang
bekerja sama. Tindakan perusahaan biasanya terdiri atas tindakan atau kelalaian orang-orang
berbeda yang bekerja sama sehingga tindakan atau kelalaian mereka bersama-sama
menghasilkan tindakan perusahaan. Kita mengetahui bahwa Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan
studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang
digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan
diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi. Dari kasus diatas terlihat bahwa
perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran perusahaan besar pun
berani untuk mengambil tindakan kecurangan untuk menekan biaya produksi produk. Mereka
hanya untuk mendapatkan laba yang besar dan ongkos produksi yang minimal.
Mengenyampingkan aspek kesehatan konsumen dan membiarkan penggunaan zat berbahaya
dalam produknya . dalam kasus Oreo sengaja menambahkan zat melamin padahal bila dilihat
dari segi kesehatan manusia, zat tersebut dapat menimbulkan kanker hati dan lambung.
Pelanggaran Undang-undang Jika dilihat menurut UUD, PT Nabisco sudah melanggar beberapa
pasal, yaitu : -

Pasal 4, hak konsumen adalah :

Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa”.
Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa”. PT. Nabisco tidak pernah memberi pering
atan kepada konsumennya tentang adanya zat-zat berbahaya di dalam produk mereka.
Akibatnya, kesehatan konsumen dibahayakan dengan alasan mengurangi biaya produksi Oreo. -

Pasal 7, kewajiban pelaku usaha adalah :

Ayat 2 : “memberikan informasi yang benar, je


las dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan
penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan”
-

Pasal 8

Ayat 1 : “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang


dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
ketentuan peraturan perundang-
undangan”.

Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang
memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari
peredaran”
PT Nabisco tetap meluncurkan produk mereka walaupun produk Oreo tersebut tidak memenuhi
standar dan ketentuan yang berlaku bagi barang tersebut.Seharusnya, produk Oreo tersebut sudah
ditarik dari peredaran agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tetapi mereka tetap
menjualnya walaupun sudah ada korban dari produknya. -

Pasal 19 :

Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa ya
ng dihasilkan atau diperdagangkan”

Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian
uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan
kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku”

Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal
transaksi” Menurut pasal tersebut, PT Nabisco harus memberikan ganti
rugi kepada konsumen karena telah merugikan para konsumen

KODE ETIK PROFESI BISNIS

Perusahaan berkomitmen untuk menjaga lingkungan, tidak mengeksploitasi lahan


/tanaman/ternak hanya untuk kepentingan bisnis semata. Lahan diberikan waktu untuk istirahat,
sistem penanaman dilakukan tumpang gilir, ternak mendapatkan

ruang yang cukup memadai, tanaman dan ternak mendapatkan makanan yang cukup secara
alami, tanpa menggunakan hormon 2.

Perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas produk dan layanan terhadap
konsumen. 3.

Perusahaan berkomitmen untuk menjunjung tinggi etika dan menerapkan nilai - nilai positif
dalam menjalankan bisnisnya, misalnya, Perusahaan dilarang meminta petugas kesehatan untuk
meresepkan Tepung Gasol dengan menjanjikan imbalan dalam bentuk apapun juga,
mendeskritkan produk bermerk lain. 4.

Perusahaan di dalam menjalankan usahanya dilarang melakukan tindakan diskriminasi atas


perbedaan suku, agama, etnis dan gender. 5.

Perusahaan berkomitmen untuk menjadikan karyawan sebagai mitra dalam menjalankan usaha,
memberikan kesempatan untuk berkembang dan melaksanakan pelatihan untuk kemajuan
bersama

adapun etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh
untuk mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang
baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika
perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Menurut Richard De George,
bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu :
a)

Memiliki produk yang baik b)

Memiliki managemen yang baik c)

Memiliki Etika Tiga aspek pokok dari bisnis yaitu : dari sudut pandang ekonomi, hukum dan
etika. 1)

Sudut pandang ekonomis. Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya
interaksi antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen
dengan produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk
mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis
tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak. Dari
sudut pandang ekonomis, good business adalah bisnis yang bukan saja menguntungkan, tetapi
juga bisnis yang berkualitas etis. 2)

Sudut pandang etika Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi
jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang bisa
kita lakukan boleh1 dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain.
Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena menghormati
kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri. 3)

Sudut pandang Hukum B


isa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum Dagang
atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan
dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis, pada taraf nasional
maupun international. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif, karena
menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih
jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi
tertentu bila terjadi pelanggaran. Bahkan pada zaman kekaisaran Roma, ada
pepatah terkenal : “Quid leges sine moribus” yang artinya : “apa artinya undang
-undang
kalau tidak disertai moralitas “.

Sumber Makalah etika profesi STMIK DIPANEGARA MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai