Anda di halaman 1dari 30

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian sistem syaraf

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan
makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan
luar maupun dalam. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.

Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

1. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak
sebagai reseptor adalah organ indera.
2. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang
dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
3. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

2.2 Sel-sel sistem syaraf

a. Sel Saraf (Neuron)


Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk
suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan
sel, dendrit, dan akson.
b. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf
terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis
protein.
c. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan
ke badan sel.

2
d. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut
neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput
mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang
dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan
mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian
neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus
ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf
sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
a) Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu
otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b) Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar
yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada
di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c) Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem
saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan
membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau
simpul saraf.

3
2.3 Antomi Sistem syaraf

a) Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan
manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan.
Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak.

b) Otak Besar ( cerebrum )

Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Yaitu Berpikir,
berbicara, melihat, bergerak, mengingat, dan mendengar termasuk kegitan tubuh yang disadari.
Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Masing-masing
belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan
mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan
mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.

c) Otak tengah ( Mesensefalon )

Otak tengah merupakan pebghubung antara otak depan dan otak belakang, bagian otak tengah
yang berkembang adalah lobus optikus yang berfungsi sebagai pusat refleksi pupil mata,
pengatur gerak bola mata, dan refleksi akomodasi mata.

d) Otak kecil ( cerebellum )

Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil
terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih.
Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan
oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan
mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan. Dan pusat
keseimbangan tubuh. Otak kecil dibagi tiga daerah yaitu otak depan, otak tengah, dan otak
belakang.

1) Otak depan meliputi :

a) Hipotalamus, merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, keseimbangan cairan tubuh,
haus, tingkah laku, kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.

b) Talamus, merupakan pusat pengatur sensori, menerima semua rangsan yang berasal dari
sensorik cerebrum.

c) Kelenjar pituitary, sebagai sekresi hormon.

2) Otak Tengah dengan bagian atas merupakan lobus optikus yang merupakan pusat refleks
mata.

3) Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan medulla oblongata. Medula
oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah, mengatur pernafasan, sekresi
ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk, dan bersin.

4
2.4 fisiologi sistem syaraf

1. Sumsum lanjutan (medula oblongata)

sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan
dalam dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna
putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum tulang belakang adalah mengatur reflex
fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan
lain yang tidak disadari.

2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)

Sumsum tulang belakang terletak memanjang didalam rongga tulang belakang, mulai
dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang
belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam
berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan
saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf
penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai
pusat pengatur gerak refleks.

2.4.1 mekanisme gerak

Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling
sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron, dan neuron
motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak refleks yang paling
sederhana hanya memerlukan dua tipe sel sraf yaitu neuron sensor dan neuron motor.
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan
menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara otomatis kita akan menarik
kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui makanan enak ,
dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Brikut skema gerak refleks:
Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung
disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung).Hal ini berbeda sekali dengan
ekanisme gerak biasa.
Gerak biasa rangsangan akan diterimaleh saraf sensorik dan kemudian disampaikan
langsung ke ota. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motori sehingga
terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu diketahui atu dikontrol oleh
otak. Sehingga oleh sebab itu gerak biasa adalah gerak yang disadari

2.4.2 Aktivitas Reflek

Jalur – jalur saraf saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks
dikenal sebagai lengkung refleks. Refleks sangat penting untuk pemeriksaan keadaan
fisis secara umum, fungsi nervus, dan koordinasi tubuh. Dari refleks atau respon yang
diberikan oleh anggota tubuh ketika sesuatu mengenainya dapat diketahui normal
tidaknya fungsi dalam tubuh.
Unit dasar setiap kegiatan reflex terpadu adalah lengkung reflex. Lengkung reflex ini
terdiri dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan
saraf pusat atau di ganglion simpatis, serat saraf eferen, dan efektor. Pada mamalia,
hubungan (sinaps) antara neuron somatil aferen dan eferen biasanya terdapat di otak

5
atau medulla spinalis. Serat neuron aferen masuk susunan saraf pusat melalui radiks
dorsalis medulla spinalis atau melalui nervus kranialis, sedangkan badan selnya akan
terdapat di ganglion-ganglion homolog nervi kranialis atau melalui nervus cranial yang
sesuai. Kenyataan radiks dorsalis medulla spinalis bersifat sensorik dan radiks ventralis
bersifat motorik dikenal sebagai hokum Bell-Magendie.
Kegiatan pada lengkung reflex dimulai di reseptor sensorik, sebagai potensial
reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan
membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas, di saraf aferen. Frekuensi
potensial aksi yang terbentuk akan sebanding dengan besarnya potensial generator. Di
system saraf pusat (SSP), terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan kuat
rangsang, berupa potensial eksitasi pascasinaps (Excitatory Postsynaptic
Potential=EPSP) dan potesial inhibisi postsinaps (Inhibitory Postsynaptic
Potential=IPSP) di hubungan-hubungan saraf (sinaps). Respon yang timbul di serat
eferen juga berupa repons yang bersifat gagal atau tuntas. Bila potensial aksi ini sampai
di efektor, terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Bila
efektornya berupa otot polos, akan terjadi sumasi respons sehingga dapat mencetuskan
potensial aksi di otot polos. Akan tetapi, di efektor yang berupa otot rangka, respons
bertahap tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensial aksi yang mampu
menghasilkan kontraksi otot. Perlu ditekankan bahwa hubungan antara neuron aferen
dan eferen biasanya terdapat di system saraf pusat, dan kegiatan di lengkung reflex ini
dapat dimodifikasi oleh berbagai masukan dari neuron lain yang juga bersinaps p
ada neuron eferen tersebut.
Lengkung reflex. Paling sederhana adalah lengkung reflex yang mempunyai satu
sinaps anatara neuron aferen dan eferen. Lengkung reflex semacam itu dinamakan
monosinaptik, dan reflex yang terjadi disebut reflex monosinaptik. Lengkung reflex
yang mempunyai lebih dari satu interneuron antara neuron afern dan eferen dinamakan
polisanptik, dan jumlah sinapsnya antara 2 sampai beberapa ratus. Pada kedua jenis
lengkung reflex, terutama pada lengkung reflex polisinaptik. Kegiatan refleksnya dapat
dimodifikasi oleh adanya fasilitas spasial dan temporal, oklusi, efek penggiatan bawah
ambang (subliminal fringe), dan oleh berbagai efek lain.
Bila suatu otot rangka dengan persarafan yang utuh direnggangkan, akan timbul
kontraksi. Respons ini disebut reflex renggang. Rangsangannya adalah regangan pada
otot, dan responnya berupa kontraksi otot yang direnggangkan. Reseptornya adalah
kumparan otot (muscle spindle). Impuls yang timbul akibat peregangan kumparan otot
yang dihantarkan ke SSP melalui sera-serat sensorik cepat yang langsung bersinaps
dengan neuron motorik otot yang teregang itu. Neurotransmitter di sinaps yang berada
di SSP ini adalah glutamate. Reflex-refleks regang merupakan contoh reflex
monosimpatik yang paling dikenal dan paling banyak diteliti. Jika suatu otot
keseluruhan diregangkan secara pasif, serat-serat intrafusal di dalam gelendong-
gelendong otot juga teregang, terjadi peningkatan pembentukan potensial aksi di serat
saraf aferen yang ujung-ujung sensoriknya berakhir di serat-serat gelendong yang
teregang tersebut. Neuron aferen secara langsung bersinaps dengan neuron motorik alfa
yang mempersarafi serat-serat ekstrafusal otot yang sama, sehingga terjadi kontraksi
otot itu. Refleks regang (stretch reflex) ini berfungsi sebagai mekanisme umpan balik
negative untuk menahan setiap perubahan pasif panjang otot, sehingga panjang optimal
dapat dipertahankan.

6
2.5 Anatomi fisiologi dari embrio sampai janin

2.5.1 Konsepsi

Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung
telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai – umbai (fimbrai) dan masuk ke dalam sel
telur. Waktu parsetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta – juta sel
mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke sel telur. Pembuahan sel
telur oleh sperma biasa terjadi dibagian yang mengembang dari tuba fallopi. Sekitar sel
telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat – yang
melindungi ovum kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu
sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut pembuahan ( konsepsi = fertilisasi ). Ovum yang telah
dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh rambut getar tuba menuju ruang
rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarung di ruang
rahim. Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi) Dari pembuahan sampai nidasi
diperlukan waktu kira – kira enam sampai tujuh hari. Untuk menyuplai darah dan zat –
zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi dapat dikatakan
bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),
pembuahan (konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasenta .

1. Sel telur (ovum)


Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi digenital ridge.
Menurut umur wanita, jumlah oogonium adalah :
a) BBL = 750.000
b) Umur 6 – 15 = 439.000
c) Umur 16 – 25 tahun = 159.000
d) Umur 26 – 35 tahun = 59.000
e) Umur 35 – 45 tahun = 39.000
f) Masa menopause = semua hilang

Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) :


a) Oogonia
b) Oosit pertama (primary oocyte)
c) Primary ovarian follicle
d) Liquar folliculi
e) Pematangan pertama ovum
f) Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum

2. Sel mani (spermatozoa)


Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti (nucleus) leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah
dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang
ekor kira – kira sepuluh kali bagian kepala.
Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel – sel primitif tubulas testis. Setelah
bayi laki – laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan
sampai masa akil baliq. Pada masa pubertas dibawah pengaruh sel – sel interstial

7
leyding. Sel – sel spermatogonium ini mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah
spermatogenesis. Urutan pertumbuhan sperma (spermatogenesis)
a) Spermatogonium (membelah dua)
b) Spermatosit pertama (membelah dua)
c) Spermatosit kedua (membelah dua)
d) Spermatid, kemudian tumbuh menjadi
e) Spermatozoa (sperma)
(Rustam Mochtar, 1998 : 18)

3. Pembuahan (konsepsi =fertilisasi)


Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di
tuba fallopi, umumnya terjadi di ampula tuba, pada hari ke sebelas sampai empat belas
dalam siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi (peristiwa matangnya sel telur)
sehingga siap untuk dibuahi, bila saat ini dilakukan coitus, sperma yang mengandung
kurang lebih seratus sepuluh sampai seratus dua puluh juta sel sperma dipancarkan ke
bagian atas dinding vagina terus naik ke serviks dan melintas uterus menuju tuba fallopi
disinilah ovum dibuahi.
Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapitasi yang dapat melintasi
zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelisuda mengalami
perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses ini diikuti oleh
penyatuan ke dua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetic dari
wanita dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan xx zigot menurunkan bayi
perempuan dan xy zigot menurunkan bayi laki – laki.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot selama tiga hari
sampai stadium morula. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh
arus dan getaran rambut getar (silia) serta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tuba dalam
kavum uteri pada tingkat blastula. (Rustam Mochtar, 1998 : 18-19)

4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Blastula diselubungi oleh sutu sampai disebut trofoblas, yang mampu
menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim,
jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak
mengandung sel – sel desidua yaitu sel – sel besar yang mengandung banyak glikogen
serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Blastula dengan bagian yang berisi massa sel
dalam (inner cell mass) akan mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil
yang kemudian sembuh dan menutup lagi.
Itulah sebabnya kadang – kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka
desidua (tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim
(korpus) dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi , dimulailah diferensiasi sel – sel
blastula. Sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm
dan yolk sac sedangkan sel – sel yang tumbuh besar menjadi entoderm dan membentuk
ruang amnion. Maka terbentuklah suatu lempeng embrional (embrional plate) diantara
amnion dan yolk sac
Sel – sel trofoblas mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah (embrio) akan
melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionik
membrane) yang kelak menjadi korion. Sel- sel trofoblas tumbuh menjadi dua lapisan
yaitu sitotrofoblas (sebelah dalam) dan sinsitio trofoblas (sebelah luar)

8
Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang – cabang
dan disebut korion krondosum sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis
kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang disebut chorion leave.
Dalam peringkat nidasi trofoblas dihasilkan hormon – hormon chorionic gonadotropin
(HCG). (Rustam Mochtar, 1998 : 19-21).

5. Plasentasi
Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena pengaruh
hormon terus tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah mukosa
rahim pada kehamilan yang terbagi atas :
a) Desidua basalis
Terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini plasentater bentuk.
b) Desidua kapsularis
Meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu dengan
desidua vera karena obliterasi.
c) Desidua vera (parietalis)
Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.

2.5.2 pertumbuhan dan perkembangan hasil embrio

1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO

A. Minggu pertama

Perkembangan janin
Sperma membuahi ovum yang kemudian membagi dan masuk ke dalam uterus
menempel sekitar hari ke 11.

B. Minggu ke empat atau bulan ke satu

Perkembangan janin
Dari diskus embrionik, bagian tubuh pertama muncul yang kemudian akan menjadi
tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan saluran
pencernaan terbentuk. Embrio kurang dari 0.64 cm.
Perubahan – perubahan maternal
Ibu terlambat menstruasi. Payudara menjadi nyeri dan membesar. Kelelahan yang
kronis (menetap) dan sering kencing mulai terjadi dan berlangsung selama 3 bulan
berikutnya HCG ada di dalam urine dan serum 9 hari.

9
C. Minggu ke delapan atau bulan ke dua

Perkembangan janin
Perkembangan cepat. Jantungnya mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk
dengan baik. Perut muka dan bagian utama otak dapat dilihat. Telinga terbentuk dari
lipatan kulit tulang dan otot yang kecil terbentuk di bawah kulit.
Perubahan – perubahan maternal
Mual muntah atau morning sicknes. Mungkin terjadi sampai usia kehamilan 12 minggu.
Uterus berubah dari bentuk pear menjadi globular. Tanda – tanda hegar dan goodell
muncul. Serviks fleksi. Leukorrhea meningkat. Ibu mungkin terkejut atau senang
dengan kehamilannya. Penambahan berat badan belum terlihat nyata.

D. Minggu ke dua belas atau bulan ke tiga

Perkambangan janin
Embrio menjadi janin. Denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound. Diperkirakan
lebih berbentuk manusia karena tubuh barkembang. Gerakan pertama dimulai selama
minggu ke 12. jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine.
Perubahan perubahan maternal
Tanda Chadwick muncul. Uterus naik diatas simpisis pubis. Kontraksi braxton hicks
mulai dan mungkin terus berlangsung selama kehamilan. potensial untuk menderita
infeksi saluran kencing meningkat dan ada selama kehamilan. Kenaikan berat badan
sekitar 1- 2 kg selama trimester pertama. Plasenta sekarang berfungsi penuh dan
memproduksi hormon.

E. Minggu ke enam belas atau bulan ke empat

Perkembangan janin
Sistem muskuloskeletal sudah matang. System syaraf mulai melaksanakan kontrol.
Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki
menendang dengan aktif. Semua organ mulai matang dan tumbuh. Berat janin sekitar
0,2 kg. Denyut jantung janin dapat didengar dengan Doppler. Pancreas memproduksi
insulin.
Perubahan-perubahan maternal
Fundus berada di tengah antara simpisis dan pasti berat ibu bertambah 0,4-0,5 kg
perminggu selama sisa kehamilan. Mungkin mempunyai lebih banyak energi. Diameter
biparietal dapat diukur dengan ultrasound. Sekresi vagina meningkat (tetapi normal jika
tidak gatal, iritasi / berbau busuk). Pakaian ibu menjadi ketat. Tekanan pada kandung
kemih dan sering kencing berkurang.

10
F. Minggu ke dua puluh atau bulan ke lima

Perkembangan janin
Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit.
Alis, bulu mata dan rambut terbentuk. Janin mengembangkan jadwal yang teratur untuk
tidur, menelan dan menendang.
Perubahan-perubahan maternal
Fundus mencapai pusat. Payudara memulai sekresi kolostrum. Kantung ketuban
menampung 400 ml cairan. Rasa akan pingsan dan pusing mungkin terjadi, terutama
jika posisi berubah secara mendadak. Verises pembuluh darah mungkin mulai terjadi.
Ibu merasakan gerakan janin. Areola bertambah gelap. Hidung tersumbat mungkin
terjadi. Kram pada kaki mungkin ada. Konstipasi mungkin dialami.

G. Minggu ke dua empat atau bulan ke enam

Perkembangan janin
Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang meningkatkan
aktifitasnya. Perkembangan pernafasan dimulai. Berat janin 0,7-0,8 kg.
Perubahan-perubahan maternal
Fundus diatas pusat. Sakit punggung dan kram pada kaki mungkin mulai terjadi.
Perubahan kulit bisa berupa striae gravidarium, chloasma, linea nigra, dan jerawat.
Mimisan dapat terjadi. Mungkin mengalami gatal-gatal pada abdomen karena uterus
membesar dan kulit meregang.

H. Minggu ke dua delapan atau bulan ketujuh

Perkembangan janin
Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. “Surfactant” terbentuk di dalam paru
– paru. Mata mulai membuka dan menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir.
Perubahan – perubahan maternal
Fundus berada di pertengahan antara pusat dan xiphoid. Hemorrhoid mungkin terjadi.
Pernafasan dada menggantikan pernafasan perut. Garis bentuk janin dapat dipalpasi.
Mungkin lelah menjalani kehamilan dan ingin sekali menjadi ibu. Rasa panas dalam
perut mungkin mulai terasa.

I. Minggu ke tiga puluh dua atau bulan ke delapan

Perkembangan janin
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi
setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38 – 43 cm. Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan
fosfor.
Perubahan – perubahan maternal
Fundus mencapai prosesus xiphoid. Payudara penuh dan nyeri tekan. Sering kencing
mungkin kembali terjadi. Kaki bengkak dan sulit tidur mungkin terjadi. Mungkin juga
mengalami dyspnea.

11
J. Minggu ke tiga puluh delapan atau ke sembilan

Perkembangan janin
Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak atau berputar
banyak. Antibody ibu ditransfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk
enam bulan pertama sampai system kekebalan bayi bekerja sendiri.
Perubahan – perubahan maternal
Penurunan bayi ke dalam pelvic atau panggul ibu (lightening). Plasenta setebal hampir
empat kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5 – 0,6. ibu ingin sekali
melahirkan bayi, mungkin memiliki energi final yang meluap. Sakit punggung dan
sering kencing meningkat. Braxton hicks meningkat karena serviks dan segman bawah
rahim disiapkan untuk persalinan.

2.6 Bagian-bagian Otak

Otak merupakan pusat koordinasi. Studi tentang aktivitas otak dilakukan


sebagian besar melalui jenis penelitian observasional disebut Elektroensefalografi.
Bagian-bagian otak tercantum dibawah ini. Otak merupakan pusat koordinasi. Otak
terletak didalam tengkorak, dilapisi jaringan meninges yang terdiri atas tiga lapisan
yaitu:

1. Lapisan luar yang disebut durameter


2. Lapisan dalam disebut arachnoid, dan
3. Lapisan terdalam disebut piameter.

Lapisan luar dari otak berwarna abu-abu (mengandung neuron), sedang bagian dalam
berwarna putih (mengandung dendrit dan neurit/akson). Otak dibagi menjadi beberapa
bagian. Bagian-bagian otak tercantum dibawah ini.

A. Serebrum (otak besar)

Serebrum mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak , yang masing-masing
disebut fosa krinalis anterior dan fosa kranialis tengah . serebrum terdiri atas 2 belahan
(hemisfer) besar sel saraf ( substansi kelabu ) dan srabut saraf ( substansi putih).
Lapisan luar substansi kelabu disebut korteks . kedua hemisfer otak itu dipisahkan celah
yang dalam , tapi bersatu kembali pada bagisan bawahnya melalui korpus kalosum ,
yaitu masa substansi putih yang terdiri atas serabut saraf
Otak besar memiliki 4 lobus, yaitu :

a. Lobus Frontal Lobus frontalis merupakan bagian otak besar yang terletak di depan.

Lobus frontalis ini berfungsi untuk mengatur kegiatan motorik (gerakan) secara sadar,

kemampuan berbicara, kemampuan berpikir (Pemecahan masalah) dan emosi.

12
b. Lobus Parietal

Lobus parietal terletak di belakang lobus frontal di bagian atas otak besar. Fungsi utama

lobus parietal adalah sebagai pusat sensorik (penerimaan rangsangan), contohnya

sentuhan tekanan, suhu, rasa sakit, dll.

c. Lobus Temporal

Lobus temporal merupakan bagian otak yang terletak di bawah lobus parietak tepatnya

bagian sisi otak besar. Fungsi utama lobus temporalis adalah sebagai pusat pendengaran

dan fungsi bahasa.

d. Lobus Oksipital

Lobus oksipital merupakan bagian belakang otak besar. Fungsi utama lobus oksipital

adalah sebagai pusat penglihatan (visual).

B) Korteks

Korteks, merupakan lapisan luar, tipis, berwarna kelabu karena banyak mengandung
badan sel dan permukaannya berlipat-lipat untuk memperluas permukaan otak. Bagian
korteks dibagi menjadi 3 area.

 Area sensorik yang menterjemahkan impuls menjadi sensasi


 Area motorik yang berfungsi mengendalikan koordinasi kegiatan otot rangka.
 Area asosiasi yang berkaitan dengan ingatan, memori, kecerdasan, nalar atau
logika, dan kemauan.

C) Medula

Medula, merupakan lapisa dalam, tebal, dan berwarna putih karena banyak mengandung
akson da dendrit.

Otak besar mempunyai empat macam lobus.

1. Lobus frontal, berfungsi sebagai pusat penciuman dan indera peraba


2. Lobus temporal, berfungsi sebagai pusat pendengaran
3. Lobus oksipetal berfungsi sebagai pusat penglihatan
4. Lobus parietal berfungsi sebagai ingatan, kecerdasan, memori, kemauan, nalar dan
sikap.

13
D) Otak tengah

Otak tengah terletak didepan otak kecil (cerebellum) dan jembatan varol (pons varoli).
Didepan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar
endokrin. Otak tengah berfungsi sebagai pusat pengauran refleks mata, refleks penyempitan
pupil mata dan pendengaran.

E) Otak depan (dienchepalon )

Otak depan terletak dibagian atas dari batang otak dan didepan otak tengah atau
mesencephalon. Otak depan terdiri dari talamus yang berfungsi untuk stasiun pencemar bagi
imlpuls yang sampai di otak dan medulla spinalis. Bagian yang kedua adalah hipotalamus yang
berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu tubuh, selera makan, keseimbangan cairan tubuh,
rasa lapar, seksualitas, watak dan emosi.

F) Otak kecil ( cerebllum)

Otak kecil terletak dibagian belakang otak besar. Otak kcil berfungsi sebagai
pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan tubuh serta posisi
tubuh.

Otak kecil terbagi menjadi dua bagian belahan, yaitu belahan bagian kiri dan
belahan bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varol. Jembatan varol
berfungsi untuk menghantarkan impuls dari otot-otot belahan kiri dan kanan.

G) Sum-sum lanjutan (medulla obllongita)

Sumsum lanjutan sering disebut dengan penghubung atau batang otak. Sumsum
lanjutan terletak setelah otak dan menghubungkan dengan medulla spinalis di depan
cerebllum.

Sumsum lanjutan banyak mengandung ganglion otak. Fungsi umum sumsu lanjutan
sebagai pusat pengaturan ritme respirasi, denyut jantung, penyempitan dan pelebaran
pembuluh darah, tekanan darah, gerak alat pencernaan, menelan, batuk, bersin dan
bersendawa.

14
2.7 Saraf simpatik dan parasimpatik

Saraf simpatik dan parasimpatik adalah bagian dari sistem saraf otonom. Sistem
saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang
tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf
yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang
bersangkutan. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah
pembuluh darah dan jantung. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-
masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat
saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang
berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

2.7.1 saraf simpatik

Saraf simpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum tulang belakang
(medula spinalis) di daerah dada dan pinggang. Saraf simpatik merupakan bagian dari
sistem saraf otonom yang cenderung bertindak berlawanan terhadap sistem saraf
parasimpatik dan umumnya berfungsi untuk memacu dan mempercepat kerja organ-
organ tubuh, seperti mempercepat detak jantung dan menyebabkan kontraksi pembuluh
darah. Sistem ini mengatur fungsi kelenjar keringat dan merangsang sekresi glukosa
dalam hati. Sistem saraf simpatik diaktifkan terutama dalam kondisi stres. Sistem saraf
simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari
tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang
ganglion .

2.7.2 saraf parasimpatik

Saraf parasimpatik merupakan saraf yang berpangkal pada medulla oblongata (


sumsum lanjutan ) dan pada daerah sacrum dari medulla spinalis. Sistem saraf
parasimpatik dapat dinamakan dengan saraf kraniosakral. Dikatakan saraf kraniosakral
karena saraf praganglion keluar dari daerah otak dan juga daerah sakral.

Untuk fungsi utama saraf parasimpatik ialah umumnya memperlambat kerja


organ tubuh. Susunan saraf parasimpatik umumnya tersebar secara menyeluruh yang
berupa jaringan-jaringa yang saling terhubung dengan ganglion. Saraf sensoris
parasimpatik memiliki ganglion yang terletak di suatu tempat antara organ visceral
dengan saraf pusat. Sedangkan saraf motorik parasimpatik ialah tidak membentuk rantai
saraf seperti pada motorik saraf simpatik dan ganglionnya terbentuk dari saraf satu dan
saraf yang kedua terletak berdekatan dengan organ visceral dari yang disarafinya.

15
2.8 Plexus Nerve

Pleksus saraf adalah pleksus (jaringan percabangan) yang memotong saraf.


Pleksus saraf terdiri dari serabut aferen dan eferen yang timbul dari penggabungan rami
anterior saraf tulang belakang dan pembuluh darah. Ada lima plexus saraf tulang
belakang, kecuali di daerah toraks, serta bentuk lain dari pleksus otonom, banyak di
antaranya merupakan bagian dari sistem saraf enterik. Saraf yang muncul dari pleksus
memiliki fungsi sensorik dan motorik. Fungsi-fungsi ini termasuk kontraksi otot,
pemeliharaan koordinasi dan kontrol tubuh, dan reaksi terhadap sensasi seperti panas,
dingin, nyeri, dan tekanan. Ada beberapa plexus dalam tubuh, termasuk:

Plexus spinal

Pleksus servikal - melayani kepala, leher dan bahu

Pleksus brakialis - melayani dada, bahu, lengan dan tangan

Lumbar plexus - melayani punggung, perut, selangkangan, paha, lutut, dan betis

Pleksus sakral - melayani panggul, pantat, alat kelamin, paha, betis, dan kaki

Pleksus ulkuseus - melayani daerah kecil di atas tulang ekor

Plexus otonom

Celiac pleksus (solar plexus) - berfungsi organ internal

Pleksus Auerbach (pleksus myenteric) - melayani saluran gastrointestinal

Pleksus pleksus (pleksus submukosa) - melayani saluran pencernaan

Pleksus pharafeus nervus vagus - melayani palatum dan faring

Pleksus jantung - melayani jantung

2.9 mekanisme pengaturan sistem saraf pada berbagai sistem organ

Rasa nikmat dan lezat dari setiap makanan yang dirasakan dipengaruhi oleh
adanya rangsangan pada lidah. Ungkapan rasa sakit seperti mengucapkan kata “aduh”
juga terkait rangsangan pada bagian tertentu tubuh kita. Oleh karena itu, rangsangan
(stimulus) diartikan sebagai segala sesuatu yang menyebabkan perubahan pada tubuh
atau bagian tubuh tertentu. Sedangkan alat tubuh yang menerima rangsa ng an tersebut
dinamakan indra (reseptor). Adanya reseptor, memungkinkan rangsangan dihantarkan
menuju sistem saraf pusat. Di dalam saraf pusat, rangsangan akan diolah untuk dikirim

16
kembali menuju efektor, seperti otot dan tulang oleh suatu sel saraf sehingga terjadi
tanggapan (respons).

Sementara itu, rangsangan yang menuju tubuh dapat berasal dari bau, rasa (seperti pahit,
manis, asam, dan asin), sentuhan, cahaya, suhu, tekanan, dan gaya berat. Rangsang an
semacam ini akan diterima oleh indra penerima yang disebut reseptor luar
(eksteroseptor).

Sedangkan rangsangan yang berasal dari dalam tubuh misalnya rasa lapar, kenyang,
nyeri, maupun kelelahan akan diterima oleh indra yang dinamakan reseptor dalam
(interoseptor). Tentu semua rangsangan ini dapat kita rasakan karena pada tubuh kita
terdapat sel-sel reseptor.

1. Sel Saraf (Neuron)


2. Sistem saraf tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel saraf
(neuron). Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit).

Badan sel merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan
tersusun pula sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu. Di dalamnya juga
terdapat membran sel, nukleolus (anak inti sel), dan retikulum endoplasma. Retikulum
endoplasma tersebut memiliki struktur berkelompok yang disebut badan Nissl.

Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut de ngan penjuluran pendek.
Bagian ini disebut dendrit. Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti
pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls
(rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke
badan sel saraf. Selain itu, pada badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan
kebanyakan tidak bercabang. Namanya adalah akson atau neurit. Akson berperan dalam
menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar.
Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa
mencapai 1 hingga 2 meter.

Supaya informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagaiisolator), akson
dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung mielin.
Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung mielin tersebut dihasilkan
oleh selsel pendukung yang disebut oligodendrosit. Sementara itu, pada akson terdapat
bagian yang tidak terlindungi oleh selubung mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier,
yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau mempercepat jalannya impuls.

Berdasarkan struktur dan fungsinya, neuron dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu
neuron sensorik, neuron motorik, dan interneuron.

Neuron sensorik merupakan neuron yang memiliki badan sel bergerombol


membentuk simpul saraf atau ganglion (jamak = ganglia). Dendritnya berhubungan
dengan neurit neuron lain, sedangkan neuritnya berkaitan dengan dendrit neuron lain.

17
Fungsi neuron sensorik yakni meneruskan impuls (rangsangan) dari reseptor menuju
sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Oleh karena itu, neuron sensorik
disebut pula neuron indra.

Sementara itu, neuron motorik merupakan neuron yang berperan meneruskan impuls
dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Karena
perannya ini, neuron motorik disebut pula neuron penggerak. Dendrit neuron motorik
berhubungan dengan neurit neuron lain, adapun neuritnya berkaitan dengan efektor
(otot dan kelenjar).

Antara neuron sensorik dan neuron motorik dihubungkan oleh interneuron atau neuron
adjustor dengan letak yang berada pada otak dan sumsum tulang belakang. Interneuron
merupakan neuron yang membawa impuls dari sensorik atau interneuron lain. Karena
itu, interneuron disebut pula neuron konektor.

2. Impuls

Sel-sel saraf bekerja secara kimiawi. Sel saraf yang sedang tidak aktif
mempunyai potensial listrik yang disebut potensial istirahat. Jika ada rangsang,
misalnya sentuhan, potensial istirahat berubah menjadi potensial aksi. Potensial aksi
merambat dalam bentuk arus listrik yang disebut impuls yang merambat dari sel saraf
ke sel saraf berikutnya sampai ke pusat saraf atau sebaliknya. Jadi, impuls adalah arus
listrik yang timbul akibat adanya rangsang.

3. Sinapsis

Dalam pelaksanaannya, sel-sel saraf bekerja bersama-sama. Pada saat datang


rangsang, impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf penghubung, sampai ke pusat
saraf atau sebaliknya dari pusat saraf ke sel saraf terus ke efektor. Hubungan antara dua
sel saraf disebut sinapsis.

Ujung neurit bercabang-cabang, dan ujung cabang yang berhubungan dengan sel
saraf lain membesar disebut bongkol sinaps (knob). Pada hubungan dua sel saraf yang
disebut sinaps tersebut, dilaksanakan dengan melekatnya neurit dengan dendrit atau
dinding sel. Jika impuls sampai ke bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan disintesis
zat penghubung atau neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin.

Dengan zat transmiter inilah akan terjadi potensial aksi pada dendrite yang
berubah menjadi impuls pada sel saraf yang dihubunginya. Setelah itu, asetilkolin akan
segera tidak aktif karena diuraikan oleh enzim kolin esterase menjadi asetat dan kolin.

4. Mekanisme Penghntaran Impuls Saraf

Seperti halnya jaringan komputer, sistem saraf mengirimkan sinyalsinyal listrik


yang sangat kecil dan bolak-balik, dengan membawa informasi dari satu bagian tubuh
ke bagian tubuh yang lain. Sinyal listrik tersebut dinamakan impuls (rangsangan). Ada

18
dua cara yang dilakukan neuron sensorik untuk menghantarkan impuls tersebut, yakni
melalui membran sel atau membran plasma dan sinapsis.

2.10 susunan saraf

A . susunan saraf tidak sadar

1. Sistem Saraf Pusat

Tanpa sistem saraf pusat, kemungkinan kita menjadi makhluk yang tak berdaya
dan tidak bisa melakukan apapun. Sebab, di dalam sistem saraf pusat tubuh kita terdiri
atas otak dan sumsum tulang belakang. Dua bagian tubuh inilah yang menjadi sentral
pusat koordinasi tubuh kita.

Pada manusia, otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh suatu tulang.
Tulang yang melindungi otak adalah tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang
belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Kedua organ penting ini juga
dilindungi oleh suatu lapisan pembungkus yang tersusun dari jaringan pengikat. Lapisan
ini disebut meninges. Meninges terbagi menjadi tiga lapisan, meliputi lapisan dalam
disebut piameter; lapisan tengah disebut arachnoid; dan lapisan dalam disebut
durameter.

Di antara piameter dan arachnoid terdapat ruangan yang berisi cairan, disebut
ruang sub-arachnoid. Cairannya dinamakan cairan serebrospinal. Fungsi cairan ini
adalah sebagai bantalan yang meredam guncangan saat terjadi benturan pada otak dan
sumsum tulang belakang. Di dalam otak dapat terjadi benturan misalnya antara otak
dengan tulang kepala. Sedangkan pada sumsum tulang belakang, benturan yang terjadi
antara sumsum tulang belakang dengan tulang belakang.

Otak

Otak merupakan benda lengket yang lunak, bermi nyak, dan kenyal. Jutaan saraf
menghubungkannya dengan seluruh tubuh, syaraf tersebut membawa pesan baik menuju
otak atau dari otak. Beratnya sekitar 1,6 kg pada laki-laki dan 1,45 kg pada perempuan.
Perbedaan ini terjadi semata-mata karena bentuk otak laki-laki yang lebih besar dan
berat. Sementara, berat ini tidak terkait dengan kecerdasan seseorang. Namun,
banyaknya jumlah hubungan sel dalam otaklah yang menunjukkan kecerdasan.

19
Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar, yakni belahan kiri
dan belahan kanan. Oleh karena terjadi pindah silang pada tali spinal, belahan otak kiri
mengendalikan sistem bagian kanan tubuh, sebaliknya belahan kanan mengendalikan
sistem bagian kiri tubuh. Tali spinal (sumsum tulang belakang) merupakan tali putih
kemilau yang berasal dari dasar otak hingga tulang belakang.

Saat masih embrio, otak manusia terdapat tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan
otak belakang. Setelah dewasa, otak depannya terbagi menjadi telensefalon dan
diensefalon. Sementara, otak belakangnya terbagi menjadi metensefalon dan
mielensefalon. Bagian dorsal metensefalon membentuk serebelum, sedangkan
mielensefalon menjadi medula oblongata.

Antara bagian tengah sumsum tulang belakang dan otak terdapat saluran yang saling
berhubungan, yang disebut ventrikel. Ventrikel membagi otak menjadi empat ruangan.
Di dalam ventrikel, terdapat cairan serebrospinal yang dapat bertukar bahan dengan
darah dari pembuluh kapiler pada otak.

(1) Otak depan (Prosensefalon)

Pada bagian depan otak manusia terdapat bagian yang paling menonjol disebut
otak besar atau serebrum (cerebrum). Serebrum ini terbagi menjadi belahan (hemisfer)
serebrum kanan dan kiri. Permukaan luar serebrum (korteks serebrum) berwarna abu-
abu karena mengandung banyak badan sel saraf. Selain itu, pada bagian dalam (medula)
otak depan terdapat lapisan yang berwarna putih, karena mengandung dendrit dan
akson.

Korteks serebrum berkaitan dengan sinyal saraf ke dan dari berbagai bagian
tubuh. Karenanya, pada korteks serebrum terdapat area sensorik yang menerima impuls
dari reseptor pada indra. Di samping itu, bagian tersebut terdapat juga area motorik
yang mengirimkan perintah pada efektor. Selain itu, terdapat terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motorik dan sensorik serta berperan dalam berbagai aktivitas
misalnya berpikir, menyimpan ingatan, dan membuat keputusan.

Otak depan manusia terbagi atas empat lobus (bagian), meliputi lobus frontalis
(bagian depan), lobus temporalis (bagian samping), lobus oksipitalis (bagian belakang),
dan lobus parietalis (bagian antara depan-belakang). Pada bagian kepala manusia, lobus
frontalis berada pada bagian dahi; lobus temporalis berada pada bagian pelipis; lobus
oksipitalis berada pada bagian belakang kepala; dan lobus parietalis berada pada bagian
ubun-ubun.

Lobus-lobus ini memiliki fungsi yang beragam. Lobus frontalis berfungsi


sebagai pusat berpikir; lobus temporalis sebagai pusat pendengaran dan berbahasa;
lobus oksipitalis sebagai pusat penglihatan; dan lobus parietalis sebagai pusat sentuhan
dan gerakan.
Otak depan juga mencakup bagian-bagian yang lain, seperti talamus, hipotalamus,

20
kelenjar pituitari, dan kelenjar pineal.Sebelum diterima area sensorik serebrum, semua
rangsangan akan diproses terlebih dahulu oleh talamus. Hanya rangsangan penciuman
saja yang tidak diterima oleh talamus tersebut. Sedangkan fungsi talamus yang lain
misalnya mengatur suhu dan kandungan air dalam darah, kemudian juga
mengkoordinasi aktivitas yang terkait emosi. Hipotalamus merupakan bagian yang
berfungsi mengatur suhu tubuh, selera makan, dan tingkah laku. Selain itu, hipotalamus
juga mengontrol kelenjar pituitari, yakni kelenjar hormon yang berperan dalam
mengontrol kelenjar-kelenjar homon lainya, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenalin,
dan pankreas.

(b) Otak Tengah (Mesenfalon)

Otak tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok. Di dalam otak tengah
terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang mengatur gerak bola mata dan kolikulus
inferior yang mengatur pendengaran. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls
antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak depan dan mata.

(c) Otak Belakang (Rombesenfalon)

Otak belakang manusia tersusun atas dua bagian utama yakni otak kecil
(serebelum) dan medula oblongata. Serebelum adalah bagian yang berkerut di bagian
belakang otak, dan terdiri atas dua. belahan yang berliku-liku sangat dalam. Fungsinya
adalah sebagai pusat keseimbangan dalam tubuh, koordinasi motorik/gerakan otot, dan
memantau kedudukan posisi tubuh. Adanya serebelum memungkinkan kita belajar
gerakan yang terlatih dan saksama, seperti menulis atau bermain musik tanpa berpikir.

Di antara kedua belahan serebelum terdapat suatu bagian yang berisi serabut
saraf. Bagian tersebut dinamakan jembatan varol (pons varolii). Fungsinya ialah
menghantarkan impuls dari bagian kiri dan kanan otak kecil. Selain itu, jembatan varol
juga menghubungkan korteks otak besar dengan otak kecil, dan antara otak depan
dengan sumsum tulang belakang.

Sementara itu, medula oblongata (sumsum lanjutan) tampak seperti ujung


bengkak pada tali spinal. Letaknya di antara bagian tertentu otak dengan sumsum tulang
belakang. Medula oblongata berfungsi saat terjadi proses pengaturan denyut jantung,
tekanan darah, gerakan pernapasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltik, batuk, dan
bersin.

Serebelum, jembatan varol, dan medula oblongata membentuk batang otak.


Batang otak merupakan bagian otak sebelah bawah yang berhubungan dengan sumsum
tulang belakang. Batang otak berfungsi mengontrol berbagai proses penting bagi
kehidupan, seperti bernapas, denyut jantung, mencerna makanan, dan membuang
kotoran.

21
b) Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang atau tali spinal merupakan tali putih kemilau berbentuk
tabung dari dasar otak menuju ke tulang belakang. Pada irisan melintangnya, tampak
ada dua bagian, yakni bagian luar yang berpenampakan putih dan bagian dalam yang
berpenampakan abu-abu dengan berbentuk kupu-kupu. Bagian luar sumsum tulang
belakang berwarna putih, karena tersusun oleh akson dan dendrit yang berselubung
mielin. Sedangkan bagian dalamnya berwarna abu-abu, tersusun oleh badan sel yang tak
berselubung mielin dari interneuron dan neuron motorik.

Apabila sumsum tulang belakang diiris secara vertikal, bagian dalam berwarna abu-abu
terdapat saluran tengah yang disebut ventrikel dan berisi cairan serebrospinal. Ventrikel
ini berhubungan juga dengan ventrikel di dalam otak. Bagian dalamnya mempunyai dua
akar saraf yaitu akar dorsal yang berisi saraf sensorik ke arah punggung, dan akar
ventral yang berisi saraf motorik ke arah perut.

Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara
lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya,
menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur
terpendek pada gerak refleks. Mekanisme penghantaran impuls yang terjadi pada tulang
belakang yakni sebagai berikut; rangsangan dari reseptor dibawa oleh neuron sensorik
menuju sumsum tulang belakang melalui akar dorsal untuk diolah dan ditanggapi.
Selanjutnya, impuls dibawa neuron motorik melalui akar ventral ke efektor untuk
direspons.

2) Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi dinamakan pula sistem saraf perifer. Sistem saraf tepi merupakan
bagian dari sistem saraf tubuh yang meneruskan rangsangan (impuls) menuju dan dari
system saraf pusat. Karena itu, di dalamnya terdapat serabut saraf sensorik (saraf aferen)
dan serabut saraf motorik (saraf eferen).

Serabut saraf sensorik adalah sekumpulan neuron yang menghantarkan impuls dari
reseptor menuju sistem saraf pusat. Sedangkan serabut saraf motorik berperan dalam
menghantarkan impuls dari sistem saraf pusat menuju efektor (otot dan kelenjar) untuk
ditanggapi.

Berdasarkan asalnya, sistem saraf tepi terbagi atas saraf kranial dan saraf spinal yang
masing-masing berpasangan, serta ganglia (tunggal: ganglion). Saraf kranial merupakan
semua saraf yang keluar dari permukaan dorsal otak. Saraf spinal ialah semua saraf
yang keluar dari kedua sisi tulang belakang. Masing-masing saraf ini mempunyai
karakteristik fungsi dan jumlah saraf yang berbeda. Sementara itu, ganglia merupakan
kumpul an badan sel saraf yang membentuk simpul-simpul saraf dan di luar sistem saraf
pusat.

22
b. Sistem Saraf Tak Sadar

Sistem saraf tak sadar merupakan sekumpulan saraf yang mengatur aktivitas
yang tidak kita pikirkan terlebih dahulu. Misalnya saja, pergerakan paru-paru dan
jantung. Kita tidak pernah berkehendak supaya aktivitas gerakan paru-paru dan jantung
terjadi dengan koordinasi oleh sistem saraf pusat. Oleh karena itu, sistem saraf sadar
disebut juga sistem saraf otonom. Organ yang beraktivitas dan dikontrol oleh sistem
saraf sadar, meliputi kelenjar keringat, otot perut, pembuluh darah, dan alat-alat
reproduksi.

Menurut karakteristik kerjanya, sistem saraf sadar terbagi atas dua saraf, meliputi saraf
simpatik dan saraf parasimpatik. Masing-masing saraf ini dapat bekerja pada organ yang
sama, namun kerja yang dilakukan saling berlawanan (antagonis). Sebagai contoh, saat
saraf simpatik memengaruhi sebuah organ untuk mening katkan aktivitas organ tertentu,
justru saraf parasimpatik malah menurunkannya. Perbedaan ini terjadi karena
neurotransmiter yang dihasilkan kedua saraf tersebut berbeda. Noradrenalian
merupakan neurotransmiter saraf simpatik, sedangkan asetilkolin ialah neurotransmiter
saraf parasimpatik.

Pada saraf simpatik dan saraf parasimpatik terdapat penghubung antara sistem saraf
pusat dan efektor, yang dinamakan ganglion. Ganglion saraf simpatik berada dekat
sumsum tulang belakang. Serabut praganglion saraf simpatik berukuran pendek,
sementara serabut pascaganglionnya berukuran panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatik
memiliki serabut praganglion yang berukuran panjang dan serabut pascaganglion yang
pendek.

2.11mekanisme kerja simpatis dan parasimpatis

Cara kerja sistem saraf simpatik berlawanan dengan cara kerja sistem saraf
parasimpatik. Keduanya mengontrol sebagian besar organ dalam tubuh. Ada dua jenis
neuron yang terlibat dalam transmisi impuls (sinyal) melalui saraf simpatik yaitu pre-
ganglionik dan pos-ganglionik. Neuron preganglionik berasal dari daerah
torakolumbalis dari sumsum tulang belakang dan menuju ke ganglion dimana mereka
bersinapsis dengan neuron posganglionik. Disana, neuron postganglionik memanjang ke
sebagian besar tubuh. Pada sinapsis dalam ganglia, neuron preganglionik melepaskan
asetilkolin, sebuah neurotransmitter yang mengaktifkan reseptor nicotinic acetylcholine
pada neuron postganglionik. Untuk mencapai organ dan kelenjar target, akson harus
menempuh perjalanan jauh dalam tubuh.

Fungsi saraf simpatik ada beberapa seperti mata pada pupil, hati dengan
meningkatkan tingkat dan kekuatan kontraksi, paru-paru dengan melebarkan bronkiolus
melalui sirkulasi adrenalin, pembuluh darah dengan melebarkan di otot rangka (pada

23
hewan), kelenjar keringat dengan mengaktifkan sekresi keringat, saluran pencernaan
dengan menghambat peristaltis, ginjal dengan meningkatkan renin sekresi, testis dengan
meningkatkan detumescence, dan ductus deferens dengan meningkatkan emisi sebelum
ejakulasi.

Beberapa hal yang diatur oleh saraf parasimpatik adalah air liur, lakrimasi, buang air
kecil, pencernaan, dan buang air besar. Impuls melewati saraf parasimpatik dengan
sistem dua neuron. Neuron pertama disebut preganglionik dan yang kedua disebut
postganglionik. Neuron akan menjalar melalui beberapa sel saraf yang dihubungkan
dengan sinapsis sebelum sampai ke organ atau kelenjar target.

Fungsi saraf parasimpatik adalah menyempitkan pupil, stimulasi sekresi air liur,
mengurangi denyut jantung, menyempitkan saluran pernapasan, merangsang aktivitas
sistem pencernaan, merangsang sekresi empedu, kontraksi kandung kemih, dan
melemaskan rektum.

2.12 PENGARUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN JANIN

Gizi Ibu

Gizi makanan ibu berpengaruh pada pertumbuhan janin. Pengaturan gizi yang baik akan
berpengaruh positif, sedangkan bila kurang baik maka pengaruhnya negatif. Pengaruh
ini tampak jelas pada bayi yang baru lahir dalam hal panjang dan besarnya. Panjang dan
besarnya bayi dalam keadaan normal bila gizi juga baik. Gizi yang berlebihan
mengakibatkan bayi terlalu panjang dan terlalu besar. Bayi yang terlalu panjang dan
terlalu besar bisa menyulitkan proses kelahiran. Sedangkan ibu yang kekurangan gizi,
bayinya pendek, kecil, dan kondisi kesehatannya kurang baik. Menu protein tinggi
dibutuhkan oleh ibu hamil. Protein diperlukan untuk pertumbuhan bayi yang
dikandungnya. Kelahiran premature lebih banyak terjadi pada ibu yang kekurangan gizi.
Bayi premature umumnya berat badannya kurang, cenderung mengalami hambatan
dalam perkembangannya, bak hambatan pertumbuhan fisik, hambatan perkembangan
gerak, maupun hambatan perkembangan mental. Faktor penyebab utama kekuangan gizi
pada ibu hamil adalah kondisi social ekonomi yang rendah.

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik
pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.

a. Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara
lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena
penyakit infeksi.

b. Terhadap Perslinan

24
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit
dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan,
serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

c. Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan
berat badan lahir rendah (BBLR)

Sunber :

Manik, R. 2000. Pengaruh Sosio Demografi, Riwayat Persalinan dan Status Gizi Ibu
terhadap Kejadian BBLR, Studi Kasus di RSIA Sri Ratu Medan. Skripsi Mahasiswa
FKM USU. Medan.

Aktifitas Fisik

Pada saat hamil ibu tetap perlu melakukan aktiftas fisik, Tetapi terbatas pada aktifitas
ringan. Aktifitas fisik yang berat bisa menyebabkan keguguran kandungan, apalagi bila
dilakukan pada bulan-bulan awal kehamilan. Aktifitas fisik yang berat bisa
mengakibatkan kelelahan. Ibu hamil yang terlalu sering mengalami kelelahan fisik,
besarnya janin akan menyusut atau berkembangnnya tidak baik.

Kondisi Emosional

Kondisi emosional ibu hamil yang tidak stabil misalnya sering marah-marah atau selalu
sedih, bisa berakibat tidak baik terhadap perkembangan kejiwaan bayi yang akan
dilahirkan. Dalam perkembangnnya, bayi bisa menjadi cengeng atau terlalu perasa.
Suasana hati yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak
jantung, tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat, sekresi asam
lambung, dan lain-lain. Trauma, stres, atau tekanan psikologis juga dapat memunculkan
gejala fisik seperti letih, lesu, mudah marah, gelisah, pening, mual atau merasa malas.

Karena perubahan yang terjadi pada fisik mempengaruhi aspek psikologis dan
sebaliknya, maka mudah bagi ibu hamil untuk mengalami trauma. Menurut Shinto,
trauma ini ternyata dapat dirasakan juga oleh janin. Bahkan, janin sudah menunjukkan
reaksi terhadap stimulasi yang berasal dari luar tubuh ibunya. Sementara dalam masa
perkembangan janin, ada masa-masa yang dianggap kritis yang menyangkut
pembentukan organ tubuh. Oleh karena itu, mau tidak mau ibu hamil harus menjaga
kondisi fisik maupun psikisnya agar bayinya dapat tumbuh sehat.

Penyakit yang di hidap Ibu

25
Penyakit yang diderita ibu pada saat hamil bias berakibat negative kepada janin yang
dikandung. Akibat negatif yang bias ditimbulkan adalah kematian pada saat di dalam
kandungan atau terbentuknya organ-organ tubuh jari yang tidak sempurna atau cacat.

Penyakit ibu yang bisa menyebabkan kematian janin di dalam kandungan antara lain :
kolera, malaria, influenza, dan sipilis. Sipilis juga mengakibatkan kebutaan atau
kecacatan fisik yang lain pada bayi yang dilahirkan.

Pengaruh Obat-obatan, narkoba, dan rokok

Seperti halnya penyakit, beberapa macam obat-obatan yang diminum atau disuntikkan
bisa mengakibatkan pertumbuhan organ-organ tubuh yang tidak sempurna. Pengaruh ini
terutama bisa terejadi pada saat awal kehamilan. Obat-obatan yang bisa berpengaruh
negatif tersebut antara lain aspirin dan obat-obat malaria.

Penggunaan obat-obatan narkotika, misalnya : heroin, kokain, atau morfin juga


berpengaruh tidak baik terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh ini terbawa sampai
lahir. Pengaruh Narkotika seperti yang dialami oleh ibunya tertular pada bayinya. Ibu
hamil yang perokok juga berpengaruh negatif terhadap janin yang dikandung. Besarnya
pengaruh tergantung pada banyak sedikitnya rokok yang dihisap setiap harinya.
Pengaruhnya adalah terhadap pertumbuhan janin, yang tampak pada kurangnya berat
bai yang dilahirkan.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INDIVIDU

1. Gizi

Berbicara masalah gizi, kita tidak terlepas dari pembahasan mengenai zat-zat
makanan atau nutrisi yang masuk kedalam tubuh. Makanan yang bergizi adalah
makanan yang mengandung zat-zat nutrien yang dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh
dapat melakukan fungsi-fungsinya dengan sebaik-baiknya. Dengan perkataan lain zat
gizi sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan dan
pemeliharaan tubuh beserta semua fungsinya.

Sejak dari masa janin, bayi, remaja sampai ke masa dewasa dan lansia (lanjut
usia), manusia membutuhkan zat-zat yang berguna untuk membantu fungsi semua organ
agar dapat berjalan dengan baik, apakah zat itu karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
garam mineral dan air. Karbohidrat, protein, dan lemak dibutuhkan sebagai sumber
tenaga atau energi untuk bekerja. Kalori yang dihasilkan untuk setiap 1 gram
karbohidrat adalah sebesar 4 gramkalori, sedang 1 gram protein menghasilkan 4
gramkalori dan untuk setiap 1 gram lemak dapat menghasilkan kalori sebesar 9
gramkalori. Vitamin dan mineral dibutuhkan sebagai pengatur tubuh dengan jalan
memperlancar proses oksidasi, memelihara fungsi normal otot dan syaraf, vitalitas
jaringan dan menunjang fungsi-fungsi tertentu. Selain itu, di dalam proses-proses
tersebut juga dibutuhkan air dan oksigen dari udara. Peranan air sangat penting sebagai

26
medium atau pelarut dari getah-getah tubuh, peredaran darah dan proses-proses dalam
tubuh lainnya. Kebutuhan akan zat-zat ini berbeda-beda dan perbedaan ini tergantung
dari umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan ataupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Pada wanita dewasa, kalori yang dibutuhkan berkisar antara 1.600 -2000 kilokalori,
sedangkan pria dewasa membutuhkan sekitar 2.500 -3.000 kilokalori setiap harinya.
Secara umum pengaruh gizi pada manusia sangatlah kompleks, antara lain dapat
berpengaruh terhadap perkembangan mental, perkembangan fisik, produktivitas dan
kesanggupan kerja yang mana kesemua ini sangatlah erat hubungannya dengan
perbaikan atau peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan demikian agar dapat
melakukan kerja seoptimal mungkin sangatlah perlu diperhatikan kualitas makanan
yang dimakan, hendaknyalah memakan makanan yang cukup mengandung zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh atau makanan yang berimbang (balanced diet).

Banyak masalah-masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat tidak


adanyakeseimbangan gizi yang lebih dikenal sebagai akibat gizi salah. Gizi salah yang
diderita pada masa janin (dalam kandungan) dan masa anak-anak dapat menghambat
antara lain kecerdasan, motivasi, kesanggupan belajar. Selain itu, ada dugaan bahwa
gizi salah yang diderita pada masa janin dapat menimbulkan kelainan kromosoma yang
bisa berakibatkan pada perilaku abnormal ataupun kelainan-kelainan yang akan
bertahan selama hidup. Masalah lain yang dapat diakibatkan oleh gizi salah ini adalah
gangguan perkembangan Fisik. Suatu studi yang dilakukan di India menunjukkan
bahwa 90 % dari 3000 anak yang berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah
mempunyai ukuran tubuh lebih kecil dari ukuran normal. Keadaan seperti ini
merupakan gambaran umum dari masyarakat di negara-negara yang secara ekonomi
tergolong kurang berkembang. Masih berkaitan dengan berat badan lahir yang rendah,
pada suatu penelitian yang dilakukan di Hertfordshire (lnggris) ditemukan bahwa bayi-
bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2,5 kg mempunyai resiko yang
besar untuk menderita penyakit jantung koroner.

Namun yang cukup menarik dari penelitian tersebut bahwa resiko itu menjadi
menurun bila kekurangan tersebut dapat dikejar sehingga mencapai berat badan yang
normal (Barker,1992). Jadi jelas sekali bahwa perawatan yang tentunya termasuk gizi
dalam hal ini cukup menentukan kondisi seseorang selanjutnya dan ini,tentunya sedikit
banyaknya akan berkaitan dengan produktifitas kerja dan kualitas hidupnya di kemudian
hari.

Sebenarnya, dalam pembahasan gizi salah yang dapat menimbulkan masalah


kesehatan tidaklah semata-mata hanya keadaan kurang gizi, namun kelebihan gizipun
dapat menimbulkan gangguan pada manusia. Jadi kalau kita tilik lebih dalam yang
tergolong dalam gizi salah (malnutrisi) ini ada dua golongan, yaitu kurang gizi (under
nutrition) dan kelebihan gizi (over nutrition). Jelas, bahwa gangguan atau penyakit yang
ditimbulkan oleh golongan kedua ini lebih banyak dijumpai pada masyarakat di negara-
negara maju seperti penyakit jantung koroner, darah tinggi (hipertensi), dan lain-lain.

27
Sedangkan pada negara- negara berkembang pada umumnya banyak dijumpai keadaan
kurang gizi yang sering disebut dengan Kurang Energi Protein (KEP), Defisiensi
vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan lodium (GAKI) dan lain-lain yang nantinya
dapat berakibat pada turunnya daya tubuh dan memudahkan untuk mendapat penyakit-
penyakit infeksi ataupun gangguan lain.

Di Indonesia, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh BPS melalui modul SUSENAS
tahun 1986, 1987, dan 1989 serta hasil survai Vitamin A tahun 1978 menunjukkan
adanya penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk yang cukup bermakna.

Pada tahun 1978 prevalensi gizi kurang dan gizi buruk di Indonesia sebesar
15,9% yang kemudian menurun hingga 10,5% pada tahun 1989. Demikian pula
prevalensiKurang Energi Protein (KEP) berat juga mengalami penurunan dari 3%
menjadi 1,4% dalam kurun waktu yang sama. Keadaan ini menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan energi dan protein rumah tangga Kecenderungan ini selain
disebabkan sudah mulai menurunnya jumlah penduduk yang miskin, juga pemerintah
giat melakukan berbagai program upaya perbaikan gizi masyarakat. Sedangkan masalah
GAKI di negara kita masih merupakan masalah yang cukup besar. Data tahun 1990
menunjukkan angka prevalensi nasional GAKI dalam bentuk angka penyakit gondok
sebesar 27,7%. Angka ini hila dibandingkan dengan data tahun 1982 (37,2%) telah
mengalami penurunan. Namun bila diperhatikan per propinsi, masih terdapat beberapa
propinsi yang justru menunjukkan peningkatan prevalensi. Walaupun permasalahan
kesehatan yang masih berkaitan dengan gizi kurang masih cukup banyak dijumpai di
Indonesia, namun saat ini permasalahan gizi lebih sudah mulai meningkat terutama di
daerah perkotaan di Indonesia. Hal ini terlihat dari Survei kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) dimana penyakit kardiovaskuler yang pada tahun 1972 merupakan penyebab
kematian peringkat 11 menjadi peringkat ke-3 pada tahun 1986 dan pada SKRT 1992
menjadi penyebab utama kemaatian di Indonesia. Dengan melihat kondisi ini, maka saat
ini Indonesia sedang menghadapi dua masalah atau problema ganda gizi dimana
diperlukan pemecahan masalah yang tepat sehingga diharapkan kualitas sumber daya
akan meningkat yang pada akhirnya juga berhubungan dengan tingkat produktifitasnya.

Secara umum, permasalahan gizi dan pangan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain faktor demografi seperti pertambahan jumlah penduduk, laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi, besarnya proporsi penduduk usia muda,
penyebaran penduduk yang tidak merata, perubahan susunan penduduk; faktor sosial
ekonomi dimana terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat, meningkatnya laju
pertumbuhan ekonomi yang secara baik langsung berpengaruh pada pendapatan
keluarga. Selain itu, faktor lain yang berpengaruh pada masalah gizi dan pangan adalah
perkembangan IPTEK dimana terjadinya arus moderenisasi yang membawa banyak
perubahan pada pola hidup masyarakat termasuk pada pola makan. Salah satu dampak
dari arus moderenisasi terhadap pola makan adalah meningkatnya konsumsi lemak.

28
2. Pengaruh status sosial ekonomi

Pengaruh status sosial ekonomi terhadap pertumbuhan fisik bersifat tidak


langsung. Jumlah keluarga dan status sosial ekonomi berhubungan dengan
kemungkinan mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik, dan
kemungkinan terciptanya suasana keluarga yang menyenangkan atau tidak ada himpitan
psikososial. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.

Selain itu anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang status sosial ekonominya
tinggi, lebih banyak tersedia alat-alat permainan yang lengkap dibandingkan dengan
anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang status ekonominya rendah.

3. Aktivitas

Agar terjadi pertumbuhan yang normal diperlukan aktibitas fisik dengan


intensitas yang cukup. Pengaruh yang lain terjadi adalah terhadap tulang dan otot.
Aktifitas fisik yang terlalu ringan tidak membawa pengaruh nyata, dan bila terlalu berat
bisa merusak atau mengakibatkan cedera.

Berikut contoh aktivitas yang berguna bagi perkembangan individu:

Pergi ke perpustakaan

Biasakan anak membaca buku. Bila sempat, sisakan waktu setiap hari, kalau tidak,
beberapa kali setiap minggu untuk membacakan cerita kepada anak. Jangan lupa untuk
membahas kembali apa yang telah dibaca. Tanyakan kepada mereka tentang ceritanya,
bantu mereka menemukan kosakata baru dan ajak anak untuk membaca beragam
macam bacaan. Buatlah membaca itu gampang dan menyenangkan bagi anak dengan
cara membuat buku berada di sekitar mereka. Ajak mereka ke perpustakaan. Sediakan
sebanyak mungkin buku yang pantas di sekitar rumah.

Bercocok tanam

Dengan mengajak anak bercocok tanam, Anda bisa mengajarkan kepada anak Anda
banyak hal. Mulai membuat taman bunga sendiri, atau bahkan 1 pot saja. Dengan ini
anak bisa belajar makna tumbuh dan bertanggung jawab. Jadi setiap kali ia menyiram
bunganya di pagi hari, ia akan ingat bahwa tanaman, seperti kita semua itu mulai dari
benih, tumbuh, berkembang dan kelak layu dan mati. Dan selalu perlu air dan matahari!

Bermain

Hidup anak pada dasarnya adalah bermain. Dengan bermain, anak belajar banyak hal.

E. Menulis surat

29
Kebiasaan memiliki sahabat pena sudah begitu jauh dari kehidupan anak-anak.
Dengan teknologi yang kini sudah begitu canggih, anak lebih senang menggunakan
telepon untuk bercerita. Tapi ternyata menulis surat melatih banyak hal. Selain
mengenali prosedur pengiriman barang (amplop, perangko dan jasa besar pak pos),
menulis surat juga melatih motorik dan membuat anak senang bila menerima balasan.
Ajak anak menulis surat ke nenek kakek atau saudara yang tinggal jauh. Dan tunggu
balasannya! Jika anak mulai mengenal teknologi internet, bisa saja sarana e-mail bisa
digunakan untuk melatih kebiasaan menulis.

F. Jalan-jalan

Jalan-jalan itu mudah dan murah. Tidak perlu banyak mengeluarkan uang. Jalan-
jalan ke rumah teman atau sekadar berkeliling lingkungan rumah saja untuk menyapa
tetangga. Kita juga bisa berjalan-jalan ke taman kota dan membuat piknik atau sekadar
bermain di sana. Jalan-jalan itu baik untuk tubuh karena bisa menurunkan tekanan darah
dan resiko terkena penyakit jantung. Dan yang lebih menguntungkan, jalan-jalan juga
bisa mengurangi berat badan. Jalan-jalan juga bisa menenangkan pikiran dan
melepaskan stres. Karena dengan berjalan, otak melepaskan zat yang bisa meringankan
tekanan pada otot serta mengurangi kecemasan.

G. Berenang

Semua anak suka bermain air. Jadi ajak berenang. Selain sangat menyenangkan,
berenang itu juga salah satu cara berolahraga. Kalau bosan untuk berenang di kolam
sekitar, ajak anak untuk pergi ke pantai. Selain bermain dengan ombak, anak juga bisa
diajak membuat istana yang indah dari pasir dan mengoleksi kerang-kerang yang cantik.

H. Mendengarkan radio atau membaca koran

Anak sekarang sudah jarang sekali mendengarkan radio, apalagi membaca


koran. Padahal mungin mereka bisa mendapatkan informasi yang tidak kalah banyaknya
dibanding mendengarkan berita di TV. Radio bisa melatih anak untuk mendengarkan
dengan baik dan koran bisa mengajak anak untuk menambah wawasannya tentang dunia

I. Memasak bersama ibu

Masak-memasak bukan hanya pekerjaan ’perempuan’, bila sesuai, anak lelaki


pun tidak ada salahnya diajak memasak bersama. Suatu hari keahlian itu pasti berguna
juga baginya. Ajak anak memasak makanan-makanan ringan yang unik dan
mengasyikkan. Misalnya membuat puding semangka kuning atau es krim rasa pisang!

30
J. Berolahraga

Kadang kata olahraga terdengar berat, tapi setelah dilakukan biasanya


menyenangkan. Selain jalan-jalan, bersepeda dan berenang, masih banyak lagi olahraga
yang bisa dilakukan bersama keluarga. Kalau mau yang sederhana, main badminton.
Kalau mau yang lebih menantang, pergi water rafting.

31

Anda mungkin juga menyukai