Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong

upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat

disediakan oleh sekolah atau dapat membuatnya sendiri. Guru sekurang-

kurangnya dapat membuat atau menggunakan alat yang murah dan efisien yang

meskipun sederhana dan bersahaja tetapi suatu keharusan dalam upaya mencapai

tujuan belajar yang diharapkan. Disamping itu guru mampu menggunakan alat-

alat yang tersedia dan dapat mengembangkan ketrampilan membuat media

pembelajaran yang belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan

dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, (Hamalik, 2004:6).

Dalam pelajaran fiqih di madrasah terdapat materi yang berhubungan

dengan pelaksanaan ibadah haji yaitu tawaf. Tawaf adalah mengelilingi ka’bah

sebanyak 7 (tujuh) kali. Tata cara melaksanakan Tawaf yaitu:

1. Menutup aurat

2. Suci dari hadats

3. Dimulai dan berakhir pada garis coklat atau sejajar dengan hajar aswad

4. Pada saat memulai tawaf putaran pertama mengangkat tangan kearah Hajar

Aswaddengan mengucapkan: ‫ لبسككم اكك واكك اكككبر‬disunatkan menghadap ka’bah.

Pada tawaf putaran ke dua dan seterusnya cukup dengan menolehkan muka ke
Hajar Aswad dengan mengangkat tangan dan mengucapnya sambil membaca:

‫لبسم ا وا اكبر‬

5. Mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 (tujuh) kali dengan posisi Ka’bah selalu

berada disebelahkiri dengan membaca doa tawaf.

6. Setiap sampai di rukun yamani usahakan mengusapnya atau cukup mengangkat

tangan(tanpa mencium) dan dilanjutkan dengan membaca doa tawaf.

7. Setelah selesai tawaf bila keadaan memungkinkan hendaknya:

a. Munajat multazam, yaitu suatu tempat diantara Hajar Aswad dan pintu

Ka’bah.

b. Shalat sunnat tawaf di makam Ibrahim

c. Shalat sunnat mutlak di Hijir Ismail

d. Minum air Zam-zam.

Untuk itu, pembahasan pembelajaran mengenai tawaf dan tata cara

pelaksanaannya akan lebih dipermudah menggunakan alat peraga berupa kakbah.

Serta memudahkan pengajar atau guru dalam menjelaskan materi tata cara

pelaksanaan tawaf, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan

efisien.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai

berikut: Bagaimana tata cara melaksanakan tawaf dengan menggunakan alat

peraga berupa kakbah?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan alat peraga pembelajaran pelajaran fikih ini

adalah untuk menjelaskan bagaimana tata cara melaksanakan tawaf dengan

menggunakan alat peraga berupa kakbah.

D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan alat peraga berupa kakbah dalam pembelajaran

tata cara melaksanakan tawaf adalah sebagai berikut:


a. Agar guru dapat lebih mudah menjelaksan kepada peserta didik tentang tata

cara melaksanakan tawaf dalam pelaksanaan ibadah haji.


b. Agar siswa dapat mempermudah mengetahui bagaimana tata cara

melaksanakan tawaf dalam pelaksanaan ibadah haji.


c. Agar siswa dapat mempraktikkan bagaimana tata cara melaksanakan tawaf

dalam pelaksanaan ibadah haji.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambar Alat Peraga

B. Alat Dan Bahan


1. Alat
- Gergaji
- Amplas
- Bolpoint
- Komputer
- Kompor minyak
2. Bahan
- Kayu
- Lem
- Kertas

C. Langkah Pembuatan
1. Membuat bentuk tangan kiri, angka-angka, huruf-huruf, dan anak panah yang

dibutuhkan dengan menggunakan komputer.


2. Siapkan gergaji, bolpoint, kayu yang telah di haluskan.
3. Tempelkan kertas yang sudah berbentuk tangan kiri, angka-angka, huruf-

huruf, dan anak panah yang dibutuhkan ke kayu tersebut.


4. Gergaji kayu tersebut menuruti alur gambar tangan kiri, bentuk angka-angka,

bentuk huruf-huruf, bentuk anak panah yang telah dibuat.


5. Haluskan pinggiran-pinggiran kayu menggunakan amplas.
6. Bakar bagian permukaan kayu supaya hitam dengan menggunakan kompor

minyak.
7. Tempelkan angka-angka, huruf-huruf, dan anak panah di tangan tersebut

ketempat yang telah ditentukan.


8. Letakkan hasil tangan kiri yang sudah ditempeli oleh angka-angka, huruf-

huruf, dan anak panah tersebut ke dalam sebuah kaca.

D. Cara Penggunaan

Berikut ini, akan dipelajari bagaimana menghafalkan sudut-sudut istimewa pada

kuadran I (0, 30, 45, 60 dan 90) dengan menggunakan konsep kaidah

TANGAN KIRI, perhatikan gambar berikut :

tangan kiri untuk membantu menghafal sudut istimewa

Cara menggunakannya,

Nilai pada pergelangan tangan tersebut patokannya adalah dan nilai sudut-sudut

istimewa pada kuadran I = 0, 30, 45, 60 dan 90 yang ditulis pada kuku,

dimulai dari kuku jari kelingking adalah (0) diibaratkan nol nilai yg kecil

makanya ditulis di kelingking dan seterusnya hingga mencapai (90) ditulis

pada kuku ibujari yg diibaratkan nilai paling besar.

Nilai n= 0, 1, 2, 3, dan 4. Yang dipakai untuk sin dimulai n = 4 pada ibujari terus

hingga n = 0 pada kelingking, jadi penggunaanya sebagai berikut:

n= 4 => sin 90 = =

n= 3 => sin 60 =

n= 2 => sin 45 =
n= 1=> sin 30 =

n= 0 => sin 0 =

Nilai n= 0, 1, 2, 3, dan 4. Yang dipakai untuk cos dimulai n = 0 pada ibujari

hingga n = 4 pada kelingking, jadi penggunaanya sebagai berikut:

n= 4 => cos 0 =

n= 3 => cos 30 =

n= 2 => cos 45 =

n= 1 => cos 60 =

n= 0 => cos 90 =

Untuk mendapatkan nilai tangen (tan) cukup kita bagi nilai sin dengan cos karena

di ketahui bahwa
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari laporan yang berjudul ”Menghafal Sudut-Sudut Istimewa Dikuadran I

Dengan Mengguakan Kaidah Tangan Kiri”dapat disimpulkan sebagi berikut:

B. Saran
Untuk para pelaku dalam dunia pendidikan agar memanfaatkan segala sumber

daya yang ada untuk membuat media pembelajaran yang berguna membantu

proses pembelajaran sehingga mendapatkan hasil yang maksimum (dalam hal ini

peserta didik dapat menerapkan materi yang diberikan dalam kehidupan sehari-

hari).

Anda mungkin juga menyukai