Anda di halaman 1dari 11

JURNAL MEMBACA

JUDUL BUKU:UJUNG KULON


PENGARANG:LINDA ASY SYIFA
TERBITAN :BINTANG ANAWAY JANUARI 2011
WAKTU BACA:TANGGAL 31 JANUARI 2017 SAMPAI

1.LEGENDA PRASASTI MUNJUL:


PERAIRAN UJUNG KULON

31 Sebuah perahu Sebaiknya kita


JANUARI nelayan menghargai
2017 berpenumpang teman yang
tiga orang tidak memiliki
tampak melaju istri dan
pelan mendengarkan
membelah apa yang dia
pantai yang bicarakan dan
berair menghargai ia
tenang.Siang saat
itu matahari mendayung
bersinar tak dengan sekuat
terlalu terik tenaga yang iya
sehingga angin mampu
yang bertiup
pun terasa tak
terlalu
menyengat.

“Dengan hasil
tangkapan
sebanyak ini,
kita bisa
istirahat satu
dua hari di
darat”Salah
seorang
nelayan
mengungkapka
n kegembiraan
hatinya sambil
menimang-
nimang ikan
hasil tangkapan
mereka,
senyumnya
tampak begitu
cerah.

“Ya”jawab
kawan yang
ada di
sebelahnya,
“ini
kesempatanku
untuk bisa lebih
lama berkumpul
dengan
isteriku.”

“Tiap
pulang,aku
merasa istriku
kian cantik saja
dibanding ikan
apa pun!”
sambut nelayan
pertama.Semen
ta-ra itu ,lelaki
pendayung
berada di
belakang kedua
temannya
tampak
menguping
perbincangan
kedua
temannya
itu.Wajahnya
tampak begitu
polos dan
dengan lugunya
dia mengajukan
pertanyaan
menyela
pembicaraan
kedua orang
itu.”apa sih
yang kalian
bicarakan “

Kedua
temannya
mendengar
jelas
pertaanyaan
dari lelaki
pendayung
namun mereka
menganggapny
a tidak ada dan
terus saja
melanjutkan
pembicaraan
mereka.

“kau tahu? Aku


bahkan sudah
menyiapkan
kuda laut”kata
orang
kedua.Dan
disambut
dengan penuh
minat oleh
orang pertama.
wah?kau
menangkapnya
?B-oleh
mintsatu?”

Belum sempat
orang kedua
menjawab
pertanyaan
itu,lelaki
pendayung
yang merasa
tak diacuhkan
dengan
tampang tak
bersalah
kembali
mengajukan
pertayaan.

“Apa ada
hubungannya
antara ikan
dengan istri
kalian?”

Pertanyaan
lelaki
pendayung kali
ini mendapat
reaksi,bahkan
lebih dari yang
dibayangkan.Ke
d-ua temannya
memandang ke
arahnya sambil
bersama-sama
berkata-kata
dengan suara
keras.”Diam
kau,Perjaka!”

Kedua
temannya
memandang
lelaki
pendayung
dengan alis
berkerut,tampa
kn-ya mereka
sudah merasa
terganggu
dengan
pertanyaan
pendayung.
Adapun dengan
lelaki
pendayung
sendiri,demi
melihat reaksi
kedua
temannya
itu,dia hanya
bisa merasa
gugup sambil
menggigit
batang
dayung.Dia
hanya berkata-
kata dalam hati
dengan penuh
ketidak
mengertian.”Ke
na-pa mereka
marah”Rasanya
tak ada yang
salah dengan
perkataanku.

Kedua teman
lelaki
pendayung lalu
kembali
melanjutkan
perbincangan
mereka sambil
membelakangin
ya.Dengan
wajah kesal
lelaki
pendayung
membuang
muka dan
mengumpat
dalam
hati.”Sombong!
m-entang-
mentang aku
belum punya
istri”

Pantai berpasir
putih tempat
mereka
menyandarkan
perahu sudah
terlihat.Perahu
mereka kini
melaju
menyusuri
sepanjang
tepian pantai
sebelum
akhirnya tiba di
tempat
tujuan.Namun
saat mereka
tiba di sebuah
tikungan pantai
yang terlindung
oleh pepohonan
lebat,muncul
sebuah perahu
lain dari balik
tikungan
itu.Mula-mula
hanya bagian
depan kapal
yang terlihat
dan semakin
lama terlihat
seluruh bagian
kapal.Kapal
tersebut tidak
terlalu besar
namun bila
dibandingkan
dengan perahu
ketiga orang
itu,ukurannya
tiga kali lebih
besar,lengkap
dengan tiang
layar dan
empat dayung
di masing-
masing sisinya.

Kapal yang
muncul tiba-
tiba
mengagetkan
kedua teman
lelaki
pendayung.Jara
k mereka terlalu
dekat dan
mukin dapat
terjadi tarakan
bila tidak
segera
dibelokan
arahnya.keduan
ya berseru
kaget.”I…itu!”

Dengan
tergagap,
mereka
berteriak pada
lelaki
pendayung.”Bel
okkan perahu!
belokanp-
erahu!”

Karena
kejadian tadi
lelaki
pendayung
masih
membuatnya
kesal.Dengan
acuh tak acuh
dia berpura-
pura tak
mendengar
teriakan gugup
temannya.samb
il memandang
ke lain arah dan
memejamkan
mata dia asyik
bersiul-
siul.Lelaki
pendayung
bermaksud
hanya ingin
membalas sikap
kedua
temannya tadi
yang
mengacuhkann
ya,namun
balasannya ini
tampak terlalu
berlebihan,seha
rusnya dia
mendengar dan
bisa
membedakan
antara
perkataan biasa
dengan
teriakan-
teriakan
gugup.Dan
mungkin
apabila dia
melihat apa
yang
sebenarnya
tengah
terjadi,sikapnya
itu pasti akan
disesalinya
kelak.

Tabraka akan
segera
terjadi,kedua
teman lelaki
pendayung
sudah tak
sempat lagi
untuk berteriak-
teriak kepada
lelaki
pendayung atau
pun melakukan
perbuatan
lain.Bahkan
untuk
menghindar
dan
menyelamtkan
diri saja mereka
sudah tak
ingat.Mereka
merungkutkan
badan dan
menanti
dengan pasrah
segala yang
akan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai