Anda di halaman 1dari 10

ABSTRAK

HUBUNGAN STRESS DENGAN PERILAKU MEROKOK


PADA REMAJA LAKI-LAKI DI MAN 2 SINJAI UTARA
TAHUN 2017

RIJALUL FIKRI

(Dimbimbing oleh Andi Arniyanti dan Chitra Dewi)

Pendahuluan
Perilaku merokok penduduk 15 tahun keatas cenderung meningkat dari 34,2% (2012)
menjadi 36,3% (2014), sekitar 64,9% penduduk laki-laki dan 2,1% perempuan masih
menghisap rokok (2014). Ditemukan 1,4 % perokok umur 10-14 tahun, 9,9% perokok
pada kelompok tidak bekerja (Riset Kesehatan Dasar, 2014). Sedangkan rerata jumlah
batang rokok yang dihisap adalah sekitar 12,3 batang.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stress dengan perilaku merokok pada
remaja Laki-Laki di MAN 2 Sinjai Utara Tahun 2017.

Metode
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode Cross Sectional. dengan
jumlah sampel 100 yang diambil menggunakan propotionate random sampling. Analisis
statistik yang digunakan Uji chi-square dengan tingkat kemaknaan (ɑ = 0,05).

Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki stres
sebanyak 54 orang (54,0%), dibandingkan dengan responden yang tidak stres sebanyak
46 orang (46,0%). Dari hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p 0,035 < α 0,05,
yang berarti ada hubungan stress dengan perilaku merokok pada remaja Laki-laki.

Kesimpulan
Simpulan ada hubungan stress dengan perilaku merokok pada remaja Laki-laki di MAN 2
Sinjai Utara Tahun 2017. Saran sebaiknya remaja terutama laki-laki agar tidak merokok
ketika mereka mengalami stress, dan melakukan hal positif untuk menghilangkan stress
seperti melakukan refreshing dan melakukan konsultasi pada guru bimbingan konselor
(BK) yang ada di sekolah ketika menghadapi masalah di sekolah baik itu kepada teman,
orang tua atau tugas sekolah.

Kata kunci : stress, perilaku merokok, remaja laki-laki


Daftar Pustaka : 23 (2010-2017)
PENDAHULUAN jumlah perokok mencapai angka

Menurut World Health 1,2 milyar orang dan 800 juta orang

Organization (WHO, 2015) terkait diantaranya berada di negara

persentase penduduk dunia yang berkembang. Berdasarkan data

mengkonsumsi tembakau di yang didapatkan dari WHO,

dapatkan sebanyak 57% pada Indonesia menempati peringkat

penduduk asia dan Australia, 14% ketiga dengan jumlah 46,16% pada

pada penduduk Eropa Timur dan tahun 2016, dan diperkirakan pada

Pecahan Uni Soviet, 12% penduduk tahun 2030 diperkirakan akan

Amerika, 9% penduduk Eropa Barat mencapai 10 juta jiwa untuk angka

dan 8% pada penduduk Timur kematian perokok di dunia, dan

Tengah serta Afrika. Sementara itu 70% di antaranya berasal dari

ASEAN merupakan sebuah kawasan negara berkembang, saat ini 50%

dengan 10% dari seluruh perokok angka kematian yang diakibatkan

dunia dan 20% penyebab kematian oleh rokok berasal dari negara

global akibat tembakau (Alamsyah, berkembang. Jika ini terus

A., & Nopianto, 2017). berlanjut, maka sekitar 650 juta

Angka kerugian akibat merokok orang akan terbunuh oleh rokok

tiap tahunnya mencapai US$ 200 yang setengahnya merupakan usia

juta, sedangkan angka kematian produktif dan akan kehilangan

akibat penyakit yang disebabkan umur hidup (lost life) sebesar 20-25

oleh rokok terus mengalami tahun (Depkes RI, 2016).

peningkatan. Kini di seluruh dunia


Perilaku merokok penduduk 15 presentase penduduk yang merokok

tahun keatas masih belum terjadi mencapai 33,4%. Presentase ini

penurunan dari 2012 ke 2014, dihitung berdasarkan jumlah

cenderung meningkat dari 34,2% penduduk usia 30-34 tahun.

tahun 2012 menjadi 36,3 % tahun Sedangkan umur 35-39 tahun

2014. 64,9 % laki-laki dan 2,1 % adalah 32,2%. (Riskasdes dalam

perempuan masih menghisap rokok kutip Bawuna, N. H, 2017).

tahun 2014. Ditemukan 1,4 % Pemerintah Kota Makassar,

perokok umur 10-14 tahun, 9,9 % Sulawesi Selatan segera

perokok pada kelompok tidak memberlakukan peraturan daerah

bekerja, dan 32,3 % pada kelompok larangan merokok. Langkah

kuintil indeks kepemilikan tersebut ditempuh mengingat

terendah. Sedangkan rerata jumlah semakin tingginya jumlah perokok

batang rokok yang dihisap adalah di kota Makassar selama lima tahun

sekitar 12,3 batang, bervariasi dari terakhir. Kepala Dinas Kesehatan

yang terendah 10 batang di DI Kota Makassar, Andi Naisyah

Yogyakarta dan tertinggi di Bangka mengatakan berdasarkan data

Belitung 18,3 batang (Riset penelitian Fakultas Kesehatan

Kesehatan Dasar, 2014). Masyarakat Universitas

Di Sulawesi Selatan, Hasanuddin, jumlah perokok yang

menempati urutan ke tujuh dari menghabiskan minimal sat bngkus

sepuluh provinsi dengan jumlah per hari mencapai 287.300 orang

perokok terbesar di Indonesia, dari total penduduk Makassar


sebanyak 1,5 juta jiwa. pertama kali merokok pada umur di

Pertumbuhan jumlah perokok bawah 10 tahun dan 3,2% dari

selama lima tahun belakangan mereka sudah kecanduan. Survey

mencapai 10% pertahun (Hasriani, terhadap remaja berusia 13-15

Nurfadilah Sewang, H. M, 2014). tahun itu menyimpulkan, sebanyak

Kecamatan Sinjai Utara yang 3 dari 10 pelajar mencoba merokok

merupakan Ibu Kota Kabupaten sejak dibawa usia 10 tahun.

Sinjai merupakan kecamatan yang Menurut Patimah, D. H. S.

memiliki jumlah pelajar terbanyak (2016) Dampak stress pada anak

di Kabupaten Sinjai yaitu sekitar sekolah yaitu salah satunya dari

3226 pelajar SMA/ SMK, 3123 segi intelektual yaitu mudah lupa,

pelajar SMP dan 5234 pelajar SD pikiran kacau, daya ingat menurun,

(data Dinas Pendidikan Kabupaten suka melamun berlebihan, pikiran

Sinjai). Saat ini sebahagian besar hanya dipenuhi satu pikiran saja,

pelajar di Kabupaten Sinjai telah dan mengalami kesulitan dalam

terkena dampak buruk dari menyelesaikan tugas.

kebiasaan merokok. Pada pelajar Data yang didapatkan di

SMA menunjukan 6 dari sepuluh sekolah MAN 2 Sinjai Utara

pelajar (64,2%) yang disurvei terdapat 135 siswa dimana pada

terpapar asap rokok selama mereka kelas X terdapat 42 orang laki-laki,

dirumah. Lebih dari sepertiga kelas XI terdapat 43 orang laki-laki,

(37,3%) merokok, bahkan 3 di dan kelas XII terdapat 50 orang

antara 10 pelajar atau 30,9% persen laki-laki yang akan dijadikan


sampel atau populasi untuk Purposive Sampling. Analisa data

penelitian. yang digunakan uji Chi Square.


Penelitian Rahmadhani, K. N. I.
Hasil analisis data didapatkan ada
(2015) mengenai hubungan antara
hubungan antara tingkat stress
stres dengan perilaku merokok,
dengan perilaku merokok pada
dengan sampel 130 siswa. Alat ukur
remaja laki-laki.
yang digunakan dalam penelitian
Berdasarkan uraian tersebut,
ini adalah skala perilaku merokok
maka peneliti tertarik untuk
berdasarkan aspek yang
melakukan penelitian tentang
dikemukakan oleh Sanutra dan
Hubungan Stress dengan Perilaku
skala stress yang dikemukakan oleh
Merokok Pada Remaja Laki-Laki di
Hikmatilla. Teknik pengambilan
MAN 2 Sinjai Utara Tahun 2017.
sampel yang digunakan adalah
TUJUAN PENELITIAN
startified random sampling. Hasil
Tujuan Umum
analisis data didapatkan ada
Untuk mengetahui hubungan stress
hubungan yang signifikan antara
dengan perilaku merokok pada
stress dengan perilak merokok.
remaja laki-laki di MAN 2 Sinjai
Pada penelitian yang dilakukan
Utara .
Dehismiati, Bintari. (2015)
Tujuan Khusus
mengenai hubungan antara stress a. Untuk mengetahui kejadian stress

dengan perilaku merokok, dengan pada remaja laki-laki.


b. Untuk mengetahui perilaku
sampel 62 responden. Alat ukur
merokok pada remaja laki-laki.
yang digunakan responden sebagai

sampel yang diambil dengan teknik


c. Untuk mengetahui kejadian stress pengambilan sampel yang digunakan

dan perilaku merokok pada remaja adalah propotionate random

laki-laki di MAN 2 Sinjai utara. sampling, yaitu pengambilan sampel


METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian secara acak tanpa memperhatikan

Jenis penelitian yang telah strata yang ada dalam anggota

dilakukan adalah jenis penelitian populasi.


HASIL PENELITIAN
kuantitatif menggunakan pendekatan Karakteristik Responden

analitik dengan rancangan cross Berikut ini merupakan

sectional, tujuannya yakni untuk karakteristik responden berdasarkan

mengetahui hubungan antar variabel, kelompok umur, bahwa umur

dimana variabel independen dan responden yang paling banyak yaitu

variabel dependen diidentifikasi pada kelompok umur 16 tahun yaitu

satu waktu (bersamaan). sebanyak 50 orang (50,0%), dan

Tempat dan Waktu Penelitian yang paling sedikit yaitu kelompok


Lokasi penelitian akan
umur 20 tahun yaitu sebanyak
dilaksanakan di MAN 2 Sinjai Utara
1orang (1,0%). Berdasarkan kelas
Kabupaten Sinjai yang dilaksanakan
jumlah responden yang paling
pada tanggal 18 Oktober – 18
banyak yaitu kelas XII sebanyak 37
November 2017.
orang (37,0%), dan yang paling
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini sedikit yaitu kelas X sebanyak 31

adalah siswa laki-laki MAN 2 Sinjai orang (31,0%).


Analisis Univariat
Utara Kabupaten Sinjai, yang terdiri
Berdasarkan keadaan stres,
dari 135 orang. Adapun teknik
responden terbanyak yaitu stres
sebanyak 54 orang (54,0%), paling tinggi yaitu perilaku merokok

dibandingkan dengan responden sedang sebanyak 23 orang (50,0%),

yang tidak stres sebanyak 46 orang dan yang paling rendah yaitu

(46,0%). perilaku merokok berat sebanyak 9

Berdasarkan perilaku merokok orang (19,6%). Berdasarkan hasil

terdapat responden yang perilaku analisis statistik menggunakan uji

merokok yang paling tinggi yaitu Chi-square, diperoleh nilai p 0,035 <

perilaku merokok ringan yaitu α 0,05, yang berarti terdapat

sebanyak 42 orang (42,0%), dan hubungan antara stress dengan

terdapat perilaku merokok yang perilaku merokok pada remaja Laki-

paling rendah yaitu perilaku Laki Di Man 2 Sinjai Utara.


KESIMPULAN DAN SARAN
merokok berat yaitu sebanyak 21 Yang mengalami stress sebanyak

orang (21,0%). 54 orang (54,0%), dibandingkan


Analisis Bivariat
Menunjukan bahwa dari 54 dengan responden yang tidak stres

responden yang mana stress dengan sebanyak 46 orang (46,0%) di sini

perilaku merokok yang paling tinggi yang mengalami stress karena

yaitu perilaku merokok ringan yang banyaknya tugas yang biasa

paling tinggi sebanyak 28 orang diberikan oleh guru apalagi ketika

(22,7%), dan yang paling rendah siswa mengalami konflik terhadap

yaitu perilaku merokok berat orang tuanya di rumah. Maka ada

sebanyak 12 orang (22,2%). hubungan antara stress dengan

Sedangkan dari 46 orang yang tidak perilaku merokok pada remaja Laki-

stress dengan perilaku merokok yang Laki di MAN 2 Sinjai Utara Tahun
2017. Atas kesimpulan ini maka Agus M Harjana. 2014. Stres Tanpa
Distres Seni Mengolah
disarankan Stres. Kanisius. Yoqyakarta.
Disarankan agar pihak sekolah
Alamsyah, A.,& Nopianto. (2017).
memberikan bimbingan konseling Determinan Perilaku
Merokok Paa Remaja.
kepada siswa untuk mengetahui Jurnal Endurance.
https://doi.org/diakses
masalah-masalah yang dihadapi oleh tanggal 27 juli 2017.

siswa dan memberikan solusi agar Awaru, A. O. T. (2011). Perokok


(Studi Kasus Pada Pelajar
siswa dapat menyelesaikan Sma Di Kecamatan Sinjai
Utara Kabupaten Sinjai).
permasalahan yang dihadapinya Retrieved from UPT. Mata
Kuliah Umum Universitas
dengan baik, sehingga stress yang Negeri Makassar.

dialami oleh siswa tidak berdampak Bawuna, N. H. (2017). Hubungan


Antara Tingkat Stres
pada perilaku merokok dikalangan Dengan Perilaku Merokok
Pada Mahasiswa Fakultas
sekolah dan bagi peneliti Selanjutnya Teknik Universitas Sam
Ratulangi, 5. Retrieved
disarankan agar mampu from
https://ejournal.unsrat.ac.id/i
mengembangkan penelitian ndex.php/jkp/ diakses
tanggal 1 September 2017
selanjutnya berdasarkan penelitian
Dewi, K. S. (2012). Buku Ajar
saat ini untuk meneliti variabel lain Kesehatan Mental. jl.Imam
Barjo, SH No. 1 Semarang:
yang terkait dengan stress dengan CV. Lestari Mediakreatif.
Deny. (2017). Kuesioner Depresion,
perilaku merokok remaja atau
Anxiety, Stress Scale.
Academia (online),
variabel lain yang belum diteliti.
http://www.academia.edu/8
757092/lampian_4_kuesion
DAFTAR PUSTAKA
er_Depresion_Anxiety_Stre
ss_Scales_DASS_42 diakses
Aditama, T.Y. (2011). Rokok dan
tanggal 1 September 2017.
kesehatan. In E.Ketiga (Ed).
Jakarta: Universitas
Dehismiati, B. (2015). Hubungan
Indonesia.
Tingkat Stres Dengan
Perilaku Merokok Pada
Remaja Laki-Laki Di Desa. juli 2017.
Retrieved From
Http://Elib.Stikesmuhgomb Martinneke, G. (2010). Kuesioner
ong.Ac.Id/Bintari Penelitian Skripsi
Dehismiati Nim. Hubungan Antara Persepsi
A11100669.Pf.diakses Remaja Tentang Merokok
tanggal 1 september 2017. Dengan Perilaku Merokok
Remaja Di Smk Setia
Depkes RI, (2016). Informasi- Bhakti Tangerang.
penanggulangan-masalah Universitas Esa Unggul, 5–
rokok. Jakarta 7.

Fikriyah, S., Febrijanto, Y., & Kediri, Notoadmojo, P. D. S. (2010). Metode


S. R. B. (2012). Faktor- Penelitian kesehatan.pdf.
Faktor Yang Mempengaruhi Jakarta: Rineka Cipta.
Perilaku Merokok Pada
Mahasiswa Laki-Laki Di Patimah, D. H. S. (2016).
Asrama Putra Factors That Manajemen Stres Perspektif
Influence the Smoking Pendidikan Islam. Jl.
Behaviour of Male Students Gegerkalong Hilir 84
in Dormitories. Jurnal Bandung: Alfabeta.
STIKES, 5(1), 99–109.
Priyoto. (2014). Konsep
Hasriani, Nurfadilah Sewang, H. M. Management Tanah
(2014). Hubungan Gambut. Jl. Sadewa No. 1
Pengetahuan Dengan
Sorowojan Baru,
Perilaku Merokok Siswa
Kelas II Yogyakarta: Nuha Medika.

Imanda, T. R. (2015). Studi Puji esse, dkk. (2017). Pedoman


Fenomenologi: Intensi Penulisan Skripsi. Edisi 13.
Merokok Pada Remaja. Makassar.
Retrieved from
http://eprints.ums.ac.id/.NA
Rahmadhani, K.N.I. (2015).
SKAH
PUBLIKASI.pdf.diakses Hubungan Antara Stress
tanggal 28 juli 2017. Dengan Perilaku Merokok,.
Retrieved From Fakultas
Kemenkes, (2011). Pedoman Psikologi Universitas Putra
Pengembangan Kawasan Indonesia YPTK Padang.
Tanpa Rokok, Pusat
Promosi Kesehatan, Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar
http://www.depkes.go.id/ res
(RISKESDAS) 2014.
ources/download/promosi-
Laporan Nasional 2014, 1–
kesehatan/pedoman-
384. https://doi.org/diakses
ktr.pdf.diakses tanggal 27
27 juli 2017.
Sapuri Rafi. (2013). Psikologi Islam
Tuntutan Jiwa Manusia
Modern. Rajawali Pers.
Jakarta.

Suranadi, L. (2012). Manajemen


Stres Mahasiswa Baru.
Jurnal Kesehatan Prima.

Widiansyah, M. (2014). Faktor-


Faktor Penyebab Perilaku
Remaja Paser Utara Latar
Belakang. Ejournal.

Anda mungkin juga menyukai