NIM: 11217177
Pertemuan 1-2 Kitab Suci Sumber Mengenal Yesus
Kitab Suci merupakan kumpulan karangan yang berasal dari zaman yang berbeda-
beda dengan latar belakang kebudayaan, politik dan juga agama yang berlain-
lainan. Karangan yang ditulis antara tahun 1000 SM dan 100 M berangsur-
angsur dikumpulkan, dan sejak abad keempat dibuat menjadi satu buku. Jumlah
karangan atau “buku” ada 72 yang terdiri dari 45 buku Perjanjian Lama (atau 46
kalau Yeremia dan Ratapan dihitung tersendiri) dan 27 buku Perjanjian Baru.
PL: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, Yosua, Hakim-Hakim, Rut,
I-II Samuel, I-II Raja, I-II Tawarikh, Ezra, Nehemia, Tobit, Yudit, Ester, I-II
Makabe, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Kebijaksanaan,
Yesus bin Sirakh, Yesaya, Yeremia (+ Ratapan), Barukh, Yehezkiel, Daniel, Hosea,
Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia,
Maleakhi.
PB: Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah para Rasul, Surat-surat kepada umat
dl Roma, I-II Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, I-II Tesalonika, Surat-surat
kepada Timotius I-II, Titus, Filemon, Surat kepada umat Ibrani, Surat Yakobus, I-
II Petrus, I-II-III Yohanes, Yudas, Kitab Wahyu.
Berita yang dibawa oleh Yesus dan tindakanNya dinilai sangat bahaya. Para
penguasa, penatua Yahudi, para imam kepala, dan para ahli taurat dibuatNya
tersinggung dengan segala yang dilakukan oleh Yesus. Yesus sadar bahwa
kesaksianNya yang paling kuat dan paling terakhir adalah kesungguhanNya
dalam membawakan berita tentang kerajaan Allah adalah mati demi wartaNya
tersebut. Jika Yesus lari dari risiko untuk membakan berita kerajaan Allah maka
lain lagi ceritanya bahkan mungkin Ia tidak mungkin dipercayai lagi. Alhasil, Yesus
pun mau tidak mau mengambil sikap untuk menghadapi risiko dengan tegar.
Yesus percaya dengan sikapNya yang Ia ambil akan membuat kemudian hari para
muridNya berani ambil risiko seperti diriNya untuk memberitakan kerajaan Allah
meski pun harus merelakan nyawa murid-murid Yesus.
Yesus bangkit di hari ke-3 setelah hari kematianNya. Makna sengsara dan wafat
Yesus membuktikan cinta kasih Allah kepada manusia. Yesus setia kepada
kehendak Bapa sampai mati karena Ia menyadari bahwa kematianNya
merupakan rencana dari Bapa. Yesus menyatakan firman yang ditulis di dalam
yohanes 4 : 34 bahwa menuruti kehendak Bapa adalah makananNya. Yesus mati
menggantikan ketidaktatan kita dengan ketaatanNya seperti yang dituliskan di
dalam roma 5 : 19 bahwa ketidaktaatan satu orang membuat semua orang
berdosa demikian juga ketaatan satu orang membuat semua orang benar. Dan
seperti yang dituliskan ke dalam kitab yesaya 53 : 10-12 bahwa Yesus
menyelesaikan tugasNya sebagai hamba yang menderita.
5. Kisah hidup Yesus tertulis di 4 kitab injil yaitu Matius, Markus, Lukas,
Yohanes
Secara garis besar kisah sengsara Yesus sampai wafatNya dimulai dari Yesus
berdoa di Taman Getsemani kemudian ditangkap di tempat yang sama lalu dibawa
ke hadapan para penguasa kemudian disiksa setelah itu dijatuhi hukuman mati
lalu memikul salib kemudian disalibkan di Bukit Golgota sebelum wafat Ia
menyerahkan nyawaNya kepada kemudian wafat. Lebih sedih lagi karena orang
yang melaporkan Yesus adalah muridNya yang bernama Yudas Iskariot dan saat
Yesus ditangkap ketiga muridNya yang menemani Yesus berdoa di Taman
Getsemani melarikan diri serta Ia disangkal oleh Petrus sebanyak 3 kali.
Dari wafatnya Yesus, kita belajar apa itu arti kata pengorbanan. Kita dapat belajar
cara mengasihi karena Yesus pernah mengajarkan tidak ada yang lebih besar dari
kasih seorang sahabat yang memberikan nyawanya bagi sahabatnya. Itulah
beberapa makna yang dapat ita pelajari dari kematian Yesus di kayu salib.
Pertemuan 7-8 Makna Allah Tritunggal Mahakudus
Arti Allah Tritunggal Dalam Ajaran Alkitab
Pada Yohanes 10:30, Yesus memperlihatkan satu kesatuan yang tidak terpisah
dengan Allah dan pada Doa-nya yang terakhir bersama dengan para murid
sebelum sengsara-Nya, Yesus juga berdoa pada Bapa supaya semua murid
bisa menjadi satu sama seperti Bapa yang ada didalam Dia dan Dia didalam
Bapa, dengan ini bisa disimpulkan jika Yesus sudah menyatakan diri-Nya yang
serupa dengan Allah dan Ia adalah Allah itu sendiri. Ini juga mengingatkan kita
kembali pada makna kebangkitan Yesus pernyataan Allah Bapa, sebab Allah
Bapa bersabda Yesus adalah anak-Nya yang dikasihi pada waktu pembaptisan
Yesus.
Dalam Yohanes 15:26 juga menjelaskan kesatuan Yesus dengan Allah Bapa
dimana Yesus juga sudah menyatakan kesatuan Diri-Nya dengan Roh Kudus
yakni Roh yang sudah dijanjikan-Nya pada para murid yang disebut dengan
Roh Kebenaran dari Bapa. Roh tersebut adalah Roh Yesus sebab Ia
merupakan kebenaran. Kesatuan ini juga kembali dipertegas Yesus pada pesan
terakhir sebelum Ia naik ke surga, Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus…”(Mat 28:18-
20). Dalam Yohanes 5:7 juga kita bisa melihat pengajaran Yesus seperti Rasul
Yohanes yang mengajarkan jika Bapa, Firman yang adalah Yesus Kristus dan
Roh Kudus adalah satu.
Dalam Yohanes 17:5 juga kita bisa melihat Yesus menyatakan keberadaan-Nya
yang sudah ada bersama dengan Allah Bapa sebelum dunia diciptakan. Kristus
merupakan Firman yang ada bersama Allah dan Firman itu sendiri adalah Allah
serta oleh-Nya lah semua bisa dijadikan. Ini menyimpulkan jika mustahil Yesus
menjadikan segala sesuatu apabila Ia bukanlah Allah sendiri.
2. Bapa adalah Allah, Yesus adalah Allah dan Roh Kudus adalah Allah
Dalam 1 Korintus 8:6 yang sudah tertulis di Alkitab secara singkat menjelaskan
jika Bapa menjadi sumber dari segala sesuatu dan hanya pada hukum taurat yang
harus kita taati kepada Bapa kita hidup. Hanya lewat Yesus Kristus semuanya bisa
terjadi dan menjadi jalan bagi kita menuju ke Bapa. Yesus merupakan firman yang
hidup, saat hari penciptaan, Allah berfirman dan semuanya terjadi dan Yesus
merupakan firman yang sudah terwujud menjadi seorang manusia.
Dalam Yohanes 1:1 dijelaskan jika Yesus adalah Anak Allah yang hidup dan pada
Yohanes 10:30 dijelaskan jika Yesus menyatakan Diri-Nya dan Allah Bapa
merupakan satu kesatuan yang utuh dan tak terpisahkan. Roh kudus adalah Allah
dan Roh Kudus memiliki sifat yang sama persis dengan sifat Allah. Roh Kudus
tidak memiliki karakter seperti kekuatan mistis sebab merupakan satu pribadi
dengan Allah. Dalam Kisah Para Rasul 5:3-4 tertulis jika kita sebagai manusia
mendustai Roh Kudus, maka itu berarti kita juga mendustai Allah.
2. Apakah Anda melihat karya Roh Kudus di sana? Ayat mana yang
menunjukkan hal itu? Seperti apa kalau kita lihat dalam Gereja sekarang
ini.
Roh Kudus ada di dalam jemaat Kristus - perhimpunan orang-orang yang
percaya. Jemaat yang mula-mula telah menjadi saksi yang menyiarkan
terang di dalam dunia yang tidak mengenal Allah ini.
Kasih itu nyata dalam hal kesabaran dan dalam hal menanggung
aniaya. Dengan semangat yang berkobar-kobar mereka memberitakan
Injil; dan mereka dikuatkan serta disucikan oleh iman mereka.
Apa yang telah dimulai dalam jemaat yang mula-mula oleh Roh Kudus,
Ia lanjutkan dan sempurnakan di dalam kita.
Roh Kudus telah dicurahkan pada hari Pentakosta. Maka pada hari
Pentakosta di negeri Yerusalem, Roh Kudus telah turun ke atas jemaat itu,
membangunkan dan mempersatukan mereka dan mempersembahkan
jemaat itu kepada Allah sebagai satu perhimpunan orang-orang yang
percaya.
Roh Kudus memiliki jemaat, yaitu Bait Allah. Tiap-tiap orang yang
percaya dibangunkan di atas alasan nabi-nabi dan rasul-rasul, dan
Yesus Kristus adalah batu penjuru, dan segenap bangunan itu menjadi
tempat kediaman Allah oleh Roh Kudus.
Roh Kudus adalah kepala yang memimpin jemaat ke dalam segenap
kehendak Allah.Bagaimana Roh Kudus menjadi kepala jemaat di atas
bumi ini, serta mengatur segala pelaksanaan-Nya. Pada waktu itu orang-
orang yang percaya berkumpul di Yerusalem untuk berunding tentang
bangsa asing yang sudah percaya. Tuhan Allah dengan Roh Kudus telah
memimpin mereka sehingga diputuskan bahwa bangsa-bangsa asing
yang telah percaya memiliki hak dan kebebasan yang sama seperti
orang-orang Yahudi yang telah percaya.
Walaupun begitu Allah sudah dan tetap menyelenggarakan jemaat-
Nya; dan Roh Kudus setia dalam memimpin jemaat itu ke dalam
kehendak Allah.
Roh Kudus masih membangun Tubuh Kristus dengan cara memanggil
suatu kaum bagi nama Kristus. Maksud Allah bagi jemaat bukannya
untuk mengkristenkan segenap dunia, melainkan untuk mengabarkan
Injil kepada segenap dunia serta memilih satu kaum bagi Kristus yang
menjadi milik-Nya, yang terdiri dari segala bangsa di dunia ini.