Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarg adan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Nasrul Efendi, 1998)
Bentuk keluarga merupakan pola manusia yang disadari oleh anggota keluarga untuk
dimasukkan ke dalam anggota keluarga (Potter dan Perry, 2005).Sekilas keluarga memiliki
hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk keluarga memiliki kekuatan dan permasalahan yang
unik. Keluarga banyak menghadapi tantangan seperti pengaruh kesehatan dan penyakit,
perubahan struktur keluarga dan lain lain.
Dalam teori sistem keluarga di pandang sebagai suatu sistem terbuka dengan batas-
batasnya. Sebuah sitem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang diarahkan pada tujuan,
dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi dan bergantungan satu dengan yang lainnya dan
yang dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu cara untuk
menjelaskan sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan berinteraksi dengan
sistem yang lain (Harmoko, 2012).
Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses yang rumit, sehingga
memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja dengan keluarga dan
anggota keluarga. Pendekatan ini disebut proses keperawatan. Menurut Yura dan Walsh
(1978), “proses keperawatan merupakan inti dan sari dari keperawatan”. Proses adalah suatu
aksi gerak yang dilakukan dengan sengaja dan sadar dari satu titik ke titik yang lain menuju
pencapaian tujuan.
Salah satu aspek terpenting dari keperawatan adalah penekanannya pada keluarga.
Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien atau resipien
keperawatan. Secara empiris, disadari bahwa kesehatan para anggota keluarga dan kualitas
kesehatan keluarga mempunyai hubungan yang erat. Akan tetapi, hingga saat ini sangat sedikit
yang diberikan perhatian pada keluarga sebagai objek dari studi yang sistematis dalam bidang
keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi pengkajian keluarga?
2. Bagaimana model pengkajian ?
3. Bagaimana pendekatan dan strategi pengkajian di keluarga ?
4. Apa saja sumber data ?
5. Apa saja jenis data ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengetahui
tentang proses pengkajian dalam asuhan keperawatan keluarga.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi pengkajian keluarga
2. Untuk mengetahui pendekatan dan strategi pengkajian di keluarga
3. Untuk mengetahui sumber data
4. Untuk mengetahui jenis data

1.4 Manfaat Penulisan


1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai pengkajian keluarga
2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui pengkajian keluarga
3. Mengetahui bagaimana pengkajian keluarga

1.5 Sistematika Penulisan


1.5.1 Bab I. Pendahuluan, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang
masalah,rumusan masalah, maksud dan tujuan, sistematika penulisan, metode
penulisan.
1.5.2 Bab II. Tinjauan Teori, berisi pembahasan yang menjelaskan tentang definisi pengkajian
keluarga, pendekatan dan strategi pengkajian di keluarga, sumber data dan jenis data.
1.5.3 Bab III. Penutup, berisi kesimpulan, dan saran.
1.6 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan studi
keputusan.Studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari,
mengumpulkan, dan mempelajari materi-materi dari buku maupaun dari media informasi
lainnya dalam hal ini yang berkaitan dengan Ilmu Keperawatan Keluarga.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pengkajian Keluarga


Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan, dimana pengkaji menggambarkan
kondisi/situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga informasi tersebut bisa digunakan untuk
memprediksi di masa yang akan datang.
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana suatu perawat
mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data
dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui kebutuhan keluarga yang di binanya. Metode
dalam pengkajian bisa melalui wawancara, observasi vasilitas dan keadaan rumah,
pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dan measurement dari data sekunder (hasil lab,
papsmear, dll). (Susanto, 2012, hal. 93)
Pengkajian keluarga merupakan proses Penjajakan keluarga yang perlu dilakukan untuk
membina hubungan baik dengan keluarga. Dalam penjajakan ini perawat perlu mengadakan
kontak dengan RW/RT dan keluarga yang bersamhkutan guna menyampaikan maksud dan
tujuan serta mengatasi masalah kesehatan mereka. Setelah mendapat tanggapan positif dari
keluarga tersebut, pengkajian diteruskan pada langkah berikutnya. (Zaidin Ali, 2010, hal. 40)
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi yang terus menerus
dan keputusan profesional yang mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan.
Dengan kata lain, data dikumpulkan secara sistematik menggunakan alat pengkajian keluarga,
kemudian diklasifikasikan dan di analisis menginterpretasikan artinya. (Freadman, 2013, hal.
165)
Pengkajian keluarga merupakan proses yang ditandai dengan pengumpulan informasi
keluarga yang terus-menerus dan keputusan profesional yang mengandung arti terhadap
informasi yang dikumpulkan. Dengan kata lain, data dikumpulkan secara sistematik dengan
menggunakan alat pengkajian keluarga, kemudian diklasifikasikan dan dianalisis untuk
menginterprestasikan artinya. (Mubarok, 2010, hal. 164)
2.2 Model Pengkajian
a. Pengkajian Keluarga Model Friedman
Asumsi yang mendasari adalah keluarga sebagai sistem sosial, merupakan kelompok kecil
dari masyarakat. Friedman memberikan
batasan 6 katagori dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan saat melakukan
pengkajian :
1. Data pengenalan keluarga
2. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
3. Data lingkungan
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
6. Koping keluarga.
b. Pengkajian Keluarga Model Calgary
Pengkajian keluarga model Calgary mengembangkan konsep dan teori sistem, komunikasi
dan konsep berubah.Teori sistem memberikan kerangka kerja bahwa keluarga sebagai
bagian dari suprasistem dan terdiri dari beberapa subsistem
Komunikasi merupakan teori bagaimana individu melakukan interaksi secara
berkelanjutan.Konsep berubah menjadikan kerangka kerja bahwa perubahan satu anggota
keluarga akan mempengaruhi kesehatan anggota keluarga yang lainnya.
Model intervensi keluarga Calgary : tiga domain fungsi keluarga
1. Kognitif : intervensi diarahkan pada domain kognitif fungsi keluarga memberikan ide,
pendapat, informasi atau pendidikan baru tentang masalah atau resiko kesehatan
tertentu.
Beberapa contoh, antara lain: memberikan informasi/pendapat, menilai ulang kognitif,
memberikan penkes dan mengeksternalisasi masalah. Selain itu pertanyaan intervensi
dapat dirumuskan untuk memicu perubahan didalam domain kognitif fungsi keluarga.
2. Affektif : tindakan keperawatan diarahkan pada domain affektif fungsi keluarga yang
ditujukan untuk membantu keluarga yang memiliki respon emosi yang tinggi sehingga
dapat menghentikan upaya penyelesaian masalah mereka.
Beberapa contoh, antara lain : memfalidasi/menornalisasi respon emosi, menceritakan
pengalaman sakit dan menggambarkan dukungan keluarga. Pertanyaan intervensi
dapat disusun untuk mempengaruhi perubahan didalam domain affektif fungsi
keluarga.
3. Perilaku : strategi keperawatan diarahkan untuk membantu anggota keluarga untuk
berinteraksi/berperilaku secara berbeda antara satu dengan yang lain serta dengan
orang lain diluar keluarga.

2.3 Pendekatan dan Strategi Pengkajian Keluarga


Pendekatan keluarga adalah salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga.
Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung,
melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.

Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan, yaitu:

1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.


2. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.
3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.
Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.

a. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang
merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu
anggota keluarga. Data keluarga
meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan
akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga mencantumkan
karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pen didikan, dan lain-lain) serta kondisi
individu yang bersangkutan: mengidap pe nyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gang
guan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).

b. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku
saku, atau bentuk lainnya, yang
diberikan kepada keluarga sesuai masa lah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya:
Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil,
Flyer tentang Pertumbu han Balita untuk keluarga yang mem punyai balita, Flyer
tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain.

2.3 Macam dan Sumber Data


Proses pengkajian keperawatan diwarnai dengan pengumpulan informasi secara terus
menerus terhadap arti yang melekat pada informasi yang sedang dikumpulkan tersebut.
Dengan kata lain, data dikumpulkan secara sistematis, diklasifikasikan dan dianalisa artinya.
Pengkajian dilakukan pada anggota keluarga yang dibinanya. Pengumpulan data merupakan
syarat utama untuk mengidentifikasi masalah.
Pengumpulan data tentang keluarga didapat dari berbagai sumber, yaitu :
a. Wawancara dengan klien (keluarga) dalam hubungannya dengan kejadian-kejadian pada
waktu lalu dan sekarang. Wawancara dilakukan untuk mengetahui data subjektif dalam
aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, adat istirahat, agama, lingkungan,
dan sebagainya
b. Temuan-temuan yang objektif, missal : observasi terhadap rumah dan fasilitas-fasilitas
yang ada didalamnya. Pengamatan/observasi dilakukan untuk mengetahui hal yang secara
langsung bersifat fisik (ventilasi, kebersihan, penerangan, dll) atau benda lain (data
objektif).
c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga ( head to toe)
Pemeriksaan fisik dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah keluarga
dan keperawatan yang berkaitan dengan keadaan fisik, misalnya kehamilan, mata, telinga,
tenggorokan, dll. (data objektif)
Informasi-informasi yang tertulis maupun lisan dan rujukan, berbagi lembaga yang
menangani keluarga dan anggota tim lainnya
d. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap smear dan lain-lain.
e. Studi dokumentsi
Studi dilakukan dengan jalan menelusuri dokumen yang ada, misalnya catatan kesehatan,
kartu keluarga, kartu menuju sehat, literatur, catatan pasien, dll. (data subjektif).

2.4 Jenis Data


Pengumpulan data adalah upaya pengumpulan semua data, fakta, dan informasi yang
mendukung pemecahan maslah klien. Jenis data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
(Zaidin Ali, 2010, hal. 42)
a. Kegiatan sehari-hari
1. Kebiasaan tidur (apakah terdapat waktu tertentu untuk tidur/istirahat dan bangun sesuai
kemampuan setiap anggota? Apakah terdapat waktu setiap siang untuk istirahat
sebentar? Apakah anggota keluarga tidur bersama-sama?)
2. Kebiasaan makan (berapa kali makan setiap hari? Siapa yang terlihat terlalu gemuk,
terlalu kurus?)
3. Waktu senggang/libur (bagaimana setiap anggota keluarga memakai waktu senggang?
Apakah penggunaan waktu senggang cocok dengan jenis kelamin dan usia individu?
Apakah ada anggota keluarga yang hiburannya sangat memakan waktunya? Bila ada,
apa dampaknya terhadap keluarga? Apakah keluarga mempunyai hiburan bersama?)
b. Faktor sosial-budaya-ekonomi
1. Penghasilan dan pengeluaran
2. Pekerjaan, tempat tinggal, dan penghasilan setiap anggota yang sudah bekerja.
3. Sumber penghasilan.
4. Berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap anggota keluarga yang bekerja.
5. Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makan, pakaian, dan
perumahan.
6. Apakah ada tabungan untuk keperluan mendadak.
7. Jam kerja ayah dan ibu
8. Siapa pembuat keputusan mengenai keuangan dan bagaimana uang digunakan.
c. Faktor lingkungan
1. Perumahan
a) Luas rumah (apakah luasnya memadai?)
b) Pengaturan kamar tidur
c) Kelengkapan perabotan rumah tangga
d) Serangga dan binatang pengerat
e) Adanya bahaya kecelakaan
f) Tempat penyimpanan makanan dan alat masak
g) Persediaan air (sumber, kepemilikan, apakah air dapat diminum?)
h) Pembuangan kotoran (jenis, kepemilikan, apakah memenuhi syarat?)
i) Pembuangan sampah (jenis, apakah memenuhi syarat?)
j) Pembuangan air kotor (jenis, apakah memenuhi syarat?)
k) Kondisi lingkungan tempat tinggal: apakah komplek rumahan, daerah kumuh, dll
l) Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
m) Fasilitas transportasi dan komunikasi (Zaidin Ali, 2010, hal. 43)
d. Riwayat kesehatan/riwayat medis:
1. Riwayat kesehatan setiap anggota
2. Penyakit yang pernah diderita
3. Keadaan sakit yang sekarang (telah didiagnosis atau belum)
4. Nilai yang diberikan terhadap penjegahan penyakit
5. Status imunisasi anak
6. Pemanfaatan fasilitas lain untuk pencegahan penyakit
7. Sumber pelayanan kesehatan: apakah pelayanan kesehatan sama atau berbeda untuk
setiap anggota keluarga?
8. Saat kondisi sakit atau kritis, anggota keluarga pergi ke siapa?
9. Bagaimana keluarga melihat peranan petugas kesehatan dan pelayanan yang mereka
berikan serta harapan mereka terhadap pelayanan petugas kesehatan?
10. Pengalaman mengenai petugas kesehatan profesional: memuaskan atau tidak?

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana suatu perawat
mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data
dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui kebutuhan keluarga yang di binanya.model
Pengkajian Keluarga Model Friedman yaiu, Asumsi yang mendasari adalah keluarga sebagai
sistem sosial, merupakan kelompok kecil dari masyarakat. Friedman memberikan Pengkajian
Keluarga Model Calgary yaitu Pengkajian keluarga model Calgary mengembangkan konsep
dan teori sistem, komunikasi dan konsep berubah.Teori system memberikan kerangka kerja
bahwa keluarga sebagai bagian dari suprasistem dan terdiri dari beberapa subsistem

3.2 Saran
Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu melakkan pengkajian pada keluarga secara
baik dan sitematis dan sesuai dengan kebutuhan klien. Marilah kita sebagai perawat berusaha
untuk meningkatkan ilmu pegetahuan agar dapat memberikan pelayanan ang terbaik kepada
pasien, dengan melakukan pengkajian yang terstruktur dan sistematis maka itu juga akan
mempermudah perawat menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Setiawati, Santun.2008.Penuntun Praktis : Asuhan
Keperawatan Keluarga, Ed. 2. Jakarta: Trans Info
Media.

Sri, Setyowati.2008.Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep


dan Aplikasi Kasus Cet. 2. Jogjakarta : Mitra Cendikia

Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga Cet.1.Jakarta :


EGC

Anda mungkin juga menyukai