Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARUNSUR DALAM FRASE

BAHASA INDONESIA

Efri Yades dan Leni Syafyahya


Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
email: efriyades@ymail.com
email: lenisyafyayah@gmail.com

Abstract

This article aims to explain the phrase Indonesian. In this case will be described fungsional
relationship between elements in the phrase and meaning that occur as a result of relationship. To
achieve the objectives of this study, collected from spoken and writen language. On the data is
collected, analyzed by a unified and distribusional. After data analysis has been done, in the
presence of a fungtional relationship bet ween elemens found in the phrase. Functional
relationships between elements in the phrase endocentric is the core and mobifeers, while the
phrase exocentric is the relator and the axis. Meaning generated as a result of functional
relationship between elemens in endocentric phrases such as: property, amount, tupe, state, and
processes. However, the meaning of wich is generated in the phrase exocentric among others: the
direction, places, destination, origin, and sustainability.

Keywords: fungtional relationship, phrase, and meaning

Pendahuluan pusat yang menjadi inti frase, sedangkan


Frase merupakan unsur sintaksis yang terkecil pewatas sebagai unsur yang menjelaskan
jika dibandingkan dengan unsur sintaksis tentang inti frase (Khairah dan Sakura
lainnya yaitu kalusa dan kalimat. Hal ini Ridwan,2014: 22). Hubungan antarunsur ini
ditegaskan oleh Djajasudarma (2010:55), unsur akan menghasilkan makna.
sintaksis yang ter \kecil adalah adalah frase dan
dapat dikaji berdasarkan kelas frase dan Frase dapat dibedakan berdasarkan dua hal
tipenya. Frase hanya mengisi atau menduduki yaitu: yang pertama berdasarkan sama tidaknya
salah satu fungsi sintaksis dalam satu klausa distribusi frase dengan unsur-unsur
atau dalam satu kalimat. Artinya, Satu fungsi pembentuknya dan yang kedua berdasarkan
sintaksis yaitu: S,P,O,Pel,K hanya diisi atau persamaan distribusi dengan kategori unsur-
diduduki satu frase. Unsur klausa yang terdiri unsur yang menjadi inti frase. Berdasarkan sama
atas dua kata atau lebih yang tidak melapau tidaknya distribusi frase dengan unsur
batas fungsi atau yang bersifat nonpredikatif pembentuknya, frase terdiri atas frase
disebut frase (lihat Verhaar,1995:97; endosentris dan frase eksosentris (lihat
Ramlan,1995:151; Putrayasa,2007:3; Arifin dan Ramlan;1996:154; Putrayasa,2007:7; Arifin dan
Junaiyah, 2008:18). Junaiyah,2008:18; Parera,2009:55; Khairah dan
Sakura Ridwad, 2014:22). Selanjutnya, frase
Sebuah frase sekurang-kurangnya mempunyai berdasarkan persamaan distribusi dengan
dua anggota pembentuk konstruksi. Unsur-unsur kategori unsur yang menjadi inti, frase terdiri
tersebut berhubungan secara fungsional satu dari frase nominal, frase verbal, frase adjektival,
dengan yang lainnya dalam konstruksi. frase numeralia, frase pronominal, adverbial,
Hubungan fungsi antarnsur terdiri atas unsur dan frase preposisional (lihat Ramlan,

12
ISSN 2339-1162

1996:155; Khairah dan SakuraRidwan, 2014:29- 3. Para bandar narkoba itu telah
78). merusak jutaan generasi
bangsa.
Dalam kesempatan ini penulis akan membahas
frase bahasa Indonesia. Pembahasannya Frase pedagang besar pada contoh (1) terdiri
berdasarkan tiga masalah yaitu (1) apa saja atas dua unsur yaitu unsur inti dan unsur
jenis frase berdasarkan distribusi kategori kata pewatas. Yang menjadi unsur inti pada frase ini
yang menjadi inti frase?, (2) bagaimana adalah kata pedagang, sedangkan yang menjadi
hubungan fungsi antarunsur dalam frase? (3) unsur pewatasnya adalah kata besar. Makna
apa saja makna gramatikal yang dihasilkan oleh gramatikal yang terjadi akibat hubungan ini
hubungan tersebut? Selanjutnya, tujuan adalah keadaan. Frase belum mampu pada
penulisan ini adalah (1) menjelaskan jenis frase contoh (2) terdiri atas dua unsur yaitu unsur inti
berdasarkan distribusi kategori kata yang dan unsur pewatas yang terletak di depan unsur
menjadi inti frase, (2) menjelaskan hubungan inti. Yang menjadi unsur inti dalam frase ini
fungsi antarunsur dalam frase, (3) menjelaskan adalah kata mampu, namun yang menjadi unsur
makna gramatikal yang dihasilkan oleh pewatasnya adalah kata belum. Adapun makna
hubungan tersebut. gramatikal dari konstruksi ini adalah makna
keselesaian. Frase jutaan generasi bangsa pada
Data diambil dari penggunaan bahasa Indonesia contoh (3) terdiri atas dua unsur yaitu unsur inti
secara lisan dan tulisan. Penggunaan bahasa dan unsur pewatas. Yang menjadi unsur inti
Indonesia secara lisan diperoleh dari media adalah kata generasi , sedangkan unsur
elektronik, sedangkan penggunaan bahasa pewatasnya adalah kata bangsa dan jutaan.
Indonesia secara tertulis diambil dari buku, Makna gramatikal dalam konstruksi ini adalah
majalah, tabloid, dan koran. Kemudian, data milik dan jumlah.
dianalisis dengan menggunakan metode padan
dan metode agih/distribusional (lihat Subroto, 2. Hubungan Fungsional Antarunsur
1992:59—89; Sudaryanto, 1993:13—16). dalam Frase Eksosentris dan Makna
Berikutnya, hasil analisis data disajikan dengan Gramatikalnya
metode penyajian informal dan formal
(Sudaryanto, 1993: 144-157). Contoh:
4. Pemerintah akan memperluas
Pembahasan jaringan pipa gas ke
Hubungan fungsional antarunsur dalam frase permukiman.
akan dijelaskan berdasarkan jenis frase. 5. Program imuniasi di Tanah
Penjelasan juga ditambahkan dengan makna Air masih belum merata.
gramatikal yang terjadi akibat hubungan 6. Pemerintah kota Padang
tersebut. Berikut penjelasan hubungan mengandeng pihak ketiga
fungsional dalam frase dengan makna untuk berinvestasi.
gramatikalnya.
Frase ke permukiman pada contoh (4) terdiri
1. Hubungan Fungsional Antarunsur atas perangkai dan sumbu. Yang nenjadi unsur
dalam Frase Endosentris dan Makna perangkai dalam frase ini adalah kata ke ,
Gramatikalnya sedangkan unsur sumbu adalah kata
Contoh: permukiman. Makna dalam konstruksi frase ini
1. Pedagang besar kendalikan adalah makna arah. Frase di Tanah Air pada
pasar. contoh (5) terdiri atas unsur perangkai yaitu kata
2. Keberadaab pangkalan di dan sumbu yaitu kata Tanah Air. Adapun
angkot belum mampu makna gramatikalnya adalah tempat. Frase
mengurai kemacetan. untuk berinvestasi pada contoh (6) terdiri atas
dua unsur yaitu unsur perangkai dan sumbu.

13
Jurnal Arbitrer, Vol. 3, No. 1, Edisi April 2016
Yang menjadi perangkai pada frase ini adalah frase aktor senior pada contoh (11) adalah kata
kata untuk, sedangkan yang menjadi sumbu aktor berfungai sebagai unsur inti dan kata
adalah kata berinvestasi. Makna granatikalnya senior berfungsi sebagai pewatas. Makna
adalah makna tujuan. gramatikalnya adalah makna derajat. Hubungan
fungsional antarunsur pada frase gadis sangat
3. Hubungan Fungsional Antarunsur cantik pada contoh (12) adalah kata gadis
dalam Frase Nominal dan Makna berfungsi sebagai inti dan frase sangat cantik
Gramatikalnya berfngsi sebagai pewatas. Makna gramatikal
a) FN: N + N/FN pada konstrusi ini adalah makna keadaan. Unsur
Cobtoh: pewatasnya terletak di belakang unsur inti yang
7. permasalahan ras disebut pewatas belakang.
inti pewatas
8. bakat mereka c) FN: N + V
inti pewatas Contoh:
9. kelompok negara Islam 13. ayam bakar
inti pewatas inti pewatas
14. gedung parkir
Frase permasakahan ras pada contoh (7), bakat inti pewatas
mereka pada contoh (8), dan kelompok negara 15. zat berbahaya
Islam (9) merupakan frase nominal inti pewatas
berkonstruksi nomina sebagai unsur inti dan
nomina atau frase nomina sebagai pewatasnya. Hubungan fungsional antarunsur dalam frase
Unsur inti pada contoh (7) adalah kata nominal pada contoh (13), (14), dan (15) adalah
permasakahan, pada contoh (8) adalah kata unsur inti dan pewatas yang terletak di belakang
bakat, dan pada contoh (9) adalah kata unsur inti. Yang menjadi unsur inti pada frase
kelompok. Adapun unsur pewatasnya terletak di tersebut adalah kata ayam pada contoh (13),
belakang unsur inti. Yang menjadi pewatas pada kata gedung pada contoh (14), dan kata zat pada
contoh (7) adalah kata ras, pada contoh (8) contoh (15) yang berkategori nomina. Adapun
adalah kata mereka, dan pada contoh (9) adalah yang menjadi unsur pewatas adalah kata bakar,
frase negara islam. Selanjutnya, makna parkir, dan berbahaya yang berkategori verba.
gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan Makna gramatikal pada konstruksi contoh (13)
tersebut yaitu pada contoh (7) adalah makna adalah makna proses, pada contoh (14) adalah
jenis, pada (8) adalah makna milik, dan pada makna tempat, dan pada contoh (15) adalah
contoh (9) adalah makna jenis. makna keadaan.

b) FN: N + Adj/Fadj d) FN: N + Numeralia


Contoh: Contoh:
10. pelajaran khusus 16. anak kedua
inti pewatas inti pewatas
11. aktor senior
inti pewatas 17. level satu
12. gadis sangat cantik inti pewatas
inti pewatas 18. lantai lima
inti pewatas
Hubungan fungsional antarunsur pada frase
pelajaran khusus pada contoh (10) adalah kata Frase pada contoh (16), (17), dan (18)
pelajaran berfungsi sebagai unsur inti, merupakan frase nominal yang memiliki
sedangkan kata khusus berfungsi sebagai hubungan fungsi antarunsur yaitu kata anak,
pewatas. Makna gramatikalnya adalah makna level, dan lantai yang berfungsi sebagai unsur
derajat. Hubungan fungsional antarunsur pada inti, sedangkan kata kedua, satu, dan lima

14
ISSN 2339-1162

berfungsi sebagai pewatas. Makna gramatikal inti pewatas


konstruksi ini adalah makna tingkat. 26. dua bulan pertama
inti pewatas
e) FN: N + Adverbia 27. empat pelaku
Contoh: imti pewatas
19. teh saja
inti pewatas Hubungan fungsional antara kata grup, bulan,
20. gol lagi dan pelaku yang berkategori nomina dan
inti pewatas berfungsi sebagai inti dan kata tiga, dua, dan
21. temannya tadi empat yang berkategori numeralia dan berfungsi
inti pewatas sebagai pewatas depan. Makna gramatikal yang
dihasilkan oleh hubungan ini adalah makna
Hubungan fungsional antarunsur pada frase jumlah.
nominal pada contoh (19) adalah kata teh
sebagai unsur inti dan kata saja berfungsi h) FN: Adv + N/FN
sebagai pewatas yang berkategori Contoh:
adverbia.Makna gramatikalnya adalah makna 28. banyak perubahan
pembatasan. Selanjutnya, hubungan fungsional pewatas inti
antarunsur pada contoh (20) adalah kata gol 29. sejumlah kasus
yang berkategori nomina berfungsi sebagai pewatas inti
unsur inti dan kata lagi yang berkategori 30. beberapa daerah
adverbia berfungsi sebagai pewatas. Adapun pewatas inti
makna gramatikalnya adalah perulangan.
Kemudian, hubungan fungsional antarunsur Hubungan fungsional antara kata perubahan,
pada contoh (21) kata temannya berfungsi kasus, dan daerah yang berkategori nominal dan
sebagai unsur inti, namun kata tadi yang berfungsi sebagai unsur inti dan kata banyak,
berkategori adverbia berfungsi sebagai pewatas. sejumlah, dan beberapa berkategori adverbia
Makna gramatikalnya adalah makna waktu. dan berfungsi sebagai pewatas depan. Adapun
makna gramatikal yang dihasilkan oleh
f) FN: N + Determinan hubungan itu adalah makna jumlah.
Contoh:
22. penguasaan itu i) FN: N + yang + Adj/FAdj
inti pewatas Contoh:
23. hal tersebut 31. drama yang bagus
inti pewatas inti pewatas
24. tengkulak ini 32. gadis yang sangat cantik
inti pewatas inti pewatas
33. kota yang paling bersih
Hubungan fungsional antarunsur pada contoh inti pewatas
(22), (23), dan (24) antara kata penguasaan, hal,
dan tengkulak yang berkategori nomina dan Hubungan fungsional antara kata drama, gadis,
berfungsi sebagai unsur inti dan itu, tersebut, dan kota yang berkategori nomina dan berfungsi
dan ini yang berkategori determinan dan sebagai unsur inti pada contoh dan frase yang
berfungsi sebagai pewatas. Adapun makna bagus, yang sangat cantik, dan yang paling
gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan bersih berfungsi sebagai pewatas pada contoh
tersebut adalah makna penentu. (31), (32), dan (33). Adapun makna gramatikal
yang dihasilkannya adalah makna keadaan.
g) FN: Num + N/FN
Contoh:
25. tiga grup pemenang

15
Jurnal Arbitrer, Vol. 3, No. 1, Edisi April 2016
4. Hubungan Fungsional Antarunsur inti pewatas
dalam Frase Verbal dan Makna
Gramatikalnya Hubungan fungsional pada frase pergi saja pada
contoh (37) adalah kata pergi yang berkategori
a) FV: Adv + V verba berfungsi sebagai unsur inti dan kata saja
Hubungan fungsional antara kata berkategori yang berkategori adverbia yang berfungsi
verba yang berfungsi sebagai inti dan kata yang sebagai pewatas belakang. Makna
berkategori adverbia yang berfungsi sebagai gramatikalnya adalah makna pembatasan.
pewatas depan. Untuk lebih jelasnya lihat Hubungan fungsional pada frase meminta
contoh berikut ini. kembali pada contoh (38) yaitu kata meminta
Contoh: berkategori verba berfungsi sebagai unsur inti
34. akan mengganggu dan kata kembali berkategori adverbia yang
pewatas inti berfungsi sebagai pewatas belakang. Adapun
35. dapat memanfaatkan makna gramatikalnya adalah makna perulangan.
pewatas inti Hubungan fungsional pada frase menunjukkan
36. masih melanda lagi pada contoh (39) adalah kata menunjukkan
pewatas inti yang berkategori verba berfungsi sebagai unsur
inti dan kata lagi yang berkategori adverbia
Hubungan fungsional pada frase akan yang berfungsi sebagai pewatas belakang.
mengganggu contoh (34) adalah kata Makna gramatikalnya adalah perulangan.
mengganggu berkategori verba berfungsi
sebagai unsur inti dan akan berkategori adverbia 5. Hubungan Fungsional Antarunsur
berfungsi sebagai unsur pewatas depan. Makna dalam Frase Adjektival dan Makna
gramatikalnya adalah makna keselesaiab. Gramatikalnya
Selanjutnya, Hubungan fungsional pada frase Hubungan fungsional antarunsur dalam frase
dapat memanfaatkan pada contoh (35) adalah adjektival ada dua yaitu kata berkategori
kata memanfaatkan berkategori verba berfungsi adjektif sebagai inti dan kata berkategori
sebagai unsur inti dan kata dapat yang adverbia sebagai pewatas depan dan kata
berkategori adverbia berfungsi sebagai pewatas berkategori adjektif sebagai unsur inti dan kata
depan. Makna gramatikalnya adalah makna berkategori adverbia sebagai pewatas belakang.
kesanggupan. Kemudian, hubungan fungsional
pada frase masih melanda pada contoh (36) a) FAdj: Adv + Adj
adalah kata melanda yang berkategori verba Hubungan fungsional antara kata yang
berfungsi sebagai unsur inti dan kata masih berkategori adjektif sebagai inti dan kata yang
berkategori adverbia berfungsi sebagai pewatas berkategori adverbia sebagai pewatas depan.
depan. Adapun makna gramatikalnya adalah Perhatikan contoh berikut ini.
makna keselesaian. Contoh:
40. segera cair
b) FV: V + Adv pewatas inti
Hubungan fungsional antara kata yang 41. sangat baik
berkategori verba yang berfungsi sebagai unsur pewatas inti
inti dan kata yang berkategori adverbia 42. secara signifikan
berfungsi sebagai pewatas belakang. Untuk pewatas inti
lebih jelasnya lihat contoh berikut imi.
Contoh: Kata cair pada contoh (40), baik pada contoh
37. pergi saja (41), dan signifikan pada contoh (42) adalah
inti pewatas kata yang berfungsi sebagai unsur inti,
38. meminta kembali sedangkan kata segera, sangat, dan secara
inti pewatas berfungsi sebagai pewatas depan. Makna
39. menunjukkan lagi gramatikal yang dihasilkan oleh pada contoh

16
ISSN 2339-1162

(40) adalah makna waktu, pada contoh (41) Kata enam pada contoh (46), dua pada contoh
adalah makna tingkat, pada contoh (42) adalah (47), dan satu pada contoh (48) merupakan
makna cara. unsur inti pada frase tersebut, sedangkan kata
ekor, rumpun, dan helai berfungsi sebagai
b) FAdj: Adj + Adv pewatas belakang. Adapun makna gramatikal
Hubungan fungsional antarunsur dalam frase yang dihasilkan oleh hubungan tersebut adalah
adjektival yang berfungsi unsur inti dan makna penggolongan.
adverbia berfungsi sebagai pewatas belakang.
Untuk lebih jelasnya, lihat contoh berikut ini. b) FNum: Num + Adv
Contoh: Hubungan fungsional pada frase yang
43. cantik sekali berkonstruksi numeralia sebagai unsur inti dan
inti pewatas adverbia sebagai unsur pewatas belakang.
44. rajin betul Untuk lebih jelasnya, lihat contoh berikut ini.
inti pewatas Contoh:
45. mudah benar 49. tiga saja
inti pewatas inti pewatas
50. tujuh lagi
Kata cantik pada contoh (43), rajin pada contoh inti pewatas
(44), dan mudah pada contoh (45) merupakan 51. sepuluh kali
unsur inti dan kata sekali, betul, dan benar inti pewatas
adalah unsur pewatas belakang. Makna
gramatikal yang dihasilkan oleh konstruksi Hubungan fungsional pada contoh frase (49)
contoh (43) adalah makna paling, contoh (44) adalah kata tiga sebagai unsur inti dan kata saja
dan (45) adalah makna tingkat mutlak. sebagai pewatas belakang. Makna gramatikal
yang dihasilkan oleh konstruksi ini adalah
6. Hubungan Funsional Antarunsur makna pembatasan. Selanjutnya, hubungan
dalam Frase Numeralia dan Makna fungsional pada contoh frase (50) yaitu kata
Gramatikalnya tujuh sebagai unsur inti dan kata lagi sebagai
Hubungan fungsional antarunsur dalam frase pewatas belakang. Makna gramatikal yang
numeralia ada tiga konstruksi yaitu: konstruksi dihasilkan oleh konstruksi ini adalah makna
numeralia sebagai inti dan penggolong sebagai penggulangan. Adapun hubungan fungsional
pewatas belakang, numeralia sebagai unsur inti pada contoh frase (51) merupakan kata sepuluh
dan adverbia sebagai pewatas belakang, sebagai unsur inti dan kata kali sebagai unsur
numeralia sebagai unsur inti dan numeralia pewatas belakang. Makna gramatikal yang
sebagai unsur pewatas depan. dihasilkan oleh konstruksi itu adalah makna
pembatasan.
a) FNum: Num + Penggolong
Hubungan fungsional antara kata berkategori c) FNum: Adv + Num
numeralia sebagai unsur inti dan kata Frase numeralia berkonstruksi adverbia dan
penggolong sebagai pewatas belakang. Lihat numeralia memiliki hubungan fungsional
contoh berikut ini. antarunsur yaitu kata berkategori numeralia
Contoh: berfungsi sebagai unsur inti dan kata
46. enam ekor berkategori adverbia berfungsi sebagai pewatas
inti pewatas depan. Lihat penjelasan dari contoh berikut ini.
47. dua rumpun Contoh:
inti pewatas 52. . hanya dua
48. satu helai pewatas inti
inti pewatas 53. . sedikitnya tujuh
pewatas inti
54. . hampir enam.

17
Jurnal Arbitrer, Vol. 3, No. 1, Edisi April 2016
pewatas inti adverbia berfungsi sebagai pewatas depan.
Untuk lebih jelasnya, lihat contoh berikut ini.
Hubungan fungsional antara kata dua pada Contoh:
contoh (52), tujuh pada contoh (53), dan kata 58. hanya dia
enam pada contoh (54) sebagai inti dan kata pewatas inti
hanya, sedikitnya, dan hampir sebagai pewatas 59. cuma kamu
depan. Makna gramatikal yang dihasilkan oleh pewatas inti
konstruksi frase (52) adalah makna pembatasan, 60. cukup saya saja
sedangkan makna gramatikal pada konstruksi pewatas inti
frase (53) dan (54) adalah makna capaian.
Kata dia, kamu, dan saya pada contoh frase
7. Hubungan Fungsional Antarunsur (58), (59), dan (60) berfungsi sebagai unsur inti,
dalam Frase Pronominal dan Makna sedangkan kata hanya, cuma, dan cukup
Gramatikalnya berfungsi sebagai pewatas depan. Makna
Frase pronominal memiliki dua konstruksi yaitu gramatikal yang dihasilkan oleh konstruksi ini
konstruksi promina dan numeralia kolektif atau adalah makna pembatasan.
adverbia atau demontratif dan konstruksi
adverbia dan pronomina. Lihat penjelasan 8. Hubungan Fungsional Antarunsur
berikut ini. dalam Frase Adverbial dan Makna
Gramatikalnya
a) FPron: Pron + Num Frase adverbial memiliki tiga konstruksi yaitu
Kolektif/Adv/Demontratif frase adverbial dengan konstruksi adverbia dan
Hubungan fungsional antarunsur dalam frase nomina, konstruksi adverbia dan determinan,
pronomina adalah kata berkategori pronomina konstruksi adverbia dan adverbia. Berikut
berfungsi sebagai unsur inti, sedangkan kata pekjelasannya di bawah ini.
berkategori numeralia kolektif, adverbia, dan a) FAdv: Adv + N
demonstratif berfungsi sebagai pewatas Contoh:
belakang. Perhatikan contoh berikut ini. 61. nanti malam
Contoh: inti pewatas
55. mereka bertiga 62. kemarin sore
inti pewatas inti pewatas
56. dia saja
inti pewatas 63. tadi pagi
57. kami ini inti pewatas
inti pewatas
Frase nanti malam pada contoh (61) memiliki
Kata mereka pada contoh (55), dia pada contoh kata nanti berfungsi sebagai inti, sedangkan kata
(56), dan kami pada contoh (57) adalah unsur malam berfungsi sebagai pewatas belakang.
inti, sedangkan kata bertiga, saja, dan ini Adapun makna gramatikal yang dihasilkan oleh
berfungsi sebagai pewatas belakang. Makna konstruksi itu adalah makna waktu. Selanjutnya,
gramatikal yang dihasilkan konstruksi frase (55) frase kemarin sore pada contoh (62) terdiri atas
adalah makna himpunan, frase (56) adalah kata kemarin berfungsi sebagai unsur inti,
makna pembatasan, dan frase (57) adalah makna sedangkan kata sore berfungsi sebagai pewatas
penentu. belakang. Makna gramatikal yang dihasilkannya
adalah makna waktu. Kemudian, Frase tadi pagi
b) FPron: Adv + Pron pada contoh (63) terdiri dari kata tadi sebagai
Hubungan fungsional pada frase yang unsur inti dan kata pagi sebagai pewatas
berkonstruksi adverbia dan pronomina yaitu belakang. Adapun makna gramatikal yang
kata yang berkategori pronomina berfungsi dihasilkan konstruksi ini adalah makna waktu.
sebagai unsur inti, sedangkan kata berkategori

18
ISSN 2339-1162

b) FAdv: Adv + Determinan a) FPrep: Prep + N


Contoh: Contoh:
64. sekarang ini 70. dari rumah
inti pewatas perangkai sumbu
65. saat itu 71. dalam botol
inti pewatas perangkai sumnbu
66. bukan ini 72. ke pasar
inti pewatas perangkai sumbu

Frase sekarang ini pada contoh (64) terdiri atas Kata dari, dalam, dan ke dalam contoh (70),
kata sekarang berfungsi sebagai unsur inti, (71), dan (72) merupakan unsur perangkai,
sedangkan kata ini berfungsi sebagai pewatas sedangkan kata rumah, botol, dan pasar adalah
belakang. Selanjutnya, frase saat ini pada sumbu. Makna gramatikal yang dihasilkan oleh
contoh (65) terdiri atas kata saat berfungsi konstruksi itu adalah makna tempat.
sebagai unsur inti, sedangkan kata itu sebagai
pewatas belakang. Adapun frase bukan ini pada b) FPrep: Prep + Adj
contoh (66) terdiri atas kata bukan berfungsi Contoh:
sebagai unsur inti, sedangkan kata ini berfungsi 73. sejak kecil
sebagai pewatas belakang. Makna gramatikal perangkai sumbu
yang dihasilkan ketiga frase adalah makna 74. supaya cantik
penentu. perangkai sumbu
75. sampai besar
c) FAdv: Adv + Adv perangkai sumbu
Contoh:
67. tidak hanya Frase sejak kecil pada contoh (73), supaya
inti pewatas cantik pada (74), dan sampai besar pada contoh
(75) terdiri atas kata sejak, supaya, dan sampai
68. sedikit saja yang berfungsi sebagai perangkai dan kata kecil,
inti pewatas cantik, dan besar sebagai sumbu. Makna
69. cuma sedikit gramatikal yang dihasilkan konstruksi frase (73)
inti pewatas dan (74) adalah makna keberangsungan,
sedangkan makna gramatikal pada konstrusi
Kata tidak, sedikit, dan cuma pada contoh (67), frase (75) adalah makna tujuan.
(68), dan (69) merupakan unsur inti, sedangkan
kata hanya, saja, dan sedikit berfungsi sebagai c) FPrep: Prep + Adv
pewatas belakang. Makna gramatikal yang Contoh:
dihasilkan oleh konstruksi frase contoh (67) dan 76. pada beberapa
(68) adalah makna pembatas, sedangkan makna perangkai sumbu
gramatikal yang dihasilkan oleh konstruksi frase 77. dari seluruh
contoh (69) adalah makna jumlah. perangkai sumbu
78. sanpai banyak
9. Hubungan Fungsional Antarunsur perangkai sumbu
dalam Frase Preposisional dan Makna
Gramatikalnya Kata pada, dari, dan sampai pada contoh (76),
Frase preposisional memiliki tiga konstruksi (77), dan (78) merupakan perangkai dan kata
yaitu frase preposisional yang berkonstruksi beberapa, seluruh, dan banyak berfungsi
preposisi dan nomina, preposisi dan adjektif, sebagai sumbu. Makna gramatikal yang
dan preposisi dan adverbia. Selanjutnya, lihat dihasilkan oleh konstruksi frase (76) adalah
penjelasan berikut ini. makna arah, makna gramatikal pada konstruksi
frase (77) adalah makna asal, dan makna

19
Jurnal Arbitrer, Vol. 3, No. 1, Edisi April 2016
gramatikal pada konstruksi (78) adalah makna
keberlangsungan.

Kesimpulan
1. Hubungan fungsional antarunsur dalam
frase endosentris terdiri atas dua yaitu
ada unsur yang berfungsi sebagai inti
dan yang lainnya berfungsi sebagai
pewatas. Pewatas dapat berada di depan
unsur inti yang disebut pewatas depan,
sedangkan pewatas yang terdapat setelah
unsur inti disebut pewatas belakang.
2. Hubungan fungsional antarunsur dalam
frase eksosentris terdiri atas dua yaitu
perangkai dan sumbu. Yang menjadi
perangkai adalah preposisi, sedangkan
kata lain yang mengikutinya berfungsi
sebagai sumbu.
3. Makna yang dihasilkan akibat hubungan
fungsional antarunsur dalam frase
endosentris antara lain: milik, jumlah,
jenis, \keadaan, dan proses, sedangkan
dalam frase eksosentris antara lain: arah,
tempat, tujuan, asal, dan
keberlansungan.

Daftar Pustaka
Arifin, Zainal dan Junaiyah. 2008. Sintaksis.
Jakarta: Grasindo.
Khairah, Miftahul dan Sakura Ridwan. 2014.
Sintaksis: Memahami Satuan
Kalimat Perspektif Fungsi. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Parera, J.D. 2009. Dasar-dasar Analisis
Sintaksis. Jakarta: Erlangga.
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat.
Bandung Aditama.
Ramlan. 1996. Sintaksis. Yokyakarta: Karyono.
Subroto. 1992. Pengantar Metode Penelitian
Linguistik Struktural. Surakarta: UNS
Pres.
Sudaryanto.1993. Metode dan Aneka Teknik
Analisis Bahasa. Yokyakarta: Gadjah
Mada University Press.

20

Anda mungkin juga menyukai