Anda di halaman 1dari 4

Bina Keluarga Balita (BKB)

A. Pendahuluan

Anak Prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun menurut Biechler dan
Snowman (melalui Patmonodewo, 2003: 19). Biasanya anak-anak tersebut mengikuti
program Pendidikan Prasekolah. Di Indonesia yang termasuk dalam Pendidikan Prasekolah
antara lain Tempat Penitipan Anak (Day Care), Kelompok Bermain, dan Taman Kanak-
Kanak (Patmonodewo, 2003: 52). Pendidikan prasekolah termasuk dalam lingkup pendidikan
nonformal. Dalam tulisan ini, akan dibahas mengenai program Bina Keluarga Balita (BKB).

Orangtua terkadang kurang pengetahuannya, pengalaman yang mereka miliki masih kurang.
Apalagi mereka yang tidak selesai dalam mengenyam pendidikan di bangku sekolah, banyak
dari mereka yang belum paham tentang pola asuh untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal bagi anak-anaknya. Anak cenderung lebih dekat dengan Ibu,
sehingga orang yang paling mengerti perkembangan anak-anaknya adalah Ibu. Penting bagi
para Ibu untuk memahami pola asuh yang baik bagi anaknya agar anak tersebut menjadi
pribadi yang baik dan terjaga kondisi kesehatannya.

B. Pengertian Bina Keluarga Balita (BKB)

Program Bina Keluarga Balita merupakan sebuah program dari pemerintah dalam rangka
pembinaan keluarga untuk mewujudkan tumbuh kembang anak balita secara optimal
(tentangkb.wordpress.com).

Program BKB merupakan bagian integral dari upaya nasional dalam rangka mewujudkan
manusia Indonesia seutuhnya.

“Program ini di koordinasikan oleh Kantor Menteri Urusan Peranan Wanita,


penanggungjawab di lapangannya adalah Badan Koordonasi Keluarga Berencana Nasional
serta memperoleh bantuan dari UNICEF (menurut Patmonodewo, 2003: 84)”.

Program BKB masih ada kaitannya dengan Posyandu yang pendekatannya adalah pendidikan
orangtua (ibu), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi para ibu untuk lebih mengenal tentang
perilaku dan etika dalam mendidik anaknya.

C. Tujuan Program Bina Keluarga Balita (BKB)

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
orangtua serta anggota keluarga untuk mempersiapkan pendidikan anak usia nol (0) sampai
dengan usia dibawah lima tahun dalam mengasuh dan mendidik anak balitanya. BKB
merupakan upaya untuk mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera.

Program ini merupakan upaya peningkatan kesadaran para Ibu serta anggota keluarga lainnya
dalam membina tumbuh kembang anak balita. Seperti melalui kegiatan rangsangan fisik,
mental, emosional, intelektual, dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapat berupa pelatihan cara
mengenal lingkungan sekitar dalam lingkup yang sederhana sesuai dengan kebutuhan setiap
usia anak, belajar untuk mengenal permainan yang dapat merangsang perkembangan otak,
dan sebagainya.
D. Sasaran BKB

Program BKB ditujukan pada keluarga atau orangtua yang memiliki anak balita usia 0-5
tahun.

“Perkembangan anak dimulai sejak dalam kandungan dan dilanjutkan pada usia dini. Oleh
karena itu, penting bagi para ibu yang memiliki anak usia dini mendapatkan intervensi
(parent intervention), seperti pemberian wawasan tentang kehamilan, gizi, dan cara merawat
dan mendidik anak (menurut Suyanto, 2005)”.

Usia dini (0-8 tahun) sering dikenal dengan istilah golden age atau tahun emas, disinilah anak
sedang dalam tahap pertumbuhan baik fisik maupun mental yang paling pesat. Usia dini
dianggap penting karena dimasa ini mudah untuk menanamkan dasar-dasar kepribadian yang
baik bagi anak-anak.

“Erikson yang melakukan penelitian terhadap perkembangan anak dari bayi hingga dewasa
menyimpulkan bahwa masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia sebagai
seorang manusia. Para ahli psikologi berpendapat bahwa tahun-tahun prasekolah pada usia 2-
5 tahun adalah tahap yang paling penting dari seluruh tahapan perkembangan. Menurut hasil
penelitian ahli syaraf (neuroscience) dinyatakan bahwa perkembangan otak manusia yang
paling pesat terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupannya. Hingga usia 4 tahun,
perkembangan kecerdasan anak 50% hingga usia 8 tahun menjadi 90%. Oleh karena itu usia
dini dianggap sebagai usia emas (golden age), sebab pada uisa inilah sebagian besar jaringan
sel-sel otak yang berfungsi sebagai pengendali setiap aktifitas manusia dibentuk.
Perkembangan otak yang optimal dimungkinkan jika anak diberi rangsangan yaitu pemberian
gizi yang memadai, perawatan kesehatan, dan pelayanan pendidikan yang merangsang
tumbuhnya kreativitas (menurut Latif, 2007: 89).”

Penting bagi kita semua untuk mengajarkan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi
perkembangan anak-anak. Oleh karena itulah program BKB menjadi penting, khususnya bagi
keluarga yang memiliki anak balita.

E. Kader BKB

BKB sendiri memiliki kader-kader yang mampu membimbing dan mengarahkan Ibu-Ibu
dalam mendidik anak mereka. Kader BKB adalah anggota dari masyarakat yang telah
mendapatkan pendidikan dibidang BKB. Untuk pelatihannya, ibu-ibu biasanya
dikelompokkan sesuai dengan usia anaknya, yaitu:

Kelompok 1: ibu yang memiliki anak berusia 0-1 tahun

Kelompok 2: ibu yang memiliki anak berusia 1-2 tahun

Kelompok 3: ibu yang memiliki anak berusia 2-3 tahun

Kelompok 4: ibu yang memiliki anak berusia 3-4 tahun

Kelompok 5: ibu yang memiliki anak berusia 4-5 tahun


Setiap kelompok, ibu dipandu oleh kurang lebih 2 petugas kader yang telah memperoleh
pendidikan secara khusus tentang BKB.

F. Materi dan Kegiatan BKB

Dalam kegiatannya, para ibu hamil maupun yang mereka memiliki anak balita, mengikuti
kegiatan pertemuan penyuluhan yang biasanya diadakan bersamaan dengan kegiatan
posyandu yang rutin setiap bulan. Seperti pemberian pengertian kepada mereka tentang pola
asuh yang baik agar pertumbuhan anaknya dapat berkembang ideal. Ada juga materi yang
berkaitan dengan pola hidup sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat perlu diajarkan kepada
para ibu agar mereka mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kesehatan merupakan hal yang paling berharga dalam hidup kita, jika kondisi badan sehat,
kegiatan sehari-hari kita dapat terlaksana dengan baik. Ada pepatah yang mengatakan bahwa
“sehat itu tak perlu mahal harganya”. Jadi pemberian makanan sehat kepada anak dan
keluarga itu tak perlu dengan makanan-makanan yang mahal harganya. Makanan yang
memenuhi kriteria empat sehat lima sempurna dapat kita peroleh di lingkungan sekitar kita,
sederhana tetapi bisa mencukupi kebutuhan gizi kita.

Dalam kegiatannya, program BKB menggunakan berbagai perangkat sebagai media interaksi
antara ibu dan anak baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Jenis perangkat
lunak seperti Alat Permainan Edukatif (APE), cerita anak-anak dan lainnya yang digunakan
sebagai perangsang daya tumbuh kembang anak dalam proses tumbuh kembangnya.

G. Peran BKB

BKB memberikan penyuluhan kepada para Ibu agar menyadari pentingnya fungsi mereka
dalam membina dan mendidik anaknya, khususnya Ibu yang berperan sebagai pendidik
pertama dan utama. Anak yang memiliki kecenderungan untuk lebih dekat dengan Ibu,
menjadikan Ibu berperan penting dalam mendidik dan menjaga anak-anaknya.

H. Penutup

Program Bina Keluarga Balita sebagai pendukung para ibu dalam mendidik dan menjaga
anak-anaknya berperan penting untuk membantu ibu-ibu dan keluarga yang memiliki anak
balita dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Ibu-ibu juga lebih
mengerti dan paham mengenai pola asuh yang baik bagi anak-anaknya. Melalui pemberian
gizi yang memadai, perawatan kesehatan, dan pelayanan pendidikan yang merangsang
tumbuhnya kreativitas anak merupakan salah satu cara pola asuh yang baik bagi anak. BKB
merupakan upaya untuk mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera.
Daftar Pustaka

Bina Keluarga Balita (2), (online), http://tentangkb.wordpress.com/2009/11/18/bina-keluarga-


balita-2/ , diakses tanggal 19 Maret 2010

Latif, Abdul, 2007, Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan, Bandung: Refika Aditama

Patmonodewo, Soemiarti, 2003, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: Rineka Cipta

Suyanto, Slamet, 2005, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai