BAB I Buku Gempa-1
BAB I Buku Gempa-1
1 DATA UMUM
Dalam setiap pembangunan gedung perlu adanya data umum yang diatur ataupun
disusun sesuai dengan perencanaannya, begitu pula dengan bangunan pusat perbelanjaan
di kota jayapura provinsi papua yang diuraikan dibawah ini:
Denah Bangunan : Bentuk H
Mutu Beton : 30 Mpa
Mutu Baja : 400 Mpa
Luas Satu Lantai : 1850 m²
Luas Lahan : 10260,64 m²
Lokasi Bangunan : Jayapura
Jenis Tanah : Tanah Keras
Jumlah Tingkat : 9 (Sembilan) Tingkat
Fungsi Bangunan : Mall
Desain struktur bangunan gedung adalah hal penting dalam perencanaan suatu
bangunan. Pada umumnya gedung yang akan dibangun harus diperhitungkan kembali
kekuatan struktur demi kenyamanan dan keamanan bagi penghuni yang berada
didalamnya. Dalam pembahasan buku ini, perencanaan meliputi dua tahapan yaitu
pemodelan dan perhitungan elemen struktur. Analisis gedung ini menggunakan
pemodelan struktur 3D dengan bantuan software ETABS (Extended Three Dimensial
Analysis of Building Systems), sedangkan untuk perhitungan menggunakan sistem Struktur
Rangka Pemikul Momen khusus (SRPMK) dengan mengacu pada ketentuan SNI 03 2847
2013 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, dan SNI 03
1726 2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan pusat
perbelanjaan yang terdiri dari 9 lantai ini terletak di Indonesia Bagian Timur yaitu papua.
Desain struktur khususnya untuk Kantor dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam
perencanaanya. Beban yang bekerja pada bangunan karakteristik tanah pendukung,
wilayah gempa lokasi bangunan merupakan faktor yang penting dan harus
diperhitungkan.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002
TENTANG BANGUNAN GEDUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Dengan persetujuan
INDONESIA MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
BAB II
ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUP
Pasal 2
BAB III
FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
Pasal 5
(6) Bangunan gedung fungsi khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan
keamanan, dan bangunan sejenis yang diputuskan oleh menteri.
(7) Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi.
BAB IV
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Bagian Pertama
Umum
Pasal 7
(4) Penggunaan ruang di atas dan/atau di bawah tanah dan/atau air untuk
bangunan gedung harus memiliki izin penggunaan sesuai ketentuan yang
berlaku.
Paragraph 3
Persyaratan arsitektur bangunan gedung
Pasal 14
Paragraph 4
Persyaratan pengendalian dampak lingkungan
Pasal 15
Bagian keempat
Paragraph 2
Persyaratan keselamatan
Pasal 17
Paragraph 3
Persyaratan kesehatan
Pasal 21
Pasal 22
1. Sistem penghawaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 merupakan
kebutuhan sirkulasi dan pertukaran udara yang harus disediakan pada
bangunan gedung melalui bukaan dan/atau ventilasi alami dan/atau ventilasi
buatan.
2. Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidik-an,
dan bangunan pelayanan umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk
ventilasi alami.
Pasal 23
1. Sistem pencahayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
merupakan kebutuhan pencahayaan yang harus disediakan pada
bangunan gedung melalui pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan,
termasuk pencahayaan darurat.
2. Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan
bangunan pelayanan umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk
pencahayaan alami.
Pasal 24
1. Sistem sanitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 merupakan
kebutuhan sanitasi yang harus disediakan di dalam dan di luar bangunan
gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor
dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.
2. Sistem sanitasi pada bangunan gedung dan lingkungannya harus
dipasang sehingga mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya,
tidak membahayakan serta tidak mengganggu lingkungan.
Pasal 25
1. Penggunaan bahan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 harus aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Paragraph 4
Persyaratan kenyamanan
Pasal 26
1. Persyaratan kenyamanan bangunan gedung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi kenyamanan ruang gerak dan
hubungan antarruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta
tingkat getaran dan tingkat kebisingan.
2. Kenyamanan ruang gerak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari dimensi ruang dan
tata letak ruang yang memberikan kenyamanan bergerak dalam
ruangan.
Paragraph 5
Persyaratan kemudahan
Pasal 27
1. Persyaratan kemudahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1)
meliputi kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan
gedung, serta kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan
bangunan gedung .
2. Kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi tersedianya fasilitas dan
aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang
cacat dan lanjut usia.
3. Kelengkapan prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
pada bangunan gedung untuk kepentingan umum meliputi
penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti,
ruangan bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi
dan informasi.
Pasal 29
1. Kemudahan hubungan vertikal dalam bangunan gedung, termasuk
sarana transportasi vertikal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2)
berupa penyediaan tangga, ram, dan sejenisnya serta lift dan/atau tangga
berjalan dalam bangunan gedung.
2. Bangunan gedung yang bertingkat harus menyediakan tangga yang
menghubungkan lantai yang satu dengan yang lainnya dengan
mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan
pengguna.
3. Bangunan gedung untuk parkir harus menyediakan ram dengan
kemiringan tertentu dan/atau sarana akses vertikal lainnya dengan
mempertimbangkan kemudahan dan keamanan pengguna sesuai
standar teknis yang berlaku.
4. Bangunan gedung dengan jumlah lantai lebih dari 5 (lima) harus
dilengkapi dengan sarana transportasi vertikal (lift) yang dipasang sesuai
dengan kebutuhan dan fungsi bangunan gedung.
Pasal 30
1. Akses evakuasi dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 ayat (2) harus disediakan di dalam bangunan gedung meliputi
sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur
evakuasi apabila terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya,
kecuali rumah tinggal.
1.1.4.2. Bentuk bangunan
Bentuk struktur gedung ini dikategorikan sebagai struktur gedung beraturan sesuai
SNI 1726-2012 pasal 42 bangunan yang direncanakan memiliki bentuk U yang terdiri dari
gabungan dua gedung yang berbentuk persegi panjang.
Gambar 1.7. konsep desain bentuk H
Struktur gedung beraturan pada umumnya simetris dalam denah dengan sistem
struktur yang terbentuk oleh subsistem-subsistem penahan beban lateral yang arahnya
saling tegak lurus dan sejajar dengan sumbu-sumbu utama ortogonal denah tersebut.
Bangunan ini memiliki bentuk persegi panjang dan penempatan elemen struktur
diletakkan secara simetris dan tegak lurus dengan sumbu-sumbu denah. Sehingga struktur
ini menjadi kuat karena bangunan yang terpisah dengan dilatasi.
1.1.4.4. Pembebanan
Beban-beban pada struktur bangunan gedung tersebut terdiri dari beban mati,
beban hidup, beban angin, beban gempa, beban air dan beban-beban khusus lainnya
seperti beban getaran mesin, beban kejut listrik dan sebagainya. Beban-beban yang
direncanakan akan bekerja dalam struktur gedung tergantung dari fungsi ruangan, lokasi,
bentuk, kekakuan, massa dan ketinggian gedung itu sendiri.
Jenis beban yang digunakan pada desain bangunan gedung Rumah Susun Pleasurable
House adalah beban hidup (LL), beban mati (DL), dan beban gempa (E). Pembebanan yang
digunakan akan dijelaskan secara detail sebagai berikut:
T = Ta x Cu
Dimana :
Ta : Waktu getar alami struktur
Cu : Diperoleh dari tabel 14 SNI 03-1726-2012 sesuai dengan SD1.
Tabel 1.6 Koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung
(SNI 03-1726-2012 Pasal 7.8.2 Hal. 56)
V = Cs x Wt
Dimana :
Cs : Koefisien respons seismik
Wt : Berat Total Struktur
1.1.4.5. Material Struktur
Material struktur yang digunakan pada perencanaan desain struktur gedung tersebut
adalah beton bertulang dengan data-data struktur utama sebagai berikut:
Pelat (f’c) : 30 MPa
Balok (f’c) : 30 MPa
Kolom (f’c) : 30 MPa
Pondasi (f’c) : 30 MPa
Modulus Elastisitas (Ec) : 4700 x √f’c = 25742.96 MPa
Tulangan Utama (fy) : 400 MPa
Material non struktur yang terdapat dalam perencanaan desain struktur bangunan tersebut
yaitu Plafond GRC Board, Rangka Plafond Hollow, bingkai jendela dan pintu Aluminium,
Keramik 60x60 cm, Mekanikal Elektrikal, Plumbing, AC central .
Data teknis bangunan meliputi bentuk dari tiap-tiap elemen struktur dan dimensi
struktur yang spesifik. Data teknis bangunan bangunan meliputi bentuk dan ukuran
struktur yang sesuai dengan fungsi bangunan, yang akan diuraikan di bawah ini.
untuk bentuk dan ukuran struktur yang didesain terbagi atas elemen struktur bangunan
yang diuraikan seperti berikut :
Bangunan A:
a) Pelat lantai sebagai diafragma dengan ketebalan 120 mm
b) Balok persegi panjang arah X dengan ukuran 480/450mm;
c) Balok persegi panjang arah Y dengan ukuran 470/420mm;
d) Kolom persegi panjang dengan ukuran 930/800mm.
e) Jarak bentang kolom sumbu X 6.67 meter
f) Jarak bentang kolom sumbu Y 6.67 meter
g) Jumlah bentang sumbu X 3
h) Jumlah bentang sumbu Y 6
Bangunan B:
a) Pelat lantai sebagai diafragma dengan ketebalan 120 mm
b) Balok persegi panjang arah X dengan ukuran 480/450mm;
c) Balok persegi panjang arah Y dengan ukuran 470/420mm;
d) Kolom persegi panjang dengan ukuran 930/800mm.
e) Jarak bentang kolom sumbu X 6.67 meter
f) Jarak bentang kolom sumbu Y 6.67 meter
g) Jumlah bentang sumbu X 3
h) Jumlah bentang sumbu Y 2
1.2.1.1. Denah pemanfaatan ruang dan lantai
Pembagian dan penataan ruang dalam bangunan sangat diperlukan, mengenai
penempatan unit ruangan maupun koridor dan jalan. Dari berbagai ruangan tersebut, ada
pula pembagian zona ruang, yaitu tingkat pivasi dari ruang yang bersangkutan. Tata ruang
pada penataan ruang-ruang dengan cara modern ini mengikuti alur ruang publik, semi
privat, dan privat. Ruang publik adalah ruang yangt dapat dimasuki oleh semua orang
(tentunya dengan seijin pemilik ruangan). Pembagian ruangan pada kantor ini memiliki
fungsi yang berbeda beda, mulai dari lantai dasar yang bersifat untuk publik, kemudian
lantai selanjutnya yang sudah lebih spesifikasi untuk ruangan tiap unit yang telah ditata
sesuai dengan fungsi-fungsinya. Pada pemanfaatan ruangan yang dibuat akan diuraikan
pada tabel, dan akan terlihat pada denah yang telah di atur, dan luasan-luasan ruangan
yang akan dilampirkan dalam tabel tiap lantai sebagai berikut :
A. Denah lantai dasar
Gambar 1.10 .denah lantai dasar
Dari gambar diatas , maka pemanfaatan ruangan ditiap lantai gedung Mall ini diuraikan
pada tabel di bawah ini :
Dari gambar diatas , maka pemanfaatan ruangan ditiap lantai gedung Mall ini diuraikan
pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.7 Pemanfaatan Ruangan Lantai Empat
NO NAMA RUANG LUAS (M2) KETERANGAN
1 Department store 541,73m2
2 Department store 632,37m2
3 Wc wanita 9,29m2
4 Wc wanita 9,29m2
5 Wc pria 11,50m2
6 Wc pria 11,50m2
7 Rg . cleaning service 9,175m2
8 Tangga darurat ( 4 unit ) 36,70m2
9 Lift penumpang kapasitas 10-12 org ( 4 unit ) 25,76m2
10 Lift barang 7,450m2
11 selasar 555,60m2
Luas total 1850m2
E. denah lantai lima
Dari gambar diatas , maka pemanfaatan ruangan ditiap lantai gedung Mall ini diuraikan
pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.7 Pemanfaatan Ruangan Lantai Enam
NO NAMA RUANG LUAS (M2) KETERANGAN
1 Area disewakan 417,81m2
2 Area disewakan 417,81m2
3 Area atm 28,49m2
4 Wc wanita 9,29m2
5 Wc wanita 9,29m2
6 Wc pria 11,50m2
7 Wc pria 11,50m2
8 Rg . cleaning service 13,774m2
9 Tangga darurat ( 4 unit ) 36,70m2
10 Lift penumpang kapasitas 10-12 org ( 4 unit ) 25,76m2
11 Lift barang 7,450m2
12 Tangga khusus 46,77m2
13 selasar 813,86m2
Luas total 1850m2
G. denah lantai tujuh
Dari gambar diatas , maka pemanfaatan ruangan ditiap lantai gedung Mall ini diuraikan
pada tabel di bawah ini :
1.2.3.2. Lantai
Pada gedung pusat perbelanjaan mayhem mall ini, lantai yang di gunakan dalam hal
ini penutup lantai menggunakan penutup lantai keramik granit dengan ukuran 600mm x
600mm
1.2.3.3. Plafond
Untuk gedung pusat perbelanjaan ini, plafon yang digunakan adalah berbahan
Gypsum dengan ukuran 1200mm x 2400mm x 90mm dengan rangka plafon dari
besi hollow.
Gambar 1.37 .plafond gypsum
1.2.3.4. Pintu
Elemen pintu geser terdiri dari
Kaca polos 12mm dan kayu
Rangka alluminium
Sensor gerak
Gambar 1.39 .pintu geser sensor gerak
1.2.3.5. Jendela
Jendela yang digunakan merupakan jenis dinding kaca atau curtain wall dengan
bahan penyusunya adalah :
A . alluminium
B . kaca
Tabel 1.29 Standar Jumlah Parkir (Sistem Bangunan Tinggi Hal. 19)
Standar Parkir 1 (satu)
Penggunaan Predikat
Mobil
Apartemen Setiap 1 unit
Bangunan Setiap 15 penonton/kursi
Olahraga
Bioskop Kelas A–I Setiap 7 kursi
Kelas A–II Setiap 10 kursi
Kelas A–III Setiap 15 kursi
Gedung
Pertemuan/Konv Padat Setiap 4m² lantai bruto
ensi
Tidak Setiap 10m² lantai bruto
Padat
Hotel Bintang 4– Setiap 5 unit kamar
5
Bintang 2– Setiap 7 unit kamar
3
Bintang 1 Setiap 10 unit kamar
ke bawah
Pasar Tingkat Setiap 100m² lantai bruto
Kota
Tingkat Setiap 200m² lantai bruto
Wilayah
mall padat Setiap 80m² lantai bruto
Tingkat Setiap 300m² lantai bruto
Lingkunga
n
Perdagangan/To Setiap 60m² lantai bruto
ko
Pergudangan Setiap 200m² lantai bruto
Perguruan Tinggi Setiap 200m² lantai bruto
Perkantoran Setiap 100m² lantai bruto
Restoran/Hibura Kelas I Setiap 10m² lantai bruto
n
Kelas II Setiap 20m² lantai bruto
Rumah Sakit VIP Setiap 1 tempat tidur
Kelas I Setiap 5 tempat tidur
Kelas II Setiap 10 tempat tidur
Sekolah Setiap 100m² lantai bruto
Rumah Susun Setiap 2 unit
Berdasarkan dari tabel, maka standar parkir untuk kantor adalah setiap 100 m² lantai bruto
sehingga perhitungan kebutuhan jumlah parkir adalah sebagai berikut:
mall 80 m2 = 1 unit
Lantai Bruto = 1850 m2
1850
= 80
= 23,5 x Jumlah Lantai = 23.5x 9 = 208.12 ≈ 210 Unit Mobil
IP (Indeks Parkir) = 1.5
Luas kebutuhan lahan per unit mobil = 2.50m x 5m
= 12.5 m
Jumlah kebutuhan lahan parkir = IP x 210 unit x 12.5
= 3937.76 m²≈4000 m²
0-3.0 100
3.0-3.6 91
3.6-4.2 84
4.2-4.8 77
4.8-5.4 71
5.4-6.0 64
6.0-6.7 58
6.7-7.3 52
7.3-7.9 46
7.9-8.5 40
8.5-9.1 34
Penghawaan
I = 18
E = 20
Luas lantai (A) = 1850 m2 ≈ 20451,42ft 2
𝐴𝑥𝐼𝑥𝐸
Kebutuhan AC per lantai = 60
20451,42 𝑥 18 𝑥 20
= 60
= 122708,52 BTU/lantai
Kebutuhan AC total = kebutuhan AC perlantai x jumlah lantai
= 122708,52 x 8
= 981668,16 BTU
Tabel 1.20 Indeks Konstruksi Bangunan (B) (Sistem Bangunan Tinggi Hal.
171)
No Konstruksi Bangunan Indeks
1 Seluruh bangunan terbuat dari logam 0
2 Bangunan beton bertulang atau rangka besi dengan atap 1
logam
Bangunan beton bertulang / rangka besi dengan atap
3 bukan logam 2
4 Bangunan kayu dengan atap bukan logam 3
Tabel 1.21 Indeks Situasi Bangunan (D) (Sistem Bangunan Tinggi Hal.
171)
No Situasi Bangunan (m) Indeks
1 Pada tanah dasar di semua ketinggian 0
Di kaki bukit sampai 3/4 bukit atau di pegunungan
2 sampai 1000 m 1
3 Di puncak gunung atau pegunungan lebih dari 1000 m 2
Tabel 1.22 Indeks Tinggi Bangunan (C) (Sistem Bangunan Tinggi Hal.
171)
No Tinggi Bangunan (m) Indeks
1 > 0 sampai dengan 6 0
2 > 6 sampai dengan 12 2
3 > 12 sampai dengan 17 3
4 > 17 sampai dengan 25 4
5 > 25 sampai dengan 35 5
6 > 35 sampai dengan 50 6
7 > 50 sampai dengan 70 7
8 > 70 sampai dengan 100 8
9 > 100 sampai dengan 140 9
10 > 140 sampai dengan 200 10
2.
Tabel 1.23 Indeks Pengaruh Kilat (E) (Sistem Bangunan Tinggi Hal. 172)
No Hari Guruh per Tahun Indeks
1 2 0
2 4 1
3 8 2
4 16 3
5 32 4
6 64 5
7 128 6
8 256 7
Penggunaan dan Isi Bangunan (A) = 3 (bangunan umum)
Konstruksi Bangunan (B) = 2 (beton bertulang dengan atap bukan
logam
Tinggi Bangunan (C) = 3 (tinggi bangunan 16m)
Indeks Situasi Bangunan (D) = 0 (tanah datar)
Indeks Pengaruh Kilat (E) = 7 (Td = 264 untuk Ambon)
Tingkat Perkiraan Bahaya Petir (R) =A+B+C+D+E
=2+2+3+0+7
= 14
Tabel 1.24 Nilai Perkiraan Resiko (R) (Sistem Bangunan Tinggi Hal. 170)
Nilai
No R Keterangan
1 <11 Diabaikan / tidak perlu penangkal petir
2 11 Kecil / kurang perlu penanggkal petir
Sedang / agak diajurkan memakai penangkal
3 12 petir
Agak besar / dianjurkan memakai penangkal
4 13 petir
Besar /sangat dianjurkan memakai penagkal
5 14 petir
Sangat besar / sangat perlu memakai
6 >14 penangkal petir
Tabel 1.25 Efisiensi SPP sehubungan dengan tingkat proteksi (SNI 03-7015-
2004)
Tingkat Proteksi Efisiensi SPP ( E )
I 0.98
II 0.95
III 0.9
IV 0.8
1.3.5.2. Lift
Lift merupakan salah satu utilitas bangunan yang dapat mempermudah
pengunjung untuk berpindah dari satu lantai ke lantai yang diinginkan. Pada Rumah
Sakit ini menggunakan lift atau travelatore merk Fuji berkapasitas muatan 450kg
dengan posisi rumah lift berada dibagian atas. Harga lift ini $15000 jika dikonversi
dengan 1$ adalah Rp 13.235 maka untuk harga lift ini adalah Rp 198.525.000.
Gambar 1.42 .fuji lift
1.3.5.3.Penangkal petir
Penangkal Petir berfungsi untuk melindungi bangunan gedung dari petir yang
dapat merusak bangunan, untuk gedung Rumah Sakit ini menggunakan tipe Kurn R-
150 mempunyai jangkauan 150m Rp 9.300.000.
1.3.5.4. Ac central
Sistem penghawaan pada bangunan ini menggunakan AC Central sehingga
memadai untuk kebutuhan dalam bangunan gedung ini, merk AC Central yang digunakan
adalah Daikin.
Sprinkle
Sprinkle head dengan kapasitas 65ºC.
Kloset
Kloset dengan merk Toto untuk kloset duduk dan kloset jongkok.
Wastafel
Washtafel menggunakan merk Toto.
Gambar 1.55 .wastafel toto
Reservoir
Resevoir menggunakan merk penguin TB800 dengan kapasitas 8000L.
Pompa air
Pompa air ISW dengan bahan bakar diesel bertekanan tinggi.
Gambar 1.56 Pompa Air ISW
2.2.1. Pencahayaan
Sistem Pencahayaan adalah bagaimana kita bisa membuat benda-benda dalam
ruang agar dapat tampak atau terlihat, sedang mengenai suasana (mood) tergantung dari
fungsi ruang. Pencahayaan terbagi atas dua bagian yaitu pencahayaan alami dan buatan.
Pencahayaan alami pada gedung kantor didukung dengan bukaan-bukaan jendela yang
besar agar cahaya yang masuk di setiap ruangan dapat memenuhi kebutuhan pengguna
ruangan. Untuk memenuhi kebutuhan tingkat pencahayaan ruangan tersebut digunakan
lampu LED merk Philips.