Sectional. Populasi Dalam Penelitian Adalah Remaja Tunagrahita Ringan Di SLB N Ungaran Yang
Sectional. Populasi Dalam Penelitian Adalah Remaja Tunagrahita Ringan Di SLB N Ungaran Yang
REMAJA TUNAGRAHITA
DI SLB N UNGARAN
ABSTRAK
Ni Putu Juliani. 2015; Hubungan Antara Self efficacy dengan perilaku seksual pranikah pada remaja
tunagrahita di SLB N Ungaran. Karya Tulis Ilmiah. DIII Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Ungaran. Pembimbing I: Eti Salafas, S. SiT.,II. Kartika Sari, S.SiT,M.Keb.
xvi + 77 halaman + 2 gambar+ 7 tabel + 12 lampiran
Masa remaja merupakan masa yang khusus dan penting. Masa ini merupakan periode
kematangan organ reproduksi manusia atau periode peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja.
Remaja tunagrahita merupakan bagian dari individu yang memiliki kebutuhan khusus. Salah satu
cirinya adalah memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Perkembangan seksual pada remaja
tunagrahita dan remaja normal adalah sama. Self efficacy yaitu kepercayaan pada kemampuan diri
dalam mengatur dan melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam rangka pencapaian hasil
merupakan salah satu faktor penyebab perilaku seksual pranikah remaja. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan perilaku seksual pranikah pada
remaja tunagrahita di SLB N Ungaran.
Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dan menggunakan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian adalah remaja tunagrahita ringan di SLB N Ungaran yang
berusia 12-21 tahun, dengan menggunakan teknik sampling sampel jenuh, sampel sebanyak 45
responden dan alat ukur menggunakan kuesioner. Berdasarkan uji Chi Square didapatkan p-value =
0,001< α (0,05) yang menunjukkan adanya korelasi yang positif. Kesimpulan penelitian
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Self efficacy dengan perilaku seksual
pranikah pada remaja tunagrahita di SLB N Ungaran tahun 2015.
Dengan demikian Guru dan pengelola SLB diharapkan bekerja sama dengan tenaga kesehatan
untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi dan bimbingan psikologis secara rutin kepada
remaja tunagrahita.
Kata Kunci : Self efficacy, Perilaku seksual pranikah remaja, tunagrahita
ABSTRACT
1
Hubungan Antara Self Efficacy dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Tunagrahita
di SLB N Ungaran
Juliani, Ni Putu. 2015; The Correlation Between Self Efficacy With Prematial Sexual Behavior in
Mental Retardation Adolescents at SLB N Ungaran. Scientific Writing. Midwifery Academy of
Ngudi Waluyo Ungaran. First Advisor : Eti Salafas, S. SIT., Second Advisor. Kartika Sari, S.SiT,.
M.Keb.
Adolescence is a time of special and important. This period is the period of maturity of the
human reproductive organs or the period of transition from childhood to adolescence. Adolescents
with mental retardation are part of individuals who have special needs. One character is having
intelligence below average. Sexual development in retarded adolescents and normal young people
are the same. Self-efficacy is the belief in the ability to self-regulate and implement the necessary
actions in order to achieve the result is one of the factors causing adolescent premarital sexual
behavior. The purpose of this study is to determine the correlation between self-efficacy with mental
retardation adolescent premarital sexual behavior at SLB N Ungaran.
The design of this study was descriptive correlative study and cross sectional approach. The
population in the study were adolescents with mild mental retardation at SLB N Ungaran aged 12-
21 years, by using saturated sample sampling techniques, sample of 45 respondents and measuring
devices use a questionnaire. Based on Chi Square test was obtained p-value = 0.001 <α (0.05)
which shows a positive correlation. Conclusion This study showed a significant correlation between
self-efficacy with mental retardation adolescent premarital sexual behavior in SLB N Ungaran
2015.
Thus SLB teachers and administrators are expected to cooperate with health workers to provide
regular reproductive health education and psychological counseling to adolescents with mental
retardation.
3
Hubungan Antara Self Efficacy dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Tunagrahita
di SLB N Ungaran
dilakukan oleh Apriyani, Heni (2009) Penelitian lain dari Tarnai (2006 : h. 151-
terdapat perbedaan perilaku seksual pada 168) menunjukkan kurangnya intervensi
remaja yang memiliki self efficacy tinggi pada penyandang cacat kognitif untuk
dan self efficacy rendah. mengontrol masturbasi yang tidak pantas
Pernyataan ini sesuai pula dengan dilakukannya.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti Penelitian lain dari farisa (2013) di
(2007) yang menyatakan bahwa efikasi diri SLB N Semarang ada 2 remaja tunagrahita
merupakan prediktor penting bagi perilaku yang mengalami penyimpangan perilaku
remaja awal, dan hasil penelitian oleh seksual menyimpang. Pada kasus pertama,
Verawati, dkk (2003) yang menunjukkan dia termasuk siswa remaja down syndrom
bahwa adanya hubungan yang signifikan kategori C1 (tunagrahita sedang) yang
antara efikasi diri dan intensi. Efikasi diri sedang mengalami masa pubertas. Dia
(self efficacy) yang di maksud dalam pernah mempunyai pasangan (pacar),
penelitian ini adalah persepsi individu namun pasangannya tersebut sesama jenis.
bahwa dirinya mampu untuk tidak Sedangkan pada kasus Kedua, dia
melakukan aktivitas seksual sebelum termasuk remaja dalam kategori kelas C1
menikah. Remaja dapat menghindari (tunagrahita berat). Dia adalah remaja laki-
perilaku seksual pranikah apabila dalam laki tunagrahita yang juga sedang
diri remaja tersebut tertanam efikasi diri mengalami masa pubertas. Dia hampir
tinggi untuk mencegah perilaku seksual setiap hari melakukan onani dan apabila di
pranikah. Efikasi yang tinggi pada remaja sekolah dia juga sering menggesekkan
menjadikan remaja memiliki keyakinan badannya di matras. dia pernah
personal untuk tetap mencegah perilaku menempelkan alat kelaminnya dibadan
seksual sebelum menikah meskipun bagian belakang gurunya dan melakukan
tantangan berat. Efikasi diri tinngi gerakan maju mundur. Pernyataan dari
menjadikan remaja juga memiliki salah satu dosen fakultas psikologi
keyakinan untuk mampu mempelajari serta Universitas Katolik soegijapranata
kemampuan menghindari perilaku seksual Semarang dalam penelitian Handoko
pranikah (Bandura,1997). (2008) yang sedang melakukan bimbingan
Remaja tunagrahita paling banyak di salah satu SLB yang berada di
menjadi korban kekerasan seksual, hal ini Temanggung, yaitu beliau di sana melihat
disebabkan karena kurangnya keyakinan anak laki-laki yang sedang berlomba
diri untuk mampu menolak karena terpanjang dalam ejakulasi, sedang anak
perempuan tuna grahita secara mental dan perempuan disana cenderung mengejar-
intelektual sulit membedakan antara ngejar untuk berpacaran dan mengajak
eksploitasi dan kekerasan seksual dengan ‘kawin’.
cinta. Kekurangan dalam diri seseorang, Dari hasil wawancara dengan guru
sering menyebabkan rendahnya efikasi diri pembimbing di SLB N Ungaran pada tahun
(self efficacy) pada seseorang (frislidia 2013, 2 orang Remaja tunagrahita
dalam Antara News, 2014). Contoh mengalami kehamilan di luar nikah
kasusnya adalah kasus pemerkosaan sedangkan di tahun 2014 seorang remaja
tunagrahita usia dewasa di Kulonprogo perempuan di SLB N ungaran
baru-baru ini. Korban pulang ke rumah dimanfaatkan oleh salah seorang bibi dari
dengan ekspresi biasa meskipun alat temannya yang juga merupakan
kelaminnya luka parah (Eko dalam suara Tunagrahita di SLB N Ungaran, mula-mula
kawan ,2014) korban di ajak ke salon dan di belikan
Penelitian dari Katalinic dkk (2012 : pakaian yang bagus kemudian korban di
h.38-43) menemukan bahwa seseorang jual pada pelanganya, korban menyatakan
dengan retardasi mental ,sama seperti beberapa kali berhubungan seksual dengan
orang normal lainnya, memiliki seksualitas orang yang tidak dikenalnya kemudian
bawaan, kebutuhan dan perilaku seksual. diberikan bayaran yang nantinya diambil
4
Hubungan Antara Self Efficacy dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Tunagrahita
di SLB N Ungaran
oleh yang menjual tersebut dan korban Pranikah pada Remaja Tunagrahita di
hanya diberikan ¼ dari bayaran yang di SLB N Ungaran.
dapat, korban sempat berhenti menerima 2. Tujuan Khusus
tawaran dikarenakan menderita PMS. a. Mengetahui gambaran Self
Korban menyatakan tidak mampu menolak Efficacy pada remaja Tunagrahita
karena terus dicari oleh ‘bibi’ dan di SLB N Ungaran.
dijanjikan imbalan berupa uang. Kasus lain b. Mengetahui gambaran Perilaku
salah seorang siswa pernah dilecehkan oleh seksual pranikah pada remaja
supir bus dan kernetnya ketika akan pulang Tunagrahita di SLB N Ungaran.
dari sekolah. Namun ketika ditanya korban c. Mengetahui hubungan antara Self
tidak menyatakan yang sebenarnya. Efficacy dengan Perilaku Seksual
Dari observasi yang dilakukan peneliti Pranikah pada Remaja
perilaku seksual yang tergambar dari Tunagrahita di SLB N Ungaran.
remaja laki-laki tunagrahita di SLB N Manfaat Penelitian
Ungaran adalah senang memanggil- 1. Bagi remaja
manggil lawan jenis dan tanpa malu Penelitian ini dapat
meminta nomor handphone peneliti selain menjadikan masukan bagi remaja
itu ada 2 remaja laki-laki yang senang untuk meningkatkan self efficacy
memegang bagian tubuh remaja untuk menolak perilaku seksual
perempuan dan remaja perempuan pranikah.
memberikan respon positif terhadap 2. Bagi Peneliti
perilaku remaja laki-laki tersebut. Peneliti dapat mengetahui
Sedangkan gambaran perilaku remaja seberapa jauh hubungan antara Self
perempuannya adalah tanpa rasa malu Efficacy dengan Perilaku Seksual
menyatakan perasaanya pada laki-laki yang Pranikah pada Remaja Tunagrahita.
di sukainya dan diam-diam menyelipkan Menambah pengalaman dalam
surat cinta di meja remaja laki-laki. melakukan penelitian
Berdasarkan studi pendahuluan yang 3. Bagi Institusi
dilakukan Peneliti pada awal bulan Penelitian ini dapat menambah
Oktober 2014 di SLB N Ungaran melalui wacana kepustakaan Akademi
wawancara pada 10 orang Remaja Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.
tunagrahita ada beberapa siswa yang 4. Bagi SLB N Ungaran
memiliki perilaku seksual pranikah. di Memberikan informasi pada
dapatkan 10 orang pernah melakukan guru SLB dan pengelola sehingga
hubungan seksual, berpegangan tangan 3 dapat memberikan pendidikan
(30%) orang, berpelukan 2 (20%) orang, kesehatan reproduksi dan bimbingan
mencium pipi 1 (10%) orang, berciuman psikologis pada remaja tunagrahita
bibir 1 (10%) orang, saling meraba badan 2 bekerjasama dengan tenaga kesehatan.
20% orang, melakukan petting tidak ada.
Dari 10 orang 4 (40%) orang mampu METODE PENELITIAN
menolak ketika ketika pasangan atau lawan Penelitian ini menggunakan desain
jenis mengajak berperilaku seksual deskriptif korelasi tentang hubungan antara
pranikah, dan 6 (60%) orang tidak mampu Self efficay dengan perilaku seksual pranikah
menolak.Berdasarkan uraian di atas, pada Remaja Tunagrahita dengan
peneliti ingin mengetahui hubungan antara menggunakan metode pendekatan cross
Self efficacy dengan perilaku seksual sectional yaitu merupakan rancangan
pranikah pada remaja Tunagrahita. penelitian dengan melakukan pengukuran
Tujuan Penelitian atau pengamatan sekali waktu dan pada saat
1. Tujuan Umum yang bersamaan (Setiawan dan Penelitian
Mengetahui hubungan antara Self sudah dilaksanakan pada bulan Mei 2015
Efficacy dengan Perilaku Seksual dengan jumlah populasi berjumlah 45 remaja
5
Hubungan Antara Self Efficacy dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Tunagrahita
di SLB N Ungaran
tunagrahita ringan di SLB N Ungaran.. (53,3 %) dan remaja perempuan berjumlah
Penelitian ini menggunakan teknik Sampel 21 (46,7%)
Jenuh yaitu semua sampel digunakan dalam Tabel 3 Distribusi frekuensi responden
penelitian, sampel dalam penelitian ini adalah berdasarkan self efficacy pada
45 remaja tunagrahita ringan di SLB N Remaja Tunagrahita di SLB N
Ungaran. Ungaran
Instrumen penelitian yang digunakan Self
dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan F Persentase (%)
Efficacy
11 item mengenai self efficacy meliputi Tinggi 19 42,2
Pengaruh positif, Situasional Cues, Testing Rendah 26 57,8
Personal Control,Tekanan sosial,dan 7 item Jumlah 45 100
mengenai perilaku seksual pranikah meliputi
penetratif dan non penetratif.
Pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan pengsian kuesioner.
Sebelum melakukan pengisian kuesioner,
responden mengisi lembar informed consent Tabel 3 menunjukkan bahwa
terlebih dahulu. berdasarkan Self Efficacy dari 45 responden
Analisis data penelitian ini menggunakan yaitu didapatkan sebanyak 19 responden
analisis univariat untuk mengetahui gambaran ( 42,2 % ) termasuk dalam ketegori Self
self efficacy dan perilaku seksual pranikah , efficacy Tinggi , sebanyak 26 responden
dan analisi bivariat untuk mengetahui ( 57,8 % ) termasuk dalam kategori Self
hubungan antara self efficacy dengan perilaku Efficacy Rendah.
seksual pranikah di SLB N Ungaran Tabel 4 Distribusi frekuensi
HASIL DAN PEMBAHASAN responden berdasarkan
Hasil perilaku seksual pranikah
Analisa Univariat Remaja Tunagrahita di SLB
Tabel 1 Distribusi Frekuensi N Ungaran
Responden Berdasarkan Perilaku seksual Persentase
F
Umur Responden pranikah (%)
Melakukan 25 55,6
Umur Frekuensi Presentase (%) Tidak melakukan 20 44,4
12-15 13 28,9 Jumlah 45 100
16-18 20 44,4
19-21 12 26,7
Jumlah 45 100 Tabel 4 menunjukkan bahwa perilaku seksual
Tabel 1 menunjukkan didapatkan bahwa pranikah pada remaja tunagrahita dari 45
berdasarkan umur dari 45 responden yaitu responden didapatkan 25 responden (55,6%)
didapatkan remaja tunagrahita yang paling termasuk dalam kategori melakukan perilaku
banyak adalah remaja pertengahan (16-18 seksual pranikah dan 20 responden (44,4 %)
tahun) yaitu sebanyak 20 orang (44,4 %) termasuk dalam kategori tidak melakukan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi perilaku seksual.
Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Persentase Jenis Perilaku Seksual Pada
Jenis kelamin F Remaja Tunagrahita di SLB N
(%)
Laki-laki 24 53,3 Ungaran
Perempuan 21 46,7
Jumlah 45 100
10
Hubungan Antara Self Efficacy dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Tunagrahita
di SLB N Ungaran
Nevid, Rathus., Greene. 2003. Psikologi Tarnai, Balazs. Review of Effective
Abnormal (Edisi Kelima Jilid 2). Interventions for Socially
Jakarta : Erlangga Inappropriate Masturbation in Person
Notoatmodjo,Soekidjo.2007. Kesehatan with Cognitive Disabilities. Sexuality
Masyarakat Ilmu dan and Disability, vol.24, no.3,
Seni.Jakarta:Rineka Cipta September 2006
. 2010. Metodologi U.S. Department Of Health and Human
Penelitian Kesehatan. Service National Institutes of Health.
Jakarta:Rineka Cipta Theory at a Glance: A Guide for
Nur Ika, C.T.D.2009. Pengaruh Faktor Health Promotion Practice. (Serial
Personal Dan Lingkungan Terhadap Online). www.cancer.gov/theory.
Perilaku Seksual Remaja Di SMA 1997. diakses pada tangal 8 Desember
Negeri 1 Baturraden SMA Negeri 1 2014
Purwokerto. Tesis. Semarang. Undip Verawati H., dkk. Peranan Sikap Terhadap
PILAR PKBI. 2010. Penelitian Perilaku Bahaya Rokok Dan Efikasi Diri
Seksual Remaja. PKBI Jawa Tengah Terhadap Intensi Berhenti Merokok.
Reivick, K & Shatte, A. (2002). The Insight, Thn.I, No.1, Februari 2003
Resilience Factor: 7 Essential Skills
for Overcoming Life’s Inevitable
Obstacles. New york: Broadway
Books
Resource Center for Adolescent Pregnancy
Prevention. Social Learning Theory
and Sexuality Education (serial
online)
http://www.etr.org/recapp/theories/slt/
SLTandSexEd.htm – 23k. Diakses
pada tanggal 8 Desember 2014
Retnaningtias.,Setyaningsih. Perilaku Seksual
Remaja Retardasi Mental. Jurnal
Psikologi Proyeksi. Vol.4 (2), halaman
57-72
Santrock. 2007. Remaja (Edisi Kesebelas Jilid
1). Jakarta : Erlangga
Sarwono, Sarlito W. 2011. Psikologi Remaja.
(Edisi Revisi). Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
. 2004. Psikologi
Remaja. Jakarta : PT.Radja Grafindo
Persada
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang
Remaja dan Permasalahannya. Jakarta
: CV Sagung Seto
11
Hubungan Antara Self Efficacy dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Tunagrahita
di SLB N Ungaran
12
Hubungan Antara Self Efficacy dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Tunagrahita
di SLB N Ungaran