Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 15 No.

1-2

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PADA PUSDIKLAT PERPUSTAKAAN NASIONAL
MENGGUNAKAN TOGAF
(Analysis and Design of Management Information System of Education and
Learning in Pusdiklat Perpustakaan Nasional using TOGAF)

Yudhi Trisna Atmajaya1, Wisnu Ananta Kusuma2, Irman Hermadi3


1 Mahasiswa S2 Magister Teknologi Informasi Perpustakaan IPB
2 Ketua Komisi Pembimbing, Dosen Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
3 Anggota Komisi Pembimbing, Dosen Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB

Abstract
Information and communication technology (ICT) has been implemented in almost every division at the
National Library. This implementation is supported by Undang-Undang Nomor 43 tentang Perpustakaan.
The aim of using ICT is to improve working performance and services of National Library. Pusat Pendidikan
dan Pelatihan (Pusdiklat) is one of divisions that has not fully implemented ICT yet to increase the training
quality and quantity, therefore management information system is required to support decision making related
to the training. This research objective is to design a management information system using enterprise
architecture framework, TOGAF. TOGAF provides a flexible framework to accommodate management
information system design according to the organization’s vision, mission and goals. This research yielded a
blueprint of management information system of training’s program and evaluation. It is expected that this
blueprint could be used to guide the development of management information system in Pusdiklat.
Keyword: Enterprise Architecture Framework, Management Information System, TOGAF, UML

Pendahuluan Sistem informasi yang berkaitan


Perpustakaan Nasional RI dengan program, penyelenggaraan dan
(Perpusnas) menerapkan teknologi evaluasi diklat merupakan hal yang
informasi pada pengelolaan seluruh diperlukan untuk membantu hal tersebut.
kegiatan perpustakaan dimana hal Pengembangan sistem informasi mana-
tersebut sesuai dengan Undang-Undang jemen diklat tentunya merujuk pada
Nomor 43 Tahun 2007 tentang kepentingan dan proses bisnis utama dari
Perpustakaan. Pasal yang dimaksud Pusdiklat dimana faktor biaya, waktu
adalah pasal 38 ayat 1 yang berbunyi: serta kualitas sistem informasi merupakan
“Setiap penyelenggara perpustakaan hal yang menjadi kendala. Perancangan
menyediakan sarana dan prasarana sesuai sistem informasi manajemen diklat
dengan standar nasional perpustakaan” dilaksanakan dengan menggunakan
serta ayat 2 yang berbunyi “Sarana TOGAF (The Open Group Architecture
dan prasarana sebagaimana dimaksud Framework). Penggunaan TOGAF
pada ayat (1) dimanfaatkan dan didasarkan pada hasil penelitian
dikembangkan sesuai dengan kemajuan Schekkerman (2005) yang menjelaskan
teknologi informasi dan komunikasi”. bahwa TOGAF merupakan framework
PUSDIKLAT (Pusat Pendidikan dan yang banyak digunakan dalam
Pelatihan) sebagai salah satu unit dari perancangan arsitektur enterprise. Selain
Perpusnas mempunyai tugas melaksa- itu, menurut Josey et al. (2011), TOGAF
nakan pengembangan kurikulum, memiliki Architectural development method
program penyelenggaraan dan penge- (ADM) yang fleksibel sehingga dapat
lolaan sarana, serta evaluasi program digunakan dalam merancang sistem
pendidikan dan pelatihan (diklat) informasi manajemen.
perpustakaan.

48
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 15 No. 1-2

Mengingat pentingnya sistem Pusdiklat menggunakan TOGAF


informasi manajemen bagi Bidang sehingga menjadi dokumen analisis dan
Program dan Evaluasi Pelatihan, maka perancangan sistem informasi mana-
penelitian ditempuh untuk merancang jemen diklat sehingga dapat menjadi
cetak biru (blueprint) sistem informasi panduan dalam implementasi sistem
manajemen program dan evaluasi diklat. informasi manajemen untuk Pusdiklat.
Tahapan TOGAF ADM yang dipakai
adalah tahap preliminary, architecture vision, Metode Penelitian
business architecture, dan information system Jenis penelitian yang digunakan
architecture, yang mana pemilihan tahap adalah penelitian deskriptif dengan
tersebut sesuai dengan penelitian yang metode perancangan sistem. Kesuksesan
hanya sampai pada langkah rancangan dalam penyusunan penelitian ini, maka
konseptual dan berdasarkan pada perlu adanya susunan kerangka kerja yang
penelitian-penelitian sebelumnya. jelas tahapan-tahapannya. Adapun
Penelitian ini bertujuan untuk kerangka kerja penelitian yang di gunakan
menganalisis dan merancang sistem seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
informasi manajemen diklat untuk

Gambar 1 Metode Penelitian

Berdasarkan kerangka kerja arsitektur data. Perancangan arsitektur


penelitian yang telah digambarkan di atas, aplikasi digunakan untuk menentukan
maka dapat diuraikan bahwa penelitian portofolio aplikasi sistem informasi
diawali dengan perumusan masalah dan manajemen yang akan digunakan
tujuan penelitian yang dilanjutkan dengan sedangkan arsitektur data merupakan
studi pustaka untuk mengumpulkan kegiatan untuk finalisasi sistem informasi
informasi terkait dengan penelitian. manajemen yang dimodelkan mengguna-
Langkah selanjutnya yaitu kan UML.
melaksanakan analisis pada tahap Fase-fase yang sebelumnya
architecture vision untuk menentukan digunakan menghasilkan dokumen
pemangku kepentingan serta menentukan analisis dan perancangan sistem informasi
visi, misi atau tujuan kegiatan/bisnis serta manajemen diklat pada Pusdiklat serta
fungsi dari organisasi. Tahap business tersedianya saran untuk pengembangan
architecture dilakukan analisis untuk atau implementasi lebih lanjut mengenai
menentukan deskripsi arsitektur bisnis sistem informasi manajemen diklat pada
(kegiatan) dari organisasi yang ada serta Pusdiklat.
analisis kesenjangan (gap analysis).
Tahap Information System Architecture Hasil dan Pembahasan
terbagi menjadi 2 (dua) yaitu tahap Metode pemodelan arsitektur yang
perancangan arsitektur aplikasi dan digunakan pada penelitian ini adalah

49
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 15 No. 1-2

ADM yang merupakan komponen utama pengelolaan sarana pendidikan dan


dalam TOGAF. Hasil dari penelitian pelatihan; serta 4) Evaluasi program
dapat dijelaskan sebagaimana berikut: pendidikan dan pelatihan perpustakaan.
Setelah menentukan visi, misi, dan
Architecture Vision tujuan organisasi maka ditentukan pula
Pusdiklat sebagai unit kerja Eselon domain arsitektur yang digunakan dalam
II yang bertanggung jawab untuk analisasi dan perancangan yaitu adalah
membina pelaksanaan diklat per- arsitektur bisnis, arsitektur data, serta
pustakaan yang ada di seluruh Indonesia. arsitektur aplikasi.
Berkaitan dengan hal tersebut Pusdiklat
memiliki pemangku kepentingan Business Architecture
berkaitan dengan pelaksanaan diklat yaitu: Kegiatan utama (business core) yang
1) Pejabat Pusdiklat; 2) Perpustakaan dilaksanakan pada Pusdiklat dapat
Nasional RI; 3) Pengajar/widyaiswara dijelaskan dengan siklus diklat. Pada
Diklat; 4) User atau Peserta Diklat; 5) Pusdiklat, siklus diawali dengan training
Badan Diklat; 6) Organisasi Profesi. Tiap- needs assessment (TNA) atau analisis
tiap pemangku kepentingan memiliki kebutuhan diklat (AKD) sebagai bagian
keterkaitan (involvement) yang berbeda- dari evaluasi. Program diklat disusun
beda terhadap sistem informasi berdasarkan hasil dari AKD. Alat-alat
manajemen. Keterkaitan pemangku diklat, seperti Kurikulum dan GBPP serta
kepentingan dapat bersifat keterkaitan Bahan ajar diklat, disusun kemudian
secara langsung maupun tidak langsung sebagai pelengkap pada pelaksanaan
terhadap sistem informasi manajemen. program diklat. Tersedianya alat-alat
Pusdiklat merupakan unit kerja diklat yang lengkap akan mempermudah
Eselon II yang bertanggung jawab untuk penyelenggaraan berbagai jenis diklat
membina pelaksanaan diklat per- yang didukung pula dengan sarana dan
pustakaan yang ada diseluruh Indonesia prasarana diklat yang memadai.
yang diakomodir oleh Pusdiklat dengan Penyelenggaraan diklat tersebut
menetapkan Visi yang tertuang pada kemudian dievaluasi dan hasilnya
Rencana Strategis Pusdiklat tahun 2010– dijadikan salah satu dasar kebijakan
2014, yaitu Menjadi Pusat Pendidikan dan pengembangan program yang sesuai
Pelatihan Terdepan di bidang Diklat dengan kebutuhan masyarakat. Siklus ini
Tenaga Perpustakaan. Ditetapkannya visi terus berlangsung untuk menghasilkan
tersebut membuka peluang untuk diklat yang profesional. Dari siklus diklat
direalisasikan dengan 9 (sembilan) misi tersebut maka dapat dilakukan analisis
antara lain: 1) Melaksanakan kajian kesenjangan (gap analysis) yang berupa
kebutuhan diklat di bidang perpustakaan; perbandingan antara arsitektur kegiatan
2) Menyusun dan mengembangkan (bisnis) yang berlangsung dengan
kurikulum diklat tenaga perpustakaan; 3) arsitektur kegiatan (bisnis) yang
Menyelanggarakan diklat tenaga per- diharapkan berdasarkan siklus diklat
pustakaan; 4) Mengevaluasi dan
tersebut.
memantau pelaksanaan diklat dan pasca-
diklat tenaga perpustakaan. Dari siklus diklat tersebut maka
Sesuai dengan misi yang dapat dilakukan analisis kesenjangan (gap
diembannya, maka Pusdiklat memiliki analysis) yang berupa perbandingan
fungsi: 1) Pelaksanaan penyusunan dan antara arsitektur kegiatan/bisnis yang
pengembangan kurikulum program berlangsung dengan arsitektur kegiatan/
pendidikan dan pelatihan perpustakaan; bisnis yang diharapkan berdasarkan siklus
2) Penyelenggaraan pendidikan dan diklat tersebut. Deskripsi analisis
pelatihan perpustakaan; 3) Pelaksanaan kesenjangan dapat dilihat pada Tabel 1.

50
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 15 No. 1-2

Tabel 1 Gap Analysis Arsitektur Bisnis


Arsitektur Bisnis yang
Arsitektur Bisnis Saat Ini Analisa
Diharapkan

Sebagian besar kurikulum, 1) Kurikulum, bahan ajar, dan


Kurikulum, bahan ajar dan
bahan ajar, dan pedoman pedoman diklat disusun
pedoman diklat untuk
diklat belum sesuai dengan sebagai pemenuhan agenda
memenuhi standar tenaga
perkembangan kebijakan, kegiatan.
perpustakaan sesuai dengan
ilmu pengetahuan, serta 2) Alat diklat yang disusun tidak
standar nasional
teknologi informasi dan berdasarkan atas kajian
perpustakaan
komunikasi kebutuhan diklat.

1) Kurang pedulinya pimpinan


Rendahnya minat tenaga perpustakaan terhadap Naiknya keikutsertaan
perpustakaan dalam pengembangan tenaga tenaga perpustakaan dalam
mengikuti diklat perpustakaan. mengikuti diklat
kepustakawanan 2) Hambatan birokrasi sebagai kepustakawanan
dampak dari otonomi daerah.

1) Pelatihan/bimbingan teknis Seluruh sumber daya


Terbatasnya sumber daya untuk SDM yang masih manusia memiliki
manusia yang kompeten minim. kompetensi yang sesuai
dalam pelaksanaan diklat. 2) Recruitment SDM yang kurang dengan standar nasional
sesuai. perpustakaan

Information System Architecture Berdasarkan tabel diatas, baik


Pemodelan arsitektur sistem fungsi bisnis program diklat maupun
informasi dilaksanakan pada tahap ini. pelaksanaan diklat diusulkan sebuah
Tahap memiliki 2 (dua) arsitektur, yaitu aplikasi yang dapat mengakomodir kedua
aplikasi dan data. Penjelasan mengenai fungsi bisnis/kegiatan tersebut yaitu
kedua arsitektur tersebut dapat dijabarkan portofolio aplikasi program diklat,
sebagai berikut : sedangkan fungsi bisnis evaluasi diklat
1) Arsitektur Aplikasi diusulkan portofolio aplikasi evaluasi
Berdasarkan penjelasan business diklat.
architecture diketahui bahwa terdapat 3
2) Arsitektur Data
(tiga) kegiatan utama yang dilaksanakan,
Pembuatan arsitektur data meng-
yaitu Penyusunan Program, Pelaksanaan
gunakan pemodelan:
dan Evaluasi Diklat, sehingga dapat
diusulkan portofolio aplikasi sebagai Pemodelan Use Case Diagram
berikut: Pemodelan diagram use case
Tabel 2 Pola Solusi dan Portofolio Aplikasi diawali dengan menentukan actor atau
No
ID fungsi Pola solusi Portofolio pihak yang berperan dalam proses yang
bisnis aplikasi aplikasi
Pengembangan
terjadi di dalam sistem dan kebutuhan
1
Program aplikasi daftar akan proses terhadap sistem dan use case-
diklat program
kediklatan
Aplikasi nya sendiri (Rosa dan Shalahuddin 2014).
program
Pengembangan
diklat Penggunaan diagram use case juga
Pelaksanaan aplikasi
2
diklat pelaksanaan memberikan informasi mengenai apa saja
diklat yang dapat dilakukan oleh actor
Pengembangan (Rumbaugh et al., 2005).
Evaluasi Aplikasi
3 aplikasi hasil
diklat evaluasi diklat
evaluasi diklat

51
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 15 No. 1-2

Tabel 3 Daftar Kebutuhan Kebutuhan fungsional Aktor


Fungsional Sistem
Mencari dan melihat Administrator,
Kebutuhan fungsional Aktor evaluasi; peserta, dan
Login ke dalam sistem; Administrator, pengajar
peserta, pengajar, Mencetak evaluasi; Administrator dan
dan pejabat pengajar
Mengelola user terdaftar Administrator Mencetak sertifikat Administrator
peserta dan/atau
Mengelola (membuat, Administrator pengajar.
mengubah, menghapus) Menyusun (membuat, Administrator
program diklat; mengubah, menghapus)
laporan program diklat
Mencari dan melihat Administrator, Menyusun (membuat, Administrator
program diklat guest, peserta, dan mengubah, menghapus)
pengajar laporan evaluasi
Mencetak program Administrator, Mengesahkan laporan Pejabat
diklat; peserta, dan program diklat;
pengajar Mengesahkan laporan Pejabat
evaluasi.
Menentukan jadwal Administrator
Mencari dan melihat Administrator dan
diklat;
laporan program diklat; pejabat
Mencari dan melihat Administrator, Mencetak laporan Administrator
jadwal diklat; guest, dan peserta program diklat;
Mencetak jadwal diklat; Administrator dan Mencari dan melihat Administrator dan
peserta laporan evaluasi; pejabat

Melakukan pendaftaran Guest Mencetak laporan Administrator


diklat evaluasi;
Menentukan jadwal Administrator Use case diagram yang diusulkan
pengajar diklat; merupakan use case yang sesuai dengan
Mencari dan melihat Administrator dan fungsi bisnis yang telah dikemukakan
jadwal pengajar diklat; pengajar pada business architecture. Use case
Mencetak jadwal Administrator dan diagram yang diusulkan mempunyai 4
pengajar diklat; pengajar (empat) aktor yaitu administrator, guest,
Mengelola (membuat, Administrator peserta dan pengajar diklat. Aktor–aktor
mengubah, menghapus) yang terdapat pada use case diagram
evaluasi pengajar; memiliki fungsi-fungsi tersendiri.
Mengelola (membuat, Administrator dan
mengubah, menghapus) pengajar
Diagram use case yang diusulkan dapat
evaluasi peserta; dilihat pada Gambar 2.

52
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 15 No. 1-2

Gambar 2 Use Case Diagram Program dan Evaluasi Diklat

Berdasarkan diagram use case di dan/atau mengubah program diklat


atas, maka dibuat deskripsi singkat/brief serta menghapus program diklat yang
description untuk masing-masing use case. telah ditambahkan atau diubah.
Deskripsi dibuat untuk menjelaskan Sebelum disimpan ke dalam data
berjalannya sistem pada use case. Adapun base, sistem memeriksa validitas
deskripsi singkat dapat dijabarkan sebagai program diklat yang diinput.
berikut: 2) Mencari dan mencetak program
1) Mengelola program diklat; merupa- diklat; yaitu aktivitas yang dilakukan
kan kegiatan yang dilaksanakan oleh oleh admin, pengajar diklat, peserta
administrator untuk menambah diklat dan user untuk melakukan

53
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 15 No. 1-2

pencarian program berdasarkan kata 5) Mencetak sertifikat; merupakan use


kunci atau memakai kategori tertentu. case yang menerangkan aktivitas
Aktor melihat hasil pencarian dengan aktor mencetak sertifikat. Sistem
cara memilih salah satu hasil kemudian menampilkan print
pencarian tersebut. Hasil yang preview sehingga aktor dapat
ditampilkan dapat dicetak berdasar- mencetak sesuai pilihan yang ada.
kan permintaan. 6) Menyusun laporan program; adalah
3) Mengelola evaluasi; yaitu aktivitas aktivitas aktor dalam menginputkan
administrator untuk menambah realisasi program. Realisasi yang
dan/atau mengubah evaluasi serta diinput kemudian disimpan oleh
menghapus evaluasi diklat yang telah sistem ke dalam Database.
ditambahkan atau diubah. Sistem 7) Menyusun laporan evaluasi; yaitu
memeriksa validitas evaluasi yang aktivitas aktor dalam menginputkan
ditambahkan atau diubah kemudian realisasi evaluasi. Evaluasi yang
menyimpannya. Pengelolaan evaluasi diinput kemudian disimpan oleh
ini terdari evaluasi peserta dan sistem ke dalam Database
evaluasi pengajar. Evaluasi peserta
dilakukan oleh: 1) administrator Pemodelan Class Diagram
untuk evaluasi pretest dan post test Diagram kelas (Class diagram) dibuat
atau evaluasi sumatif; 2) pengajar untuk digunakan untuk menunjukkan
dengan cara menginput nilai evaluasi kelas-kelas objek yang ada pada suatu
dari peserta diakhir pembelajaran. sistem (Satzinger et al., 2010). Pemodelan
Evaluasi pengajar dilakukan oleh ini diarahkan sesuai dengan portofolio
administrator untuk nilai evaluasi tiap aplikasi dan use case diagram yang telah
pengajar diklat diakhir jam dijelaskan sebelumnya. Dari portofolio
mengajarnya. aplikasi dan use case diagram tersebut
4) Mencari dan mencetak evaluasi; akan ditetapkan kelas-kelas apa saja yang
adalah aktivitas aktor untuk diperlukan.
melakukan pencarian dengan cara Kelas-kelas yang digunakan dalam
memasukkan kata kunci atau memilih diagram kelas yaitu Program diklat,
kategori pencarian. Apabila terdapat Laporan Program diklat, Jadwal Pengajar,
evaluasi yang sesuai maka akan Jadwal Diklat, Evaluasi Peserta, Evaluasi
ditampilkan oleh sistem. Aktor Pengajar, Laporan Program diklat,
kemudian memilih salah satu hasil Sertifikat Peserta, Sertifikat Pengajar,
pencarian dan sistem menampilkan Admin, Pengajar, Peserta, dan Pejabat.
hasil pilihan. Hasil yang ditampilkan Diagram kelas yang diusulkan dalam
dapat dicetak berdasarkan per- perancangan sistem informasi mana-
mintaan. jemen diklat dapat dilihat pada Gambar 3.

54
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 15 No. 1-2

Gambar 3 Diagram Kelas Sistem Informasi Manajemen Pendidikan dan Pelatihan

Pada diagram kelas di atas terdapat diartikan bahwa 1 program diklat dapat
asosiasi antara satu dengan kelas yang memiliki 1 atau lebih jadwal diklat dan
lain, sehingga dapat dijelaskan bahwa: 1) jadwal pengajar; 2) kelas program diklat
kelas program diklat berasosiasi berasosiasi “dikelola” dengan kelas admin
“memiliki” dengan kelas jadwal diklat dan yang berarrti bahwa satu program diklat
kelas jadwal pengajar, yang dapat pasti dikelola oleh satu admin, sedangkan

55
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 15 No. 1-2

satu admin dapat mengelola 1 atau lebih pejabat memonitor serta membuat
program diklat; 3) kelas admin berasosiasi kebijakan terkait dengan program dan
“menginput” dengan kelas evaluasi evaluasi diklat.
peserta dan evaluasi pengajar serta Rancangan sistem informasi
berasosiasi “mencetak” dengan kelas manajemen pendidikan dan pelatihan
sertifikat peserta dan sertifikat pengajar, menghasilkan fungsi operasional untuk
yang dapat diartikan bahwa satu admin memudahkan para pegawai mengelola
dapat menginputkan satu atau lebih program dan evaluasi diklat serta
evaluasi peserta dan evaluasi pengajar dan memudahkan pengajar, peserta, ataupun
satu admin dapat menginputkan satu atau pihak lain mengetahui informasi terkait
lebih sertifikat peserta dan sertifikat dengan program dan evaluasi diklat.
pengajar; 4) kelas admin berasosiasi
“menyusun” dengan kelas laporan Saran
program diklat dan laporan evaluasi, yang Dari hasil penelitian yang telah
dapat diartikan bahwa satu admin hanya dipaparkan pada bagian simpulan, maka
dapat menyusun satu laporan program saran yang dapat diberikan adalah :
diklat atau laporan evaluasi; 5) kelas Diharapkan adanya penambahan
laporan program diklat dan laporan fase ADM TOGAF untuk pengem-
evaluasi berasosiasi “diakses” dengan bangan arsitektur yang telah dibuat untuk
kelas pejabat, yang dapat diartikan bahwa penelitian selanjutnya;
satu laporan program diklat dan laporan Perlunya adanya evaluasi atau
evaluasi dapat diakses oleh hanya satu pengujian terhadap arsitektur data sistem
pejabat; 6) kelas pengajar berasosiasi informasi manajemen yang telah
“menginput” dengan kelas evaluasi dirancang;
melalui form evaluasi, yang dapat Perlunya segera ditetapkan
diartikan bahwa satu pengajar dapat kebijakan baru terkait dengan peran-
menginputkan satu atau lebih evaluasi cangan dan pengembangan sistem
melalui form evaluasi. Kelas jadwal informasi manajemen yang berkaitan
pengajar berasosiasi “diakses” dengan dengan diklat dilaksanakan perancangan;
kelas pengajar, yang dapat diartikan Perlunya segera dirancang sistem
bahwa satu pengajar dapat mengakses informasi manajemen menggunakan
satu atau lebih jadwal pengajar. arsitektur enterprise yang sesuai dengan
visi, misi dan tujuan organisasi;
Simpulan Diperlukan penelitian lebih lanjut
Berdasarkan pembahasan pada bab agar dapat menghasilkan blueprint yang
sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa rinci dan lengkap serta berdasarkan
hal sebagai berikut: semua tahapan TOGAF ADM.
Penelitian ini telah berhasil
menyusun kebutuhan fungsional sistem Daftar Pustaka
informasi manajemen pendidikan dan Josey A, Harrison R, Homan P, Rouse MF,
pelatihan dengan menggunakan TOGAF van Sante T, Turner M, van der Merwe
ADM melalui fase architecture vision, P (2011) TOGAF® Version 9.1 – A
business architecture, dan information system Pocket Guide. Zaltbommel: Van Haren
architecture yang dapat dijadikan penaduan Publising.
dalam pengembangan sistem informasi [Perpusnas] Perpustakaan Nasional RI (2007)
manajemen di Pusdiklat. Undang-Undang Nomor 43 Tahun
Rancangan sistem informasi 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta:
manajemen pendidikan dan pelatihan Perpustakaan Nasional RI.
menghasilkan fungsi monitoring untuk [Perpusnas] Perpustakaan Nasional RI
memudahkan stakeholder khususnya para (2010) Rencana Strategis Pusat

56
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 15 No. 1-2

Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2010- Schekkerman J (2005) Trends in Enterprise


2014. Jakarta: Perpustakaan Nasional Architecture 2005: How are Organizations
RI. Progressing?. Belanda: Institute For
Enterprise Architecture Develop-
Rosa AS, Shalahuddin M (2014) Rekayasa
ments.
Perangkat Lunak Terstruktur dan
Berorientasi Objek. Ed ke-2. Bandung: Supsiloani (2006) Perpustakaan Digital sebagai
Informatika Bandung. Wujud Penerapan Teknologi Informasi di
Perguruan Tinggi. Pustaha: Jurnal Studi
Rumbaugh J, Jacobson I, Booch G (2005) The
Perpustakaan dan Informasi 2(1):32-
Unified Modeling Language User Guide.
36.
Boston: Pearson Education, Inc.
Satzinger JW, Jackson RB, Burd SD (2010)
Systems Analysis and Design in a Changing
World. Ed ke-5. Boston: Course
Technology.

57

Anda mungkin juga menyukai