Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

REMATIK

Guna memenuhi tugas Praktek Kesehatan Masyarakat Desa di Wilayah Kerja Puskesmas
Licin Banyuwangi

OLEH :

NINDY LITA MARDIANA

(2016.01.021)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI
KONSEP KELUARGA DAN ASKEP KELUARGA

1. KONSEP KELUARGA

A. DEFINISI

Keluarga merupakan orang lain yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan


adopsi kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan 2ensio
dari setiap anggotanya (Duvail). Keluarga sebagai unit utama dan menyangkut
kehidupan masyarakat, keluarga merupakan kelompok yang dapat
menimbulkan, mencegah,mengabarkan,dan memperbaiki masalah kesehatan.

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena hubungan darah, perkawinan/adopsi, mereka saling interaksi
satu dengan yang lain mempunyai peran dan menciptakan dan
mempertahankan budaya (Ballon dan mablaya).

B. TIPE KELUARGA

1. Tipe Keluarga Tradisional

 Keluarga inti (nuclear family)


Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak

 Keluarga besar (extended)

Dimana suatu keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain

 Keluarga dyad
Dimana keluarga terdiri dari suami, istri,tanpa disertai anak

 Keluarga single parent


Satu orang tua dengan anak akibat kematian

 Single adult

Keluarga yang Terdiri dari satu orang tua


 Keluarga usila
Dimana keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah lansia

2. Tipe Keluarga Non Tradisional

 Commune family
Dimana suatu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah

 Suami, istri, anak hidup satu rumah tanpa perkawinan

 Homoseksual

Dua individu sejenis hidup bersama dalam satu rumah

C. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Efektif

- - Yaitu saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling


mendukung antar anggota keluarga

- Saling menghargai

- - Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan mulai


hidup baru.

2. Fungsi Sosialisasi

- Adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang


menghasilkan interaksi 3ensio dan belajar berperan dalam lingkungan
3ensio (Friedman, 80)

- Sosial dimulai sejak lahir, keberhasilan perkembangan individu dan


keluarga dicapai melaui hubungan dan interaksi dalam keluarga

3. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan dan menambah


sumber daya manusia.

4. Fungsi Ekonomi

Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota


keluarga seperti makanan, pakaian dan tempat berunding.

5. Fungsi Perawatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan
yaitu mencegah gangguan kesehatan dan merawat angota keluarga yang
sakit.

 Adapun Tugas Kesehatan Keluarga (Friedman, 1998)

- Mengenal masalah kesehatan

- Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

- Memberi perhatian kepada anggota keluarga yang sakit

- Mempertahankan suasana rumah yang sakit

- Menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat

D. PERAN PERAWAT KELUARGA


Adapun peran perawat keluarga menurut Friedman tahun 1998 yaitu :

a. Pendidik

Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :

- Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri

- Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

b. Koordinator

Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan


komperehensif tercapai.

c. Pelaksana

- Memberi perawatan langsung dengan keluarga dirumah sakit

- Perawatan dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan dapat


melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit

d. Pengawasan Kesehatan

“Home Visit” Kunjungan rumah yang teratur identifikasi / pengkajian


tentang kesehatan keluarga.

e. Konsultan ( penasehat )

- Narasumber dalam mengatasi masalah dibina dengan baik


- Perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya

6. Kolaborasi

Bekerjasama dengan pelayanan rumh sakit atau tim kesehatan lain untuk
mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal.

7. Fasilitator

Membantu keluarga dalam mencapai kendala untuk meningkatkan derajat


kesehatannya.

8. Penemu kasus

Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini.

9. Mengidentifikasi lingkungan

Modifikasi lingkungan baik rumah maupun lingkungan masyarakat agar


tercipta lingkungan yang sehat.

E. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


Dalam perkembangan keluarga menurut Bailon dan Maglaya tahun 1978
dibagi menjadi beberapa tahap:

1. Tugas perkembangan pada tahap I

- - Dimulai saat laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui


perkawinan

- Dua orang yang membentuk keluarga perlu menyiapkan hidup baru perlu
menyiapkan peran kebiasaan.

a) Tugas perkembangan pada tahap I adalah:

- Membina hubungan intim yang memuaskan

- Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, keluarga 5ensio

- Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Tahap II (Keluarga “Child Bearing/kelahiran anak)

- Dimulai kehamilan → kelahiran → anak satu berusia sebulan

- Kelahiran bayi 1 memberi perubahan besar → adaptasi → pasangan


merasa diabaikan

Adapun tugas perkembangan pada tahap II


- Persiapan menjadi orang tua

- Adaptasi perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan


seksual, kegiatan-kegiatan.

- Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Tahap III (Keluarga dengan anak pra sekolah)

Dimulai anak pertama berusia 2,5 th – 5 th

Adapun tugas perkembangan pada tahap III

- Memenuhi anggota keluarga

- Membantu anak bersosialisasi

- Adaptasi dengan anak baru lahir

- Hubungan sehat di dalam dan diluar keluarga

- Pembagian aktu individu anak dan pasangan

- Pembagian tangung jawab

- Kegiatan / Stimulasi tumbuh kembang anak

4. Tahap IV (Keluarga dengan anak sekolah)

- Dimulai dengan anak pertama, masuk sekolah (6-12 th)

- Biasanya jumlah anak maksimal

- Orang tua perlu belajar berpisah dengan anak

- Keluarga sangat sibuk aktifitas sesuai minat

Adapun tugas perkembangan pada tahap IV

- Membentuk sosialisasi anak dengan tetangga sekolah dan lingkungan

- Mempertahankan keintiman pasangan

- Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan dan kesehatan

5. Tahap V (Keluarga dengan anak remaja)

- Anak pertama usia 13 -6/4 th kemudian

- Tujuan keluarga melepas anak remaja dan 6ensio tanggung jawab,


kebiasaan → menyiapkan menjadi dewasa
- Merupakan tahap yang paling sulit

Adapun tugas perkembangan pada tahap V

- Memberikan kebebasan seimbang dengan tangung jawab dan


meningkatkan otonominya

- Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga

- Mempertahankan komunikasi terbuka, tidak ada perdebatan, kecurigaan


dan permusuhan

- Perubahan sistim peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

6. Tahap VI (Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

- Mulai anak I sampai terakhir meninggalkan rumah

- Orang tua akan merasa kosong → perlu aktifitas kerja peran sebagai
pasangan, memelihara hubungan, baik dengan anak

Adapun tugas perkembangan pada tahap VI

- Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

- Mempertahankan keintiman pasangan

- Membantu ortu / suami / istri yang sedang sakit / memasuki usia tua

- Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat

- Penataan kembali peran dan kagiatan rumah tangga

7. Tahap VII (Keluarga pertengahan)

- Dimulai anakl terakhir mennggalkan rumah → 7ension / salah satu


pasangan meninggal

- Merupakan masa sulit : 7ensio lansia, perpisahan dengan anak dan


pasangan gagal menjadi ortu

- Perlu aktifitas pola hidup sehat / diet, olahraga, menikmati hidup

Adapun tugas perkembangan pada tahap VII

- Mempertahankan kesehatan

- Mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan anak-anak

- Meningkatkan keakraban pasangan


8. Tahap VIII (Keluarga usia lanjut)

- Dimulai saat pasangan 8ension → satu pasangan meninggal →


keduanya meninggal

- Stressor : berkurang pendapatan, kehilangan hubungan menurunnya


produktifitas dan fungsi kesehatan.

Adapun tugas perkembangan pada tahap VIII

- Mempertahankan suasana rumah, yang menyenangkan

- Mempertahankan hubungan anak, masyarakat

- Adaptasi kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan

- Melakukan (“ive-review”) → hidup berkualitas dan berarti

2. Konsep Penyakit Rematik

1.1Definisi Rematik

Rematik adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronis yang

menyerang persendian terutama sendi sinovial. Factor yang

menyebabkan terjadinya kekambuhan rematik adalah tingkat

pengetahuan pekerjaan atau aktifitas dan pola makan (Soenarto, 2014).

Rematik adalah suatu kondisi yang disertai dengan nyeri dan

kakupada area persendia pada istem musculoskeletal. Penyakit ini

menyebabkan banyak keluhan yang diderita oleh pasien diantaranya

nyeri yang dapat menyerang di lutut,pergelangan tangan,kaki dan

persedian lainnya.keluhan yang disebabkan penyakit ini sering

menyebabkan angka kualitas hidup pasien menjadi sangat menurun

(Angelita Grace, 2016).

1.2 Etiologi

Penyebab utama penyakit Rematik ini masih belum diketahui

secara pasti,selain karena factor usia juga dikarenakan factor


genetic,lingkungan dan hormonal. Namun factor pencetus yang paling

terbesar adalah factor infeksi seperti bakteri,mikroplasma dan virus

(Fahrel Huda, 2016). Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai

penyebab terjadinya Rematik, yaitu:

1. Infeksi streptokkus hemolitikus dan streptokkus non hemolitikus

2. Endokrin

3. Autoimun

4. Metabolik

5. Faktor genetik dan lingkungan

1.3 Manifestasi Klinis

Menurut (Haryanto, 2016) Pasien-pasien dengan Rematik akan

menunjukan tanda dan gejala seperti :

1. Nyeri persendian

2. Bengkak (Rheumatoid nodule)

3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari

4. Terbatasnya pergerakan

5. Sendi-sendi terasa panas

6. Demam (pireksia)

7. Anemia

8. Berat badan menurun

9. Kekuatan berkurang

10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi

11. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal

12. Pasien tampak anemik


Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :

1. Gerakan menjadi terbatas

2. Adanya nyeri tekan

3. Deformitas bertambah pembengkakan

4. Kelemahan

Gejala Extraartikular :

1. Pada Jantung :

a. Rheumatoid heard diseasure.

b. Valvula lesion (gangguan katub)

c. Pericarditis

d. Myocarditis

2. Pada Mata :

a. Keratokonjungtivitis

b. Scleritis

3. Pada Lympa : Lhymphadenopathy

4. Pada Thyroid : Lyphocytic thyroiditis

5. Pada Otot : Mycsitis

1.4 Komplikasi

1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya

proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule

2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot

3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli

4. Terjadi splenomegali
1.5 Pemeriksaan Diagnostik

1. Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.

2. Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.

3. Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus

khas.

4. LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali

normal sewaktu gejala-gejala meningkat

5. Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.

6. SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.

7. JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.

8. Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses

autoimun sebagai penyebab AR.

9. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada

jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang

berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista

tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan

osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.

10. Scan radionuklida: identifikasi peradangan sinovium

11. Artroskopi Langsung: Visualisasi dari area yang menunjukkan

irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi

12. Aspirasi cairan sinovial: mungkin menunjukkan volume yang lebih

besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning

( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi

SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen (C3 dan C4 ).


13. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan

perkembangan panas.

1.6 Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan medik pada pasien Rematik menurut (Kartikawati

Eka, 2016):

a. Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi,

penyebab, dan prognosis penyakit ini

b. Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi

berkurang, ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi

pasien

c. Termoterapi

d. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat

e. Pemberian Obat-obatan :

(1) Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh: aspirin yang

diberikan pada dosis yang telah ditentukan.

(2) Obat-obat untuk Reumatoid Artitis :

(3) Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik,

Antipyretik, Anty Inflamatory)

(4) Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori)

(5) Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori)

(6) Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori)

(7) Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori)

(8) Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori)

(9) Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)


1.7 Patofisiologi

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,

kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang

berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular

kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus,

atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub

chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan

gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat

ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka

terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau

tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan

tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau

dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa

menyebkan osteoporosis setempat.

Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai

dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada

orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak

terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid

(seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang

progresif.

(Angelita Grace, 2016)


1.8 Web Of Coution

Proses Penuaan Perubahan Fungsi Sendi

Pemecahan Deformitas
Proses Penyakit Kondrosit Perubahan Kontraktur Sendi Hipertr
degeneratif yang Komponen opi
panjang Sendi

a. Kolagen Gangguan Distensi


Kurang b. Progteo Citra Tubuh Cairan
Kemampuan gtikasi
Mengingat c. Jaringan
sub Kerusakan
kondrial Mobilitas
Kesalahan Fisik
Interpretasi

Nyeri
Kurang
Pengetahuan Kerusakan
Matrik
Kartilago Nyeri Akut

Penebalan
Tulang Sendi

Penyempitan
Rongga Sendi

Nyeri

Kurang Perawatan
Diri
3. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian
Adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara
terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Metode yang
digunakan dan tahapan pengkajian adalah :
 Wawancara keluarga
 Observasi vasilitas rumah
 Pemeriksaan fisik anggota keluarga
 Data sekunder yang bisa di ambil dari hasil lab, foto ray, dsb
Yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
Data umum
1. Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
Nama kepala keluarga sebagai penanggung jawab keputusan
keluarga, alamat dan nomor telepon, menentukan demografi wilayah
lingkungan dan memudahkan menghubungi keluarga dalam menggali
kesehatan. Pendidikan KK diketahui untuk landasan komunikasi dan
tingkatan pengetahuan dalam menerima pengetahuan kesehatan serta
pengetahuan untuk mengubah perilaku yang kurang sehat.
Komposisi keluarga untuk mengetahui siapa saja orang yang
tinggal dalam keluarga dan sejauh mana masalah kesehatan keluarga
mempengaruhi komposisi kesehatan keluarga dalam mengambil
prioritas masalah kesehatan yang dihadapai yang perlu diketahui:
nama, jenis kelamin, hubungan dengan keluarga, tingkat pendidikan,
status imunisasi, dan keterangan.
2. Genogram
Untuk menentukan dari status keturunan dalam keluarga adalah
resiko penyakit yang dihadapi keluarga adalah penyakit
keturunan/menular, menjelaskan tentang siapa saja yang tinggal satu
rumah serta tidak adanya pengaruh terhadap masalah yang dihadapi.
3. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis type, beserta kendala masalah yang
terjadi dengan type keluarga tersebut (keluarga inti, keluarga besar,
keluarga ayad, single parent, single adult, keluarga usila).
4. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya, suku bangsa, tersebut terkait dengan kesehatan.
5. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
6. Status sosial ekonomi keluarga
Ditentukan oleh pendapatan baik dari keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan
pula oleh kebutuhan. Kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
7. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersam-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio yang merupakan
aktivitas rekreasi.

B. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
Contoh: Keluarga bapak S mempunyai 2 anak. Anak pertama berumur 20
tahun dan anak keduanya berumur 10 tahun, maka keluarga
bapak S berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan
anak remaja.
2. Tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
Contoh keluarga dengan tahap perkembangan keluarga usia
pertengahan yang ditanyakan:

- Apakah sudah mempertahankan kesehatan


- Apakah sudah mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan
anak-anak
- Apakah sudah meningkatkan keakraban pasangan
3. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga inti yang meliputi
riwayat penyakit keturunan pada masing-masing keluarga perhatian
terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi) sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
Contoh kaitan keluarga dengan rematik :
Siapa yang menderita rematik, sejak kapan sakit rematik, periksa
dimana tahu penyakit rematik.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami
istri.

C. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan
rumah tangga, jenis septitenk, jarak septitenk dengan sumber air, sumber
air yang digunakan serta denah rumah.
Contoh : rumah pada orang social ekonomi rendah :
Rumah tidak permanen, milik sendiri, dinding dari bambu, lantai
dari tanah, jendela hanya di ruang tamu, di ruang tidur tidag ada
jendela , gelap, tidak ada kamar mandi, jamban dan spal, MCK di
sungai. Penataan rumah kurang baik, kebersihan kurang.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga
interaksinya dengan masyarakat.
5. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
dari masyarakat setempat.

D. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain untuk merubah perilaku
c. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing keluarga baik secara formal
maupun informal.
d. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.

E. Fungsi keluarga
1. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan memiliki keluarga. Dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga
dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga
sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, dan
perilaku.
3. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai reproduksi keluarga adalah:
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga
4. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang pangan dan
papan
b. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumberdaya yang ada
dimasyarakat dalam upaya peningkatan status keseehatan keluarga
5. Fungsi perawatan kesehatan
Menanyakan keluhan utama yang dirasakan sasaran/anggota keluarga
yang sakit rematik.
Contoh :Keluhan utama : Kelg mengatakan nyeri kaki, tidak bisa
tidur
Untuk etiologi menanyakan dari tugas keluarga dalam bidang kesehatan
meliputi:
a. Mengenal masalah
Menanyakan pada keluarga tentang penyakit/masalah rematik meliputi:
Pengertian penyakit: keluarga tidak mengetahui tentang pengertian
penyakit rematik.
Penyebab: keluarga tidak mengetahui penyebab tentang penyakit
rematik.
Tanda dan gejala: keluarga hanya yang dirasakan disebutkan, yang lain
tidak mengetahui tanda dan gejala penyakit rematik.
Predisposisi penyakit: keluarga tidak mengetahui predisposisi penyakit
rematik.
b. Mengambil keputusan
Menanyakan pada keluarga meliputi: keputusan yang telah atau akan
dilakukan berkaitan penyakit/masalah.
Dampak penyakit: keluarga tidak mengetahui tentang dampak penyakit
rematik.
Komplikasi penyakit bila tidak dilakukan pengambilan keputusan,
keluarga ada yang tahu, dan ada yang tidak mengetahui komplikasinya.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Menanyakan pada keluarga meliputi: subyektif cara perawatan penyakit
(penatalaksanaan penyakit)
Obyektif: demonstrasi dari perawatan yang dilakukan keluarga
Kebanyakan keluarga tidak mengetahui dan mendemonstrasikan
perawatan penyakit rematik seperti diit rematik, obat rematik ( jenis,
dosis, cara minum, efek samping obat dan mekanisme obat di dalam
tubuh ), Olahraga ( jenis, lamanya, frekwensinya ) serta indicator
rematik.
d. Memelihara lingkungan
Menanyakan pada keluarga meliputi: pemeliharaan lingkungan fisik:
kebersihan, penataan ruangan, ventilasi dan pencahayaan (apa sudah
memenuhi rumah sehat/tidak. Pemeliharaan lingkungan psikologis:
hubungan antar angggota keluarga.
Lingkungan fisik keluarga mengatakan rumahnya sederhana, lantainya
belum di plester, ventilasi hanya di ruang tamu, di kamar tidur tidak ada
ventilasi. Kamar mandi dan spal belum punya hingga harus ke sungai
atau di MCK umum.
Keluarga mengatakan hubungan antar anggota keluarga baik baik saja,
dan sedikit yang mengatakan hubungan antar keluarga kurang baik
e. Memanfaatkan pelayanan
Menanyakan pada keluarga meliputi: fungsi pelayanan, macam-macam
layanan yang diberikan, pemanfaatan terhadap layanan, ada
konflik/trauma dengan tempat pelayanan kesehatan yang digunakan.
Keluarga mengatakan hanya kalau sakit kepalanya menggangu baru
berobat ke pelayanan kesehatan, bila tidak sakit atau sakitnya ringan
tidak berobat ke pelayanan kesehatan.

F. Stres dan koping keluarga


Stres jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu < 6 bulan.
Penyakit yang lama tidak sembuh sembuh, tekanan darah yang tidak
turun merupakan salah satu factor stress dari keluarga, di dukung dengan
ekonomi yang kurang, tidak ada dana untuk transport, merupakan alasan
keluarga tidak pernah atau malas untuk control penyakit rematik.
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu > 6 bulan
 Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap stressor.
 Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
 Strategi adaptasi fungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi fungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi masalah
 Pemeriksaan fisik
Dilakukan pada seluruh anggota keluarga, metode yang
digunakan dalam pemeriksaan fisik tidak beda dengan
pemeriksaan fisik klinik
Dilakukan pada seluruh anggota keluarga, metode yang
digunakan dalam pemeriksaan fisik tidak beda dengan
pemeriksaan fisik klinik.

G. Harapan keluarga
Pada akhirnya pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
I. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosis keperawatan keeluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat
pada pengkajian. Tipologo dari diagnosa keperawatan
1. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah, ketidakmampuan keluarga mengambil
keputusan, ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan runah yang
menunjang kesehatan dan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan
pelayanan kesehatan

2. Resiko (ancaman kesehatan)


Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misal:
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,
stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat
Resiko koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah dan ketidakmampuan
keluarga mengambil keputusan pada anggota keluarga dengan
rematik
3. Potensial (keadaan sejahtera)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan

Dalam suatu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari 1 diagnosa
keperawatan keluarga. Untuk menemukan prioritas terhadap diagnosis
keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan cara
berikut:

SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(Bailon dan Maglaya, 1978)

NO KRITERIA SCORE BOBOT


1. Sifat masalah 1
Skala: - Tidak/kurang sehat 3
- Ancaman 2
- Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah dapat di atasi 2


Skala: - Mudah 2
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0

3. Potensial masalah dapat dicegah 1


Skala: - Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1

4. Menonjol masalah 1
Skala: - Masalah berat harus di atasi 2
- Ada masalah tapi tidak perlu 1
ditangani 0
- Masalah tidak dirasakan

Scoring:
1. Tentukan score untuk setiap kriteria
2. Score dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
Skore
x bobot
Angka tertinggi

3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas dengan


melihat kriteria pertama karena pertama memerlukan tindakan segera dan
biasanya didasari dan dirasakan oleh keluaargnya.yaitu masalah, bobot
yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas dengan


melihat kriteria pertama yaitu:
Sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat
karena pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan
dirasakan oleh keluarga.
Untuk kriteria kedua yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah,
perawat tidak perlu memperhatikan terjangkau faktor-faktor tersebut
sebagai berikut:
 Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan
bermasalah
 Sumberdaya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan, tenaga,
dukungan yang terwujud dalam motivasi keluarga untuk
mengatasi masalah
 Sumberdaya perawat dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan,
waktu
 Sumberdaya masyarakat dalam bentuk fasilitas organisasi dalam
masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi, dan masyarakat.
Untuk kriteria ketiga yaitu potensial masalah yang dapat dicegah, faktor-
faktor yang perlu diperhatikan:
 Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah
 Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah itu ada
 Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah
 Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah
Potensi masalah untuk dicegah tinggi bila kepemilikan masalah kurang
(prognosa penyakit baik), segera dilakukan tindakan dan ada high risk.

SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(BAILON DAN MAGLAYA, 1978)
Masalah :Nyeri pada anggota keluarga dengan penyakit rematik

PERHI PEMBENARAN
NO KRITERIA Skor BOBOT TU
NGAN
1. Sifat Masalah 1 3/3X1= Sifat masalah kurang sehat
Skala : 3 1 Ditandai dengan :
Tidak/kurang Keluhan : nyeri sendi, sulit tidur karena
sehat nyeri

2. Kemungkinan Kemungkinan masalah dapat diubah


masalah dapat Skala:mudah ditandai dengan
diubah 2 2 2/2X2= Iptek ada /Obat untuk mengatasi masalah
Skala : Mudah 2 penyakit Rematik ada dan grtatis,
sumberdaya keluarga tinggi ditandai
dukungan dana ada, motivasi kelg tinggi
untuk mendukung kesembuhannya ,
sarana prasarana mendukung untuk
kesembuhan .

Kemungkinan Kemungkinan masalah dapat diubah


masalah dapat Skala sebagian ditandai dengan
diubah 1 2 1/2x2=1 Iptek/Obat untuk mengatasi masalah
Skala : Sebagian penyakit Rematik ada dan grtatis, tetapi
sumberdaya keluarga rendah ditandai
dukungan dana kurang, motivasi kelg
rendah untuk mendukung kesembuhan,
sarana prasarana kurang mendukung
untuk kesembuhan .
3. Potensial masalah Potensial masalah untuk dicegah
untuk dicegah Skala, tinggi ditandai dengan prognosa
Skala : Tinggi 3 1 3/3x1=1 penyakit . penyakit baru di temukan
segera mendapat pengobatan,penyakit
Rematik . katagori ringan

Potensial masalah Potensial masalah untuk dicegah


untuk dicegah Skala, cukup ditandai dengan prognosa
Skala : Cukup 2 1 2/3X1= . cukup, penyakit sudah cukup lama
2/3 pernah dapat pengobatan Rematik ,
kontrol kurang teratur, penyakit Rematik
. katagori sedang sampai berat.
Potensial masalah Potensial masalah untuk dicegah
untuk dicegah Skala, rendah ditandai dengan prognosa
Skala : Rendah 1 1 1/3X1= penyakit . penyakit sudah lama, kurang
1/3 atau tidak mendapat pengobatan Rematik,
kurang atau tidak pernah kontrol,
penyakit Rematik . katagori berat sekali
4. Menonjolnya 1 2/2X1= Menonjolnya masalah
masalah 1 Skala : Masalah berat, harus segera
Skala : 2 ditangani ditandai peny . dirasakan
 Masalah seluruh keluarga, keputusan keluarga,
berat, harus masalah berat harus segera di tangani.
segera
ditangani
Menonjolnya Menonjolnya masalah
masalah Skala : ada masalah tetapi tidak perlu
Skala : 1 1 1/2x1=1 ditangan ditandai peny a Rematik .
 Ada masalah /2 dirasakan seluruh keluarga,tetapi
tetapi tidak keputusan keluarga, masalah .
perlu penyakitnya biasa dan sembuh sendiri,
ditangani tidak perlu di tangani.

JUMLAH Menyesuaikan

J. Diagnosa Keperawatan Keluarga


1. Pengertian
Adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga / masyarakat
yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data analisa cermat dan
sistematis. Memberikan dasar untuk mendapat tindakan dimana perawat
bertanggung jawab melaksanakannya (Shoemater, 1984).
Diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan nanda 1995:
a. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi
b. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah lingkungan.
c. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran.
d. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah social.
e. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi efektif.
f. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawat
kesehatan.
g. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping.

Contoh:
 Ketidakefektipan regimen terapeutik atau kurang pengetahuan
penatalaksanaan penyakit
 Kerusakan penatalaksanaan pemeliharan rumah
 Resiko terhadap cidera yang berdasarkan kurangnya pengetahuan
terhadap biaya lingkungan.
 Resiko terhadap penularan infeksi
 Komunikasi keluarga disfungsional
 Perubahan proses keluarga berdasarkan dampak anggota keluarga yang
sakit dalam system keluarga.
 Perubahan menjadi orang tua
 Perubahan penampilan peran orang tua / anak
 Gangguan citra diri
 Koping keluarga menurun / tidak efektif
 Perilaku mencari bantuan kesehatan
 Konflik peran orang tua
 Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
 Isolasi social
 Kerusakan interaksi social
 Ketidak patuhan
 Gangguan identitas pribadi
 Penatalaksanaan aturan teraupetik keluarga tidak efektif
Faktor-faktor berhubungan dengan etiologi:
Pada diagnosa keperawatan actual, faktor yang berhubungan merupakan
etiologi adalah faktor penunjang lain yang telah mempengaruhi perubahan
status kesehatan sedangkan faktor dapat dikelompokkan dalam 4 kategori
yaitu patofisiologi, tindakan yang berhubungan, situasional (lingkungan,
personal) dan maturasional, memperhatikan tingkat berfungsi dengan
keluarga yang fungsional untuk keluarga yang fungsional, tindakan yang
bersifat promotif/preventif, untuk keluarga yang disfungsional tindakan
bersifat suportif.

K. Implementasi
1. Intervensi keperawatan keluarga berdasarkan macam masalah
 Masalah tugas perkembangan keluarga
 Masalah sosial budaya
 Masalah kesehatan lingkungan keluarga
 Masalah komunikasi keluarga
 Masalah struktur peran keluarga
 Masalah struktur kekuatan keluarga
 Intervensi pada fungsi sosialisasi keluarga
 Intervensi pada masalah koping keluarga
 Intervensi terhadap masalah fungsi perawatan keluarga
Rencana keperawatan pada anggota keluarga dengan rematik :
Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
…8.. minggu maka Perfusi jaringan adekuat pada anggota keluarga
dengan rematik
Kriteria hasil : Pusing, sakit kepala cekot cekot hilang, TD : kurang
dari 140/90. Keluarga melaksanakan penatalaksanaan penyakit
Rematik : mematuhi diit rematik, minum obat teratur, olahraga control
tekanan darah rutin.
Tujuan khusus 1. : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 – 2
kunjungan, Keluarga mampu mengenal masalah penyakit
rematik
Kriteria hasil : keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian
penyakit rematik meliputi : pengertian, penyebab, tanda gejala,
predisposisi
Intervensi :
a) Bina hubungan saling percaya
b) Jelaskan dan diskusikan dengan keluarga pengertian penyakit
rematik meliputi : pengertian, penyebab, tanda gejala, predisposisi
c) Motivasi keluarga mengulang penjelasan perawat
d) Berikan reward atas keberhasilan keluarga mengulang penjelasan
perawat
e) Evaluasi kemampuan keluarga mengenal masalah

.Tujuan khusus 2 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 – 2


kunjungan, Keluarga mampu mengambil keputusan mengatasi
masalah penyakit rematik
Kriteria hasil : keluarga membawa ke pelayanan kesehatan, mampu
menyebutkan kembali komplikasi dan dampak bila tidak di obati
Intervensi :
a) Bina hubungan saling percaya
b) Jelaskan dan diskusikan dengan keluarga tindakan yang harus
dilakukan mengatasi penyakit rematik yang sesuai dengan
penatalaksanaan penyakitnya
c) Jelaskan dan diskusikan dengan keluarga dampak penyakit
rematik,
d) Jelaskan dan diskusikan dengan keluarga komplikasi penyakit
rematik seperti : stroke, serangan jantung, gagal ginjal, gagal
jantung dengan bahasa yang mudah dimengerti.
e) Motivasi keluarga mengulang penjelasan perawat
f) Berikan reward atas keberhasilan keluarga mengulang penjelasan
perawat
g) Evaluasi kemampuan keluarga mengenal masalah
Tujuan khusus 3. : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 – 3
kunjungan, Keluarga mampu merawat anggota keluarga dg
penyakit hirtensi
Kriteria hasil : keluarga mampu menyebutkan dan mendemostrasikan
kembali perawatan penyakit rematik meliputi : Diit rematik, obat,
olahraga.
Intervensi :
a) Bina hubungan saling percaya
b) Jelaskan dan demonstrasikan diit rematik ( kacang kacangan …gr,
yang tidak boleh ,dll)
c) Jelaskan dan demonstrasikan obat rematik ( jenis, dosis, cara
minum, efek samping dan mekanisme obat dalam tubuh )
d) Jelaskan dan demonstrasikan olahraga untuk rematik ( jenis, lama,
frekwensi )
e) Jelaskan dan demonstrasikan tehnik mengukur rematik
f) Motivasi keluarga mengulang dan mendemonstrasikan perawatan
rematik
g) Berikan reward atas keberhasilan keluarga mengulang dan
mendemonstrasikan perawatan rematik.
h) Evaluasi kemampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
rematik

Tujuan khusus 4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 – 2


kunjungan, Keluarga mampu mengambil memelihara lingkungan
yang dpat menunjang kesehatan pada anggota keluarga dengan
rematik
Kriteria hasil : keluarga, mampu menciptakan lingkungan yang baik,
bersih dan sehat
Intervensi : lengkapi
Tujuan khusus 5 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 – 2
kunjungan, Keluarga mampu mengambil memanfaatkan pelayanan
kesehatan pada anggota keluarga dengan rematik
Kriteria hasil : keluarga, membawa anggota keluarga yang sakit ke
pelayanan kesehatan secara ritin dan teratur.
Intervensi : lengkapi
2. Perubahan pemeliharaan kesehatan
a. Tingkat perubahan keluarga tentang perilaku atau kebiasaan yang
tidak sehat.
1) Intervensi aspek-aspek negative dan kebiasaan yang tidak sehat
2) Intervensi aspek-aspek positif dari kebiasaan yang tidak sehat
(fisik, lingkungan, social, finansial, psikologi)
b. Berikan informasi tentang resiko yang akan timbul dari kebiasaan
yang tidak sehat
1) Resiko terhadap yang bersangkutan
2) Resiko terhadap orang lain
3) Keuntungan merubah perilaku tidak sehat
c. Diskusikan bersama keluarga strategi yang dapat digunakan untuk
merubah kebiasaan yang tidak sehat.
d. Berikan dorongan dan dukungan pada keluarga untuk mencapai
keberhasilan.
e. Bantu klien untuk mengupayakan lingkungan yang dapat
mendukung perubahan kebiasaan yang ttidak sehat.
f. Anjurkan keluarga untuk mengatur nutrisi yang seimbang dan pola
makan yang sehat.
g. Anjurkan keluarga tentang latihan-latihan tertentu yang berkaitan
dengan masalah.
h. Bantu keluarga menyusun program latihan & jadwal pelatihan.
i. Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan sesuai indikasi.
3. Masalah perilaku mencari bantuan kesehatan
a. Tingkatkan perilaku hidup sehat
b. lakukan penyuluhan kesehatan dengan rujukan sesuai dengan
masalah
c. Diskusikan strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan
jangkauan layanan kesehatan yang tersedia di masyarakat
d. Beri informasi tentang macam-macam layanan kesehatan
e. Dorong keluarga meningkatkan hubungan dengan layanan kesehatan
yang ada.
4. Masalah pelaksanaan aturan teraupetik
5. Tingkat kepercayaan dan kekuatan keluarga dalam menyalurkan asuha
teraupetik.
a. Dengarkan keluhan keluarga dalam menyalurkan teraupetik
b. Bantu keluarga menemukan factor-faktor penghambat dalam
menyalurkan asuhan teraupetik
c. Identitas budaya keluarga yang dapat digunakan sebagai sumber
pendukung dalam menyalurkan aturan teraupetik
e. Anjurkan keluarga mendemonstrasikan sumber-sumber tersebut.
6. Tingkatkan kemampuan dan keyakinan keluarga untuk menjalankan
aturan teraupetik secara efektif
7. Evaluasi perubahan perilaku / gaya hidup keluarga untuk membutuhkan
pencapaian hasil belajar yang diharapkan.

L. Evaluasi
Kegiatan evaluasi meliputi pengkajian status kesehatan keluarga,
membandingkan respon keluarga dalam kriteria hasil dan menyimpulkan
hasil kemajuan masalah dan kemajuan pencapaian tujuan keperawatan
keluarga.
Dalam menelaah kemajuan keluarga dalam pencapaian hasil perawat
akan mencatat salah satu dari keputusan berikut dalam lembar evaluasi dalam
catatan kemajuan.
- Lanjutkan : diagnose maih berlaku, tujuan dan kriteria standar
relevan
- Direvisi : diagnose masih berlaku, tujuan dan tindakan
keperawatan memerlukan perbaikan
- Teratasi : tujuan keperawatan telah dicapai dan rencanakan
keperawatan tidak dilanjutkan
- Dipakai lagi : diagnose yang teratasi terjadi lagi
Mengevaluasi tujuan keperawatan
Apakah respon keluarga sesuai dengan kriteria standart yang telah ditetapkan.
Apakah tujuan yang telah dicapai sudah menggambarkan focus keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai