DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 3
1.2 Tujuan Pedoman............................................................................................................................ 4
1.3 Ruang Lingkup Pelayanan.............................................................................................................. 4
1.4 Batasan Operasional ..................................................................................................................... 4
1.5 Landasan Hukum........................................................................................................................... 5
BAB V LOGISTIK.............................................................................................................................. 17
5.1 Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat............................................................................. 17
5.2 Perencanaan Peralatan atau Peremajaan...................................................................................... 17
BAB IX PENUTUP............................................................................................................................ 22
0
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Permata Bekasi
Nomor : 007/SK-DIR/YANMED-ICU/RSPB/IV/2018
Tanggal : 03 April 2018
BAB I
PENDAHULUAN
Instalasi Rawat Intensif / Intensve Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri (instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang
khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,
cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan
prognosis dubia. ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk
menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf medis, perawat dan staf lain
yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keaadaan tersebut.
Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada saat pasca bedah. Pada
sekitar tahun 1860, Florence Nightingale mengusulkan anestesi sampai ke masa pasca bedah. Dimulai
sekitar tahun 1942, Mayo Clinic membuat suatu ruangan khusus dimana pasien-pasien pasca bedah
dikumpulkan dan diawasi sampai sadar dan stabil fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat
anestesi. Keberhasilan unit pulih sadar merupakan awal dipandang perlunya untuk melanjutkan
pelayanan serupa tidak pada masa pulih sadar saja, namun juga pada masa pasca bedah.
Evolusi ICU bermula dari timbulnya wabah poliomyelitis di Scandinavia pada sekitar awal tahun
1950, dijumpai kematian yang disebabkan kelumpuhan otot-otot pernafasan. Dokter spesialis antologi
yang dipelopori oleh Bjorn Ibsen pada waktu itu, melakukan intubasi dan memeberikan bantuan napas
secara manual mirip yang dilakukan selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa kedokteran dan
sekelompok sukarelawan mereka mempertahankan pasien poliomyelitis bulbar dan bahkan
menurunkan mortalitas menjadi sebanyak 40%, dibanding dengan cara sebelumnya yakni penggunaan
iron lung yang mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom membuat ventilasi mekanik
bertekanan positif yang ternyata sangat efektif member pernafasan jangka panjang. Sejak saat itulah
ICU dengan perawatan pernapasan mulai terbantuk dan tersebar luas. Pada saat ini, ICU modern tidak
terbatas menangani pasien pasca bedah atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu
sendiri yaitu intensive care medicine.
Ruang lingkup pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti pernapasan,
kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik pada pasien dewasa ataupun pasien
anak.
Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan mempunyai fungsi rujukan harus dapat
memberikan pelayanan ICU yang professional dan berkualitas. Dengan mengedepankan keselamatan
pasien. Pada instalasi rawat intensif (ICU), perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan
berbagai tenaga profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim.
Pengembangan tim mulitidisplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien.
Selain dukungan itu sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan
pelayanan ICU. Oleh karena itu, mengingat diperlukanya tenaga khusus, terbatasnya sarana dan
prasarana, serta mahalnya peralatan, maka demi efisiensi, keberadaan ICU perlu dikonsentrasikan.
2
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Permata Bekasi
Nomor : 007/SK-DIR/YANMED-ICU/RSPB/IV/2018
Tanggal : 03 April 2018
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
KEPALA INSTALASI
RAWAT INTENSIF
KEPALA PELAYANAN
PERAWAT INTENSIF
DOKTER DOKTER
R. INTENSIF R. INTENSIF
PERAWAT PERAWAT
INTENSIF INTENSIF
2.2. Hubungan Internal dengan unit lain
FRONT OFFICE
UMUM
Rawat Inap LAB
IGD RM
OK/VK
TATA REKENING
RADIOLOGI
ICU
Vendor
PMI
RUMAH SAKIT Ambulance
RUJUKAN
3
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Permata Bekasi
Nomor : 007/SK-DIR/YANMED-ICU/RSPB/IV/2018
Tanggal : 03 April 2018
Kualifikasi tenaga kesehatan yang bekerja di ICU harus mempunyai pengetahuan yang memadai,
mempunyai keterampilan yang sesuai dan mempunyai komitmen terhadap waktu.
Seorang dokter intensivis adalah seorang dokter yang memenuhi standar kompetensi berikut :
Terdidik dan bersertifikat sebagai seorang spesialis anastesiologi melalui program pelatihan
dan pendidikan yang diakui oleh perhimpunan profesi yang terkait.
Menunjang kualitas pelayanan ICU dan menggunakan sumber daya ICU secara efesien
Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan ICU
Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan 24 jam / hari, 7 hari /
minggu
Mampu melakukan prosedur critical care, antara lain :
o Sampel darah arteri
o Memasang dan mempertahankan jalan napas termasuk intubasi trakeal, trakeostomi
perkutan dan ventilasi mekanis
o Mengambil kateter intravaskuler untuk monitoring invasif maupun terapi invasif
misalnya; monitoring peralatan, termasuk :
a. Kateter vena central (CVP)
b. Resusitasi jantung paru
c. Pipa torakostomi
Melaksanakan dua peran utama :
1) Pengelolaan pasien
a. Mampu berperan sebagai pemimpin tim dalam memberikan pelayanan di ICU , menggabungkan dan
melakukan titrasi pelayanan pada pasien penyakit kompleks atau cedera termasuk gagal organ multi-
sistem. Dalam mengelola pasien, dokter intensiv dapat mengelola ICU atau berkolaborasi dengan
dokter lain. Seorang dokter intensivis mampu mengelola pasien sakit kritis dalam kondisi seperti :
a) Hemodinamik tidak stabil
b) Gangguan atau gagal napas, dengan atau tanpa memerlukan tunjangan ventilasi mekanis
c) Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi hipertensi intracranial
d) Gangguan atau gagal ginjal akut
e) Gangguan endokrin dan/ atau metabolic akut yang mengancam nyawa
f) Gangguan nutrisi yang memerlukan tunjangan nutrisi
2) Manajemen Unit.
Dokter intensivis berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas manajemen unit yang diperlukan
untuk memberi pelayanan-pelayanan ICU yang efisien, tepat waktu dan konsisten. Aktivitas-
aktivitas tersebut meliputi antara lain :
a) Triage, alokasi tempat tidur dan rencana pengeluaran pasien
b) Supervisi terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan unit
c) Partisipasi pada kegiatan-kegiatan perbaikan kualitas yang berkelanjutan termasuk
supervisi koleksi data
d) Berinteraksi seperlunya dengan bagian-bagian lain untuk menjamin kelancaran
pelayanan di ICU
e) Mempertahankan pendidikan berkelanjutan tentang critical care medicine.
4
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Permata Bekasi
Nomor : 007/SK-DIR/YANMED-ICU/RSPB/IV/2018
Tanggal : 03 April 2018
BAB III
5
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Permata Bekasi
Nomor : 007/SK-DIR/YANMED-ICU/RSPB/IV/2018
Tanggal : 03 April 2018
STANDAR FASILITAS
3.1. Denah
27 Mengukur CVP
28 Merawat Area
Pemasangan CVP
29 Mengoperasikan
Infus Pump
3O Mengoperasikan
Syringe Pump
31 Menyiapkan Alat-alat
Intubasi
32 Menyiapkan
ventilator
33 Mengoperasikan
Ventilator
34 Melakukan Proses
Weaning Ventilator
35 Melakukan Intubasi
36 Menyiapkan dan
Melakukan Extubasi
37 Memasang Guedel
38 Memasang NGT pada
Pasien Terintubasi
39 Melakukan Bilas
Lambung
4O Mengambil Sample
Darah Arteri
2.Linen kotor dari ruangan diambil dan dibawa ke ruang linen kotor menggunakan troli
3.Pisahkan linen infeksius dan non infeksius
4.Linen infeksius masuk ke ember tutup warna merah dan yang non infeksius masuk ke dalam
ember warna biru
5.Menghitung dan mencatat linen kotor dan menyerahkan ke petugas laundry satu kali sehari
setiap pagi
6.Linen non infeksius ditimbang lalu direndam dengan detergent
7.Linen yang infeksius direndam dengan natrium hipoklorit
8.Linen yang sudah rapid dan disetrika dicocockan dengan linen pada waktu penyerahan linen
kotor, jika tidak sesuai harus dicari penyebabnya
9.Memasukkan linen kelemari sesuai masing – masing ruangan
BAB IV
9
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Permata Bekasi
Nomor : 007/SK-DIR/YANMED-ICU/RSPB/IV/2018
Tanggal : 03 April 2018
4) Overdosis obat
10
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Permata Bekasi
Nomor : 007/SK-DIR/YANMED-ICU/RSPB/IV/2018
Tanggal : 03 April 2018
Infusion pump
Suction
Defibrilator
BAB V
LOGISTIK
12
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Permata Bekasi
Nomor : 007/SK-DIR/YANMED-ICU/RSPB/IV/2018
Tanggal : 03 April 2018
13
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Permata Bekasi
Nomor : 007/SK-DIR/YANMED-ICU/RSPB/IV/2018
Tanggal : 03 April 2018
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1. Definisi
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman.
6.2. Tujuan
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah
Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
14
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Permata Bekasi
Nomor : 007/SK-DIR/YANMED-ICU/RSPB/IV/2018
Tanggal : 03 April 2018
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1. Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja / aktifitas
karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
7.2. Tujuan
Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS
Mencegah dan mengurangi
Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah
Kewaspadaan standar karyawan / petugas ICU dalam menghadapi penderita dengan dugaan
flu burung adalah :
1. Cuci tangan. Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat
selama ± 5 menit, yaitu dengan menyikat selruh telapak tangan maupun punggung
tangan. Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa
2. Memakai masker N95 atau minimal masker badan
3. Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila diperlukan)
4. Menggunakan apron / gaun pelindung
5. Menggunakan sarung tangan
6. Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)
7. Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
15
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Permata Bekasi
Nomor : 007/SK-DIR/YANMED-ICU/RSPB/IV/2018
Tanggal : 03 April 2018
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
16
Lampiran
SK Direktur Rumah Sakit Permata Bekasi
Nomor : 007/SK-DIR/YANMED-ICU/RSPB/IV/2018
Tanggal : 03 April 2018
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelayanan ICU di rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi seluruh petugas
pemberi layanan yang menyelenggarakan pelayanan pada pasien ICU. Berdasarkan klasifikasi sumber daya,
sarana, prasarana dan peralatan pelayanan ICU di rumah sakit dapat dikategorikan sebagai ICU primer.
Oleh karena itu, rumah sakit diharapkan akan terus mengembangkan pelayanan sesuai dengan
ketentuan pedoman standar ICU sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif bagi setiap program
pengembangan layanan ICU di rumah sakit .
Sedangkan untuk kelancaran setiap pelaksanaan pelayanan di ICU perlu adanya penjabaran dari
pedoman pelayanan dengan penyusunan prosedur tetap di unit layanan ICU sehingga hambatan dalam
menjalankan pelaksanaan pelayanan bisa diminimalkan.
Ditetapkan : Bekasi
Tanggal : 03 April 2018
Rumah Sakit Permata Bekasi
Dr.Muji Hastuty
Direktur
17