Anda di halaman 1dari 10

HASIL DISKUSI KELOMPOK 4

PROSES PENUAAN

KELAS III-B

1. CUT BAIT NURJANNAH (NIM 15.049)


2. DIMAS SYAHRIAL (NIM 15. 051)
3. EVI ZAQIYAH (NIM 15. 055)
4. INSANI CAHYANINGRUM (NIM 15. 060)
5. JAINUL ALIM (NIM 15. 061)
6. MUHAMMAD FANDY F (NIM 15. 069)
7. NITA SWARIYANTI (NIM 15. 074)
8. NOVI RAHMANIA (NIM 15. 076)
9. QUMAIDATUL AZIZAH (NIM 15.080)
10. SITI MAYMUNAH (NIM 15. 0 )
11. DEVITA PUTRI (NIM 15. 0 )
A. Pengertian Penuaan
Penuaan (aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tridak dapat memperbaiki kekurangan yang didierita.
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa
atau tahap hidup manusia yaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.
Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu
kecacatan. Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang
sering menghinggapi kaum lanjut usia.
B. Proses Tahapan Penuaan
Penuaan tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahapan
atau fase, sehingga kita memiliki kesempatan untuk menghambatnya, salah
satunya dengan menjaga pola makan dan pemakaian krim atau pelembab untuk
melindungi kulit dari sengatan matahari agar kulit tidak cepat kering atau keriput.
Menurut Dr. Maria Sulindro, direktur medis Pasadena anti-aging, AS, Proses
penuaan terjadi secara bertahap dan secara garis besar dapat dibagi menjadi 3
fase:
1. Fase 1 Subklinik
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormon
mulai berkurang (mulai mengalami penurunan produksi). Pada tahap ini, sebagian
besar hormon di dalam tubuh mulai menurun, yaitu hormon testosteron, growth
hormon, dan hormon estrogen. Pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak
sel dan DNA, mulai memengaruhi tubuh. Polusi udara, diet yang tak sehat dan
stres merupakan serangan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh.
Kerusakan ini biasanya tak tampak dari luar. Karena itu, pada tahap ini orang
merasa dan tampak normal, tidak mengalami gejala dan tanda penuaan. Di fase ini
mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh
pun masih bugar terus. Penurunan ini mencapai 14 % ketika seseorang berusia 35
tahun.
2. Fase 2 Transisi
Kedua transisi, yakni pada usia 35-45 tahun. Produksi hormon sudah
menurun sebanyak 25%, sehingga tubuh pun mulai mengalami penuaan. Biasanya
pada masa ini, ditandai dengan lemahnya penglihatan (mata mulai mengalami
rabun dekat) sehingga perlu menggunakan kacamata berlensa plus, rambut mulai
beruban, stamina dan energi tubuh pun berkurang. Bila pada masa ini dan
sebelumnya atau bila pada usia muda, kita melakukan gaya hidup yang tidak sehat
bisa berisiko terkena kanker.
3. Fase 3 Klinik
Puncaknya pada tahap fase klinikal, yakni pada usia 45 tahun ke atas. Pada
masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali.
Kaum perempuan mengalami masa yang disebut menopause sedangkan kaum pria
mengalami masa andropause. Pada masa ini kulit pun menjadi kering karena
mengalami dehidrasi/kulit menjadi keriput, terutama di bagian samping dan di
bawah mata kita, juga kulit tangan kita yang tidak sekencang dulu, tubuh juga
menjadi cepat lelah. Berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis,
hipertensi dan penyakit jantung koroner mulai menyerang dan menjadi sesuatu
yang sangat mengerikan.
Karena proses penuaan ini terjadi melalui beberapa tahapan, sebenarnya
ada banyak waktu untuk menghambatnya. Cepat lambatnya proses penuaan, 30%
dipengaruhi oleh faktor genetika/keturunan dan 70 % lebih dipengaruhi oleh gaya
hidup. Kalau anggota keluarga cenderung awet muda. Kita pun besar
kemungkinan akan berpenampilan awet muda. Gaya hidup yang penuh stres,
kurang istirahat, banyak makan makanan berlemak dan berkalori tinggi, kurang
gerak serta hidup di lingkungan yang penuh polusi akan merusak sel sehingga
menjadi lebih tua. Akibatnya, kita pun mengalami penuaan usia biologik. Namun,
kondisi ini dapat dihindari dengan program anti aging baik yang dilakukan sendiri
maupun dengan bantuan medis. Misalnya: Seseorang yang rajin berolahraga,
terbukti bisa menangkal sejumlah penyakit kardiovaskuler. Olah raga ringan di
sela aktivitas seperti senam, lari atau jalan cepat sebaiknya sering dilakukan.
Semakin jauh seseorang dari derita penyakit jantung, stroke dan
sejenisnya, Semakin berbahagia hidupnya. Dan kebahagiaan itu merupakan salah
satu peran terbesar penunda penuaan. Tidak mungkin rasanya orang bisa terlihat
sehat dan awet muda kalau tubuhnya dihinggapi berbagai jenis penyakit
berbahaya. Penunda penuaan lainnya adalah faktor diet dan nutrisi. Apa yang kita
makan menentukan tubuh kita. Diet dan nutrisi sangat berperan dalam
menentukan proses penuaan dan kesehatan seseorang.
C. Perubahan Fisik yang Terjadi Pada Proses Penuaan
1. Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya
b. Lebih besar ukurannya
c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraseluler
d. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati
e. Jumlah sel otak menurun.
f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel
g. Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
2. Sistem persarafan
a. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya
dalam setiap harinya).
b. Cepatnyan menurun hubungan persarafan.
c. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stres.
d. Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan ketahanan
terhadap dingin.
e. Kurang sensitif terhadap sentuhan
3. Sistem pendengaran
a. Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan
(daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara
atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti
kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.
b. Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
c. Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya
keratin.
d. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa/stres.
4. Sistem penglihatan
a. Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap sinar.
b. Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
c. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
d. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gela
e. Hilangnya daya akomodasi
f. Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5. Sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun
sesudah berumut 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk
(duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi
65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
e. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis
normal 90 mmHg.
6. Sistem pengtaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran terjadi
sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain;
a. Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik  35o ini
akibat metabolisme yang menurun.
b. Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
1. Sistem respirasi
a. Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b. Menurunnya aktivitas dari silia
c. Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik
nafas menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan
kedalaman bernafas menurun
d. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
e. O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
f. CO2 pada arteri tidak berganti
g. Kemampuan untuk batuk berkurang
h. Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan
menurun seiring degan bertambahnya usia.
2. Sistem gastrointestinal
a. Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa
terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi
yang buruk dan gizi yang buruk
b. Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput
lendir, atropi indera pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari saraf
pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit.
c. Esofagus melebar
d. Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam
labung menurun, waktu mengosongkan menurun.
e. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
f. Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu).
g. Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
3. Sistem reproduksi
a. Menciutnya ovari dan uterus
b. Atrofi payudar
c. Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa,
meskipun adanya penurunan secara beransur-ansur
d. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi
keksehatan baik), yaitu;
e. Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
f. Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan
kemampuan seksual
g. Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami
h. Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi
menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi
perubahan-perubahan warna.
4. Sistem genito urinaria
a. Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh,
melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit
terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glumerulus,
kemudia mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurang
kemapuan mengkonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, proten
uria.
b. Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi
buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah dikosongkan sehingga
meningkatkan retensi urine.
c. Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65
tahun
5. Sistem endokrin
a. Produksi hampir semua hormon menurun
b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
c. Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah
dan hanya dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH,
TSH, FSH, LH.
d. Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.
6. Sistem kulit
a. Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak
b. Kulit kasar dan bersisik,
c. Mekanisme proteksi kulit menurun
d. Produksi serum menurun
e. Gangguan pigmentasi kulit
f. Kulit kepala dan rambut menipis
g. Kelenjar keringat berkurang jumlahnya
7. Sistem muskuloskeletal
a. Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
b. Kifosis
c. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
d. Persendian membesar dan menjadi pendek
e. Tendon mengerut dan mengalami skelrosis
8. Perubahan mental
a. Perubahan fisik, organ perasa
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan
e. Lingkungan
f. Momory: jangka panjang (*berhari-hari yang lalu) mencakup
beberapa perubahan. Kenangan jangka pendek (0-10 menit) kenangan
buru
g. Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan perkataan
verbal.
h. Berkurangnya keterampilan psikomotor.
9. Perubahan psikososial
a. Kehilangan finansial (income berkurang).
b. Kehilangan status.
c. Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-
teman dan keluarga besar.
d. Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
e. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of wawreness of
mortality).
f. Perubahan dalam hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak
lebih sempit.
g. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan.
h. Penyakit kronis dan ketidiakmampuan.
i. Gangguan syaraf dan panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
j. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
k. Hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik, perubahan perubahan
Daftar Pustaka

Maryam Siti, Ekasari Mia, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika

https://thefuturisticlovers.wordpress.com/2012/06/18/patologi
pengertian penuaan-dan-tahapan-penuaan-aging/

http://fauziahjelek.blogspot.co.id/2015/05/makalah-patologi-proses-
penuaan.html

Anda mungkin juga menyukai