Anda di halaman 1dari 3

1.

Pemilu 1955

Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama di Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno, yang
memilih anggota DPR dan Konstituante yang dilakukan dalam 2 periode. Pertama tanggal 29
September 1955 untuk memilih anggota DPR dan yang kedua tanggal 15 Desember 1955 untuk
memilih anggota konstituante. Saat itu anggota angkatan bersenjata dan polisi ikut berpartisipasi.

Sebanyak 260 kursi diperebutkan untuk DPR dan 520 untuk Konstituante. Selain itu, ditambah 14
wakil golongan minoritas yang diangkat oleh pemerintah.

Pada pemilihan ini, PNI dan Masyumi mendapatkan suara tertinggi sehingga bisa menempatkan 57
anggotanya.

Tingkat partisipasi warga tinggi. Suara sah mencapai 88% dari 43juta pemilih dan suara tidak sah dan
golput sebesar 12,34%

2. Pemilu 1971

Pemilu 1971 digelar pada 5 Juli 1971 untuk memilih DPR Pusat, DPRD Tingkat 1 Provinsi dan
DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya.

Pemilu ini merupakan pemilu kedua yang dilakukan serta pemilu pertama pada era Orde Baru.

Ada sepuluh partai yang mengikuti pesta demokrasi ini dan partai Golongan Karya (Golkar) sebagai
pemenangnya.
Pada Pemilu 1971, para pejabat publik harus bersikap netral, meski pada kenyataannya tak sedikit
yang menunjukkan keberpihakan pada salah satu partai.

Pembagian kursi pada Pemilu 1971 berbeda dengan Pemilu 1955. Pemilu 1971 menggunakan UU No
15 Tahun 1969 sebagai dasar, semua kursi terbagi habis di setiap daerah pemilihan.

Golput mengalami penurunan sekitar 6.67%

3. Pemilu 1977

Pemilu 1977 digelar pada 2 Mei 1977, untuk memilih DPR Pusat, DPRD Tingkat 1 Provinsi, dan
DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya. Pemilu menggunakan sistem proporsional

Pada pemilu ini, partai yang ikut hanya tiga yaitu PPP, PDI dan Golkar sebagai partai yang cukup kuat
pada masa Orde Baru.

Jumlah peserta pemilu yang hanya 3 partai sebagai implementasi keinginan pemerintah dan DPR
untuk menyederhanakan jumlah partai melalui UU No. 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan
Golkar.

Dari 70juta lebih pemilih, hampir 64juta suara yang sah atau sekitar 90,93%.

4. Pemilu 1982

Pemilu keempat dilaksanakan pada 4 Mei 1982, untuk memilih memilih DPR Pusat, DPRD Tingkat 1
Provinsi, dan DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya.

Peserta pemilu juga sama seperti pemilu sebelumnya yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP),
Golkar, dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Sebanyak 364 anggota dipilih langsung oleh rakyat, sementara 96 orang diangkat oleh presiden..
pemilu ini dilakukan berdasarkan UU No. 2 th. 1980.

5. Pemilu 1987

Pemilu 1987 digelar pada 23 April 1987, yang memilih anggota DPR, DPRD Tingkat 1 Provinsi, dan
DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya. 400 dipilih secara langsung dan 100 diangkat oleh Presiden.

6. Pemilu 1992

Pemilu keenam diselenggarakan pada 9 Juni 1992 untuk memilih anggota DPR, DPRD Tingkat 1
Provinsi, dan DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya.

7. Pemilu 1997

Pemilu 1997 digelar pada 29 Mei 1997 untuk memilih anggota DPR, DPRD Tingkat 1 Provinsi dan
DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya. Pemilu ini menuai sejumlah protes. Di Kabupaten
Sampang, Madura, puluhan kotak suara dibakar massa oleh sebab kecurangan pemilu dianggap sudah
keterlaluan dan di tahun ini jumlah suara yang sah hampir 113 juta suara.

8. Pemilu 1999

Pemilu 1999 digelar pada 7 Juni 1999 dan merupakan pemilu pertama sejak berakhirnya rezim Orde
Baru.

Dalam pemilu ini, dipilih anggota DPR, DPRD Tingkat 1 Provinsi, dan DPRD Tingkat II
Kabupaten/Kotamadya periode 1999-2004.

Pemilu era reformasi ini diikuti oleh 48 partai politik yang berasal dari berbagai elemen. Penentuan
kursi dilakukan secara proporsional berdasarkan persentase suara nasional.

Tidak seperti pemilu-pemilu sebelumnya, Pemilu 1999 mengalami beberapa hambatan diantaranya
dalam proses perhitungan suara, dimana terdapat 27 partai politik yang tidak bersedia menandatangani
berkas hasil pemilu 1999. Masalah selanjutnya adalah pembagian kursi.

Perbedaan antara Pemilu 1999 dengan Pemilu 1997 adalah bahwa pada Pemilu 1999 penetapan calon
terpilih didasarkan pada rangking perolehan suara suatu partai di daerah pemilihan.

Pemilu 1999 ini sama dengan metode yang digunakan pada Pemilu 1971. Sedangkan angka partisipasi
pemilih mencapai 94.63 persen. Sementara angka Golput hanya sekitar 5,37 persen saja.

9. Pemilu 2004

Pemilu 2004 digelar pada 5 April 2004 untuk memilih anggota DPR, DPRD Tingkat 1 Provinsi, dan
DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya periode 2004-2009. Sedangkan untuk memilih presiden dan
wakil presiden untuk masa bakti 2004-2009 diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004 (putaran I) dan
20 September 2004 (putaran II). Partai yang mengikuti pesta demokrasi ini berjumlah 24 partai.

Pemilu 2004 merupakan sejarah tersendiri bagi pemrintahan Indonesia. Dimana untuk pertama
kalinya rakyat Indonesia memilih presidennya secara langsung. Sekaligus membuktikan upaya serius
mewujudkan sistem pemerintahan Presidensil yang dianut oleh pemerintah Indonesia.
Sistem pemilu yang digunakan adalah Proporsional dengan Daftar Calon Terbuka. Proporsional
Daftar adalah sistem pemilihan mengikuti jatah kursi di tiap daerah pemilihan. Jadi, suara yang
diperoleh partai-partai politik di tiap daerah selaras dengan kursi yang mereka peroleh di parlemen.

Untuk memilih anggota parlemen, digunakan sistem pemilu Proporsional dengan varian Proporsional
Daftar (terbuka). Untuk memilih anggota DPD, digunakan sistem pemilu Lainnya, yaitu Single Non
Transverable Vote (SNTV). Sementara untuk memilih presiden, digunakan sistem pemilihan
Mayoritas/Pluralitas dengan varian Two Round System (Sistem Dua Putaran).

10. Pemilu 2009

Pemilu 2009 diselenggarakan pada 9 April 2009, memilih 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2009-2014.
Sedangkan untuk memilih presiden dan wakil presiden untuk masa bakti 2009-2014 diselenggarakan
pada tanggal 8 Juli 2009 (satu putaran).

Ada 38 partai yang mengikuti pesta demokrasi ini.

Pemilu 2009 dilaksanakan menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 2008. Jumlah kursi di tiap dapil
yang diperebutkan minimal tiga dan maksimal sepuluh kursi. Ketentuan ini berbeda dengan Pemilu
2004.

Sementara untuk jumlah golput hampir 50 juta suara atau sekitar 30 persen. Jumlah angka golput ini
tergolong besar meskipun masih lebih kecil dari hasil survei yang memprediksi angka golput
mencapai 40 persen.

11. Pemilu 2014

Pemilu ini diselenggarakan pada 9 April 2014 untuk memilih 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2014-2019.

Ada 15 partai yang mengikuti pemilu ini.

Anda mungkin juga menyukai