Anda di halaman 1dari 64

Materi Sosialisasi

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)


2018

Jakarta, Maret 2018


1
Sesi 1: Kebijakan Nasional

2
Arahan Presiden
Rapat Terbatas Tentang Program Raskin 19 Juli 2016
Agar penyaluran Raskin diganti dengan menggunakan kartu elektronik yang akan
diberikan langsung kepada rumah tangga sasaran.
Kartu elektronik tersebut dapat digunakan untuk memperoleh beras, telur, dan bahan
1 pokok lainnya di pasar, warung, toko sesuai harga yang berlaku.
Selain itu, rakyat juga memperoleh nutrisi yang lebih seimbang, tidak hanya
karbohidrat, tetapi juga protein, seperti telur.

Pasar, warung, dan toko dapat membeli beras dari dari berbagai sumber yang
2 menjual beras dengan harga yang lebih murah, sehingga terdapat mekanisme
kompetisi.

Penerapan kartu elektronik agar dicoba terlebih dahulu di beberapa kota dan
dilaksanakan dengan hati-hati, karena Pemerintah belum memutuskan penggunaan
3 kartu elektronik untuk langsung digunakan di semua kota dan baru akan dilaksanakan
di 2017.

Sumber: Risalah Rapat Terbatas, No. R-139/SesKab/DKK/7/2016, 29 Juli 2016

3
Transformasi Bantuan Pangan
(dari Subsidi menjadi Bansos)

2016 2017 2018*


SUBSIDI RASTRA
BANSOS RASTRA
14,3 juta
SUBSIDI
RASTRA
15,5 juta
BPNT
BPNT
1,2 juta

Keterangan:
*) Perluasan implementasi
BPNT di 2018 akan dilakukan
secara bertahap dan
ditetapkan dengan SK Dirjen
PFM Kemensos
4
Besaran Manfaat Bantuan Sosial Pangan

Bansos Rastra BPNT

• Rp110.000/KPM/bulan
• Tidak dapat diambil tunai dan
• Bantuan sosial diberikan dalam
hanya dapat ditukarkan
bentuk beras berkualitas
dengan beras dan/atau telur
medium sejumlah 10 kg per
sesuai keinginan.
KPM per bulan
• KPM menerima Bansos Rastra • Bantuan dapat disisakan di
tanpa dikenakan harga/biaya dalam rekening Bantuan
tebus. Pangan untuk digunakan lagi
sebelum penyaluran bulan
berikutnya.

5
Pagu Alokasi Program Bansos Pangan
1. Pagu Penerima Bansos Pangan Nasional ditetapkan melalui Keputusan
Menteri Sosial No:4/HUK/2018, tanggal 2 Januari 2018.
2. Pemprov dan Pemkab/Pemkot dapat menganggarkan pada APBD
belanja bansos untuk menambah Pagu Penerima Bansos Pangan bagi
keluarga yang dianggap miskin dan tidak termasuk dalam Daftar KPM,
sesuai dengan kemampuan daerah, setelah memprioritaskan
pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib dan pilihan, kecuali
ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundangan.
3. Mekanisme Bansos Pangan dengan APBD dilakukan dengan mengacu
pada mekanisme penyaluran program nasional.

6
Sumber Data dan
Penerima Bantuan Sosial Pangan

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bansos Pangan adalah keluarga


dengan kondisi sosial ekonomi 25% terendah di daerah pelaksanaan

Sumber Data KPM Bansos Pangan adalah Data Terpadu Program


Penanganan Fakir Miskin (DT-PPFM), yang merupakan hasil Pemutakhiran
Basis Data Terpadu tahun 2015

DT-PPFM dikelola oleh: Kelompok Kerja Pengelola Data Terpadu Program


Penanganan Fakir Miskin (Pokja Data), yang dibentuk melalui SK Mensos No.
284/HUK/2016 tanggal 21/9/2016, yang diperbaharui melalui SK Mensos
No.30/HUK/2017 tanggal 16/3/2017. Pokja Data terdiri dari: Kemenko PMK,
Kementerian PPN/Bappenas, Kemendagri, Kemensos, Badan Pusat Statistik (BPS),
dan Sekretariat TNP2K.

Bansos Rastra: BPNT:


Data KPM disampaikan oleh Kemensos Data KPM disampaikan oleh Kemensos
kepada Pemda melalui Aplikasi SIKS- kepada:
NG • Pemda melalui Aplikasi SIKS-NG;
• Bank Penyalur melalui CD
7
Kelembagaan Program Bantuan Sosial Pangan

Bansos Rastra BPNT

Dikelola dan dikendalikan oleh Tim Koordinasi Bantuan Sosial Pangan di setiap
tingkatan wilayah

Di Tingkat Pusat dikendalikan oleh Tim


Pengendali Pelaksanaan Penyaluran
Bantuan Sosial Secara Non Tunai à
Perpres No. 63/2017

8
Bansos Rastra BPNT

Tim Koordinasi Bansos Pangan


Dalam rangka pelaksanaan Bansos Pangan (BPNT dan Bansos Rastra) dibentuk Tim Koordinasi
Bantuan Sosial Pangan di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan
à Masing-masing bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program di wilayahnya

Tim Koordinasi Bansos Pangan Dibentuk dan


Pusat
tingkat Pusat dikoordinasikan oleh Menko PMK

Tim Koordinasi Bansos Pangan Dibentuk dan


Provinsi
tingkat Provinsi* dikoordinasikan oleh Gubernur

Tim Koordinasi Bansos Pangan Dibentuk dan dikoordinasikan oleh


Kabupaten/Kota
tingkat Kabupaten/Kota* Bupati/Walikota

Tim Koordinasi Bansos Pangan Dibentuk dan


Kecamatan
tingkat Kecamatan dikoordinasikan oleh Camat

Keterangan:
*) Tim Koordinasi Bansos Pangan Provinsi & Kabupaten/Kota à Ketua : Sekretaris Daerah
à Sekretaris: Kepala Dinas Sosial
9
BPNT

Tim Pengendali Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial


Secara Non Tunai (Perpres 63 Tahun 2017)
Menteri Koordinator
Bidang PMK
KETUA

Menteri PPN/
Bappenas
Wakil Ketua
Sekretaris Eksekutif TNP2K
Sekretaris

Menteri Dalam Negeri, Menteri Sosial, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri ESDM, Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, Menteri Hukum dan
HAM, Menteri Komunikasi dan Informasi, Menteri Badan Umum Milik Negara/BUMN, Menteri
RisTekDikTi, Menteri Setneg, Setkab, Kepala BPS, Kepala Staf Kepresidenan,
Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Ototitas Jasa Keuangan

Tugas Tim Pengendali mencakup koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
Bantuan Sosial Non Tunai, serta memberikan rekomendasi perbaikan kebijakan dan pelaksanaan program

10
Sesi 2: Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

11
Pedoman Umum
Bantuan Pangan Non Tunai
Disusun bersama oleh Kemenko PMK, Kementerian PPN/BAPPENAS, Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Sosial, KSP, BI, OJK, TNP2K, berdasarkan pembelajaran
dari uji coba 2016, pelaksanaan dan hasil pemantauan-evaluasi 2017, dan uji coba
2017

Berisi:
1. Latar Belakang, Definisi, Tujuan, Manfaat
2. Prinsip Umum
3. Kepesertaaan
4. Besaran Manfaat
5. Pagu
6. Mekanisme pelaksanaan: Persiapan,
Penyiapan Data KPM dan Penyerahan ke Bank,
Penyiapan E-warong, Edukasi Sosialisasi,
Registrasi, Pembukaan Rekening, Penyaluran,
Pemanfaatan Bantuan
7. Pengendalian (pemantauan dan evaluasi)
8. Pengaduan
12
Dasar Hukum Kebijakan BPNT

1. UU No.25/Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.


2. UU No.13/Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin.
3. UU No.18/Tahun 2012 tentang Pangan.
4. UU No.23/Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
5. Perpres No.82/Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan
Inklusif (SNKI).
6. Perpres No.63/Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial
Secara Non Tunai (BSNT).
7. Arahan Presiden 26 Maret 2017, 16 April 2017, 19 Juli 2017

13
Tujuan BPNT
1) Mengurangi beban pengeluaran Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan.
2) Memberikan gizi yang lebih seimbang kepada KPM.
3) Meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan
Bantuan Pangan bagi KPM.
4) Memberikan pilihan dan kendali kepada KPM dalam
memenuhi kebutuhan pangan.
5) Mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals/SDGs).

14 14
Manfaat BPNT
1. Meningkatnya ketahanan pangan di tingkat KPM, sekaligus
sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan
kemiskinan.
2. Meningkatnya efisiensi penyaluran bantuan sosial.
3. Meningkatnya transaksi non tunai dalam agenda Gerakan
Nasional Non Tunai (GNNT).
4. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama usaha
mikro dan kecil yang sudah berpengalaman dalam usaha
penjualan telur dan beras.

15
Rencana Perluasan BPNT secara Bertahap

Tahapan 0 1

Periode Jan 2017- Jan 2018 2018

TOTAL KPM Bantuan Pangan 15,498,936 15,498,936

1. KPM BPNT 1,286,194 3,314,497

2. KPM Bansos Rastra 14,212,742 12,184,439

3. Selisih: Peralihan Rastra ke BPNT 1,286,194 2,028,303

TOTAL Kabupaten/Kota 514 514

1. Kab/Kota BPNT 44 68

2. Kab/Kota Bansos Rastra 470 446

3. Selisih: Peralihan Rastra ke BPNT 44 24

Keterangan:
*) Perluasan implementasi BPNT di 2018 dilakukan secara bertahap dan ditetapkan dengan SK
Dirjen PFM Kemensos Nomor: 1/PFM/SK/HK.01/2018, tgl 3 Januari 2018.

16
Prinsip Utama BPNT

1) Mudah dijangkau dan digunakan oleh KPM.


2) Memberikan pilihan dan kendali kepada KPM tentang kapan, berapa, jenis,
kualitas, dan harga bahan pangan (beras dan/atau telur), serta tempat membeli
sesuai dengan preferensi (tidak diarahkan pada E-warong* tertentu dan
bahan pangan tidak dipaketkan).
3) Mendorong usaha eceran rakyat untuk memperoleh pelanggan dan
peningkatan penghasilan dengan melayani KPM.
4) Memberikan akses jasa keuangan kepada usaha eceran rakyat dan kepada KPM.
5) E-warong dapat membeli pasokan bahan pangan dari berbagai sumber
sehingga terdapat ruang alternatif pasokan yang lebih optimal.
6) Bank Penyalur bertugas menyalurkan dana bantuan ke rekening KPM dan tidak
bertugas menyalurkan bahan pangan kepada KPM, termasuk tidak melakukan
pemesanan bahan pangan.

*E-warong: warung, toko, pedagang yang telah bekerja sama dengan Bank Penyalur dan
ditentukan sebagai tempat pembelian beras dan atau telur
17
Prinsip Utama BPNT:
KPM memiliki pilihan dan kendali tentang kapan memanfaatkan dana
bantuan dan menentukan jenis, kualitas, kuantitas serta harga bahan pangan
(beras dan/atau telur)

18
Prinsip Utama BPNT:
Pasokan bahan pangan di E-Warong berasal dari berbagai sumber

Arahan Presiden 19 Juli 2017:


Pasar, warung, dan toko dapat membeli beras dari Bulog, tetapi sifatnya tidak memaksa, dan
dari tempat lain atau dari swasta yang menjual beras dengan harga yang lebih murah,
sehingga terdapat mekanisme kompetisi

19
Prinsip Utama BPNT:
KPM tidak diarahkan ke agen tertentu
KPM diberikan informasi nama dan
lokasi e-warong:
warung/toko/agen) yang dapat
diakses dan KPM dapat memilih
sendiri

20
Sesi 3: Mekanisme Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT)

21
Mekanisme Penyaluran BPNT

1 2 3 4 5
• Penyiapan Pengiriman Registrasi dan Penyaluran Pemanfaatan
Data pemberitahuan aktivasi Penerima bantuan melalui KKS di e-warong
penerima ke KPM serta Manfaat oleh bank Rekening Bank untuk memperoleh
manfaat Sosialisasi dan penyalur. beras dan atau
Edukasi telur
• Penyiapan e-
warong.

• Melengkapi data
sesuai KYC
• Pengaktifan KKS. e-warong

*E-warong: agen bank, pedagang yang telah bekerja sama dengan Bank Penyalur dan
ditentukan sebagai tempat pembelian beras dan atau telur
22
1 Persiapan Data KPM

Pedoman Umum
Halaman 14, 25

23
Prinsip Peralihan Bansos Pangan

1. Dalam satu kabupaten/kota BDT


40%
hanya
berlaku satu mekanisme program
(Bansos Rastra atau BPNT)
• Mempermudah dalam perencanaan
Bansos
dan alokasi anggaran Rastra
dan
• Mempermudah dalam pengelolaan BPNT
(bagi Pemda dan Bank Penyalur) PKH
25%
15%
2. Penerima BPNT tidak hanya
peserta PKH saja
24
Persiapan Data KPM

• Data KPM BPNT ditetapkan oleh Menteri Sosial


• Pengiriman Data KPM dilakukan melalui aplikasi Sistem Informasi
Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG) yang dapat diakses
melalui situs http://siks.kemsos.go.id/
• Untuk setiap KPM, Daftar KPM memuat informasi:
o Nama Pasangan Kepala Keluarga (Calon Pemilik Rekening)
o Nama Kepala Keluarga
o Nama Anggota Keluarga Lainnya
o Alamat Tinggal Keluarga
o NIK (jika ada)
o Kode Unik Keluarga dalam Data Terpadu
o Kode Unik Individu dalam Data Terpadu
o Penanda Peserta PKH

25
Kartu Kombo (Kartu Keluarga Sejahtera)

Fitur Kartu KKS


a. Menyimpan informasi dasar berupa:
• Identitas pemegang kartu
• Data jenis dan besar dana bantuan
b. Merupakan Rekening Basic Saving Account dengan fungsi:
• Menyimpan dana bantuan PKH khusus peserta PKH
• Menabung, khusus untuk peserta PKH
c. Merupakan Uang Elektronik dengan fungsi:
• Membeli beras dan atau telur sesuai keinginan.
• Kedepan direncanakan untuk bansos/subsidi lainnya
d. Merupakan Kartu ATM/Debit yang dapat digunakan untuk transaksi:
• Bertransaksi via EDC di E-warong bank (BPNT)
• Tarik tunai dan layanan ATM lainnya di Mesin ATM (PKH) 26
1 Persiapan e-warong/Agen Bank

Pedoman Umum
Halaman 27

27
Kriteria E-Warong
Definisi E-warong (Perpres 63/2017): agen bank, pedagang dan/atau pihak lain yang telah
bekerja sama dengan Bank Penyalur dan ditentukan sebagai tempat penarikan/pembelian
Bantuan Sosial oleh KPM, yaitu :

Usaha mikro, Pasar tradisional, E-Warong Warung Desa Rumah Pangan Agen LKD/
Toko Tani
kecil dan koperasi warung, toko KUBE Kita (Bulog) Laku Pandai
kelontong dan lain-lain

RASIO 1: 250 (e-warong terhadap KPM)


• Untuk setiap 250 KPM minimal tersedia 1 e-warong
• Minimal 2 agen dalam 1 desa/kelurahan untuk menghindari monopoli.
• Tidak terbatas pada agen Bank Penyalur yang beroperasi di lokasi tersebut.

KRITERIA e-warong
• Memiliki kemampuan, reputasi, kredibilitas, dan integritas di wilayah operasionalnya yang dibuktikan dengan
lulus proses uji tuntas (due diligence) sesuai dengan kebijakan dan prosedur Bank Penyalur.
• Memiliki sumber penghasilan utama yang berasal dari kegiatan usaha yang sedang berjalan dengan lokasi
usaha tetap dan/atau kegiatan tetap lainnya
• Memiliki jaringan informasi dan kerjasama antar agen/toko dengan pemasok/distributor bahan pangan yang
tersedia di pasar untuk memastikan ketersediaan stok bahan pangan bagi pembelian oleh KPM.
• Menjual beras dan/atau telur sesuai harga pasar.
• Dapat melayani KPM dan Non KPM dengan menggunakan infrastruktur perbankan.
• Memiliki komitmen yang tinggi dalam pelayanan khusus bagi KPM Lansia (Lanjut Usia) dan KPM
Disabilitas
28
2 Edukasi dan Sosialisasi

Pedoman Umum
Halaman 30

29
Alur Edukasi dan Sosialisasi

Kontak Informasi

30
Edukasi dan Sosialisasi

Pelaksana Media Sasaran


Tikor Bansos Pangan Pusat • Rapat Koordinasi tingkat Provinsidan • Tikor Bansos Pangan Provinsi
kabupaten/kota • Tikor Bansos Pangan
• Pedoman Umum dan Petunjuk teknis Kabupaten/Kota
• Surat edaran kementerian/lembaga • Pendamping
• Poster/brosur
Tikor Bansos Pangan Provinsi • Rapat Koordinasi tingkat Kabupaten/Kota • Tikor Bansos Pangan
• Pedoman Umum dan petunjuk teknis Kabupaten/Kota
• Surat edaran kementerian/lembaga • Pendamping
• Poster/brosur
Tikor Bansos Pangan • Pedoman Umum dan petunjuk teknis • Kontak Informasi (Pendamping,
Kabupaten/Kota • Surat edaran kementerian/lembaga Kecamatan, Kelurahan, RW, RT)
• Poster/brosur

Kontak Informasi (Pendamping, • Surat pemberitahuan atau daftar penerima • KPM


Kecamatan, Kelurahan, RW/RT) bantuan
• Poster/brosur

Bank Penyalur • Pelatihan • KPM


• Daftar e-warong • e-warong
• Penanda e-warong
• Kit
• Poster/brosur

31
Contoh Poster Sosialisasi

32
Penanda E-Warong

33
Contoh Poster: Daftar E-Warong

Dibagikan
kepada
KPM

Ditempel di
Kantor Desa/kelurahan
dan E-warong

34
3 Registrasi

Pedoman Umum
Halaman 41

35
Proses Registrasi dan/atau pembukaan
rekening

36
Proses Registrasi dan/atau pembukaan
rekening
§ Koordinasi Pemerintah Daerah dengan Bank

è Koordinasi Daftar KPM dengan Kartu kit


è Penetapan jadwal dan lokasi registrasi
è Mempersiapkan SDM dan kelengkapan untuk registrasi
• Perangkat desa/kelurahan dan Pendamping BPNT di tiap
desa/kelurahan untuk mencocokkan data dalam Daftar KPM dengan
dokumen identitas KPM
• Desa/kelurahan menyiapkan Formulir Surat Pernyataan Orang Yang
Sama
• Perangkat desa/kelurahan dan Pendamping KPM memastikan KPM
yang ada di dalam Daftar KPM untuk hadir dalam registrasi Calon
KPM
37
Proses Registrasi dan/atau
pembukaan rekening
§ Mekanisme Pemberitahuan Kepada Calon KPM
Dapat berupa list daftar KPM Dapat berupa surat
undangan/pemberitahuan kepada KPM

Kementerian Sosial membuat dan mengirimkan


format pemberitahuan Calon KPM dalam bentuk
softcopy kepada:
1) Bupati/Walikota;
2) Tim Koordinasi Bansos Pangan
Kabupaten/Kota;
3) OPD urusan sosial Kabupaten/Kota
38
Proses Registrasi dan/atau pembukaan
rekening
Data KPM Tidak Sesuai.
§ Pelaksanaan Pendaftaran KPM 1. Kesalahan penulisan nama;
2. Kesalahan penulisan NIK;
3. Kesalahan penulisan alamat.

Surat Keterangan dari Desa/kelurahan


Pedoman Umum, Halaman 118

KKS tidak diberikan karena:


1. KPM berasal dari keluarga yang
berbeda dari data Daftar KPM.
2. Dokumen Identitas KPM berbeda
3. Tidak membawa dokumen identitas
atau dokumen pendukung asli.
4. KPM tidak menandatangani/ cap jari
pada formulir pembukaan rekening
tabungan.

39
Pelaksana Registrasi dan Pengecekan Keberadaan KPM
PJ/Pelaksana Sebelum Registrasi KPM Saat Registrasi KPM

1. Mendistribusikan KKS kepada KPM


1. Menetapkan jadwal
2. Memastikan SDM bank dan aparat
2. Menetapkan lokasi
1. Tikor Bansos kelurahan/desa mencukupi.
3. Menetapkan dan
Pangan Kab./Kota Mendistribusikan Surat 3. Untuk melakukan proses
2. Bank Cabang Pemberitahuan/ Daftar pendaftaran terhadap 300
KPM KPM/hari diperlukan 1 Tim petugas
Penyalur pendaftaran, yang terdiri dari 3
4. Menyerahkan formulir
pembukaan rekening orang petugas bank dan 1 orang
petugas desa.

1. Mendistribusikan formulir
1. Menetapkan jadwal pembukaan rekening kepada KPM
1. Kelurahan/Desa 2. Menetapkan lokasi 2. Memastikan KPM datang ke tempat
3. Menetapkan dan registrasi
2. Pendamping
Mendistribusikan Surat 3. Memfasilitasi dalam mengurus
BPNT Pemberitahuan/ Daftar kelengkapan dokumen
KPM kependudukan dan mencocokkan
data dalam Daftar KPM dengan
dokumen identitas KPM
40
Penggantian KPM
• Perubahan daftar KPM BPNT dilakukan melalui mekanisme Musyawarah
Desa/Kelurahan (Mudes/Muskel)dan/atau Musyawarah Kecamatan (Muscam)
• KPM BPNT yang dapat diganti/dikeluarkan dari daftar penerima adalah
a. KPM yang pindah alamat ke luar desa/kelurahan/pemerintahan setingkat;
b. KPM yang seluruh anggota keluarganya sudah meninggal (tidak ada ahli waris);
c. KPM yang tercatat ganda atau lebih; serta
d. KPM yang menolak BPNT
• Keluarga yang dapat dimasukkan menjadi KPM Pengganti adalah keluarga dari Data
Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (DT-PPFM) yang dianggap layak
berdasarkan hasil Mudes/Muskel dan/atau Muscam. DT-PPFM tersebut tersedia di Dinas
Sosial Kabupaten/Kota.
• Apabila tidak ada lagi KPM Pengganti di desa/kelurahan dari DT-PPFM, maka pagu
kosong yang tersisa di desa/kelurahan dapat dialihkan ke desa/kelurahan lain melalui
Musyawarah Kecamatan (Muscam)
• Perubahan DPM harus dilengkapi dengan Berita Acara Mudes/Muskel/Muscam,
Formulir Rekapitulasi Pengganti (FRP).
• Mekanisme rinci penggantian KPM terdapat di dalam Pedum hal 56

41
Pelaksana Penggantian KPM
PJ/Pelaksana Pasca Registrasi KPM Penggantian KPM

1. Memastikan musdes/muskel dan


1. Menetapkan jadwal
muscam berjalan sesuai waktu
pengecekan keberadaan
yang ditetapkan dalam Pedum
KPM
BPNT
2. Menyediakan SDM untuk
Tikor Bansos Pangan 2. Melakukan pengecekan dan
pengecekan keberadaan
pengesahan daftar pengganti KPM
Kab/Kota KPM
yang telah disepakati dalam
3. Mendistribusikan DT- musdes/muskel dan muscam
PPFM untuk pengganti
3. Mengirimkan Daftar KPM
KPM ditiap-tiap
pengganti kepada Kemensos
kelurahan/desa
melalui aplikasi SIKS-NG

1. Menyelenggarakan
musdes/muskel dan muscam
1. Kelurahan/Desa 1. Melakukan pengecekan sesuai waktu yang ditetapkan
2. Pendamping keberadaan KPM dalam Pedum BPNT
BPNT 2. Meminta data DT-PPFM ke 2. Mengirimkan Daftar KPM
Dinas Sosial Kab/Kota pengganti kepada Tikor Bansos
Pangan Kab/Kota melalui aplikasi
SIKS-NG
42
Penggantian Kartu Kombo (1)
“Jika terjadi kerusakan atau hilangnya kartu dalam proses pengiriman
maupun pada saat kartu telah diterima oleh KPM” (Pedum, hal 61)

43
Penggantian Kartu Kombo Untuk KPM Pengganti (2)

Untuk setiap KPM


dengan kondisi :
• Tidak ditemukan,
• Pindah seluruh
keluarga ke
Kabupaten/Kota
lain,
• Keluarga tunggal
meninggal,
• Data KPM ganda
pada Daftar KPM,
• Menolak menjadi
KPM.
(Pedum hal 64)

44
Penggantian Kepemilikan Rekening Anggota KPM (2)

“Bila Calon pemilik


rekening
meninggal, bekerja
di luar kota/TKI,
cerai, atau
meninggalkan
rumah tanpa
keterangan,
namun masih
terdapat anggota
keluarga lainnya
yang masih dalam
satu KK”
(Pedum hal 67)

45
4 Penyaluran Bantuan BPNT

Pedoman Umum
Halaman 76

46
Penyaluran BPNT ke Rekening KPM
Penyaluran ke rekening KPM :
1. Bank Penyalur memberikan
informasi kepada pemerintah
daerah mengenai dana
Bantuan Pangan yang sudah
ditrasfer ke rekening BPNT
KPM
2. Transfer dana BPNT ke
rekening BPNT KPM
dijadwalkan tanggal 25
setiap bulannya
3. Bank memastikan sistem uang
elektronik tidak berubah setiap
periode penyaluran sehingga
kode transaksi di mesin EDC
tidak berubah

Saldo telah masuk ke rekening KPM

47
5 Pemanfaatan Bantuan

Pedoman Umum
Halaman 78

48
Pemanfaatan Bantuan

49
Pemanfaatan Bantuan
• Setelah menerima KKS, KPM diminta agar segera memanfaatkan
bantuannya, untuk memastikan rekening KPM aktif.
• Pembelian Bahan Pangan dilakukan pada e-warong yang sudah
bekerjasama dengan Bank Penyalur di wilayah KPM.
• KPM mendatangi e-warong untuk membeli Bahan Pangan dengan
memanfaatkan KKS.
• KPM berhak memilih e-warong yang dikehendaki untuk mencairkan
bantuan, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
• KPM dapat mencairkan seluruh atau sebagian bantuan sosial pangan
yang diterimanya.
• KPM berhak menentukan jenis dan jumlah beras dan/atau telur yang
akan dibeli.
• e-warong tidak melakukan pemaketan barang.
• KPM dapat mencari agen lain yang menjual barang dengan harga murah
dan dapat menyampaikan keluhan ke perangkat desa/kelurahan atau
saluran pengaduan lain saat ada kenaikan harga yang tidak wajar.
50
6 Pemantauan dan Evaluasi

Pedoman Umum
Halaman 84

51
Pemantauan dan Evaluasi BPNT
Kegiatan pemantauan dilakukan secara rutin maupun berkala, untuk mengidentifikasi
permasalahan yang menghambat pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai
pada seluruh tahapan agar dapat diupayakan penyelesaiannya.

Pemda secara aktif SIM Bantuan Pangan Dapat dilaksanakan


Diketuai oleh Menko Non Tunai berbasis
melaksanakan dengan metode Dapat pula
PMK dan dapat aplikasi dapat
monev di wilayah kunjungan dilakukan oleh pihak
dilakukan secara digunakan untuk
kerjanya dengan lapangan, rapat independen seperti
berjenjang hingga pemantauan
berkoordinasi koordinasi, perguruan tinggi,
level terendah (KPM) penyaluran dari
dengan Tim pemantauan lembaga riset, dan
bila diperlukan. waktu ke waktu.
Pengendali. media dan instansi lainnya.
pelaporan.

52
Komponen Pemantauan dan Evaluasi

Proses registrasi/ Kepatuhan e-


Ketersediaan Kinerja
pembukaan Realisasi warong dan
Sebaran dan stok dan infrastruktur
penyaluran dana KPM dalam jual-
rekening KPM/ keterjangkauan Kesesuaian teknologi
dari Bank ke beli bahan
Penggantian e-warong harga bahan perbankan dan
rekening KPM pangan beras
KPM pangan e-warong
dan telur

Kemampuan e- Keberhasilan Rekening yang


warong dalam transaksi dan tidak melakukan
Pemenuhan Efektivitas Efektivitas
beroperasi dan biaya tambahan kriteria e- pengelolaan sosialisasi dan transaksi lebih
menangani yang dikenakan dari satu bulan
warong pengaduan edukasi
masalah pada KPM (jika setelah BPNT
transaksi ada) disalurkan

53
7 Pengaduan

Pedoman Umum
Halaman 88

54
Pedoman Khusus
Pengelolaan
Pengaduan Bansos
Pangan

q Pencantuman tempat/lokasi rinci sampai ke


tingkat desa/kelurahan pada setiap pengaduan
diperlukan agar dapat ditindaklanjuti secara tuntas

q Untuk pengaduan dari masyarakatyang


merupakan penerima manfaat/KPM BPNT, perlu
mencantumkan nomor KKS dalam pengaduannya.

Contoh SMS Pengaduan:

NT #DKI#Jkt Selatan#Pancoran#Rawajati#No.KKS 3235386475739456 Saya telah mencoba belanja ke ewarong pada tanggal 30
Jan 2018, namun tidak bisa, katanya saldonya kosong. Mohon dibantu agar saya dapat memperoleh bantuan pangan, terima kasih.
55
Mengapa Daerah Perlu Mengelola Pengaduan Bansos
Rastra dan BPNT?

UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah


Pasal 351 Ayat ( 1 ) Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaraan
pelayanan publik kepada Pemerintah Daerah, Ombudsman,
dan/atau DPRD

Pasal 352 Ayat (1) Pasal 352 Ayat (2)


Menteri melakukan evaluasi GWP melakukan evaluasi kinerja pelayanan
kinerja pelayanan publik yang publik yang dilaksanakan oleh Pemda
dilaksanakan oleh Pemerintah kabupaten/kota.
Daerah provinsi.

Pasal 352 Ayat (2)


Pasal 352 Ayat (3) Evaluasi yg dilakukan Menteri & GWP merupakan bagian dari
evaluasi penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

56
Kelembagaan Pengelola Pengaduan Bansos Rastra dan BPNT di
Daerah

STRUKTUR
(1) Pejabat Pengelola SPP;
(2) Administrator SPP.
Bagian dari
Tikor Bansos Pangan
OPD Unit Pengaduan

OPD yang menangani Bidang


Urusan Sosial/ Dinas Sosial

Dasar Pembentukan Unit Pengaduan PENDANAAN


Undang-Undang 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah 1) Menggunakan APBD atau
2) Daerah dapat mendukung
Pasal 345 Ayat (1) Pasal 345 Ayat (2) pembiayaan pengelolaan
pengaduan sesuai dengan
1) Pemerintah Daerah wajib Manajemen pelayanan publik urusan pemerintahan yang
membangun manajemen pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi kewenangan
publik dengan mengacu pada asas- meliputi: daerah dalam rangka
asas pelayanan publik b. pengelolaan pengaduan mensuksekan Program
masyarakat; Nasional.

57
Pengelola Pengaduan BPNT di Pusat, Provinsi & Kab/Kota

KEMENKO
PMK KEMENDAGRI* KEMENSOS BANK
PUSAT
Pejabat
*) Kemendagri
Pejabat Pejabat Pejabat
Pengelola
Admin Pengelola Admin Utama
Pengelola
Admin Pengelola
Admin sebagai koordinator
Utama
SPP

Setiap
K/L/Dinsos/BANK
Dinsos BANK menunjuk 1 orang
PROVINSI Pejabat Pengelola
Pejabat
Admin Pejabat dan minimal 1 orang
Pengelola Admin
Pengelola
Administrator

Untuk dapat
BANK melakukan
Dinsos pengelolaan
KAB/KOTA
Pejabat
pengaduan
Admin Pejabat
Pengelola Pengelola
Admin diperlukan akun
LAPOR

58
Mekanisme Pengelolaan Dalam Jaringan
Pengaduan (SMS, Web)
1. Masyarakat membuat pengaduan melalui SMS 1708
atau www.lapor.go.id;
2. Admin Utama di Kemendagri kemudian
mendisposisikan sbb:
a. Kewenangan Tikor Pusat maka akan
didisposisi ke Tikor Pusat.
b. Kewenangan Kab/Kota di disposisike Provinsi
untuk diteruskan ke Kab/Kota tempat laporan
pengaduan tersebut berada.
c. Terkait Bank HIMBARA atau Perum BULOG
maka akan di disposisikan ke Bank HIMBARA
atau Perum BULOG Pusat untuk
ditindaklanjuti melalui sistem internal
masing-masing;
3. Berdasarkan disposisi maka harus ditindaklanjuti
oleh Unit Pengaduan terkait dan hasil tindak
lanjutnya dimasukkan kembali ke dalam apliaksi
LAPOR
4. Masyarakat memperoleh jawaban atas pengaduan
yang disampaikan

Luar Jaringan
(Tatap Muka, Telefon, Surat, dll)
Pengaduan perlu didigitalisasi ke dalam aplikasi LAPOR oleh
unit pengaduan yang menerima pengaduan tersebut;
selanjutnya, melalui mekanisme yang sama dengan dalam
jaringan.
59
8 Peran Pemerintah Daerah

Pedoman Umum
Halaman 98

60
Peran Pemda Dalam Pelaksanaan BPNT
PROVINSI KAB/KOTA

1) Membentuk Tikor Bansos Pangan


1) Membentuk Tikor Bansos Pangan 2) Koordinasi ke Kecamatan dan kel/desa untuk
pelaksanaan BPNT,
2) Koordinasi ke Tikor Bansos
Pangan Kab/Kota untuk tahap 3) Dukungan pendanaan APBD
pelaksanaan Program BPNT di 4) Pengecekan keberadaan KPM,
kab/kota, 5) Edukasi dan sosialisasi,
3) Dukungan pendanaan APBD, 6) Registrasi,

4) Sosialisasi, 7) Pemantauan,
8) Penanganan pengaduan.
5) Penanganan pengaduan
6) Pemantauan, dan Koordinasi dengan Bank Penyalur :
1) Jadwal Pendaftaran Peserta di masing-masing
7) Dukungan lain yang diperlukan
desa/kelurahan serta
terkait BPNT 2) Memastikan keterlibatan perangkatdesa/kelurahan
dalam proses tersebut.

61
Pembinaan dan Pengawasan
Pelaksanaan BPNT

Pusat ke Provinsi
1) Mendagri, melakukan pembinaan umum terhadap pelaksanaan
BPNT di provinsi
2) Menteri Teknis, melakukan pembinaan teknis terhadap
pelaksanaan BPNT di provinsi

Provinsi ke Kabupaten/Kota
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah (GWP) , pembinaan yang
bersifat umum & teknis pelaksanaan BPNT di kabupaten/kota

62
Kebijakan Bansos Pangan 2018
• Surat Edaran Menteri Sosial Nomor 1 tahun 2017 tanggal 10 Oktober 2017
tentang Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Data Terpadu.
• Surat Menteri Dalam Negeri No.520/9263/Bangda tanggal 5 Desember 2017
tentang Pengelolaan Pengaduan Program Bantuan Sosial Program.
• Surat Menteri Dalam Negeri tanggal 8 Desember 2017 Nomor 511.1/9086/SJ
tentang Pelaksanaan Program Rastra dan BPNT 2018 ;
• Surat Menteri Dalam Negeri tanggal 8 Desember 2017 No.511.1/9087 tentang
Pelaksanaan Program Rastra dan BPNT 2018;
• Surat Dirjen PFM Kemsos RI No.4774/PFM/BS/12/2017 tanggal 28 Desember 2017
tentang Data KPM Bansos Pangan 2018.
• Keputusan Menteri Sosial RI No.4/HUK/2018 tanggal 2 Januari 2018 tentang
Penetapan Perubahan Jumlah KPM serta Tahap Penyaluran Bantuan Sosial Beras
Sejahtera (Bansos Rastra) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Tahun 2018.
• Keputusan Dirjen PFM Kemsos RI No. 1/PFM/SK/HK.01/2018 tanggal 3 Januari
2018 tentang Penetapan Tahap Penyaluran Bansos Rastra dan BPNT Tahun 2018.
• Surat Menteri Sosial Nomor 09/MS/C/01/2018 tanggal 16 Januari 2018 tentang
Penyaluran Bansos Pangan.

63
Terima kasih

64

Anda mungkin juga menyukai