Poltekpos 4c Sak Kel 1
Poltekpos 4c Sak Kel 1
Dosen :
Khairaningrum Mulyanti, SPd, M.Pd.
Oleh:
Kelompok 5
1. Deborah simanjuntak 3154093
2. Niken Asyiami Rahma 3154041
3. Novia Aliya ida Agatha 3154052
4. Yoga Pratama Hermawan 3154045
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas ridho dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Seminar Akuntansi
Keuangan dengan materi yang berjudul “PSAK 23 PENDAPATAN & PSAK 25
Penyusun
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 PSAK 23.........................................................................................................3
2.1.1 Tujuan.....................................................................................................3
2.1.2 Ruang Lingkup.......................................................................................3
2.1.3 Definisi...............................................................................................4
2.1.4 Pengukuran Pendapatan...........................................................................5
2.1.5 Pengidentifikasian Transaksi...................................................................6
2.1.6 Penjualan Barang.....................................................................................7
2.1.7 Penjualan Jasa..........................................................................................9
2.1.8 Bunga, Royalti, dan Dividen..................................................................11
2.1.9 Pengungkapan........................................................................................12
2.1.10 Tanggal Efektif.....................................................................................12
2.2 PSAK 25 KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI
AKUNTANSI, DAN KESALAHAN.................................................................13
2.2.1 Tujuan....................................................................................................13
2.2.2 Ruang Lingkup......................................................................................13
2.2.3 Definisi...................................................................................................13
2.2.4 Kebijakan Akuntansi..............................................................................14
2.2.5 Perubahan Estimasi Akuntansi...............................................................18
2.2.6 Kesalahan...............................................................................................19
2.2.7 Tanggal Efektif.......................................................................................21
2.2.8 Penarikan...............................................................................................22
ii
2.3 Studi Kasus Perusahaan................................................................................22
2.3.1 Profil Perusahaan...................................................................................22
2.4 Pelaporan pendapatan dan perubahan kebijakan akuntansi di perusahaan...26
2.5 Analisa……………...…………………………………………………...... 31
BAB III KESIMPULAN........................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................36
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendapatan dan kebijakan akuntansi adalah salah satu bagian penting dari
sebuah perusahaan. Ikatan akuntansi Indonesia (IAI) sebagai organisasi yang
mengatur seluruh akuntan yang ada di Indonesia, membuat standar akuntansi yang
dinamakan PSAK. Pendapatan diatur dalam PSAK 23 dan kebijakan akuntansi
diatur dalam PSAK 25.
Oleh karena itu kami sebagai penulis akan membahas dan menganalisis
tentang “pendapatan (PSAK 23) dan kebijakan akuntansi (PSAK 25).
1
2
PEMBAHASAN
2.1 PSAK 23
2.1.1 Tujuan
Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangansebagai peningkatan manfaat ekonomi selama periode
akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan asset atau penurunan
liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun
keuntungan (gain).
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas normal
entitas dan dikenal dengan bermacam-macam sebutan yang berbeda seperti
penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalti. Tujuan Pernyataan
ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari
transaksi dan kejadian tertentu. Pendapatan diakui bila kemungkinan besar
manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat
diukur dengan andal.
2.1.3 Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
1. Nilai wajar adalah jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau
suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar(arm’s length transaction).
2. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
5
Pendapatan hanya meliputi arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
diterima dan dapat diterima oleh entitas untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih
nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat
ekonomi yang mengalir ke entitas dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas.
Oleh karena itu, hal tersebut dikeluarkan dari pendapatan.
2.1.4.1 Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
dapat diterima.
Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan antara entitas dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlah
tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima oleh
entitas dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan
oleh entitas. Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan
jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang
dapat diterima. Namun, jika arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan,
maka nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari
kas yang diterima atau dapat diterima.
Misalnya, entitas dapat memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau
menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga dibawah pasar sebagai
imbalan dari penjualan barang. Jika perjanjian tersebut secara efektif merupakan
transaksi keuangan, maka nilai wajar imbalan ditentukan dengan pendiskontoan
seluruh penerimaan di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga tersirat
(imputed). Tingkat bunga tersirat yang digunakan adalah yang paling mudah
ditentukan antara:
a. Tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen serupa dari penerbit
dengan penilaian kredit yang sama; atau
b. Tingkat bunga yang mendiskonto nilai nominal instrumen tersebut
ke harga jual tunai saat ini dari barang atau jasa.
6
Jika barang dijual dan jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang
atau jasa yang tidak serupa, maka pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi
yang menghasilkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari
barang atau jasa yang diterima, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas
yang dialihkan.
Ketika nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima tidak dapat diukur
secara andal, maka pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau
jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang
ditransfer.
Misalnya, entitas dapat menjual barang dan pada saat yang sama,
menyetujui perjanjian yang terpisah untuk membeli kembali barang tersebut di
kemudian hari, sehingga meniadakan pengaruh yang sesungguhnya dari transaksi
tersebut, maka dalam hal ini kedua transaksi tersebut diberlakukan bersamaan.
andal. Dalam keadaan demikian, setiap imbalan yang diterima untuk penjualan
barang tersebut diakui sebagai liabilitas.
2. Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari total
jasa yang harus dilakukan; atau
3. Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total
biaya transaksi tersebut. Hanya biaya yang mencerminkan jasa yang
dilaksanakan hingga tanggal tertentu dimasukkan dalam biaya yang terjadi
hingga tanggal tersebut. Hanya biaya yang mencerminkan jasa yan g
dilakukan atau yang harus dilakukan, dimasukkan ke dalam estimasi total
biaya transaksi tersebut.
Untuk tujuan praktis, jika jasa dilaksanakan melalui sejumlah kegiatan
yang tidak dapat ditentukan selama suatu periode, pendapatan diakui atas dasar
garis lurus selama periode tertentu, kecuali jika ada bukti bahwa terdapat metode
lain yang lebih baik dapat mencerminkan tingkat penyelesaian. Jika kegiatan
tertentu jauh lebih signifikan daripada kegiatan yang lain, pengakuan pendapatan
ditunda sampai kegiatan yang signifikan tersebut dilakukan. Jika hasil transaksi
terkait dengan penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, maka
pendapatan diakui hanya yang berkaitan dengan beban terakui yang dapat
terpulihkan.
Selama tahap awal transaksi, sering kali terjadi bahwa hasil suatu transaksi
tidak dapat diestimasi dengan andal. Namun demikian, besar kemungkinan terjadi
bahwa entitas tersebut akan memperoleh kembali biaya transaksi yang timbul.
Oleh karena itu, pendapatan diakui hanya yang berkaitan dengan biaya yang telah
terjadi yang diharapkan dapat terpulihkan. Karena hasil transaksi tersebut tidak
dapat diestimasi dengan andal, tidak ada laba yang diakui.
Jika hasil transaksi tidak dapat diestimasi dengan andal dan kemungkinan
kecil biaya yang terjadi akan terpulihkan, pendapatan tidak diakui dan biaya yang
timbul diakui sebagai beban. Jika tidak ada lagi kondisi semula yang
mengakibatkan hasil kontrak tidak dapat diestimasi dengan andal, maka
pendapatan diakui sesuai ketentuan awal. Jika hasil transaksi tidak dapat
diestimasi dengan andal dan kemungkinan kecil biaya yang terjadi akan
terpulihkan, pendapatan tidak diakui dan biaya yang timbul diakui sebagai beban.
11
2.1.9 Pengungkapan
Entitas mengungkapkan:
12
2.2.1 Tujuan
Tujuan Pernyataan ini adalah mengatur kriteria dalam pemilihan dan
perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan
pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi,
dan koreksi kesalahan. Pengungkapan yang disyaratkan untuk kebijakan
akuntansi, kecuali perubahan kebijakan akuntansi, diatur dalam PSAK 1:
Penyajian Laporan Keuangan.
13
2.2.3 Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini :
Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi,
peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen menggunakan pertimbangannya
dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang
menghasilkan informasi yang:
Jika penerapan awal suatu PSAK memiliki dampak pada periode berjalan
atau periode sebelumnya, akan memiliki dampak terhadap periode tersebut
kecuali tidak praktis untuk menentukan jumlah penyesuaian, atau mungkin
memiliki dampak pada periode mendatang, maka entitas mengungkapkan:
(d) Umur manfaat dari, atau pola konsumsi ekspetasian dari manfaat
ekonomik masa depan yang melekat pada, aset tersusutkan; dan
1. Pengungkapan
2.2.6 Kesalahan
Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian, atau
pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai
dengan SAK jika mengandung kesalahan material atau tidak material yang
disengaja untuk mencapai suatu penyajian posisi keuangan, kinerja keuangan,
atau arus kas tertentu entitas. Potensi kesalahan periode berjalan yang
ditemukan pada periode tersebut dikoreksi sebelum laporan keuangan tersebut
diselesaikan.
entitas menyajikan kembali saldo pembuka aset, liabilitas dan ekuitas untuk
periode paling awal disaat penyajian kembali retrospektif adalah praktis
(mungkin periode berjalan).
2.2.8 Penarikan
Pernyataan ini menggantikan PSAK 25 (1994) : Laba atau Rugi Bersih
untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan
Akuntansi.
2.2.7.2 Visi
2.2.7.3 Misi
1. Logo Perusahaan
2. Visi
3. Misi
25
Highly Commended Best Structure Trade Deal Indonesia oleh The Asset
Asian Awards tahun 2012
klasifikasi "PROPER" dengan rangking "BLUE" dari Kementerian
Lingkungan
Sertifikat No. OHS-2011-0391
Sertifikat No. 2010-0479
Sertifikat No. 95-2-0524
2.5 Analisa implementasi PSAK 23 pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dan
PT. Kedawung Setia Industrial Tbk.
1. Implementasi PSAK 23 yang dilakukan dengan tujuan agar mengetahui
bagaimana pengungkapan pendapatan yang dilakukan oleh kedua
perusahaan tersebut.
Implementasi PSAK 23 pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dan PT.
Kedawung Setia Industrial Tbk telah sesuai dengan ketentuan dan
peraturan laporan keuangan mengenai pengakuan pendapatan yang
diharuskan oleh PSAK 23 yaitu penyampaian pengakuan pendapatan dari
pendapatan – pendapatan yang diterima oleh perusahaan secara jelas.
Implementasi PSAK 25 pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk telah sesuai
dengan PSAK yang berlaku, serta telah menyampaikan apa saja yang telah
berubah dari kebijakan akuntansi yang ada pada PT. Fajar Surya Wisesa
Tbk. Namun PT. Kedawung Setia Industrial Tbk tidak melakukan
perubahan kebijakan akuntansi apapun sehingga implementasi atas PSAK
25 tidak bisa dibandingkan.
BAB III
KESIMPULAN
1. PSAK 23 Pendapatan
Penghasilan didefinisikan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama
periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan asset atau
penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal
dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan
(revenue) maupun keuntungan (gain).
Tujuan Pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas
pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Pendapatan
diakui bila kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir
ke entitas dan manfaat ini dapat diukur dengan andal.
2. Psak 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi Dan
Kesalahan
a. Konsistensi Kebijakan Akuntansi
Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akunansi secara konsisten
untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang serupa, kecuali suatu
PSAK secara spesifik mengatur atau mengizinkan pengelompokan pos-
pos dengan kebijakan akuntansi yang berbeda adalah hal yang tepat.
b. Perubahan Estimasi Akuntansi
Sebagai akibat ketidakpastian yang melekat dalam aktivitas bisnis, banyak
pos dalam laporan keuangan tidak dapat diukur dengan tepat, tetapi hanya
diestimasi. Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi
terkini yang tersedia dan andal.
c. Kesalahan
Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian, atau
pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak
sesuai dengan SAK jika mengandung kesalahan material atau tidak
material yang disengaja untuk mencapai suatu penyajian posisi keuangan,
kinerja keuangan, atau arus kas tertentu entitas. Potensi kesalahan periode
berjalan yang ditemukan pada periode tersebut dikoreksi sebelum laporan
keuangan tersebut diselesaikan.