Disusun oleh :
1. Aden Amaro Bittaqwa
2. Angger Dwi Permana
3. Apipin
4. Ari Loga Prianahatin
5. Ayu Setiyaningrum
6. Bella Nurul Chasannah
7. Cahyani Setianingrum
8. Delence Khaysia Salim
9. Emma Novita U.N
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan izin-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang pembentukan dan perkembangan sistem
kardiovaskuler dan hematologi.
Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW dan para sahabat - sahabatnya serta pengikutnya.
Terima kasih untuk dosen pengampu kelompok kami yang telah membimbing kami
dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami semua hingga terselesaikannya makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan manfaat kepada orang yang membacanya.
Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, pembuluh darah (vena dan arteri), pembuluh limfe,
dan darah. Jantung merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia yaitu memompa darah ke jaringan, menyuplai oksigen dan zat
nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil metabolisme.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.3.TUJUAN
Tujuan ini adalah:
1. Untuk mengetahui pembentukan dan perkembangan jantung.
2. Untuk mengetahui pembentukan dan perkembangan pembuluh darah.
3. Untuk mengetahui pembentukan dan perkembangan sel darah merah.
4. Untuk mengetahui pembentukan dan perkembangn sel darah putih.
5. Untuk mengetahui pembentukan dan perkembangan trombosit.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Jantung adalah organ muskular pada manusia yang berfungsi memompa darah melalui
pembuluh darah dalam sistem sirkulasi darah manusia. Bentuknya seperti buah pir terbalik
dengan ukuran setara dengan kepalan orang dewasa. Fungsi jantung sangatlah vital karena
jantung menjaga darah agar tetap mengalir dan membawa oksigen serta sari-sari makanan ke
dalam setiap sel tubuh. Jantung terdiri dari beberapa bagian. Berikut adalah bagian-bagian
jantung manusia beserta fungsinya lengkap beserta gambar anatomi jantung. Langsung saja
kita simak yang pertama:
1. Aorta
Aorta adalah arteri terbesar dalam tubuh. Letaknya di bagian atas jantung. Fungsi aorta
adalah untuk membawa darah yang mengandung oksigen dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh.
Vena kava superior (vena cava) adalah vena besar dalam tubuh. Letaknya juga di bagian atas
jantung. Fungsi vena kava superior adalah untuk membawa kembali darah kaya karbon
dioksida dari seluruh tubuh bagian atas ke jantung.
3. Arteri Pulmonalis
Arteri pulmonalis adalah arteri yang mengangkut darah dari jantung ke paru-paru. Fungsi
arteri pulmonalis adalah untuk mengganti karbon dioksida dan uap air yang ada di dalam
darah dengan oksigen.
4. Katup Aorta
Katup aorta adalah katup yang memisahkan ventrikel kiri dengan aorta. Perubahan tekanan
darah pada kedua sisi katup menyebabkan katup dapat terbuka dan tertutup. Fungsi katup
aorta adalah untuk mencegah darah mengalir ke arah yang salah.
5. Atrium
Atrium adalah bentuk jamak dari atria yang sama artinya dengan serambi. Terdapat dua
atrium yaitu atrium kiri (serambi kiri) dan atrium kanan (serambi kanan). Atrium dua ruangan
teratas dari empat ruang utama pada jantung. Fungsi atrium kiri adalah adalah menerima
darah dari paru-paru yang kaya oksigen dan membawanya ke ventrikel kiri. Sedangkan
fungsi atrium kanan adalah menerima darah dari seluruh tubuh yang kaya akan karbon
dioksida kemudian membawanya ke ventrikel kanan.
6. Vena pulmonalis
Vena pulmonalis adalah vena yang membawa darah kaya oksigen dari paru-paru ke jantung
tepatnya di atrium kiri. Ukurannya lebih kecil dari vena cava dan terdiri dari vena pulmonalis
kanan dan vena pulmonalis kiri. Fungsi vena pulmonalis adalah untuk membawa darah kaya
oksigen kembali ke jantung untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
7. Katup Trikuspidalis
Katup trikuspidalis atau katup trikuspid adalah katup yang terdiri dari dari tiga daun katup.
Katup ini dapat terbuka jika sistole berkontraksi dan dapat menutup kembali. Fungsi katup
trikuspidalis adalah untuk memisahkan atrium kanan dan ventrikel kanan dan membantu
mengalirkan darah miskin oksigen dari atrium kanan ke ventrikel kanan.
8. Katup Mitral
Katup mitral atau bicuspid adalah katup yang memisahkan atrium kiri dan ventrikel kiri.
Katup ini dapat terbuka saat darah kaya oksigen di atrium kiri hendak mengalir ke ventrikel
kiri. Fungsi katup mitral adalah untuk mencegah darah yang telah berada di ventrikel kiri
kembali ke atrium kiri.
9. Ventrikel
Ventrikel adalah dua ruang kosong dari empat ruang di bagian bawah jantung. Ventrikel juga
disebut bilik. Ada dua macam ventrikel, yaitu ventrikel kiri (bilik kiri) dan ventrikel kanan
(bilik kanan). Fungsi ventrikel adalah untuk menerima darah dari atrium kemudian
membawanya keluar dari jantung. Fungsi ventrikel kiri adalah menerima darah dari atrium
kiri dan membawanya ke seluruh tubuh. Fungsi ventrikel kanan adalah menerima darah dari
atrium kanan dan membawanya ke paru-paru.
Vena kava inferior atau vena cava inferior adalah vena terbesar dalam tubuh manusia. Fungsi
vena kava inferior adalah membawah darah dari bagian bawah tubuh ke atrium kanan
jantung. Selain bagian-bagian yang disebutkan dalam gambar anatomi di atas, berikut adalah
beberapa bagian lain jantung manusia:
Katup atrioventrikular atau katup atrioventrikuler adalah katup yang terletak di antara atrium
dan ventrikel. Fungsi katup atrioventrikular adalah untuk membuat darah hanya dapat
mengalir dari atrium ke ventrikel.
12. Dinding Jantung
Dinding jantung adalah bagian terluar yang melapisi jantung. Dinding jantung terdiri dari tiga
lapisan yaitu endokardium (terdalam), miokardium (bagian tengah), dan epikardium (terluar).
Endokardium terdiri dari epitel pipih selapis. Miokardium terdiri dari otot kardiak (otot
jantung). Epikardium adalah sebuah membran fibrosa. Fungsi dinding jantung adalah
membuat jantung berdetak dan mencegah supaya jantung tidak bocor.
Sel progenitor jantung berasal dari mesoderm intraembrionik yang muncul dari kranial ketiga
dari primitive streak selama selama gastrulasi awal. Sel progenitor ini meninggalkan
primitive streak dan bermigrasi ke arah kranial-lateral untuk dilokalisasi pada kedua sisi
primitive streak. Sel progenitor jantung yang telah berada pada kranial lempeng mesoderm di
kedua sisi embrio, akan mengalami pemanjangan dan membentuk cardiac crescent. Sel-sel
yang berada pada cardiac crescent akan berkonstitusi sehingga disebut dengan bidang jantung
primer.
Pelekukan Jantung
Pada hari ke-23, tabung jantung akan mulai memanjang dan melekuk menjadi struktur
berbentuk C, dengan lekukan yang mengarah ke sisi kanan. Pelekukan ini menjadikan sisi
kanan jantung menjadi kurvatura bagian luar dan sisi kiri jantung menjadi kurvatura bagian
dalam. Terlihat juga bahwa permukaan ventral tabung membentuk kurvatura bagian luar
jantung dikarenakan permukaan ventral juga mengarah ke sisi kanan dengan adanya gaya
torsi yang berkerja di sepanjang garis kraniokaudal. Dengan pecahnya mesokardium dorsal,
menjadikan banyak sisi dorsal dari tabung jantung berada pada kurvatura bagian dalam.
Karena jantung terus menerus memanjang di sisi arterial dan kutub vena, maka konfigurasi
jantung berubah menjadi bentuk S. Pada prosesnya, bulbus kordis akan mengarah ke arah
kaudal-ventral-kanan; ventrikel primitif akan mengarah ke arah kiri; atrium primitif akan
mengarah ke arah dorsal-kranial.
Pada hari ke-28, pemanjangan tabung jantung sudah seleai, namun proses remodeling masing
terjadi karena jalur pengeluaran seharusnya berada di antara dua atrium. Hasil akhir dari
pelekukan jantung yaitu menjadikan keempat ruangan presumtif jantung memiliki
karakteristik hubungan ruangan yang sesungguhnya dengan tepat. Proses yang akan terjadi
selanjutnya yaitu remodeling keempat ruangan jantung, perkembangan septum dan katup
yang tepat di antara ruang jantung, membentuk epikardium, pendarahan koroner, serta sistem
inervasi dan konduksi jantung.
Koordiasi Remodeling Tabung Jantung dan Pendarahan Primitif Sirkulasi Sistemik
dan Pulmonal
Pada hari ke-22, sistem sirkulasi primitif terbentuk secara sismetris bilateral: vena cardinal
kanan dan kiri mengaliri dua sisi tubuh dan darah dari jantung dipompa ke arkus aorta kanan
dan kiri dan aorta dorsalis. Sepasang aorta dorsalis berfusi di level T4 hingga L4 selama
minggu ke-4 untuk membentuk aorta dorsalis tunggal. Sistem vena mengalami remodeling
yang kompleks, dengan hasilnya yaitu semua darah vena sistemik mengalir ke atrium kanan
melalui vena kava superior dan inferior yang baru terbentuk.
Jantung mulai berdetak pada hari ke-22, dan pada hari ke-24 darah mulai bersirkulasi di
tubuh embrio. Kembalinya darah vena pertama kali akan memasuki sinus horn kanan dan kiri
via vena cardinal komunis. Beberapa minggu selanjutnya, sistem vena mengalami remodeling
sehingga semua darah vena sistemik memasuki sinus horn via vena kava superior dan
inferior. Dikarenakan jalur masuk vena berpindah ke sisi kanan, maka sinus horn kiri berhenti
tumbuh dan bertransformasi menjadi kantung vena kecil di dinding posterior sinus koronarius
dan vena obliq dari atrium kiri. Sinus koronarius akan menerima sebagian besar darah darai
pendarahan koroner di otot jantung. Proses penyatuan sinus horn kanan dan ostium vena kava
di dinding posterior calon atrium kanan, mendorong sebagian sisi kanan atrium primitif.
Sementara itu, vena pulmonalis akan berkembang di garis tengah kemudian bergeser ke calon
atrium kiri; batang dari vena pulmonalis kemudian akan bergabung untuk membentuk
sebagian besar dari atrium kiri.
Pada minggu ke-5 dan ke-6, sepasang septum (septum primum dan septum sekundum), akan
berkembang untuk memisahkan antara atrium kanan dan kiri. Di antara septum tersebut
terdapat suatu celah yang menjadikan terjadinya right-to-left shunt pada darah selama di
dalam kandungan. Katup mitral dan trikuspidalis juga berkembang dari jaringan bantalan
pada atrioventricular selama minggu ke-5 dan ke-6. Sementara itu, jantung terus mengalami
remodeling yang menjadikan calon atrium dan ventrikel berada pada posisi yang tepat satu
sama lain dan juga mensejajarkan kedua ventrikel dengan pembuluh darah pengeluaran yang
tepat. Bulbus kordis memanjang untuk membentuk ventrikel kanan, dan selama minggu ke-6
sebuah septum ventrikular muscular memisahkan sebagian ventrikel.
Selama minggu ke-7 dan ke-8, jalur pengeluaran darah dari jantung telah menyelesaikan
proses pembentukkan sekat dan pembagian, menjadikan jalur tersebut menjadi terpisah,
secara berpilin mengaruh daerah pengeluaran dari kedua ventrikel menjadi aorta ascenden
dan arteri pulmonalis. Selama proses tersebt, remodeling pada konus arteriosus distal
memberikan komponen untuk pembentukkan katup semilunar di aorta dan arteri pulmonalis.
Penyelesaian penyekatan ventrikel membutuhkan fusi antara otot interventricular,
konotrunkus, dan septum atrioventrikular.
Saat pelekukan tubuh membawa tabung endokardial ke bagian ventral toraks di minggu ke-4,
sepasang aorta dorsalis yang menempel pada ujung kranial tabung akan didorong ke arah
ventral untuk membentuk sepasang cekungan dosoventral, yang merupakan arkus aorta
pertama. Selama minggu ke-4 dan ke-5, empat pasang arkus aorta tambahan akan
berkembang di kraniokaudal, menghubungkan kantung aorta di ujung distal trunkus
arteriosus ke bagian dorsal aorta. Sistem arkus aorta kemudian akan diremodeling untuk
membentuk sistem arteri besar pada toraks bagian atas dan leher.
Sepasang aorta dorsalis tetap terpisah di daerah arkus aorta tetapi berfusi di bawah level
segmen T4 untuk membentuk aorta dorsalis median tunggal. Aorta dorsalis berkembang
menjadi tiga cabang: (1) rangkaian percabangan ventral, yang menyuplai usus dan
derivatnya; (2) cabang lateral, yang menyuplai struktur retroperitoneal seperti kelenjar
suprarenal, ginjal, dan gonad; (3) cabang intersegmental dorsolateral yang disebut arteri
intersegmental, yang akan berpenetrasi di antara derivate somit dan memberikan pendarahan
ke bagian kepala, leher, dinding tubuh, anggota gerak, dan kolumna vertebrae. Cabang
ventral, yang menyuplai traktus gastrointestinal, merupakan derivate dari sisa hubungan arteri
vitelina, yang berkembang di yolk sac dan ductus viteina dan beranastomosis dengan
sepasang aorta dorsalis. Sepasang aorta dorsalis akan berhubungan dengan arteri umbilikalis
dan membawa darah dari plasenta.
Sistem vena primitif mengandung tiga komponen utama yang seluruhnya pada awal
berbentuk simetris bilateral: (1) sistem cardinal, yang membawa darah dari kepala, leher,
dinding tubuh, dan anggota gerak; (2) vena vitelina, yang awalnya membawa darah dari yolk
sac; (3) vena umbilikalis yang berkembang menjadi connecting stalk dan membawa darah
yang teroksigenasi dari plasenta ke seluruh tubuh embrio. Ketiga sistem ini pada mulanya
mengalir ke sinus horn kanan dan kiri, namun akhirnya mengalami modifikasi selama masa
perkembangan sehingga sistem vena sistemik berpindah muara ke atrium kanan.
Sistem kardinal pada awalnya mengandung sepasang vena kardinal anterior (kranial) dan
vena posterior (kaudal), yang saling untuk membentuk vena cardinal komunis yang mengalir
ke sinus horn kanan dan kiri. Namun kardinal posterior akan disusupi dan nantinya akan
digantikan dengan sistem vena cabang, yaitu sistem subkardinal dan suprakardinal, yang
tumbuh secara kaudal dari dasar psosterior cardinal di dingding medial dorsal tubuh. Ketiga
sistem kardinal tersebut, beserta dengan sedikit daerah dari vena vitelina kanan akan
memberikan porsi pada vena kava inferior dan percabangan utamanya. Sistem suprakardinal
juga membentuk sistem azigos dan hemiazagos yang mengaliri dinding tubuh toraks. Sistem
vena vitelina memberikan porsi terhadap sinusoid hati dan sistem porta, yang membawa
darah dari traktus gastrointestinal ke hepar. Di dalam substansi hepar, sistem vitelina jga
membentuk duktus venosus, sebuah saluran yang memindahkan darah dari vena umbilikalis
langsung menuju vena kava inferior selama di dalam kandungan.
Ketifa sistem vena akan mengalami modifikasi selama proses perkembangan. Sistem kardinal
dan vitelina, vena longitudinal yang berada pada sisi kiri tubuh akan menghilang, sedangkan
yang berada pada sisi kanan tubuh akan bertahan dan memberikan porsi kepada vena besar.
Oleh karena itu, sistem bilateral yang mengalir ke kedua sinus horn pada akhirnya akan
menjadi sistem di sisi kanan saja yang mengalir ke atrium kanan. Sebaliknya, vena
umbilikalis kanan akan menghilang, sedangkan vena umbilikalis kiri akan tetap bertahan.
Namun, vena umbilikalis kiri kehilangan sambungan aslinya ke sinus horn kiti dan secara
sekunder mengalir ke duktus venosus.
Perubahan dramatik dan cepat pada sirkulasi terjadi pada saat bayi baru lahir dan mulai
bernapas. Saat itu pendarahan pada pulmonal akan melebar, dan sirkulasi dari plasenta akan
berhenti.
Perubahan Sirkulasi Pada Fetus Menjadi Neonatus
Perubahan utama yang terjadi pada fetus saat telah lahir dan menjadi neonatus mencakup tiga
komponen utama yaitu duktus venosus, foramen ovale, dan duktus arteriosus.
Penyesuaian sirkulasi utama yang terjadi ketika lahir yaitu saat darah fetus yang berasal dari
plasenta berhenti dan paru bayi menjadi terbuka dan mulai berfungsi. Segera setelah bayi
lahir, foramen ovale, duktus venosus, duktus arteriosus, dan pembuluh darah umbilikalis
tidak lagi diperlukan. Sfingter pada duktus venosus akan mengalami konstriksi, sehingga
semua darah yang masuk ke hati akan melewati sinusoid hepatik. Oklusi pada sirkulasi
plasenta menyebabkan pengurangan yang tiba-tiba pada tekanan darah di vena kava inferior
dan atrium kanan.
Angiogenesis merupakan suatu proses biologik kompleks yang terjadi pada embriogenesis dan pada
berbagai keadaan fisiologik maupun patologik orang dewasa. Pada angiogenesis pembentukan
pembuluh darah baru berasal dari kapiler-kapiler yang muncul dari pembuluh darah kecil di
sekitarnya. Pembuluh darah kapiler terdiri atas sel-sel endotel dan perisit. Kedua jenis sel ini memuat
seluruh informasi genetik untuk membentuk pembuluh darah dan cabang-cabangnya serta seluruh
jaring-jaring kapiler. Molekul-molekul angiogenik khas akan mendorong terjadinya proses ini, tetapi
ada pula molekul-molekul penghambat bersifat khusus untuk menghentikan proses angiogenesis.
Molekul-molekul dengan fungsi yang berlawanan tersebut nampaknya seimbang dan serasi dalam
bekerja terus-menerus mempertahankan suatu sistem pembuluh darah kecil yang konstan.
Pada orang dewasa normal, dalam keadaan nonpatologik sel endotel mengalami pergantian (turn
over) dalam waktu bertahun-tahun, namun sel-sel endotel tersebut berproliferasi dengan cepat (5 hari)
pada saat terjadi rangsangan angiogenesis, misalnya selama regenerasi jaringan pada penyembuhan
luka.
Semua sel membutuhkan asupan oksigen dan nutrient dari pembuluh darah disekitarnya untuk tetap
bertahan hidup. Setiap sel berada tidak jauh dari pembuluh darah agar asupan oksigen dan nutrient
tetap terjaga. Setiap sel terletak tidak lebih dari 0,1 hingga 0,2 mm dari jarak difusi oksigen dari
pembuluh darah. Dalam hal ini sel tumor juga membutuhkan asupan oksigen dan nutrient yang
dibawa oleh darah melalui pembuluh darah untuk tetap tumbuh . Pada awalnya, tumor muncul sebagai
sebuah sel, yang kemudian tumbuh menjadi kanker dan mulai membelah, membentuk sel-sel kanker
yang baru. Awalnya, sel-sel ini mendapatkan nutrisi dari pembuluh darah yang ada di dekatnya. Akan
tetapi, karena sel terus membelah, maka sel yang berada di tengah menjadi berada jauh dari pembuluh
darah, sehingga ia harus mempunyai pembuluh darah sendiri. Tanpa oksigen dan nutrient dari
pembentukan pembuluh darah yang baru, tumor tidak akan bisa tumbuh lebih besar dari 1 milimeter
atau hanya sekitar 100-300 sel.
Proses pembentukan pembuluh darah baru ini dikenal dengan angiogenesis. Angiogenesis adalah
proses terbentuknya pembuluh darah baru dari pembuluh darah yang telah ada. Proses angiogenesis
ini bermula ketika sel tumor menghasilkan dan mengeluarkan sejumlah secret yang berfungsi sebagai
angiogenesis factor yang dikenal dengan Vacsular Endhotelial Growth Factor (VEGF). Vascular
endothelial growth factor (VEGF) merupakan peptida angiogenik yang sangat berpotensi dalam
mengendali pengembangan hematopoietic stem cell dan pengubahan matriks ekstrasel. In vitro VEGF
merangsang degradasi matriks ekstrasel dan proliferasi, migrasi dan pembentukan rongga pembuluh
pada sel endotel pembuluh darah. In vivo mengatur permiabilitas dinding kapiler yang merupakan hal
penting dalam proses awal angiogenesis. Faktor pertumbuhan ini kemudian akan memicu untuk
terjadinya pembentukan pembuluh darah baru disekitar sel tumor. Faktor-faktor inilah yang akan
mengaktifkan reseptor pada permukaan sel-sel yang melapisi pembuluh darah yang ada disekitarnya.
Pada kaedaan normal, proses ini hanya terjadi dalam keadaan patologis. Angiogenesis terjadi di tubuh
yang sehat untuk penyembuhan luka dan untuk memulihkan aliran darah ke sel-sel setelah cedera
Dalam perempuan, angiogenesis juga terjadi selama siklus bulanan reproduksi (untuk membangun
kembali dengan kandungan lining, untuk telur yang matang selama ovulation) dan selama kehamilan
(untuk membangun tembuni, sirkulasi antara ibu dan janin).
Terdapat tiga jenis reseptor yang telah teridentifikasi , reseptor pertama dan kedua ditemukan pada
pembuluh darah sedangkan reseptor yang lainnya terdapat pada pembuluh limfatik. pembuluh limfatik
membantu peredaran cairan interstitial dari jaringan dan rute potensial yang terletak di sekitar sel-sel
kanker. Sifat permeabilitas, serta pengendalian pertumbuhan pembuluh darah baru pada tumor
berbeda dengan pada jaringan normal. Dibandingkan dengan pembuluh darah di jaringan normal,
kapiler di tumor lebih besar permiabilitasnya sehingga lebih mudah ‘bocor’ disertai arus darah yang
lebih lamban. Terjadinya proses angiogenesis menyebabkan sel tumor dapat tumbuh dan menyebar.
Inhibitor dari proses ini merupakan target dari terapi terhadap penyakit kanker . peristiwa
angiogenesis terjadi disebabkan ketika sel-sel tumor melepaskan vascular endothelial growth factors.
Beberapa reseptor vefg telah teridentifikasi dan terletak disekitar pembuluh darah pada saluran limfa.
Pada pembuluh darah terdapat 2 jenis reseptor VEGF yakni VEGF1 dan VEGF2. Pada pembuluh
darah VEGF A, VEGF B, dan PIGF akan berikatan dengan reseptor VEGF 1. Sedangkan VEGF A,
VEGF C dan VEGF D akan berikatan dengan reseptor VEGF2. Reseptor VEGF 2 inilah yang
memiliki peranan penting dalam proses angiogenesis. Pada sel endhotelium, VEGF C dan VEGF D
yang akan berikatan pada reseptor VEGF 3 yang kemudian akan menstimuasi terjadinya angiogenesis
limfatik.
Penempelan ligan pada reseptor mengakibatkan reseptor mengalami dimerisasi. Setelah mengalami
dimerisasi, aktivasi dari reseptor tirosin kinase ini selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya
autophosporilasi. Menurut Zulies (2006) autofosforilasi atau transfosforilasi adalah ketika dua
reseptor terdimerisasi maka tirosin kinase akan saling memfosforilasi ujung C pada residu tirosin.
Pada akhirnya akan terjadi transkripsi gen dan akan terbentuk pembuluh darah baru yang akan
tumbuh di sekitar sel kanker yang nantinya akan menyuplai kebutuhan sel akan oksigen dan nutrient
yang memungkinkan sel kanker untuk tetap tumbuh menjadi besar dan menyebar kebagian tubuh
lainnya melalui aliran darah baru dengan permeabilitas yang lebih tinggi.
Antibodymonoklonal telah dikembangkan sebagai reflektif yang bertindak sebagai inhibitor yang
hanya akan bekarja dengan cara berikatan dengan VEGF yang terlibat pada proses angiogenesis
sehingga proses angiogenesis tidak akan terjadi . Namun inhibitor ini tidak akan berikatan selain
dengan vegf yang memiliki peranan penting dalam proses angiogenesis atau dengan kata lain
penghambatan penempelan ligan pada reseptor VEGF yang disebabkan oleh ligan lainnya tidak dapat
dihambat oleh senyawa ini.
Obat yang termasuk dalam kategori ini adalah antibodi anti-VEGF yang mengeblok reseptor VEGF
dari berikatan dengan faktor pertumbuhan. bevacizumab, sebuah antibodi monoklonal yang pertama
kali diterima FDA untuk antibodi anti-VEGF (Habib, tanpa tahun).
Pembentukanseldarahmerahdipengaruhiolehhormoneritropoetin.Eritropoesismerupakan
salahsatudari proses hematopoesis. Seldarahmemilikiseldasar yang sama, selpluripoten, yang
bersifatmultipotenselyaitukemampuanuntukmembelahdandapatberdiferensiasimenjadiseljenis
lain. Pluripotenmembentukduajenissel yang jugamemilikisifatmultipoten, limpoid,
danmieloid.Kelompoklimpoidmerupakankelompok yang bermigrasike organ limpa,
sedangkelompokmieloidberadatetap di
dalamsumsumtulang.Kelompokmieloidmembelahdanberdiferensiasimenjadisel-
selbaru.Eritroblasmerupakanselbakalpembentukseldarahmerah (eritrosit) yang
memilikiukuranbesardanmasihmemilikiinti sel.
TempatSintesisEritrosit
Padaawalperkembanganmanusia, pembentukanseldarahmerahberlangsung di
dalamkantungtelur.Setelahterbentuk organ hatidanlimfa, organ tersebutmenjadi organ
utamadalampembentukannyaseldarahmerah.Setelahterbentuknyarangkapadajanin, proses
pembentukanseldarahmerahdanseldarahmerahlainnyaberlangsungdisinisampaiseumurhidupny
a.
PerkembanganSelDarahmerah
Eritrositbentuknyabulatdenganlekukanpadasentralnya,
terbungkusdalammembranseldenganpermeabelitastinggi.Membraninielastisdanfleksibel,
sehinngamemungkinkaneritrositmenembuskapiler
(pembuluhdarahterkecil).Setiaperitrositmengandungsekitar 300 jutamolekul hemoglobin,
sejenispigmenpernapasan yang mengikatoksigen. Hemoglobin merupakan protein yang kaya
akanzatbesi,memilikidayagabungterhadapoksigenitumembeentukoksihemoglobindidalamseld
arahmerah. Denganfungsiinimakaoksigendibawadariparu-paru kejaringan. Volume
hemoglobin mencapai 1/3 volume sel.
Seldarahmerahbiasanyabersirkulasiselama 120
harisebelummenjadirapuhdanmudahpecah .Fragmenseldarahmerah yang
rusakakanmengalamifagositosisolehmakrofagdalamlimfa, hati, sumsumtulang,
danjaringantubuh lain. Globin terdegradasimenjadiamas amino, yang
kemudianakandiperbaharuiuntuksistesinselular. Hem (bagian yang mengandungzatbesi
)diubahmenjadibiliverdin (pigmenhijau) danmenjadi bilirubin (pigmenkuning), yang
dilepaskedalam plasma. Bilirubin diseraphatidandisekresidalamempedu.Sebagian
besarzatbesi yang di lepasoleh hem akan di ambiluntuk di perbaharuidalam proses
sintesisHgAselanjutnya.
Pengaturanproduksiseldarahmerah
1) Kehilangandarahakibathemoragimengakibatkanproduksiseldarahmerahmenin
gkat.
2) Tinggal di dataraantinggidengankandunganoksigen yang
rendahdalamjangkawaktu yang lama
akanmengakibatkanpeningkatanproduksiseldarahmerah.
Kelainanpadaseldarahmerah :
1. Anemia hemoragiterjadiakibatkehilangandarahakut.
Sumsumtulangakanmemproduksiseldarahmerahsecarabertahapuntukkembalikekon
disi normal.
2. Anemia defisiensizatbesiterjadiakibatpenurunanasupanmakanan,
penurunangayaabsorpsi, ataukehilanganzatbesisecaraberlebihan.
b. Polisitemiaadalahpeningkatanjumlahseldarahmerahdalamsirkulasi,yangmengakibatkanpening
katanviskositas (ketahananalirancairan) dan volume darah.
b. Aktifitasfisikberkepanjangan
c. Penyakitparuataujantung
2. Polisitemiaveraadalahgangguan padasumsumtulang.
1. Pengertian Leukosit
Sel darah putih ( leukosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besardari sel
darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih sedikit. Diameter leukosit sekitar10 µm.
Batas normal jumlah leukosit berkisar 4.000 - 10.000 / mm³ darah.Leukosit di dalam tubuh
berfungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda -benda asing ( foreign agents)
termasuk kuman - kuman penyebab penyakit infeksi.
2. Pembentukan Lekosit
Sel - sel polimorfonuklear dan monosit dalam keadaan normal hanya di bentuk didalam
sumsum tulang, sedangkan sel - sel limfosit dan sel - sel plasma diproduksi dalam bermacam
- macam organ limfoid termasuk limfe, limpa, tonsil, dan bermacam–macam sel - sel limfoid
yang lain di dalam sumsum tulang, usus dan sebagainya. Sel - sel darah putih yang di bentuk
di dalam sumsum tulang, terutama granulosit akan di simpan di dalam sumsum sampai
mereka diperlukan di dalam sistem sirkulasi, kemudian bila kebutuhannya meningkat maka
akan menyebabkan granulosit tersebut dilepaskan.
Dalam keadaan normal granulosit yang bersirkulasi di dalam seluruh aliran darah kira - kira
tiga kali daripada jumlah granulosit yang di simpan dalam sumsum, jumlah ini sesuai dengan
persediaan granulosit selama 6 hari.(A.C Guyton,1995 ).
3. Penggolongan Lekosit
Berdasarkan jenis granula dalam sitoplasma dan bentuk intinya, sel darah putih digolongkan
menjadi dua golongan :
A. Lekosit bergranula
a. Eosinofil
Eosinofil adalah granulosit dengan inti yang terbagi 2 lobus dan sitoplasma
bergranula kasar, refraktil dan berwarna merah tua oleh zat warna yang bereaksi
asam yaitu eosin. Walaupun mampu melakukan fagositosis eosinofil tidak mampu
membunuh kuman. (F.K Widman,1989)
b. Basofil
Mempunyai bentuk bulat, dan intinya sukar dilihat sebab tertutup oleh
granula.Granulanya sangat besar bulat,berwarna ungu tua, jumlahnya banyak tetapi
letaknya tidak begitu rapat. Kadang - kadang vakuol tampak berwarna pucat dalam
sitoplasma.
c. Netrofil
Sel - sel ini disebut lekosit polimorfonuklear karena bentuk intinya bermacam -
macam.Ada dua jenis netrofil yaitu netrofil batang dan netrofil segment. Ciri - ciri
netrofil batang : inti berbentuk seperti batang ,bentuk ginjal atau huruf S, warna
ungu tua.Sitoplasma kemerahan dan granula kecil - kecil halus, warna lembayung
muda.Sedangkan netrofil segmen berbentuk bulat, sitoplasma kemerah - merahan
banyak.Mempunyai inti terdiri 2-5 lobus yang di hubungkan dengan benang
kromatin, warnaungu tua padat. Granulanya kecil - kecil,warna lembayung muda
banyak tetapi terpisah.
Sel limfosit mempunyai ukuran yang kecil, kira - kira hampir sama dengan SDM.
Limfosit adalah sel leukosit kedua terbanyak di dalam darah sesudah leukosit
netrofil. Antara 25% dan 35% dari jumlah seluruh leukosit darah adalah limfosit,
mempunyai ciri - ciri sebagai berikut : diameter antara 8 - 10 mikron, nukleous
bundar atau lonjong, berlekuk atau berbentuk seperti ginjal dengan kromatin kasar,
sitoplasma sedikit, berwarna biru muda dan tanpa granula.( Depkes,1989 ).
b. Monosit
Monosit adalah sel darah yang kasar.Konsentrasi sel monosit ini di dalamdarah
antara 5% sampai 10%. Sel monosit ini hanya berada dalam darah selama24 jam
saja, untuk selanjutnya bermigrasi ke berbagai jaringan, menetap disana dan
berubah menjadi sel dengan sitoplasma yang lebih besar dan kerap kali berlekuk -
lekuk, dengan diameter antara 16 - 20 mikron, nukleous bervariasi biasanya
berbentuk ginjal, kromatin tersusun dalam untaian dengan warna lembayung
muda, sitoplasma banyak berwarna biru keabu - abuan.(Sadikin,M,2002 ).
c. Sel Plasma
Sel Plasma mempunyai ciri-ciri : ukuran 8-20 um, berbentuk bulat, berwarna
keungu - unguan , kromatin tersusun retikulair seperti jari - jari sepeda , membran
inti tidak jelas,dan butir inti tidak ada. (Depkes 1989).
A.Mieloblast
Mieloblast adalah sel termuda diantara seri granulosit. Sel ini memiliki inti bulat
yang berwarna biru kemerah - merahan, dengan satu atau lebih anak inti, kromatin
inti halus dan tidak menggumpal. Sitoplasma berwarna biru dan sekitar inti
menunjukkan warna yang lebih muda.Mieloblast biasanya lebih kecil daripada
rubriblast dan sitoplasmanya kurang biru dibandingkan rubriblast.Jumlahnya
dalam sumsum tulang normal adalah< 1% dari jumlah sel berinti.
B. Promielosit
Dalam fase ini sitoplasma seri granulosit telah memperlihatkan granula berwarna
biru tua / biru kemerah-merahan.Berbentuk bulat dan tidak teratur.Granula
sering tampak menutupi inti.Granula ini terdiri dari lisozom yang mengandung
mieloperoksidase, fosfatase asam, protease dan lisozim.Inti promielosit biasanya
bulat dan besar dengan struktur kromatin kasar.Anak inti masih ada tetapi
biasanya tidak jelas.Jumlah sel ini dalam sumsum tulang normal adalah 1-5 %.
C. Mielosit
D. Metamielosit
Dalam proses pematangan, inti sel membentuk lekukan sehingga sel berbentuk
seperti kacang merah, kromatin menggumpal walaupun tidak terlalu padat.
Sitoplasma mengandung granula kecil berwarna kemerah-merahan.Sel ini dalam
keadaan normal tetap berada dalam sumsum tulang dengan jumlah 5-15 %.
Metamielosit menjadi batang apabila lekukan pada inti melebihi setengah ukuran
inti yang bulat sehingga berbentuk seperti batang yang lengkung. Inti
menunjukkan proses degeneratif, kadang- kadang tampak piknotik pada kedua
ujung inti. Sitoplasma mengandung granula halus berwarna kemerah-
merahan.Dalam darah tepi ditemukan hanya 2-6% dari sel-sel leukosit
normal.Selanjutnya sel ini menjadi neutrofil segmen.Dalam sumsum tulang
normal sel ini merupakan 10-40 % dari sel berinti.
2. Seri Limfosit
Limfoblast memiliki inti bulat berukuran besar dengan satu atau beberapa anak
inti, kromatin inti tipis rata dan tidak menggumpal.Sitoplasma sedikit dan
berwarna biru.Prolimfosit menunjukkan kromatin lebih kasar tetapi belum
menggumpal seperti limfosit.Kadang-kadang sulit membedakan limfoblast dari
limfosit dan pada keadaan ragu-ragu dianjurkan untuk menganggap sel itu sebagai
limfosit.
B. Limfosit
Besarnya sel 10 – 15 mikron. Ada yang besar (limposit besar), ada yang sedang
(limposit sedang), ada yang kecil (limposit kecil). Inti sel letaknya dalam sel
eksentrik, bentuk inti Oval / bulat dan relatif besar, warna inti biru gelap, kromatin
kompak memadat, membran inti kurang jelas terlihat, butir inti(nucleoli) tidak
ada, sitoplasma, luas/lebarnya relatif sempit, warna sitoplasma Oxyphil,
Perinuklear Zone umumnya tidak ada, granula dalam sitoplasma tidak ada. Kalau
ada granula disebut granula Azurophil.Fungsi berhubungan aktifitas imunitas
seluler dan imunitas humoral.
3. Seri Monosit
B.Monosit
Besarnya sel 10 – 22 mikron, Inti sel letaknya dalam sel eksentrik.Bentuk inti
menyerupai otak (brain like form), warna inti kemerah-merahan/keunguan,
kromatin tersusun lebih kasar, butir inti (nucleoli) tidak ada, sitoplasma
luas/lebarnya relatif lebih besar kadang- kadang ada pseudopodia, warna
sitoplasma biru pucat, Perinuklear Zone tidak ada, granula dalam sitoplasma
kadang-kadang ada granula Azurophil, Fungsi melakukan fagositosis.
C.Seri Plasmosit
Plasmosit dalam keadaan normal tidak tampak dalam darah tepi tetapi dijumpai
dengan jumlah sekitar 1 % dari sel berinti dalam sumsum tulang.Dalam keadaan
normal plasmablast dan proplasmosit tidak dapat dijumpai dalam sumsum tulang
tetapi tampak pada keadaan-keadaan tertentu yang disertai proliferasi berlebih dan
juga peningkatan produksi imunoglobulin. Ukuran,bentuk dan struktur plasmablast
sulit dibedakan dari blast yang lain, tetapi hanya satu cara yang dapat dipakai untuk
membedakan plasmosit dari seri balst yang lain, yaitu bentuk inti yang eksentrik
dan adanya bagian zona jernih melingkar (halo) disekitar inti.
Prinsip metode ini adalah darah di encerkan dalam pipet leukosit, kemudian di masukkan ke
dalam kamar hitung.Jumlah leukosit di hitung dalam volume tertentu dengan menggunakan
faktor konversi jumlah leukosit per ul darah. Nilai normalnya adalah 4.000 - 10.000 / mm
darah. (Gandasoebrata,2007)
Tiap - tiap perhitungan leukosit harus di kontrol dengan pemeriksaan sediaan hapusan
darahnya.Penaksiran jumlah leukosit harus di lakukan pada daerah penghitung (counting area
) yaitu bagian untuk hapusan tempat eritrosit - erotrosit terletak berdampingan satu dengan
yang lainnya, tetapi tidak saling bertumpukan. Bila didapatkan 20 - 30 leukosit per lapang
pandang ini kira - kira sesuai dengan jumlah leukosit 5.000, bila di dapatkan 30-40 leukosit
perlapang pandang ini kira - kira sesuai dengan jumlah leukosit 7500, bila di dapatkan 40 - 50
per lapang pandang ini sesuai dengan jumlah leukosit kira - kira
10.000.(Depkes,1989.Hematologi )terhadap lekosit di laporkan jumlah, hitung jenis dan
kelainan morfologi. Jumlah leukosit menggunakan sediaan apus dilaporkan
meningkat,normal,atau menurun.
3. Evaluasi Lekosit
Kesan jumlah sel darah putih pada preparat darah apus ini hanya digunakan untuk
mengkorfirmasi apabila hasil yang di keluarkan dalam perhitungan sel darah putih
benar atau tidak. Maka untuk sementara di anjurkan dalam melakukan estimasi
jumlah sel darah putih menggunakan lensa obyektif 10 x untuk melihat luasnya
kemudian dengan lensa obyektif 40 x untuk mengamati sel darah putih yang ada di
daerah ekor preparat.
Pemeriksaan differensial jenis sel - sel ini dapat di kerjakan terlebih dahulu setelah
selesai pemeriksaan orientasi umum karena termasuk pemeriksaan rutin.Cara ini
menggunakan obyektif 40 x.
Bila di temukan sel - sel darah putih abnormal atau sel - sel darah putih yang tidak
lazim perlu di laporkan, misalnya yang dapat di jumpai antara lain : hiper segmen,
sel plasmabiru, granula toksik, vacuolisasi, benda dohle, benda supras, batang
aurer.( FK.Undip,2001)
Pengertian Trombosit
Trombositadalahsalahsatuseldarah yang fungsinyauntuk proses pembekuandarah.
Namalaindaritrombositadalah platelet. Trombositmerupakansel yang
memilikiperansangatpentingketikaterjadinyalukaataukebocoranpadapembuluhdarah.Jumlahtr
ombosit normal dalamtububmanusiaadalah 150.000 – 400.000 trombosit per mikro-liter
darah. Keadaandimanaseseorangmemilikijumlahtrombosit di bawah 150.000 ataukurangdari
normal disebutTrombositopenia,sedangkanjikajumlahtrombositlebihtinggidari 400.000
disebutTrombositosis.Masahiduptrombosithanyaberlangsungsekitar 5 – 9 hari di
dalamdarah.Trombosit yang tuadanrusakakandihilangkandarialirandaraholeh organ limpa,
kemudiandigantikanolehtrombositbaru.
Fungsi Trombosit
Fungsi utama trombosit atau platelet adalah untuk pembekuan darah. Ketika pembuluh
darah luka atau bocor, maka tubuh akan melakukan 3 mekanisme utama untuk menghentikan
perdarahan yang sedang berlangsung, yaitu :
Proses kerja trombosit dalam membentuk penyumbat luka terdiri dari beberapa tahapan,
yaitu:
1. Adhesi Trombosit
Adhesi trombosit adalah perlekatan antar trombosit dengan jaringan endotel serta jaringan
yang cedera sehingga tertutupnya luka pada pembuluh darah. Proses perlekatan ini akan
membuat terjadinya interaksi antara permukaan trombosit dengan jaringan cedera sehingga
meningkatkan daya lekat trombosit dan memanggil faktor koagulasi lainnya.
2. Agregasi Trombosit
Agregasi trombosit adalah kemampuan trombosit melekat satu sama lain untuk membentuk
sumbatan. Trombosit yang melekat pada jaringan cedera saat proses adhesi akan membuat
trombosit lainnya melekat kepadanya sehingga sumbatan menutup luka tersebut. Namun
pembentukan sumbatan ini tidak boleh berlebihan, karena akan berbahaya dan menyebabkan
tersumbatnya seluruh pembuluh darah.
Pembebasan trombosit adalah reaksi untuk membentuk sumbatan (koagulasi) trombosit yang
stabil. Proses ini dipicu oleh pelepasan isi granula trombosit, diantaranya adalah ADP ,
kolagen, epinefrin, dll. Pelepasan ini membuat trombosit berubah dari bentuk piringan
menjadi bulat.
4. Fusi Trombosit
Fusi trombosit merupakan reaksi gabungan trombosit yang bersifat irreversibel. Proses ini
dipicu karena tingginya kadar ADP dan komponen lain yang keluar akibat reaksi pelepasan.
Komposisi fibrin akan memperkuat jaringan baru yang terbentuk pada daerah luka. Fusi
trombosit ini bersifat irreversibel (tidak dapat kembali).
Struktur Trombosit
Trombosit berukuran sekitar 1 – 4 mikron, bagian selnya membentuk seperti piringan, dan
trombosit tidak memiliki inti sel. Walaupun tidak memiliki inti, trombosit masih dapat
melakukan sistesis protein karena memiliki kandungan RNA di dalam sitoplasmanya.
Diameter selnya berkisar antara 2-3 mikro.
Trombosit memiliki sistem membran tiga lapis (trilaminar) dan sistem membran yang
memiliki ruang (kanalikuli). Membran ini berfungsi sebagai pelindung trombosit dari
lingkungan luar sel. Membran trombosit ini kaya akan fosfolipid yang akan membantu dalam
proses pembekuan darah. Pada bagian sub membran trombosit terdapat komponen
mikrofilamen yang disebut trombastin. Komponen ini memiliki fungsi seperti aktomiosin
yang berperan dalam kontraksi otot.
STRUKTUR TROMBOSIT
Di dalam sitoplasma trombosit terdapat berbagai organel sel organel dan struktur penting
lainnya, antara lain adalah mikrotubulus, nukletida, lisosom, granula, dll. Antigen trombosit,
pada permukaan trombosit juga ditemukan antigen penting yang merupakan penyebab
penyakit autoimun terhadap trombosit. Atigen ini disebut Human Platelet Antigen (HPA).
Proses pembentukan dan perkembangan semua sel darah dari prekusor induknya disebut
Hemopoiesis. Sel darah pada orang dewasa dibentuk di sumsum tulang. Sedangkan saat masa
janin, hemopoiesis terjadi di yolk, kemudian pindah ke hati dan limpa, hingga akhirnya ke
tulang.
Pada proses replikasi yang ke 8 kali, pertumbuhan sel tersebut akan berhenti. Sitoplasma
akan membentuk granular dan trombosit dibebaskan. Tiap megakariosit dapat menghasilkan
sekitar 4000 buah trombosit. Trombosit ini berada di bawah kontrol sebuah zat yang disebut
trombopoietin (dihasilkan oleh ginjal dan hati). Trombosit baru yang terbentuk memiliki
kapasatias hemostatik yang lebih kuat dan berukuran sedikit lebih besar.
1. Schoenwolf GC, Bleyl SB, Brauer PR, Francis-West PH. Larsen’s human
embryology. 4th ed. Churchill China: Elsevier; 2009.
2. Moore KL, Persaud TVN. The developing human: clinically oriented
embryology. 9th ed. Philadelphia: Saunders; 2012.
3. Pembuluh darah
4. http://www.dokterkreatif.com/2014/11/mengetahui-proses-
27