Anda di halaman 1dari 6

SUMMARY

JURNAL TENTANG KEWARGANEGARAAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Dosen : Ezi Niranda, SE, M.Kom

Oleh

1. Firma (Teknik Komputer)


2. Ilman Wahyudi (Teknik Komputer)

AMIK MITRAGAMA DURI


2019
SUMMARY JURNAL TENTANG KEWARGANEGARAAN

A. AKIBAT HUKUM PERKAWINAN DI BAWAH UMUR BAGI PENGANUT ASAS


KEWARGANEGARAAN GANDA
1. Di zaman sekarang ini, perkawinan bukan hanya merupakan sesuatu yang mengarah
kepada hubungan ikatan batin antara seorang suami dan isteri karena perkawinan itu
sudah dianggap sebagai sesuatu yang dapat diraih ataupun yang dapat dilaksanakan
dengan mudah tanpa tujuan semula. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan peraturan
tentang perkawinan, yaitu Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. Yang memiliki konsep
perkawinan tida hanya dilihat dari segi perdata saja melainkan dari segi agama. Kemudian,
peraturan yang mengatur tentang warga Negara adalah Undang-undang Nomor 12 Tahun
2006 yang ditentukan berdasarkan tempat keturunan dan kelahiran.
2. Adapun akibat hukum dari perkawinan dibawah umur yang dilakukan anak
berkewarganegaraan ganda adalah diwajibkannya anak tersebut memilih salah satu
kewarganegaraannya, yang dianggap sudah dewasa dan cakap melakukan perbuatan
hukum, paspor ganda yang dipegangnya dinyatakan tidak berlaku, dan dicabutnya hak
untuk menikmati fasilitas sebagai warga negara berkewarganegaraan ganda. Sedangkan
usaha atau upaya yang dilakukan oleh anak berkewarganegaraan ganda agar dapat
melangsungkan perkawinan dibawah umur, antara lain mengajukan surat bukti
kewarganegaraan ganda, dan mengajukan dispensasi untuk melangsungkan perkawinan
di bawah umur kepada pejabat yang berwenang. Dengan demikian, perkawinan dibawah
umur bagi anak berkewarganegaraan ganda memiliki akibat hukum yang di mana anak
tersebut hanya dapat memiliki kewarganegaraan ganda terbatas sampai usianya mencapai
18 tahun atau ketika akan melakukan perkawinan, anak tersebut harus melaporkan
statusnya kepada pejabat keimigrasian agar anak tersebut memproleh kewarganegaraan
yang tetap berdasarkan ketentuan pearturan perundang – undangan yang berlaku di
Indonesia.
B. STATUS ANAK HASIL PERKAWINAN BEDA KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
1. Anak adalah subjek hukum yang belum cakap melakukan perbuatan hukum sendiri
sehingga harus dibantu oleh orang tua atau walinya yang memiliki kecakapan. Sebelum di
terbitkannya Undang-Undang No.12 Tahun 2006, Indonesia masih memakai Undang-
Undang No.62 Tahun 1958 yang menganut Asas Kewarganegaraan Tunggal. Dimana
kewarganegaraan anak mengikuti ayahnya. Sedangkan setelah Undang-Undang No.12
Tahun 2006 di undangkan, maka Indonesia menganut sistem kewarganegaraan Ganda.
Dimana anak-anak yang lahir dari perkawinan campuran diberi dwi-kewarganegaraan oleh
negara sampai anak tersebut berumur 18 tahun atau sudah kawin, setelah itu anak diberi
kebebasan untuk memilih sendiri kewarganegaraan mana yang akan dia pilih. Pemberian
kewarganegaraan ganda kepada anak oleh Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru
merupakan hal yang positif terutama dalam hubungan anak dengan ibu. Dimana anak bisa
memilih sendiri kewarganegaraan pada saat dia dewasa nanti dan juga anak tidak serta
merta mengikuti kewarganegaraan ayah. Jadi jika pada suatu saat terjadi perceraian
diantara kedua orang tuanya, ibu tidak akan mendapatkan kesulitan untuk menemui
anaknya seperti yang seringkali terjadi pada saat Undang-Undang No.12 Tahun 2006 ini
belum di undangkan.
2. Cara pendaftaran kewarganegaraan bagi anak adalah sebagai berikut: a. Pendaftaran
untuk memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi anak dilakukan oleh salah
seorang dari orang tua atau walinya dengan mengajukan permohonan secara tertulis
dalam Bahasa Indonesia diatas kertas bermaterai cukup; b. Permohonan pendaftaran bagi
anak yang bertempat tinggal di Wilayah Negara Republik Indonesia diajukan kepada
Menteri melalui Pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal anak; c.
Permohonan pendaftaran bagi anak yang bertempat tinggal diluar Wilayah Negara
Republik Indonesia diajukan kepada Menteri melalui Kepala Perwakilan Republik
Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal anak; d. Dalam hal di Negara
tempat tinggal anak belum terdapat Perwakilan Republik Indonesia, maka permohonan
pendaftaran dilakukan melalui Kepala Perwakilan Republik Indonesia terdekat.
C. NATURALISASI KEWARGANEGARAAN ASING MENJADI WARGANEGARA INDONESIA
MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG
KEWARGANEGARAAN
1. Penerapan asas kewarganegaraan yang dianut oleh Indonesia dengan adanya Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah ius sanguinis; ditambah dengan ius soli terbatas
dan kewarganegaraan ganda terbatas.

2. Hukum positif yang berlaku saat ini membuka peluang bagi warganegara asing menjadi
warganegara Indonesia dengan adanya pengaturan tentang Naturalisasi dalam Undang-
undang Nomor 12 tahun 2006. Proses Naturalisasi ini bisa dilalui dengan 2 cara yaitu
dengan Naturalisasi Biasa dan Naturalisasi Khusus.
a. Syarat Naturalisasi Biasa
1) Bertempat tinggal terakhir di Indonesia minimal 5 tahunSeseorang pemain
atau atlit bisa di naturalisasi secara biasa jika dia sudah menetap di Indonesia
minimal 5 tahun. Dan dalam kurun waktu lima tahun tersebut dia tidak keluar
dalam waktu yang lama ke Negara lain.
2) Telah berusia 21 tahun atau lebih Pada usia 21 tahun seseorang berhak untuk
menentukan status kewarganegaraannya. Sudah menikah dan mendapatkan
persetujuan dari pasangannya. Seseorang yang sudah menikah jika ingin
berpindah kewarganegaraan harus terlebih dahulu mendapatkan ijin dari
pasangannya yang sah
3) Sehat jasmani dan rohani Harus dalam keadaan sehat baik jasmaninya maupun
rohaninya sebelum masuk menjadi warga Negara Indonesia, hal tersebut
ditunjukkan oleh surat keterangan dari pihak dokter.
4) Mampu berbahasa Indonesia secara lancar berbahasa Indonesia menjadi syarat
pendukung seseorang dalam mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.
5) Tidak mempunyai kewarganegaraan lain selain Indonesia Jika ingin mendapatkan
kewarganegaraan Indonesia, seorang pemain atau atlit harus terlebih dahulu
melepas kewarganegaraannya yang lama. Karena tidak memungkinkan
seseorang mempunyai kewarganegaraan ganda.Syarat-syarat Naturalisasi secara
umum :
(a) Usia 18 tahun / sudah kawin Telah berdomisili 5 tahun berturut
(b) Sehat jasmani & rohani
(c) Tidak pernah dijatuhi pidana
(d) Mempunyai pekerjaan tetap
(e) Mambayar uang Naturalisasi
(f) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila dan UUD
1945.
(g) Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda.
(h) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.

b. Syarat Naturalisasi Khusus


Naturalisasi khusus diberikan kepada pemain atau individu yang telah menunjukkan
jasanya kepada Indonesia. Dia bisa mengajukan diri atau atas permintaan pemerintah
untuk menjadi WNI. Praktek Naturalisasi yang sedang marak diberitakan diberbagai
media di Indonesia adalah naturalisasi terhadap Pemain Sepakbola. Masyarakat
kebanyakan sangat tahu bahwa saat ini Dunia Sepakbola Indonesia diperkuat oleh
pemain Naturalisasi. Akan tetapi masyarakat hanya tahu sampai disitu saja, tidak
mengetahui lebih jelas apa yang menjadi penyebab atau bagaimana hal ikhwalnya
sampai mereka-mereka ini menjadi Warga Negara Indonesia lewat jalur Naturalisasi.
Sebut saja 3 nama Pemain Sepakbola yang namanya sangat dikenal masyarakat
Indonesia, yaitu Christian Gonzales, Kim Jefry Kurniawan dan Irfan Bachdim.
D. HAK ANAK MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN DARI PERKAWINAN CAMPURAN
1. Perlindungan terhadap hak anak dalam memperoleh kewarganegaraan, dijamin dalam
peraturan perundang-undangan, bahwa setiap anak berhak atas suatu nama sebagai
identitas diri dan status kewarganegaraan. Anak sebagai warga negara yang merupakan
salah satu unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara. Status kewarganegaraan
menimbulkan hubungan timbal balik antara warga negara dan negaranya. Setiap warga
negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya.
Sebaliknya,negaramempunyai kewajiban memberikan perlindungan terhadap warga
negaranya.
2. Perlindungan hak anak untuk memperoleh kewarganegaraan dari perkawinan campuran,
yakni bagi anak yang lahir akibat terjadinya perkawinan campuran, yaitu anak yang lahir
dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga
negara asing dan anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia berhak memperoleh kewarganegaraan
sebagaimana dijamin dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Dalam hal status Kewarganegaraan Republik
Indonesia terhadap anak yang berkewarganegaraan ganda, setelah berusia 18 (delapan
belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraannya. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis
dan disampaikan kepada Pejabat dengan melampirkan dokumen sebagaimana
ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan.
3. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu paling lambat 3
(tiga) tahun setelah anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin. Hal ini
dilakukan karena Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia tidak menganut tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride)
ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan
kepada anak merupakan suatu pengecualian. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak, diatur mengenai, anak yang dilahirkan dari Perkawinan
Campuran berhak memperoleh kewarganegaraan dari ayah atau ibunya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal terjadi perceraian
dari perkawinan anak berhak untuk memilih atau berdasarkan putusan pengadilan,
berada dalam pengasuhan salah satu dari kedua orang tuanya. Dalam hal terjadi
perceraian, sedangkan anak belum mampu menentukan pilihan dan ibunya
berkewarganegaraan Republik Indonesia, demi kepentingan terbaik anak atau atas
permohonan ibunya, pemerintah berkewajiban mengurus status kewarganegaraan
Republik Indonesia bagi anak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai