Valid It As Dan Reli Abi Litas
Valid It As Dan Reli Abi Litas
Valid It As Dan Reli Abi Litas
net/publication/320417143
CITATIONS READS
0 10,402
1 author:
Utsman Utsman
Universitas Negeri Semarang
5 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Utsman Utsman on 16 October 2017.
ABSTRAK
1
Dosen Lektor Kepala pada Jurusan Pendidikan Nonformal Unnes
berusaha untuk melakukan pemahaman, dan ekstrapolasi untuk situasi yang sama
(Hoepfl, 1997).
Penelitian kualitatif berusaha untuk mengembangkan pengertian tentang
individu, kelompok, dan kejadian-kejadian dengan konteks tertentu melalui gambaran
fenomena sosial yang holistik dan medalam. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian kaulitatif adalah induktif, holostik, dan berorientasi pada proses, dengan
asumsi bahwa perilaku itu selalu terikat dengan konteks dan kenyataan sosial yang
terjadi. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif berusaha untuk mencari
pemahaman dari orang dalam, dan menerima subjektifitas dari peneliti. Namun
demikian peneliti harus tetap memegang nilai dan terikat oleh nilai-nilai yang inheren
dengan masalah-masalah yang diteliti dan cara-cara untuk mengintepretasikan hasil
studi itu dilakukan.
Penelitian kualitatif tidak mengenal upaya generalisasi karena perilaku
menusia selalu terikat dengan konteks dan harus diintepretasikan dari kasus-perkasus.
Asumsi lain yang mendasari adalah bahwa setiap individu, kelompok masyarakat,
budaya, latar masyarakat memiliki keunikan masing-masing dan penting untuk
melakukan interpretasi keunikan, oleh karena itu upaya generalisasi tergantung pada
konteks.
Hubungan peneliti dengan subjek dilakukan dengan cara interaksi yang aktif,
oleh karena itu proses pengumpulan data dapat diubah sesuai dengan situasi dan
kodisi yang ada, bahkan masalah yang diteliti pun bisa berkembang di lapangan
tergantung konteks (contextual progressive). Peneliti bebas menggunakan intuisi dan
dapat memutuskan bagaimana melakukan pengamatan untuk penggalian informasi
terkait dengan masalah yang dirumuskan. Subjek peneliti dapat diberikan keluasan
untuk mengajukan gagasan dan persepsinya, dan bahkan dapat diberi keluasan untuk
terlibat dalam analisis data.
Penelitian kualitatif berusaha untuk melakukan pemahaman fenomena secara
kompleks dengan cara mengidentifikasi semua tema yang relevan dengan pola-pola
yang muncul, kemudian mejadi fokus studi. Oleh karena itu desain penelitian
kualitatif dikembangkan secara fleksibel untuk dijadikan acuan umum dalam
menggali fenomena, histori, etnografi, dan kasus. Dengan demikan dalam penelitian
kualitatif cenderung mencari dan merumuskan serta menyimpulkan hipetesis yang
sifatnya tentatif.
Pengukuran dalam penelitian kualitatif bersifat subjektif, karena keterbatasan
peneliti dalam mengamati dan berinteraksi dengan manusia dan lingkungan lain.
Peneliti memiliki kemampuan yang terbatas untuk melaksanakan tugas-tugas yang
rumit terhadap fenomena dunia yang sangat bervariasi dan selalu berubah setiap saat.
Peneliti tidak selalu dapat menggunakan ukuran atas dasar teori seperti halnya dalam
perspektif penelitian kuantitatif. Reviu teori dalam penelitian kualitatif hanya terbatas
dijadikan acuan dan tidak mempengaruhi studi, dan sebaliknya teori akan berusaha
ditemukan dalam penelitian kualitatif.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif antara lain adalah berupa
narasi, deskrpesi, dokumen pribadi, catatan lapangan, dokumen resmi, dan trakskrip.
Data tersebut dikumpulkan dengan cara pengmpulan dokumen, wawancara, artifak,
pencatatan lapangan secara intensif, dan menilai artifak. Responden yang dijadikan
subjek tidak harus menggunakan standard representatif, namun menggunakan teknik
sampling bertujuan agar lebih mengarah pada pemahaman secara mendalam tentang
fokus yang diteliti.
Analisis data dilakukan secara deskreptif yang sebagain besar berasal dari
wawancara. Model analisis data dapat dilakukan menggunakan model pebandingan
tetap dari Glaser & Strauss, model Spradley,dan model Miles & Huberman. Model
perbandingan dilakukan dengan cara reduksi data, kategorisasi data, sentesisasi, dan
diakhiri dengan penyusunan hipotesis kerja dengan jalan merumuskan suatu
pernyataan yang proposisional. Model analisis Spradley dimulai dari pengamatan
deskreptif, analisis domain, pengamatan terfokus, analisis taksonomi, pengamatan
terpilih, analisis komponensial, dan diakhiri dengan analisis tema. Model analisis
Miles & Huberman dilakukan dengan menggunakan matriks yang diperoleh dari
pemetaan data telah dideskripsikan (Moleong, 2006).
Analisis penelitian kualitatif menghasilkan berbagai macam pengetahuan
dibandingkan dengan penyelidikan dengan kuantitatif karena salah satu sifat
filosofis yang mendasari paradigma kualitatif adalah pemahaman fenomena sosial
secara holistik dan mendalam, dengan menggunakan wawancara yang rinci dan
terfokus (Glesne & Peshkin, 1992). Dalam proses penelitian kualitatif, peneliti
berusaha untuk terlibat langsung dalam fenomena yang terjadi, dan berusaha
melibatkan subjek untuk berperan dalam penelitian, oleh karena itu metode
wawancara dan observasi dominan digunakan dalam interpretatif paradigma
penelitian kualitatif. Tidak seperti halnya metode kuantitatif, dimana peneliti
cenderung memisahkan diri dari proses penelitian., peneliti kualitatif telah datang
untuk melibatkan mereka dalam penelitian. Patton (2001) mendukung gagasan
keterlibatan subjek secara mendalam dalam penelitian. Seorang peneliti kualitatif
harus hadir selama perubahan untuk merekam acara setelah dan sebelum perubahan
terjadi. Namun, para peneliti kualitatif perlu menguji dan menunjukkan bahwa studi
yang mereka lakukan kredibel. Jika pada penelitian kuantitatif kredibilitas dalam
penelitian kuantitatif tergantung pada instrumen yang dikembangkan, dalam
penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumennya (Patton, 2001, hal. 14). Dengan
demikian, ketika para peneliti kuantitatif berbicara tentang validitas dan reliabilitas
penelitian, mereka biasanya mengacu sebuah penelitian yang kredibel sementara
kredibilitas penelitian kualitatif tergantung pada kemampuan dan usaha dari peneliti.
Meskipun reliabilitas dan validitas diperlakukan secara terpisah dalam studi
kuantitatif, namun istilah ini tidak dipandang secara terpisah dalam penelitian
kualitatif.. Terminologi seperti kredibilitas, transferabilitas, dependedabilitas, dan
konfrimabilitas dipandang sebagai hal melekat dipergunakan dalam penenelitian
kualitatif.
VALIDITAS DAN RELIABILITAS UNTUK MENGEVALUASI
PENELITIAN KUALITATIF
a. Validitas
Pengertian mengevalusi dalam hal ini adalah melakukan pemeriksaan
keabsahan data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif. Spektrum
konseptualisasi untuk mengevalasi hasil penelitian adalah dengan melihat tingkat
reliabilitas dan validitas dalam penelitian kualitatif, Lincoln dan Guba (1985)
menyatakan bahwa tidak ada validitas tanpa reliabilitas. Oleh karena itu pembahasan
reliabilitas dengan mengesampingkan validitas tidak ada gunanya, karena keduanya
harus dipertimbangkan dalam paradigma penelitian kualitatif maupun kuantitatif.
Konsep validitas digambarkan oleh berbagai hal dalam studi kualitatif.
Konsep ini bukanlah sebuah konsep tunggal, tetap atau universal, tetapi bukan juga
sebuah konstruksi kontingen, namun didasarkan pada proses dan niat metodologi
penelitian tertentu (Winter, 2000). Meskipun daikui oleh beberapa peneliti kualitatif,
bahwa istilah validitas tidak berlaku untuk penelitian kualitatif, namun pada saat yang
sama, mereka menyadari bahwa dalam penelitian diperlukan uji validitas untuk
mengevaluasi hasil penelitian mereka. Creswell & Miller (2000) menyatakan bahwa
validitas dipengaruhi oleh persepsi peneliti, dan validitas dalam penelitian tergantung
paradigma penelitian yang dibangun. Akibatnya, banyak peneliti telah
mengembangkan konsep mereka sendiri dalam menentukan validitas dan sering
dihasilkan atau mengadopsi apa yang mereka anggap sebagai istilah yang lebih tepat,
seperti, kualitas, ketelitian dan kepercayaan untuk dipergunakan mengevaluasi hasil
penelitiannya (Davies & Dodd, 2002; Mishler , 2000; Stenbacka, 2001).
Pembahasan mengenai mutu dalam penelitian kualitatif dimulai dari
kekhawatiran tentang validitas dan reliabilitas dalam tradisi kuantitatif. (Seale, 1999,
hal. 465). Isu validitas dalam penelitian kualitatif belum diperhitungkan, namun
ketika peneliti menghadapi masalah reliabilitas dalam penelitian kualitatif, masalah
validitas menjadi suatu hal yang sangat penting. Namun demikian konsep validitas
harus didefinisikan ulang untuk penelitian kualitatif. Stenbacka (2001) menjelaskan
pengertian validitas dan reliabilitas sebagai salah satu konsep untuk mengevalusi
kualitas dalam penelitian kualitatif yang "harus diselesaikan dalam rangka untuk
mengklaim sebuah penelitian sebagai bagian dari penelitian yang benar" (Stenbacka,
2001).
Upaya untuk mencari makna ketelitian dan mutu penelitian, Davies dan Dodd
(2002) menyatakan bahwa kekakuan istilah dalam penentu mutu penelitian, muncul
dalam referensi pembahasan tentang reliabilitas dan validitas. Davies dan Dodd
(2002) berpendapat bahwa penerapan kekakuan gagasan dalam penelitian kualitatif
harus berbeda dari penelitian kuantitatif. Gagasan validitas dalam penelitian kualitatif
mengacu pada kredibilitas dan transferabilitas (keteralihan). Konsep credibilitas pada
dasarnya menggantikan validitas internal dalam penelitian nonkualitatif. Kreterium
ini berfungsi untuk: melaksanakan inkuiri secara mendalam sehingga memiliki
derajat kepercayaan yang tinggi artinya tingkat penemuannya dapat dicapai, serta
mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil temuan dengan bukti-bukti yang dapat
dipercaya (Moleong, 2006). Sedangkan konsep transferabilitas berbeda dengan
validitas eksternal dalam penelitian nonkualitatif. Konsep transferabilitas merupakan
generalisasi suatu hasil temuan untuk dipelakukan pada konteks yang sama.
Transferabilitas sebagai persoalan empiris tergantung pada kesamaan antara konteks
pengirim dan penerima. Untuk melakukan transferabilitas, seorang peneliti
hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang konteks yang sama
sebagai pertanggung jawaban untuk pengumpulan data yang dapat dipercaya.
Lincoln dan Guba (1985) berpendapat bahwa mempertahankan kepercayaan dari
laporan penelitian tergantung pada isu-isu yang dibahas. Ide menemukan kebenaran
melalui langkah-langkah reliabilitas dan validitas diganti dengan gagasan
kepercayaan dalam temuan (Mishler, 2000).
b. Reliabilitas
PENUTUP
Dari pembahasan mengenai paradigma penelitian kualitatif serta pemahaman
tentang validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif kita dapat memahami
tentang arti secara tradisional tentang reliabilitas dan validitas dari perspektif para
peneliti kualitatif.. Reliabilitas dan validitas yang dikonseptualisasikan sebagai
intrumen untuk mengevalusi tingkat kepercayaan, ketelitian dan kualitas dalam
paradigma kualitatif dapat disamakan dengan kredibilitas, tranferabilitas,
dependabilitas. Oleh karena itu, reliabilitas, validitas masih menjadi konsep
penelitian yang relevan, terutama dari sudut pandang kualitatif, namun harus
didefinisikan ulang seperti yang kita lihat dalam rangka untuk mencerminkan
berbagai cara menegakkan kebenaran melalui model-model pemeriksaan data
penelitian kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA