Anda di halaman 1dari 8

RMK 3 PENGAUDITAN II

PENGAUDITAN SIKLUS PENDAPATAN (LANJUTAN)

Nama Anggota :

1. Nengah Rizki Artini (1633121077)

2. Ni Komang Budiarti (1633121324)

3. I Wayan Dulpadi (1633121326)

4. Ni Made Yustika Dewi (1633121329)

Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Universitas Warmadewa
Tahun Ajaran
2018/2019
Pertimbangan Aktivitas Pengendalian-Transaksi Penerimaan Kas dan
Transaksi Penjualan
Umumnya aktivitas pengendalian relevan dengan audit atas siklus
pendapatan dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan :
1. Review kinerja.
2. Pengolahan informasi.
3. Pengendalian fisik.
4. Pemisahan tugas.
Dari penjelasan diatas, aktivitas pengendalian yang dapat mencegah terjadinya
salah saji dalam siklus pendapatan antara lain :
1. Pemisahan fungsi-fungsi yang terlibat dalam sistem penjualan kredit.
2. Penggunaan dokumen yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
3. Pengeluaran barang yang hanya didasarkan pada dokumen yang terkait seperti
surat order pengiriman.
4. Setiap pencatatan yang harus dilandasi oleh dokumen sumber (faktur
penjualan).

Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman


Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara review
pendahuluan. Dokumentasi pemahaman dapat dilakukan dengan menggunakan
kuesioner, flowchart, atau memo naratif.

Penetapan Resiko Pengendalian


Ada lima tahap penetapan risiko pengendalian, yaitu :
1. Mengindentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi.
2. Mengidentifikasi pengendalian yang dapat diterapkan untuk mencegah dan
mendeteksi salah saji.
3. Mengjimpun bukti melalui pengujian pengendalian mengenai apakah
rancangan dan operasi pengendalian adalah efektif.
4. Mengevaluasi bukti yang dihimpun.
5. Menglakukan penetapan atau penilaian risiko pengendalian.
Pengujian Pengendalian
Pengujian terhadap aktivitas penjualan memfokuskan pada otorisasi
penjualan, pelaksanaan prosedur dan kelengkapan pencatatan. Prosedur pengujian
pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus pendapatan dibedakan atas
prosedur:
1. Pengujian pengendalian pengiriman barang dagang.
2. Pengujian pengendalian penagihan.
3. Pengujian pengendalian pencatatan.
4. Pengujian pengendalian retur penjualan.

Pertimbangan Aktivitas Pengendalian-Transaksi Penyesuaian Penjualan


Aktivitas pengendalian transaksi penyesuaian penjualan meliputi : (1)
Pemberian diskon tunai, (2) Pemberian retur dan rabat penjualan, (3) Penentuan
jumlah piutang tak tertagih .
Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti
tentang keefektifan perancangan dan operasi sistem pengendalian internal
perusahaan. Risiko inheren yang berkaitan dengan transaksi penerimaan kas
adalah tinggi akibat kemungkinan penipuan oleh karyawan melalui pengalihan
penerimaan kas.
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat
sedang (moderate) atau tinggi, maka auditor mungkin akan mendukung penilaian
risiko pengendalian melibatkan pengendalian manual dan auditor akan
memperoleh bukti melalui tanya-jawab, observasi, serta inspeksi dokumen.
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat
yang rendah, maka auditor akan memperluas pengujian sehingga mencakup
inspeksi dokumen dan pelaksanaan kembali pengendalian manual.

Pengujian Substantif Saldo Piutang Dagang


Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang berkaitan
dengan piutang usaha.
2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang
berkaitan dengan piutang.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi dan kelengkapan saldo piutang usaha.
4. Membuktikan hak kepemilikan
5. Membuktikan kewajaran penilaian
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.
Dokumen atau catatan yang berkaitan yaitu, Customer Order, Sales Order,
Shipping Document, Credit Note, Sales Invoices, Sales Journal, Ledger, Sub
Ledger (kartu-kartu piutang).
Program Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha :
a. Prosedur Audit Awal
Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan keandalan catatan
akuntansi piutang usaha yang diselenggarakan oleh klien, dengan cara mengusut
saldo piutang usaha yang dicantumkan di neraca ke dalam akun piutang usaha
yang diselenggarakan di dalam buku besar, membuktikan ketelitian penghitungan
saldo akun piutang usaha di dalam buku besar, dan membuktikan sumber
pendebitan dan pengkreditan akun piutang usaha di dalam buku besar ke dalam
jurnal penjualan keluar dan jurnal retur penjualan, dan jurnal umum.
b. Prosedur Analitis
Dalam prosedur analitis, auditor menghitung berbagai ratio: tingkat
perputaran piutang usaha, ratio piutang usaha dengan aktiva lancar, rate of return
on net sales, ratio kerugian piutang usaha dengan pendapatan penjualan bersih,
ratio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya tidak
tertagih.
c. Pengujian rincian saldo
Dalam pengujian rincian saldo, auditor melakukan konfirmasi piutang
usaha secara langsung antara pelanggan dan auditor.
d. Prosedur Penyajian dan pengungkapan
Dalam prosedur penyajian dan pengungkapan, auditor membandingkan
penyajian laporan dengan prinsip akuntansi berterima umum (GAAP). Informasi
mengenai hal ini diperoleh auditor dengan cara :
(1) memeriksa klasifikasi piutang usaha di neraca ke dalam kelompok aktiva
lancar dan aktiva tidak lancar.
(2) memeriksa jawaban konfirmasi bank.
(3) memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang
nonusaha.
(4) memeriksa kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk piutang antar pihak
yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan atau dibebankan.
(5) memeriksa surat representasi klien mengenai piutang.

Pertimbangan Program Audit


Pertimbangan program audit adalah menetapkan bimbingan dengan mana
auditior bisa melaksanakan maksud dari penugasan pemeriksaan dan
menggunakan bukti yang diperlukan untuk menyelenggarakan dasar untuk
suatu pendapat audit.
Prosedur Pelaksanaan Audit Operasional
a. Persiapan Audit
Persiapan audit bertujuan untuk mengumpulkan informasi, penelaahan
peraturan, ketentuan dan undang-undang yang berkaitan dengan aktifitas yang di
audit serta menganalisis informasi yang diperoleh guna mengidentifikasi hal-hal
yang potensial mengandung titik kelemahan.
Dalam tahap persiapan Audit diawali dengan auditor memeriksa struktur
organisasi, tempat dari unit dan perusahaan, hubungan mereka dengan unit-unit
lain, penugasan dari fungsi dan tanggung jawab. Kemudian auditor menelusuri
aktivitasaktivitas yang benar dengan flow charting penuh atau dengan mengikuti
dokumen-dokumen yang dipilih dengan terus-menerus pada titik kunci
pengendalian.
Berikutnya auditor akan meriview kebijaksanaan dan prosedur yang
menguasai unit atau fungsi yang diperiksa. Prosedur tertulis, dimengerti oleh
karyawan dan dihitung secara sah untuk menyusun atau membawa keluar rencana
perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan, adalah suatu petunjuk terhadap
aktivitas yang dikembalikan dengan baik. Dimana prosedur yang tidak tertulis,
auditor akan menentukan dari pembicaraan dengan manajemen apa yang
diharapkan dari karyawan dan bagaimana aktivitas disusun dan dilaksanakan.
b. Pengujian Pengendalian Manajemen
Pengujuan pengendalian manajemen adalah pengujian terhadap segala
usaha dan tindakan yang dilakukan oleh manajemen untuk mengarahkan atau
menjalankan operasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Pengujian pengendalian manajemen dimaksudkan untuk lebih
memantapkan sasaran tentative pemeriksaan yang telah di identifikasi pada tahap
persiapan pemeriksaan. Pengujian pengedalian ini bertujuan untuk menilai
efektifitas pengendalian manajemen dan lebih mengenali adanya kelemahan
sehingga dapat dipastikan apakah suatu tenatif audit obyektive dapat terus
dilanjutkan pada tahap pemeriksaan lanjutan, karena kurangnya bukti pendukung.
c. Pemeriksaan Lanjutan
Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk mendapatkan bukti-bukti yang
cukup, guna mendukung sasaran defenitif pemeriksaan yang telah diperoleh pada
tahap pengujian dan pengajian ulang sistem pengendalian manajemen. Pada tahap
ini auditor memilih sasaran definitif, kemudian dilakukan pengumpulan bukti
yang relevan, material, dan kompeten, menuju suatu kesimpulan mengenai
sasaran audit yang bersangkutan. Oleh karena itu, semua progaram audit pada
tahap ini pada umumnya diarahkan kepada 4 sasaran, yaitu :
1. Informasi latar belakang yang berhubungan dengan pemeriksaan.
2. Hasil akhir yang diharapkan.
3. Prosedur audit yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
4. Instruksi-insruksi khusus apabila diperlukan.

Pengujian Substantif Untuk Kas


Prosedur audit awal terhadap kas ;
1) Mengusut saldo kas tercantum di neraca, ke saldo akun kas di buku besar.
Menghitung kembali saldo akun kas di buku besar: saldo awal, ditambah jumlah
pendebitan, dikurangi jumlah pengkreditan.
2) Mereview terhadap mtasi luar biasa pada akun kas.
3) Mengusut saldo awal akun kas (dibuku besar) ke kertas kerja tahun lalu.
4) Mengusut posting pendebitan dan pengkreditan akun kas ke jurnal yang
bersangkutan.
Prosedur analitik atas kas ;
1) Perhitungan rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengann kas
2) Rasio-rasio membantu auditor dalam mengungkap peristiwa atau transaksi
yang tidak biasa, perubahan usaha, perubahan akuntansi, fluktuasi acak, salah saji
Pengujian terhadap transaksi rinci atas kas ;
1) Melakukan verifikasi pisah batas (cut off) transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas.
2) Membuat daftar transfer antar bank.
3) Analisis terhadap rekonsiliasi bank 4 kolom.
4) Pemeriksaan cut off kas.
5) Rokonsiliasi cut off bank statemen dengan saldo kas menurut catatan klien.
6) Mengusut deposit in transit.
7) Memeriksa tanggal pada out standing check.
8) Memeriksa not sufficient fund check (cek kosong).
9) Memeriksa kemungkinan hilangnya cek.
10) Membuat daftar transfer antar bank.
Pengujian terhadap saldo akun rinci atas kas ;
1) Titik berat pada pengujian keberadaan; melakukan penghitungan fisik kas,
melakukan konfirmasi saldo kas di bank, mereview rokonsiliasi bank yang dibuat
oleh klien.
2) Penghitungan fisik kas ; dengan work back prosedur, saldo kas pada tanggal
penghitunngan, ditambah pengeluaran kas dari tanggal neraca s/d tanggal
perhitungan, dikurang penerimaan kas dari tanggal neraca s/d tanggal
perhitungan.
Pemeriksaan atas penyajian dan pengungkapan kas ;
• Bank over draft (dana cerukan) pad rekening giro yang bersaldo kredit harus
disajikan sebagai kewajiban.
• Jumlah saldo kas dan setara kas yang disignifikan yang tidak dapat digunakan
dengan bebas harus dilakukan disclosure.
DAFTAR PUSTAKA

 Halim , Abdul dan totok Budi santoso , Auditing II : Dasar- dasar Prosedur
Pengauditan Laporan Keuangan , Edisi Ketiga . Yogyakarta :UPP AMP
YKPN
 Jusup, Al. Haryono (2002). Auditing (Pengauditan), Buku II Cetakan
Pertama, Yogyakarta: STIE YKPN.
 Sugiarto Auditing 2 http://slideplayer.info/slide/2964550/
 http://nursoerya.blogspot.com/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
 http://uangakuntansi.blogspot.com/2015/10/normal-0-false-false-false-en-
us-x-none.html
 https://www.kompasiana.com/mohammadrizalpanggabean/570109d3d592
738714ebf429/audit-terhadap-siklus-pendapatan-pengujian-substantif-
terhadap-saldo-piutang-usaha?page=all
 https://dwiermayanti.wordpress.com/2010/03/04/pelaksanaan-audit-
operasional/
 http://suhediary.blogspot.com/2010/07/pengujian-substantif-terhadap-
saldo-kas.html

Anda mungkin juga menyukai