Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pertanian Vol.23 No.

19 Halaman 1-9

PERKEMBANGAN SUKSESI TUMBUHAN DI LINGKUNGAN KAMPUS


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

( Development Of Plant Succession In The Campus Environment Of Malikussaleh University )

Oleh/By :
Wanda Dwi Tama Putra
Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh
Jalan Medan-Banda Aceh, Krueng Geuekeuh, Kabupaten Aceh Utara Telp. 081377322679
email : wandatama1205@gmail.com

*)Diterima: 23 Mei 2019; Disetujui: 25 Mei 2019

ABSTRACT

The process of change in the ongoing community toward one direction is called succession.
Succession occurs due to modification of the physical environment in the community or
ecosystem. The succession process ends with a community or ecosystem called the climax. The
succession carried out in this study consisted of secondary succession by consulting members and
clearing vegetation - vegetation using hoes. Succession is carried out in a dry habitat (soil),
which takes place at the Laboratory of the Faculty of Agriculture, Malikussaleh University which
lasts for 2 weeks. The purpose of this practicum is for students to know the natural succession
process of arable land. The results obtained showed what was meant by plant species before the
succession occurred and happened a decline in success. The number of plants that grow in each
sample plot every week is a type of Oxalis corniculata and Cyperus rotundus species. The 1st plot
denied 25 Oxalis corniculata plant species, the second plot denied 4 plants with the same species
as the 1st plot and 1 Cyperus rotundus plant species. In the third plot denied 17 plants and 4
plants denied 32 plants with the same species namely Oxalis Corniculata.
keywords: secondary succession, vegetation, Oxalis corniculata, Cyperus rotundus.

ABSTRAK

Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur disebut
suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau
ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut
klimaks. Suksesi yang dilakukan pada penelitian ini berupa suksesi sekunder dengan perlakuan
membersihan dan membabat vegetasi – vegetasi dengan menggunakan cangkul. Suksesi yang
dilakukan pada habitat kering (tanah), yang bertempat di Laboratorium Fakultas Pertanian
Universitas Malikussaleh yang berlangsung selama 2 minggu. Tujuan praktikum kali ini adalah
mahasiswa dapat mengetahui proses suksesi alami dari lahan garapan. Hasil yang didapatkan
menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan sebelum terjadi suksesi dan sesudah terjadi

1
Jurnal Pertanian Vol.23 No.19 Halaman 1-9

suksesi mengalami penurunan. Jumlah tumbuhan yang tumbuh pada setiap petak contoh pada
setiap minggu adalah jenis dari spesies Oxalis corniculata dan Cyperus rotundus. Petak ke-1
berjumlah 25 tanaman spesies Oxalis corniculata, petak ke-2 berjumlah 4 tanaman dengan
spesies yang sama dengan Petak ke-1 dan 1 tanaman spesies Cyperus rotundus. Pada petak ke-3
berjumlah 17 tanaman dan petak ke- 4 berjumlah 32 tanaman dengan spesies yang sama yaitu
Oxalis Corniculata.
kata kunci : suksesi sekunder, vegetasi,Oxalis corniculata, Cyperus rotundus

I. PENDAHULUAN tersebut tidak merusak total tempat tumbuh


organisme sehingga dalam komunitas
Komunitas adalah kelompok tersebut substrat lama dan kehidupan masih
organisme yang terdiri atas sejumlah jenis ada.
yang berbeda, yang secara bersama-sama Suksesi sekunder dapat di dokumentasi
menempati habitat atau area yang sama, dan kan dengan cara mengadakan observasi
terjadi interaksi melalui hubungan trofik dan ulangan pada area yang sama beberapa kali.
spatial (Lincoln et al. 1985). Komunitas juga Pengukuran dapat dilakukan terhadap nilai
diartikan sebagai kumpulan populasi pada cover, biomassa, densitas, atau yang
suatu area. semacam (Barbour et al 1987).
Suksesi tumbuhan adalah penggantian Tansley (1920) mendefinisikan suksesi
suatu komunitas tumbuh-tumbuhan oleh sebagai perubahan tahap demi tahap yang
yang lain. Hal ini dapat terjadi pada tahap terjadi dalam vegetasi pada suatu
integrasi lambat ketika tempat tumbuh mula- kecendrungan daerah pada permukaan bumi
mula sangat keras sehingga sedikit dari suatu populasi berganti dengan yang
tumbuhan dapat tumbuh diatasnya, atau lain. Clements (1916) membedakan enam
suksesi tersebut dapat terjadi sangat cepat sub-komponen : (a) nudation; (b) migrasi;
ketika suatu komunitas dirusak oleh suatu (c) excesis; (d) kompetisi; (e) reaksi; (f) final
faktor seperti api, banjir, atau epidemi stabilisasi, klimaks.
serangga dan diganti oleh yang lain. Soerianegara dan Indrawan (2005)
Komunitas klimaks ditandai dengan menyebutkan dalam pembentukan klimaks
tercapainya homeostatis atau keseimbangan, terjadi 2 perbedaan pendapat yakni; paham
yaitu suatu komunitas yang mampu monoklimak dan paham polyklimaks.
mempertahankan kestabilan komponen nya Paham monoklimaks beranggapan
dan dapat bertahan dan berbagai perubahan bahwa pada suatu daerah iklim hanya ada
dalam sistem secara keseluruhan (Gunawan satu macam klimaks, yaitu formasi atau
et al. 2015). vegetasi klimaks iklim saja. Ini berarti
Suksesi sebagai suatu studi orientasi klimaks merupakan pencerminan keadaan
yang memperhatikan semua perubahan iklim, karena iklim merupakan faktor yang
dalam vegetasi yang terjadi pada habitat paling stabil dan berpengaruh. Paham
sama dalam suatu perjalanan waktu. polyklimaks mempunyai anggapan bahwa
Selanjutnya di katakan bahwa suksesi ada tidak hanya faktor iklim saja, seperti sinar
dua tipe, yaitu suksesi primer dan suksesi matahari, suhu udara, kelembaban udara dan
sekunder. Perbedaaan dua tipe suksesi ini presipitasi, yang dapat menimbulkan suatu
terletak pada kondisi habitat awal proses klimaks. Penganut paham ini sebaliknya
suksesi terjadi. berpendapat bahwa ada faktor lain yang juga
Suksesi sekunder terjadi bila suatu dapat menyebabkan terjadinya klimaks,
komunitas atau ekosistem alami terganggu yaitu edafis dan biotis. Faktor edafis timbul
baik secara alami atau buatan dan gangguan karena pengaruh tanah seperti komposisi

2
Jurnal Pertanian Vol.23 No.19 Halaman 1-9

tanah, kelembaban tanah, suhu tanah dan hingga keseimbangan lingkungan biotik dan
keadaan air tanah. Sedangkan biotis adalah abiotik tercapai. Proses suksesi vegetasi
faktor yang disebabkan oleh manusia atau dapat menjadi acuan bagi perkembangan
hewan, misalnya padang rumput dan sabana kondisi suatu lahan. Apabila suksesi vegetasi
tropika (Soerianegara dan Indrawan, 2015). maksimal maka dapat diketahui bahwa
Salah satu cara untuk memperoleh kondisi lahan juga menjadi semakin baik.
informasi tentang arah suksesi adalah Proses suksesi ini selalu ditandai dengan
melalui analisa struktur tegakan. Analisa peningkatan tajuk dan daun pohon yang
spesies pohon dalam suatu komunitas dapat diketahui dari interpretasi citra
berdasarkan struktur diameter dapat penginderaan jauh melalui nilai indeks
mengungkapkan kecenderungan suksesi vegetasi (Nuzulah et.al, 2016).
suatu spesies yang memiliki populasi yang Tujuan dari Praktikum ini adalah untuk
besar pada kelas ukuran kecil dan lebih kecil untuk mengetahui suksesi alami dari lahan
pada kelas ukuran besar, bahwa jenis garapan.
tersebut cocok dengan habitat tersebut.
Sebaliknya spesies yang memperlihatkan
kecenderungan berlawanan berarti spesies
II. METODOLOGI
tersebut sulit beregenerasi sehingga
A. Lokasi dan Waktu Praktikum
cenderung akan hilang dari komunitas
Praktikum dilaksanakan di Kecamatan
(Barbour et al 1987).
Muara Batu Kabupaten Aceh Utara.
Selanjutnya juga dikatakan bahwa
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada
faktor lingkungan yang membatasi jumlah
tanggal 1 April 2019.
spesies yang hidup pada suatu tahap suksesi
digolongkan ke dalam dua kategori. B. Bahan dan Alat Praktikum
Perlama, faktor lingkungan yang Bahan dan alat yang digunakan adalah
mengakibatkan stres terdiri dari fenomena- lahan alami seluas 1x1 m2 yang di bagi-bagi
fenomena yang membatasi hasil fotosintesa kedalam kotak-kotak berukuran 50x50 cm2,
seperti cahaya, air, unsur hara tanah dan cangkul, parang, meteran, tali rafia, buku
suhu; Kedua, faktor yang berhubungan catatan data, label etikat dan patok kayu
dengan terjadinya kerusakan baik kerusakan untuk pembatas.
sebagian maupun keseluruhan biomassa
vegetasi seperti serangan hama, patogen atau C. Desain Percobaan
manusia.
Proses suksesi pada dasarnya terdiri
dari tiga tahap yaitu : (1) terbentuknya satu 50 cm2 50 cm2
komunitas dalam proses suksesi; (2) (plot 1) (plot 4)
perubahan masyarakat tumbuh-tumbuhan
dalam proses suksesi; (3) perubahan
lingkungan fisik dalam proses suksesi
(Soerianegara dan Indrawan, 2015).
Odum (1971) menyatakan terjadinya 50 cm2 50 cm2
perubahan atau pergantian tumbuhan dalam (plot 2) (plot 3)
proses suksesi disebabkan kecenderungan
tumbuhan pertama yang merubah
lingkungan fisik sehingga terjadi kecocokan
habitat bagi komunitas tumbuhan lain,

3
Jurnal Pertanian Vol.23 No.19 Halaman 1-9

Keterangan : Setelah 1 minggu, amati jenis tumbuhan


yang tumbuh pada masing – masing petak 50
1 petakan besar tersebut berukuran 1 x x 50 cm2 dan catat mengenai jumlah dan
2
1 m , sedangkan 4 petakan kecil tersebut jenis tumbuhan yang ada serta ukur
masing-masing berukuran 50 x 50 cm2, tingginya. Lalu Pengamatan petak percobaan
petakan kecil tersebutlah yang akan 50 x 50 cm2 dilakukan setiap minggu dengan
dijadikan tempat pengamatan tumbuh dan lama pengamatan 10 minggu dan Catat
kembangnya suksesi. Garis berwarna merah perubahan komposisi tumbuhan tersebut dan
merupakan tali rafia yang ditarik dari bandingkan hasil pengamatan setiap minggu.
tengah-tengah sisi, bertujuan untuk membuat Dari data hasil pengamatan apakah ada
pembatas bagi masing-masing petak yang perubahan jenis tumbuhan dari komonitas
akan dijadikan pengamatan. Pengamatan pecobaan tersebut selama pengamatan.
dilakukan berurutan sesuai dengan nomor
urutannya.

D. Prosedur Praktikum
Bersikan lahan garapandengan cangkul
dari rumput – rumputan dan tumbuhan yang
hidup dihalaman tersebut. Kemudian Petak
lahan garapan ukuran 1 x 1 m2 dibagi – bagi
menjadi petak kecil yang berukuran 50 x 50
cm2 dengan menggunakan meteran dan
dibatasi oleh tali rafia. Selanjutnya biarkan
petak pengamatan tersebut selama 1 minggu.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Pertumbuhan Suksesi Pada Plot 1

Vegetasi Awal Vegetasi Yang Jumlah Gambar Gulma


Tumbuh

Rumput
Calincing 25
(Oxalis
barrelieri L.)

4
Jurnal Pertanian Vol.23 No.19 Halaman 1-9

Tabel 2. Pertumbuhan Suksesi Pada Plot 2

Vegetasi Awal Vegetasi Jumlah Gambar Gulma


Yang
Tumbuh

Rumput
Calincing 4
(Oxalis
barrelieri L.)

Alang–alang
(Cyperus 1
rotundus)

5
Jurnal Pertanian Vol.23 No.19 Halaman 1-9

Tabel 3. Pertumbuhan Suksesi Pada Plot 3

Vegetasi Awal Vegetasi Yang Jumlah Gambar Gulma


Tumbuh

Rumput
Calincing 17
(Oxalis
barrelieri L.)

Tabel 4. Pertumbuhan Suksesi Pada Plot 4

Vegetasi Awal Vegetasi Yang Jumlah Gambar Gulma


Tumbuh

Rumput
Calincing 32
(Oxalis
barrelieri L.)

Suksesi tumbuhan adalah penggantian Praktikum ini dilakukan dengan membuat


suatu komunitas tumbuh-tumbuhan oleh petakan sebanyak 1 buah dengan luas 1 m x
yang lain. Hal ini dapat terjadi pada tahap 1 m. Petak inilah yang dibuat gundul
integrasi lambat ketika tempat tumbuh mula- (dirusak) dengan cara mencangkul area
mula sangat keras sehingga sedikit petak ini hingga akar tanaman yang ada
tumbuhan dapat tumbuh diatasnya, atau manjadi hilang sama sekali. Kemudian petak
suksesi tersebut dapat terjadi sangat cepat tersebut dibagi menjadi 4 petakan kecil yang
ketika suatu komunitas dirusak oleh suatu dibatasi dengan menggunakan tali raffia.
faktor seperti api, banjir, atau epidemi Pengamatan ini berlangsung selama 4
serangga dan diganti oleh yang lain (Daniel, minggu. Pada pengamatan minggu pertama,
et al, 1992). hanya ada sedikit vegetasi yang tumbuh dan
Praktikum suksesi ini dilakukan di dalam ukuran yang masih kecil. Vegetasi
lahan sebelah Laboraturium Fakultas tersebut meliputi gulma berdaun kacang-
Pertanian Universitas Malikussaleh. kacangan yaitu Oxalis Barrelieri L. Pada

6
Jurnal Pertanian Vol.23 No.19 Halaman 1-9

minggu kedua, vegetasi yang tumbuh masih merah muda dengan dasar kehijauan atau
dari spesies yang sama, tetapi jumlahnya kuning. Selebaran pada batang umumnya
berbeda. Ada yang jumlahnya bertambah memiliki tiga daun yang menempel pada
dan adapula yang berkurang. Pada minggu pusat (Smith, 1985).
ketiga, jumlah vegetasi bertambah 1 yaitu Menurut Tagne, dkk (2017), tanaman
alang – alang Cyperus rotundus. Pada ini mengandung zat aktif seperti fenol,
minggu keempat, jumlah vegetasi bertambah terpenoid, antosianidin, antrakuinon,
kembali. Selain itu, terjadinya pertambahan kumarin, and saponin.
luas penutupan dan tinggi vegetasi semakin Khasiat tanaman ini ada banyak,
terlihat. beberapa yang sudah diteliti oleh DeFillips,
dkk (2004), diantaranya: seluruh tanaman
Petak ke-1 berjumlah 25 tanaman berguna sebagai antiscorbutic. Akar dan
spesies Oxalis corniculata, petak ke-2 daun: digunakan sebagai obat pengunyah
berjumlah 4 tanaman dengan spesies yang untuk kebersihan mulut di wilayah Cayenne,
sama dengan Petak ke-1 dan 1 tanaman Guyana Prancis.
spesies Cyperus rotundus. Pada petak ke-3
berjumlah 17 tanaman dan petak ke- 4 2) Cyperus rotundus ( Alang-alang)
berjumlah 32 tanaman dengan spesies yang Menurut Moenandir (1988), alang-
sama yaitu Oxalis Corniculata. alang (Imperata Cylindrica) dalam
Berikut adalah identifikasi spesies sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat
gulma yang tumbuh di lahan pengamatan diklasifikasikan sebagai berikut:
suksesi Fakultas Pertanian Universitas Divisi : Spermatophyta
Malikussaleh. Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Moncotyledonae
1) Oxalis barrelieri (Calincing) Bangsa : Poales
Oxalis Barrelieri atau sering disebut Suku : Gramineae
calincing. Barrelier’s woodsorrel (blimbing Marga : Imperata
–blimbing) merupakan semak liar yang kini Jenis : Imperata cylindrica.
jarang dijumpai, tapi didaerah saya, masih Cyperus rotundus merupakan tanaman
banyak tumbuh liar disekitar rumah dan jenis kedua dari plot pengamatan yang
ladang. berasal dari family Cyperaceae. Rumput teki
Menurut Sundaru et.al (2006), sistem merupakan rumput semu menahun tapi
taksonomi Eriochloa polystachya meliputi: bukan termasuk keluarga rumput-rumputan
Kingdom : Plantae yang mana bagian tanamn berupa rimpang
Superdivisi : Spermatophyta rumput teki/ umbi rumout teki biasa
Divisi : Magnoliophyta digunakan dalam pengobatan tradisional
Kelas : Liliopsida diseluruh dunia misalnya untuk mengobati
Bangsa : Cyperales kejang perut, luka, bisul, dan lecet (Lawal
Suku : Poaceae and Adebola, 2009). Pada plot pengamatan
Marga : Eriochloa hanya dijumpai 2 jenis vegetasi saja dengan
Jenis : Eriochloa polystachya jumlah yang sedikit.
Ini diperkenalkan ke beberapa bagian Alang-alang tumbuh berumpun, tunas
di Afrika, Ceylon, dan Malesia. Seringkali batang (yang membawa bunga) tidak akan
dianggap sebagai gulma di Kepulauan tumbuh memanjang hingga menjelang
Caroline dan Kepulauan Mariana dan di berbunga. Bagian pangkal tunas batang
Samoa. Tanaman ini tumbuh sampai alang-alang terdiri atas beberapa ruas
ketinggian 20-150 cm dan memiliki bunga pendek, sedangkan tunas yang membawa

7
Jurnal Pertanian Vol.23 No.19 Halaman 1-9

bunga beruas panjang terdiri atas satu 2) Oxalis corniculata merupakan tanaman
sampai tiga ruas, tumbuh vertikal dan yang daya adaptasinya tinggi
terbungkus di dalam daun. Batang alang- dibandingkan dengan Cyperus rotundus
alang yang membawa bunga memiliki tinggi
20--30cm. Bagian batang alang-alang di atas B. Saran
tanah berwarna keunguan (Damaru, 2011). Untuk praktikum kedepannya diharapkan
Rimpang (rizoma) alang-alang tumbuh agar memperhatikan waktu untuk memulai
memanjang dan bercabang-cabang di tanah proses suksesi, agar pengamatan nya dapat
pada kedalaman 0-20cm, namun dapat juga berjalan lacar dan tidak terburu – buru.
ditemukan hingga kedalaman 40cm.
Rimpang alang-alang berwarna keputihan
dengan panjang mencapai 1 meter atau lebih
DAFTAR PUSTAKA
dan beruas-ruas. Alang-alang berakar
serabut yang tumbuh dari pangkal batang Barbour, M.C., J.H. Burk, and W.D. Pitts.
dan ruas-ruas pada rimpang (Damaru, 2011). 1987. Terrestrial plant ecology. 2nd
Helai daun alang-alang tumbuh tegak ed.California: The Benjamin
berbentuk garis-garis (lanset) yang /Cummings Publishing Company,
menyempit ke bagian pangkal. Daun alang- Inc.
alang memiliki panjang 12-80cm dan lebar Clements, F.E. 1916. Plant Succession. An
5-18mm. Tulang daun alang-alang berbentuk Analysis of The Development of
lebar dan berwarna agak pucat. Tepi daun Vegetation. Carnegie. Inst.
alang-alang bergerigi halus dan terasa kasar Washington.
bila diraba. Pembungaan alang-alang Damaru. 2011. Alang-alang. Makalah
berbentuk malai dengan bulir bunga yang Ekologi Tumbuhan. Universitas
tersusun rapat, berbentuk ellips meruncing, Sumatera Utara. Medan. 29 p.
sangat ringan dan mempunyai rambutrambut
halus sehingga mudah terbawa angin. Bunga Daniel, Th.W., J.A. Helms, F. S. Baker.,
alang-alang memiliki benang sari berwarna 1992, Prinsip-Prinsip Silvikultur
kekuningan dan putik tunggal berwarna (Edisi Bahasa Indonesia,
keunguan (Damaru, 2011). diterjemahkan oleh : Dr. Ir. Djoko
Marsono), Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN DeFilipps R. A., Maina S. L. dan Crepin J.,
2004. Medicinal Plants Of The
A. Kesimpulan Guianas ( Guyana, Surinam, French
Ada beberapa kesimpulan sebagai Guiana). Online At The Biological
berikut : Biodiversity Of The Guiana Shield.
1) Perubahan komunitas yang semakin Smithsonian Natural Museum Of
kompleks akan membentuk komunitas Natural History. Smithsonian
klimaks. Komunitas klimaks ditandai institution .
dengan tercapainya homestaris atau Gunawan, H, NM. Heriyanto, E.
keseimbangan, yaitu suatu komunitas Subiandono, AF. Mas'ud, & H.
yang mampu mempertahankan Krisnawati. 2015. Invasi jenis eksotis
kestabilan komponennya dan dapat pada areal terdegradasi setelah erupsi
bertahan dari berbagai perubahan dalam di Taman Nasional Gunung Merapi.
sistem secara keseluruhan. Proseding Seminar Nasional

8
Jurnal Pertanian Vol.23 No.19 Halaman 1-9

Masyarakat Biodivirsity Indonesia. 1


(5): 1027-1033
Lawal, O.A. dan O, Adebola. 2009.
Chemical Composition of The
Essential Oils of Cyperus Rotundus
L. From South Africa. Journal
Molecules 2009,14. Hal 2909-2917.
Lincoln, R.J.G.A. Boxshall, and P.F. Clark.
1985. Dictionary of ecology,
evolution and systematic. London
Cambridge University Press.
Moenandir, J. 1993. Pengantar Ilmu Dan
Pengendalian Gulma 1. Rajawali
press. Jakarta. 122 hal.
Nuzulah, S.N., Purwanto., dan Syamsul
Bachri. 2016. Kajian Dinamika
Suksesi Vegetasi Di Kawasan
Terdampak Erupsi Gunung Api
Kelud Berbasis Data Penginderaan
Jauh Tahun 2013 – 2016. Jurnal
Media Komunikasi Geografi. Vol.
17, No. 1.
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology.
W.B. Philadelphia: Sounders
Company.
Smith A.C., 1985. Flora Vitiensis nova: a
new flora of Fiji. National Tropical
Botanical Garden, Lawai, Kauai,
Hawaii. Volume 3.
Soerianegara, I dan Andry I. 2005. Ekologi
Hutan Indonesia. Laboratorium
Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan
IPB. Bogor
Sundaru, H. dan Sukamto., 2006, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi
IV, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Tagne F., Archange M., Noubissi P. A.,
Fankem G. O. dan Kamgang R.,
2017. Effects of Oxalis barrelieri
L.(Oxalidaceae) aqueous extract on
diarrhea induced by Shigella
dysenteriae type 1 in rats. Health
Science Reports.
Tansley, A.G. 1920. The Classification of
Vegetation and The Concept of
Development. J. Ecol.

Anda mungkin juga menyukai