Anda di halaman 1dari 22

STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN

SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

BAB III
PEMILIHAN DAN PEMODELAN STRUKTUR PROTOTIPE

3.1. Deskripsi Model Struktur


Dalam tugas akhir ini dilakukan analisis statik ekivalen untuk empat sistem struktur
yang menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus dan sistem rangka pemikul
momen menengah untuk masing-masing zona yaitu zona 3 dan 4. Struktur dimodelkan
tiga dimensi sebagai portal terbuka dengan menggunakan software MIDAS GEN 6.3.5.

Pada bab ini akan dibuat empat buah model struktur sistem struktur portal beton
bertulang dengan dimensi yang identik untuk tiap-tiap zona gempa 3 dan 4 dengan
menggunakan perencanaan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) berdasarkan SNI 03-2847-2002.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, perbedaan antara kedua perencanaan
tersebut terletak pada pendetailingan komponen elemen struktur, terutama pada elemen
balok, kolom, dan hubungan balok-kolom (joint) yang mana mengakibatkan perbedaan
jumlah berat tulangan yang dihasilkan.

3.2. Data Geometri Struktur


Secara umum, model yang dianalisis memiliki kriteria sebagai berikut :
• Jumlah tingkat adalah 10 tingkat dengan 3x3 panel @ 8m.
• Tinggi antar lantai 3,5 meter.
• Lantai dianggap mempunyai kekakuan bidang yang tinggi, dimodelkan sebagai
rigid diaphragm.
• Sistem perletakan struktur adalah jepit
• Jarak antar kolom adalah 8 meter
• Kekuatan material beton digunakan adalah 30 MPa
• Berat jenis beton adalah 2400 kg/m3

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-1
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

• Kekuatan material baja yang digunakan adalah 400 MPa (ulir)


• Struktur dianalisis pada daerah kegempaan yang berbeda yaitu wilayah gempa 3 dan
wilayah gempa 4 dengan kondisi tanah sedang.

Denah struktur pada pemodelan tugas akhir ini yaitu seperti dalam Gambar 3.1 dan
Gambar 3.2 sebagai berikut :

8 m

8 m

8 m

8 m 8 m 8 m

Gambar 3.1 Denah Struktur Prototipe

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-2
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

10@3,5 meter

Gambar 3.2 Tampak 3 Dimensi Struktur Prototipe

3.3. Pembebanan Struktur


Konsep pembebanan yang direncanakan adalah perencanaan struktur diambil
berdasarkan SNI 03-2847-2002. Karena fokus tugas akhir ini yaitu membandingkan
SRPMK dan SRPMM pada zona gempa 3 dan 4, maka pembebanan struktur untuk
analisis hanya dilakukan terhadap beban-beban berikut :
• Beban mati (DL)
• Beban mati tambahan (SIDL)
• Beban hidup (LL)
• Beban gempa (E)

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-3
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

3.3.1 Beban Mati (DL)


Beban mati merupakan berat sendiri seluruh elemen-elemen struktur yang bersifat tetap.
Beban mati meliputi berat sendiri pelat lantai, balok, dan kolom. Berat jenis beton
diambil sebesar 2400 kg/m3. Selain beban mati, bekerja juga beban mati tambahan
(Super Imposed Dead Load) yaitu elemen-elemen non-struktural yang secara permanen
membebani struktur. Beban mati tambahan meliputi beban mekanikal, elektrikal,
pemipaan, beban keramik , plafon, dan dinding. Besarnya beban SIDL diambil 120
kg/m2

3.3.2 Beban Hidup (LL)


Beban hidup yaitu beban yang bekerja akibat penggunaan gedung pada masa layan.
Beban hidup meliputi beban manusia, maupun barang yang dapat berpindah tempat
seperti meja, kursi atau mesin. Pada pemodelan ini, beban hidup yang bekerja di seluruh
pelat lantai sebesar 250 kg/m2 untuk lantai tipikal dan sebesar 100 kg/m2 untuk lantai
atap.

3.3.3 Beban Gempa (E)


Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian
gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa tersebut. Seperti
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, spektrum gempa rencana yang digunakan
dalam perhitungan beban gempa adalah gempa El centro N-S 1940 dan dengan
perencanaan struktur daktilitas penuh. Dalam desain tugas akhir ini perhitungan
pembebanan gempa adalah mengacu pada Standar Perencanaan Ketahanan Gempa.
Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002). Struktur direncanakan untuk
wilayah gempa zona 3 dan zona 4 seperti yang terlihat pada Gambar 3.1 peta zona
gempa wilayah Indonesia berikut :

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-4
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

Gambar 3.3 Peta Wilayah Gempa Wilayah Indonesia SNI 03-1726-2002

Dimana respon spektra desain untuk wilayah gempa 3 dan 4 adalah sebagai berikut :

Gambar 3.4 Respon Spektrum Desain SNI 03-1726-2002 Wilayah 3 dan 4

Pemodelan beban gempa pada desain sistem struktur adalah dilakukan secara statik
ekivalen yang mengacu pada SNI 03-1726-2002.

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-5
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

3.4. Kombinasi Pembebanan


Kombinasi beban rencana pada struktur sesuai dengan Tata Cara Perencanaan Struktur
Beton Bertulang untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002 adalah sebagai berikut :
1. 1,4 DL + 1,4 SIDL
2. 1,2 DL + 1,2 SIDL + 1,6 LL
3. 1,2 DL + 1,2 SIDL + 0,5 LL ± Ex ± 0,3Ey
4. 1,2 DL + 1,2 SIDL + 0,5 LL ± 0,3EX ± Ey
5. 0,9 DL + 0,9 SIDL ± Ex ± 0,3 Ey
6. 0,9 DL + 0,9 SIDL ± 0,3 Ex ± Ey
Keterangan :
DL = Beban mati
SIDL = Beban mati tambahan
LL = Beban hidup
Ex = Beban gempa arah x
Ey = Beban gempa arah y
Input kombinasi pembebanan untuk desain struktur gedung beton bertulang dalam
MIDAS adalah seperti pada Gambar 3.5 berikut :

Gambar 3.5 Input Kombinasi Pembebanan Pada MIDAS GEN 6.3.5


 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-6
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

3.5. Preliminary Desain Struktur


Preliminari desain merupakan salah satu tahap awal dalam memberikan informasi
tentang perkiraan geometri dari komponen struktur. Komponen struktur yang terdapat
pada bangunan ini meliputi balok, kolom, pelat dan pondasi yang digunakan. Berikut ini
merupakan perencanaan dimensi awal komponen-komponen struktur bangunan.

3.5.1. Material
Material yang akan digunakan untuk merencanakan dan membangun struktur bangunan
ini adalah material beton. Pendefinisian material dilakukan pada program MIDAS GEN
6.3.5. Material beton yang digunakan dalam merencanakan dan membangun struktur
bangunan ini adalah material beton dengan fc’= 30 MPa dan fy= 400 MPa serta fys= 400
MPa.

Gambar 3.6 Gambar Properti Bahan Struktur Prototipe

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-7
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

3.5.2 Pelat
Untuk sistem pelat diasumsikan terdapat balok induk di antara bentangan dan dianggap
berperilaku sebagai pelat dua arah. Maka dengan asumsi awal lebar balok adalah 400
mm dan bentangannya menjadi 4000 mm sehingga :
l n 4000 − 400
Tebal pelat = = = 109 ≈ 120 mm
33 33

3.5.3 Kolom
Pada wilayah gempa 3 pada desain awal kolom akan dibedakan setiap 3 lantai yaitu dari
lantai 1 sampai 3, lantai 4 sampai 6 dan lantai 6 sampai 10. Untuk setiap lantai, kolom
akan dibuat tipikal untuk kolom interior dan eksterior sehingga penentuan penampang
kolom, akan ditentukan oleh beban aksial terbesar yang dialami kolom dalam lantai
tersebut (terjadi pada kolom interior) dimana:
Pu
Ag =
0, 6 f ' c
• Kolom lantai 1 sampai 3, Pu terbesar pada kolom interior = 6120 kN maka :
6120000
Ag = = 340000 mm2
0, 6 x30

Ukuran kolom = 340000mm2 = 583,1 mm ≈ 600 mm

• Kolom lantai 4 sampai 6, Pu terbesar pada kolom interior = 4410 kN maka :


4410000
Ag = = 245000 mm2
0, 6 x30

Ukuran kolom = 245000mm 2 = 494,97 mm ≈ 500 mm

• kolom lantai 7 sampai 10, Pu terbesar pada kolom interior = 2700 kN maka :
2700000
Ag = = 150000 mm2
0, 6 x30

Ukuran kolom = 150000mm2 = 387,3 mm ≈ 500 mm

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-8
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

Ukuran dimensi penampang kolom untuk wilayah gempa 3 dapat dilihat padaTabel 3.1
berikut :
Tabel 3.1 Ukuran Kolom Untuk Wilayah Gempa 3

Lantai Ukuran Kolom


1 600 x 600
2 600 x 600
3 600 x 600
4 500 x 500
5 500 x 500
6 500 x 500
7 500 x 500
8 500 x 500
9 500 x 500
10 500 x 500

Pada wilayah gempa 4 pada desain awal kolom akan dibedakan setiap 3 lantai yaitu dari
lantai 1 sampai 3, lantai 4 sampai 6 dan lantai 6 sampai 10. Untuk setiap lantai, kolom
akan dibuat tipikal untuk kolom interior dan eksterior sehingga penentuan penampang
kolom, akan ditentukan oleh beban aksial terbesar yang dialami kolom dalam lantai
tersebut (terjadi pada kolom interior) dimana:
Pu
Ag =
0, 6 f ' c
• Kolom lantai 1 sampai 3, Pu terbesar pada kolom interior = 6116 kN maka :
6116000
Ag = = 339778 mm2
0, 6 x30

Ukuran kolom = 339778mm2 = 582,9 mm ≈ 600 mm


• Kolom lantai 4 sampai 6, Pu terbesar pada kolom interior = 4408 kN maka :
4408000
Ag = = 244889 mm2
0, 6 x30
 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-9
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

Ukuran kolom = 244889mm 2 = 494,9 mm ≈ 550 mm

• Kolom lantai 7 sampai 10, Pu terbesar pada kolom interior = 2700 kN maka :
2700000
Ag = = 150000 mm2
0, 6 x30

Ukuran kolom = 150000mm2 = 387,3 mm ≈ 500 mm

Ukuran dimensi penampang kolom untuk wilayah gempa 4 dapat dilihat pada Tabel 3.2
berikut :
Tabel 3.2 Ukuran Kolom Untuk Wilayah Gempa 4
Lantai Ukuran Kolom
1 600 x 600
2 600 x 600
3 600 x 600
4 550 x 550
5 550 x 550
6 550 x 550
7 500 x 500
8 500 x 500
9 500 x 500
10 500 x 500

Karena struktur didesain menurut peraturan SRPMK, maka ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi kolom yaitu :
Agfc '
• Beban aksial terfaktor yang dipikul kolom harus lebih besar dari ÆOK.
10
• Dimensi terkecil melalui centroid kolom sebesar 300 mm Æ OK.
• Perbandingan panjang dan lebar kolom tidak lebih kecil dari 0,4 Æ OK.

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-10
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

Karena seluruh kolom telah memenuhi persyaratan di atas, maka dimensi kolom dapat
digunakan dalam model.

3.5.4 Balok
Tinggi balok = h = 600 mm
Lebar balok = ½ h = 300 mm, untuk desain digunakan 400 mm
Karena struktur didesain menurut peraturan SRPMK, maka ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi balok yaitu :
• Elemen struktur lentur di desain untuk menahan momen, karenanya gaya aksial
Agfc '
yang bekerja tidak boleh lebih dari , balok diasumsikan tidak menahan gaya
10
aksial ÆOK.
• Untuk menghindari perilaku balok tinggi (deep beam), panjang bentang harus lebih
besar dari 4 x tinggi balok, n > 4h, 8000 >4 x 600 Æ OK.
• Lebar balok tidak lebih kecil dari :
a. 0,3 x h = 0,3 x 600 =180 Æ ok.
b. 250 mm Æ ok.
• Dan tidak lebih besar dari lebar elemen penumpu (kolom) ditambah 3/4 d untuk
setiap sisinya, kolom terkecil 500 mm, maka 500+3/4 x (600-50) = 912,5 mm ÆOK

Karena dimensi balok telah memenuhi persyaratan di atas, maka balok dapat digunakan
dalam model. Dimensi balok yang direncanakan seragam untuk seluruh balok di setiap
lantai yaitu 600 x 400 mm.

3.5.5 Pondasi
Pemodelan pondasi dilakukan dengan menganggap bahwa pondasi memberikan
kekangan translasi dan rotasi yang cukup pada semua arah sumbu bangunan.
Berdasarkan asumsi yang digunakan, pondasi dimodelkan sebagai perletakan jepit pada
lantai dasar bangunan, yakni pada ujung-ujung bawah kolom lantai dasar.

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-11
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

3.5.6 Validasi Model Terhadap Gaya Geser Dasar


a. Penentuan Berat Struktur
Penentuan berat struktur adalah dihitung total berat struktur secara keseluruhan yang
meliputi berat pelat, balok, kolom, berat akibat beban-beban yang bekerja pada prototipe
serta tambahan reduksi beban hidup prototipe struktur yang diambil sebesar 30%. (DL +
SIDL + 0,3LL).
Berat total struktur untuk masing-masing wilayah gempa disajikan dalam Tabel 3.3 :
Tabel 3.3 Berat Struktur Wilayah Gempa 3 & 4
Wilayah Gempa 3 Wilayah Gempa 4
Lantai
(KN) (KN)
10 3843 3843
9 4269 4269
8 4269 4269
7 4269 4269
6 4269 4305
5 4269 4341
4 4269 4341
3 4345 4381
2 4420 4420
1 4420 4420
Base 0 0
Total 42642 42858

b. Penentuan Periode Alami Struktur dan Nilai C


Berdasarkan rumus empiris dari UBC 1997, periode alami struktur dapat didekati
dengan rumus :

Sehingga

 
Dan sesuai SNI 1726-2002 pasal 4.7.6, karena T > Tcr, maka faktor respons gempa,
- Untuk zona 3 :
 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-12
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

 
- Untuk zona 4 :

Untuk lebih jelas dapat dilihat untuk nilai C dan R untuk masing-masing zona gempa
terangkum pada Tabel 3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.4 Nilai C dan R
SRPMK SRPMM
Nilai
Zona 3 Zona 4 Zona 3 Zona 4
C 0,314 0,399 0,314 0,399
R 8,5 8,5 5,5 5,5

c. Penentuan Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekivalen (Base Shear)


Untuk analisis statik ekivalen diperlukan perhitungan gaya geser dasar dan gaya lateral
tiap lantai. Selain itu pehitungan ini dapat digunakan untuk mengecek apakah struktur
dibuat sudah benar maka dilakukan perhitungan manual terhadap gaya geser dasar atau
base shear. Perhitungan manual didekati persamaan yaitu :
C .I
Vb = .Wt
R.

Dimana :
C = 0,314 untuk wilayah gempa 3 dan pada kondisi tanah sedang
C = 0,399 untuk wilayah gempa 4 dan pada kondisi tanah sedang
I = Faktor keutamaan gedung (dapat dilihat pada Tabel 2.1)
R = Faktor modifikasi respons struktur (dapat dilihat pada Tabel 2.2)

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-13
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

Sehingga untuk masing-masing sistem struktur diperoleh nilai Vb sesuai Tabel 3.5
berikut :

Tabel 3.5 Nilai Vb (Base Shear)


Wilayah Vb
Sistem Struktur
Gempa (KN)
SRPMK Zona 3 1526
Zona 4 1917
SRPMM Zona 3 2358
Zona 4 2963

d. Penentuan Beban Nominal Statik Ekivalen Pada Tiap Lantai


Menentukan Gaya Gempa (Fi) yang bekerja pada tiap masing-masing lantai untuk
diaplikasikan menggunakan MIDAS.
Gaya Fi ditentukan berdasarkan rumus :
=

Dimana :
Wi = Berat lantai ke i
Zi = Tinggi lantai ke i dari dasar
Vb = Base Shear

Selanjutnya perhitungan gaya gempa statik ekivalen dilakukan dengan menggunakan


MIDAS yang kemudian didapatkan distribusi gaya gempa tiap lantai dan distribusi gaya
geser tiap lantai pada masing-masing prototipe struktur seperti yang ditampilkan pada
Gambar 3.7 s/d Gambar 3.10 berikut :

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-14
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

1. Untuk Wilayah Gempa 3 :

Story shears SRPMK vs SRPMM

11

7
lantai

0 500 1000 1500 2000 2500 3000


Story shear (kN)

SRPMK SRPMM

Gambar 3.7 Story Shears SRPMK vs SRPMM Wilayah Gempa 3

story force SRPMK vs SRPMM

10
9
8
7
6
lantai

5
4
3
2
1
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
story force (kN)

SRPMK SRPMM

Gambar 3.8 Story Forces SRPMK vs SRPMM Wilayah Gempa 3

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-15
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

2. Untuk Wilayah Gempa 4

Gambar 3.9 Story Shears SRPMK vs SRPMM Wilayah Gempa 4

Gambar 3.10 Story Forces SRPMK Vs SRPMM Wilayah Gempa 4

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-16
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

Kurva-kurva diatas memperlihatkan bahwa distribusi gaya gempa yang bekerja pada
masing-masing prototipe struktur adalah linear karena pada perhitungan gaya statik
ekivalen memperhitungkan mode yang dominan pada struktur yaitu mode pertama.
Untuk selanjutnya dilakukan validasi total gaya geser dasar (base shear) berdasarkan
output gaya dalam yang dikeluarkan MIDAS dengan perhitungan manual untuk masing-
masing wilayah gempa.
1. Pada Wilayah Gempa 3
• Struktur SRPMK :
0, 33.1
V code = .41796, 48kN = 1579 KN.
8, 5.1, 052
Sedangkan hasil base shear (Vb) prototipe yang dihasilkan MIDAS adalah 1526 KN
1579 − 1526
Tingkat kesalahan = | | x 100% = 3.35 %
1579
• Struktur SRPMM :
0, 33.1
V code = .41796, 48kN = 2440 KN
5, 5.1, 052
Sedangkan hasil base shear (Vb) prototipe yang dihasilkan MIDAS adalah 2358 KN
2358 − 2440
Tingkat kesalahan = | | x 100% = 3,4 %
2440
Dari perbandingan antara hasil desain dan hasil yang dikeluarkan MIDAS tidak jauh
berbeda dengan tingkat kesalahan < 10 % sehingga dapat dikatakan bahwa model sudah
benar.
2. Pada Wilayah Gempa 4
• Struktur SRPMK :
0, 42.1
V code = .41882, 6kN = 1967,2 KN
8,5.1, 052
Sedangkan hasil base shear (Vb) prototipe yang dihasilkan MIDAS adalah 1917 kN.
1967, 2 − 1917
Tingkat kesalahan = x 100% = 2,6 %
1917

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-17
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

• Struktur SRPMM :
0, 42.1
V code = .41882, 6kN = 3040,2 KN
5,5.1, 052
Sedangkan hasil base shear (Vb) prototipe yang dihasilkan MIDAS adalah 2963 N
3040, 2 − 2963
Tingkat kesalahan = x 100% = 2,6 %
2963
Dari perbandingan antara hasil desain dan hasil yang dikeluarkan MIDAS tidak jauh
berbeda dengan tingkat kesalahan < 10 % sehingga dapat dikatakan bahwa model sudah
benar.

e. Simpangan Antar Lantai


Perhitungan simpangan antar lantai dilakukan adalah untuk memeriksa apakah struktur
yang direncanakan memenuhi jarak simpangan antar lantai yang telah ditetapkan untuk
masing-masing wilayah gempa. Pemeriksaan simpangan antar lantai ini adalah
dilakukan dengan membatasi agar struktur mencapai persyaratan deformasi life safety,
yaitu:
• ∆s < (0.03/R*h dan 30 mm) adalah untuk kinerja struktur pada batas layan
• ∆x = 0.7*R*∆s, dengan ∆x < 2%*h (h= tinggi lantai yang ditinjau) adalah untuk
kinerja struktur pada kinerja batas ultimate.

Gambar 3.11 s/d Gambar 3.14 serta Tabel 3.6 dan Tabel 3.7 adalah perbandingan
yang menggambarkan simpangan antar lantai (story drift) elastik dan inelastik.
Simpangan elastik dan inelastik yang dimaksud merupakan simpangan maksimum yang
terjadi ketika struktur berada dalam kondisi masa layan (elastik) dan pada kondisi
ultimate (inelastik) yang terjadi pada prototipe struktur untuk masing-masing wilayah
gempa gempa 3 dan 4 prototipe SRPMK dan SRPMM seperti yang tersaji sebagai
berikut :

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-18
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

a. Wilayah Gempa 3
Tabel 3.6 Simpangan Antar Tingkat (Story Drift) Wilayah Gempa 3
Lantai Load Elastik Story Drift (%) Inelastik Story Drift (%)
Combo SRPMK SRPMM SRPMK SRPMM
10 cLCB4 0.510 0.503 0.357 0.352
9 cLCB4 0.801 0.801 0.561 0.561
8 cLCB4 1.069 1.053 0.748 0.737
7 cLCB4 1.287 1.304 0.901 0.913
6 cLCB4 1.506 1.493 1.054 1.045
5 cLCB4 1.651 1.666 1.156 1.166
4 cLCB4 1.773 1.776 1.241 1.243
3 cLCB4 1.530 1.509 1.071 1.056
2 cLCB4 1.409 1.414 0.986 0.990
1 cLCB4 0.826 0.833 0.578 0.583
base cLCB4 0 0 0 0

KONDISI ULTIMATE
11

10

7
lantai

0
0.0000 0.5000 1.0000 1.5000 2.0000 2.5000
drift (%)
SRPMK SRPMM batas ultimate

Gambar 3.11 Deformasi Inelastik SRPMK vs SRPMM Wilayah Gempa 3

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-19
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

KONDISI LAYAN
12

10

8
Lantai

0
0.0000 0.5000 1.0000 1.5000 2.0000 2.5000 3.0000 3.5000
drift (%)
SRPMK SRPMM batas layan

Gambar 3.12 Deformasi Elastik SRPMK vs SRPMM Wilayah Gempa 3

b. Wilayah Gempa 4
Tabel 3.7 Simpangan Antar Tingkat (Story Drift) Wilayah Gempa 4
Lantai Load Combo Elastik Story Drift (%) Inelastik Story Drift (%)
SRPMK SRPMM SRPMK SRPMM
10 cLCB4 0.622 0.621 0.435 0.435
9 cLCB4 0.996 0.995 0.697 0.696
8 cLCB4 1.331 1.331 0.932 0.932
7 cLCB4 1.625 1.623 1.137 1.136
6 cLCB4 1.676 1.675 1.173 1.173
5 cLCB4 1.851 1.850 1.295 1.295
4 cLCB4 1.984 1.983 1.389 1.388
3 cLCB4 1.889 1.890 1.323 1.323
2 cLCB4 1.783 1.782 1.248 1.247
1 cLCB4 1.042 1.040 0.729 0.728
base cLCB4 0 0 0 0

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-20
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

Gambar 3.13 Deformasi Inelastik SRPMK Vs SRPMM Wilayah Gempa 4

Gambar 3.14 Deformasi Elastik SRPMK vs SRPMM Wilayah Gempa 4

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-21
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
STUDI KOMPARASI DESAIN SRPMK DAN SRPMM BERDASARKAN
SNI 03-2847-2002 UNTUK WILAYAH GEMPA 3 DAN 4 

Apabila dilihat dari simpangan antar lantai (story drift) yang terjadi, maka prototipe
SRPMK menghasilkan simpangan inelastik yang sama dengan struktur prototipe
SRPMM. Hal ini sejalan dengan konsep “equal displacement”, yaitu dengan kekakuan
sama, sistem struktur yang didesain dengan gaya gempa elastik akan mencapai
deformasi inelastik maksimum yang sama, yaitu pada kriteria level life safety (2 % dari
tinggi lantai). Dengan adanya detailing yang bagus pada komponen prototipe SRPMK
maka maka perilaku deformasi inelastik maksimum yang dihasilkan akan sama dengan
prototipe SRPMM.

 
Fery A. Soedarmo 15004036 III-22
Bagus Krestiono 15004064

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan

Anda mungkin juga menyukai