STUDI KASUS
PADA RUAS JALAN LINGKAR SELATAN
KECAMATAN BANYUURIP, KABUPATEN PURWOREJO
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Oleh :
Nur Cahyanto
NIM. 102510033
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh
Nur Cahyanto
NIM 102510033
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Progam Studi Teknik Sipil
ii
EVALUASI GEOMETRI JALAN
Studi kasus
(Pada Ruas Jalan Lingkar Selatan)
Kecamatan Banyuurip, Kabupatenn Purworejo
Oleh
Nur Cahyanto
NIM 102510033
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Pada Tanggal : ................................
TIM PENGUJI
Purworejo, ..................................
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik
iii
PERNYATAAN
NIM : 102510033
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
Apabila terbukti/dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia
Muhammadiyah Purworejo.
Purworejo,
Yang membuat pernyataan,
Nur Cahyanto
iv
PRAKATA
Purworejo,
Penulis
Nur Cahyanto
v
ABSTRAK
Nur Cahyanto. “ Evaluasi Geometri Jalan Pada Ruas Jalan Lingkar Selatan,
Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo”.
Skripsi. Teknik Sipil. Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
2016.
Penelitian ini dilakukan pada ruas jalan lingkar selatan, Kecamatan
Banyuurip, Kabupaten Purworejo, karena kondisi geometri dan tingginya aktifitas
kehidupan masyarakat yang beraneka ragam. Sehubungan dengan hal itu maka
perlu di lakukan penelitian khususnya pada kondisi geometri jalan tersebut dengan
Tata Cara Perencanaan Geometri jalan antar kota 1997. Peneltian ini bertujuan
untuk mengevaluasi apakah kondisi Geomerti pada jalan tersebut memenuhi
standar pada pedoman yang ada.
Perhitungan analisis dan simulasi yang diterapkan dalam penelitian ini
berpedoman pada metode Tata Cara Perencanaan Geometri jalan antar kota
(1997). Data primer yang diambil dalam penelitian berupa geometrik jalan,
kondisi lingkungan, kondisi arus lalu lintas. Sedangkan data sekunder yang
dibutuhkan adalah data data website dari internet. Penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan, dan dapat
dijadikan pertimbangan perencanaan di masa yang akan datang.
Hasil perhitungan data dapat diketahui bahwa, jari- jari tikungan yang ada
di ruas jalan Lingkar Selatan Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo, bila
dilihat dari rencana kecepatan Vr 80 km/jam maka, data jari- jari yang diperoleh
pada tikungan I terlalu kecil (114,591 m), Demikian juga pada tikungan ke-2 jari
jari pada data lapangan terlalu kecil (13,557 m). Dibandingkan pada jari jari
minimum yang disyaratkan sebesar (210 m) maka Tikungan I dan Tikungan II
cukup berbahaya bagi pengendara baik pengendara mobil, sepeda motor dan
pengendara lainya yang melintasi jalan tersebut untuk melakukan manover
berbelok.
Pada ruas jalan lingkar selatan didapatkan presentase kelandaian, sesuai
yang ada di lapangan, yaitu sebesar 0,186 %, dengan kelandaian tersebut maka
termasuk medan datar, dan dari pedoman Bina Marga dengan kelandaian untuk
Jari- jari minimal yang disyaratkan Rmin = 210m, Kecepatan Rencana Vr = 80
km/jam, Pada Tikungan I Panjang busur lingkaran Lc = 50m, sedangkan pada
Tikungan II Lc = 50 m. maka dari hasil evaluasi yang dilakukan Seharusnya
Panjang busur lingkar Lc pada Tikungan I Lc = 91,629m sedangkan untuk
Tikungan II Lc = 773,355m menunjukkan ruas jalan Lingkar Selatan Kecamatan
Banyuurip Kabupaten Purworejo, cukup berbahaya karena banyak Geometri
tikungan yang tidak sesuai dengan pedoman dari Bina Marga
.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... .. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
PRAKATA ....................................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR NOTASI ............................................................. ............................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
vii
B. Waktu Penelitian ..................................................................... 65
C. Data yang dibutuhkan ............................................................. 66
D. Bagan Alir Peelitian ................................................................... 70
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 19. Kelandaina maksimum yang diizinkan ........................................... 53
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 21. Koordinasi yang harus dihindarkan, dimana alinemen vertikal
Gambar 22. Koordinasi yang harus dihindarkan, dimana pada bagian lurus
Gambar 25. Lokasi Penelitian, peta Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah .... 64
Gambar 26. Denah Lokasi Penetelian ( gambar di dapat dari Tracking GPS
xii
DAFTAR NOTASI
K = (disebut faktor K), adalah faktor volume lalu lintas jam sibuk
F = (disebut faktor F), adalah faktor variasi tingkat lalu lintas perseperempat
jam dalam satu jam.
β = sudut tikungan
Rc = jari-jari lingkaran
Xs = absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC (jarak lurus
lengkung peralihan)
Ys = ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak lurus ke
titik SC pada lengkung
xii
Rc = jari-jari lingkaran
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Data Lapangan. Survei Penelitian Tanggal 24 Juli 2016. Jalan Lingkar Selatan,
Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo
Lampiran 01. Foto Survei Pengukuran Pada Jalan Lingkar Selatan, Kecamatan
Banyuurip, Kabupaten Purworejo
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Suatu ruas jalan diperuntukkan hanya bagi kendaraan yang turun. Dalam kasus
tersebut perencana mengabaikan batasan panjang kritis dengan asumsi bahwa
panjang kritis yang ditentukan itu hanya berlaku untuk jalur pendakian saja. Bila
panjang kritis diabaikan, maka problem yang timbul adalah seringnya pengemudi
tidak bisa menguasai kendaraannya dikarenakan adanya kerusakan pada sistem
rem. Tetapi batasan panjang kritis untuk jalur turunan memang tidak ditentukan,
Bila suatu panjang kritis telah terlampaui (tanjakan terlalu panjang), maka
perencana harus membuat landai antara atau landai peralihan (bisa berupa turunan
atau datar). Landai peralihan ini diperlukan agar kecepatan kendaraan kembali
normal sebelum memasuki tanjakan lagi. Panjang Landai Peralihan ini belum ada
ketentuannya. Sehingga dengan melihat fenomena tersebut perlu dilakukan
pengkajian ulang terhadap penentuan landai maksimum dan panjang kritis yang
telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang (Bina Marga) serta perlu ditetapkan
panjang landai peralihan ideal.
3
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masalah yang akan
diteliti adalah :
C. Batasan Masalah
Untuk membatasi masalah agar penelitian ini dapat terarah sesuai dengan
tujuan yang diharapkan maka ruang lingkup atau batasan meliputi :
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh instansi yang
berwenang terhadap pembinaan jalan dan dapat digunakan sebagai acuan bagi
penelitian berikutnya, dan hasilnya dapat digunakan sebagai masukan dan bahan
revisi terhadap pedoman yang telah ada.
BAB II
A. KAJIAN TEORI
1. Umum
5
6
Beberapa istilah - istilah yang perlu diketahui dalam tata cara Perencanaan
jalan antar kota, tahun 1997 adalah sebagai berikut :
a. Badan Jalan adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu
lintas, median, dan bahu jalan.
c. Batas Median Jalan adalah bagian median selain jalur tepian, yang
biasanya ditinggikan dengan batu tepi jalan.
k. Faktor F adalah faktor variasi tingkat lalu lintas per 15 menit dalam
satu jam,ditetapkan berdasarkan perbandingan antara volume lalu
lintas dalam satu jam dengan 4 kali tingkat volume lalu lintas per 15
menit tertinggi.
q. Jalur adalah suatu bagian pada lajur lalu lintas yang ditempuh oleh
kendaraan bermotor(beroda 4 atau lebih) dalam satu jurusan.
v. Lajur adalah bagian pada jalur lalu lintas yang ditempuh oleh satu
kendaraan bermotor beroda 4 atau lebih, dalam satu jurusan.
bb. Volume Jam Rencana (VJR) adalah prakiraan volume lalu lintas per
jam pada jam sibuk tahun rencana, dinyatakan dalam satuan SMP/jam,
dihitung dari perkalian VLHR dengan faktor K.
cc. Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) adalah volume total
yang melintasi suatu titik atau ruas pada fasilitas jalan untuk kedua
jurusan, selama satu tahun dibagi oleh jumlah hari dalam satu tahun.
dd. Volume Lalu lintas Harian Rencana (VLHR) adalah taksiran atau
prakiraan volume lalu lintas harian untuk masa yang akan datang pada
bagian jalan tertentu.
10
2. Klasifikasi Jalan
Klasifikasi menurut fungsi jalan terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1) Jalan Arteri
2) Jalan Kolektor
3) Jalan Lokal
Tabel 1
Klasifikasi menurut kelas jalan
Muatan Sumbu Terberat
Fungsi Kelas
MST (ton)
I > 10
Arteri II 10
IIIA 8
IIIA
Kolektor 8
IIIB
Tabel 2
Klasifikasi menurut medan jalan.
No. Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan
(%)
1. Datar D <3
2. Perbukitan B 3 – 25
3. Pegunungan G > 25
1) Jalan Nasional.
2) Jalan Provinsi.
13
3) Jalan Kabupaten.
4) Jalan Kota.
5) Jalan Desa.
3. Kriteria Perencanaan
a. Kendaraan Rencana
Tabel 3
Dimensi kendaraan rencana
DIMENSI RADIUS
KATEGORI TONJOLAN RADIUS
KENDARAAN PUTAR
KENDARAAN (cm) TONJOLAN
(cm)
RENCANA (cm)
Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Min Mak
Kendaraaan
130 210 580 90 150 420 730 780
Kecil
Kendaraan
410 260 1.210 210 240 740 1.280 1.410
Sedang
Kendaraan
410 260 2.100 120 90 290 1.400 1.370
Besar
b. SMP untuk jenis- jenis kendaraan dan kondisi medan lainnya dapat
dilihat dalam Tabel 4. Detail nilai SMP dapat dilihat pada buku
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) No.036/TBM/1997.
Tabel 4
Ekivalen Mobil Penumpang (emp)
No. Jenis Kendaraan Datar/Perbukitan Pegunungan
1. Sedan, Jeep, Station Wagon 1,0 1,0
2. Pick-Up, Bus Kecil, Truck Kecil 1,2 – 2,4 1,9 – 3,5
3. Bus dan Truck Besar 1,2 – 5,0 2,2 – 6,0
b. Volume Jam Rencana (VJR) adalah prakiraan volume lalu lintas pada
jam sibuk tahun rencana lalu lintas, dinyatakan dalam SMP/jam,
dihitung dengan rumus:
K
VJR VLRH ...........................................................….. (1)
F
di mana :
K = (disebut faktor K), adalah faktor volume lalu lintas jam sibuk,
dan
20
c. VJR digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan dan fasilitas lalu
lintas lainnya yang diperlukan.
Tabel. 5
Penentuan faktor K dan faktor F berdasarkan volume lalulintas harian
FAKTOR – K FAKTOR – F
VLHR
(%) (%)
6. Kecepatan Rencana
a. Kecepatan rencana, VR, pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang
dipilih sebagai dasar perencanaan geometri jalan yang memungkinkan
kendaraan-kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman dalam
kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang lengang, dan pengaruh
samping jalan yang tidak berarti.
Tabel. 6
Kecepatan Rencana, VR sesuai klasifikasi fungsi danklasifikasi medan jalan
7. Jarak Pandang
Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi
pada saat mengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu
halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu
untuk menghidari bahaya tersebut dengan aman. Dibedakan dua Jarak
Pandang, yaitu Jarak Pandang Henti (Jh) dan Jarak Pandang
Mendahului (Jd).
Vr 2
( )
VR 3,6
Jh T ....................................................….. (2)
3,6 2gf
di mana :
disederhanakan menjadi:
VR 2
JB hb 0,649 VB RB 0,004 ........................….. (3)
F
Tabel. 7
Jarak Pandang Henti (Jh) minimum
J d1 d 2 d3 d 4 ................................................….. (4)
d
dimana :
Tabel. 8
Panjang Jarak Pandang Mendahului
900 J h
E R (1 . Cos ( )) .................................................. (10)
R
90 0 J h 1 90 0 J h
E R (1 . Cos ( )) . (J h L t ) sin ( )) ............(11)
R 2 R
di mana:
Tabel. 9
E (m) untuk Jh <Lt, VR(km/jam) dan Jh(m).
Tabel. 10
E (m) untuk Jh>Lt VR(km/jam) dan Jh(m), di mana Jh-Lt =25 m.
Tabel. 11
E (m) untuk Jh>Lt, VR(km/jam) dan Jh(m), di mana Jh -Lt=50 m
a. Alinyemen Horisontal
Tabel. 12
Batasan Kecepatan Rencana (VR) dengan Jari-jari Lengkung Minimal
Kecepatan Rencana Jari-jari Lengkungan Minimal
(Km/Jam) (m)
200 1500
100 1000
80 700
60 300
40 130
Keterangan :
β = sudut tikungan
Rc = jari-jari lingkaran
1
Tc = Rc . tg . . β ......................................................….. (12)
2
1
Ec = Tc . tg . ( . ) ......................................................…..(13)
4
. 2 . . Rc
Lc = dengan β dalam derajat .........................….. (14)
360
Syarat pemakaian :
R > 110
d) Ac > 0
e) Lc > 20 cm
33
Keterangan :
Xs = absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC (jarak lurus
lengkung peralihan)
Ys = ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak lurus ke
titik SC pada lengkung
Rc = jari-jari lingkaran
25 . 360
D ( D Berlaku untuk semua tipe kurva )
25 . r
35
Ls 2
Xs Ls [ 1 - ] ............................................................(16)
40 Rc
Ls 2
Ys .........................................................................(17)
6 Rc
Ls 90 Ls
θs (dalam radial) atau θs ...............…..(18)
2 Rc π Rc
Ls 2
p - Rc ( 1 - cos θs ) ............................................….(19)
6 Rc
2
k Ls Ls Rc . sin θs ….......................................….(20)
40 Rc 2
θc β - 2. θs ........................................................…....... (21)
1
Es ( Rc p ) sec β - Rc ............................................….(22)
2
1
Ts ( Rc p ) tg β k ..................................................(23)
2
2 . Rc . π θc
Lc ….....................................................….(24)
360
Syarat pemakaian :
36
θs . R
Ls .............................................................… ( 25 )
28,648
1
Ls = ( R + P ) tan β+k ..........................................… ( 26 )
2
(R +P)-R
Es = ......................................................… ( 27 )
1
cos β
2
L 2 Ls ....................................................................… ( 28)
37
Syarat pemakaian :
1
b) θs β
2
9. Trase Jalan
c. Trase adalah seri dari garis – garis lurus yang merupakan rencana dari
sumbu jalan.
g) Pembebasan tanah
h) Lingkungan
VR2
R min ..............................................……...(29)
127 ( e max f )
di mana :
Tabel. 13
Panjang Jari-jari Minimum (dibulatkan).
Jari-jari
minimum, 600 370 210 110 80 50 30 15
Rmin (m)
R1 2
tikungan gabungan searah harus dihindarkan, ....….....(30)
R2 3
R1 2
tikungan gabungan harus dilengkapi bagian lurus atau
R2 3
clothoide sepanjang paling tidak 20 meter (lihat Gambar 14)
..............................................................................................…..(31)
40
Gambar 13. Tikungan Gabungan Searah dengan Sisipan Bagian Lurus minimum
sepanjang 20 meter
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometri jalan antar kota (1997)
41
Gambar 15. Tikungan Gabungan Gambar Balik Dengan Sisipan Bagian Lurus
MinimumSepanjang 20 meter
Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometri jalan antarkota (1997)
42
Tabel. 14
Panjang Bagian Lurus Maksimum
13. Superelevasi
Pencapaian superelevasi :
Rumus umum :
β n(b'c) (n 1)Td z
dimana:
b' 2,40 ( R 2 - R 2 - 2p 2 )
Td R 2 - (2 P ) - R
0,105
z
R
dimana:
η = Jumlah jalur
c = Kebebasan samping
R = Jari-jari tikungan
Catatan:
Tabel. 15
Pelebaran di Tikungan
Tabel. 16
(Lanjutan) Pelebaran di tikungan per Lajur (m)
4) Kenyamanan pengemudi
5) Keluwesan bentuk
AS2
L .......................................................................(32)
405
2 S - 405
L ..........................................................…..(33)
A
S2
L ...............................................................….. (35)
405
di mana :
Tabel. 17
Penentuan Faktor penampilan kenyamanan, Y
<40 1,5
40 – 60 3
>60 8
Tabel. 18
Panjang Minimum Lengkung Vertikal
Kecepatan Rencana Perbedaan Kelandaian Panjang Lengkung
(Km/Jam) Memanjang (%) (m)
<40 1 20 – 30
40 – 60 0,6 40 – 80
>60 0,4 80 - 150
Tabel. 19
Kelandaian maksimum yang diizinkan
Kelandaian
3 3 4 5 8 9 10 10
Maksimal (%)
Tabel 20
Panjang Kritis (m)
Kecepatan pada
Kelandaian
awal tanjakan
km/jam 4 5 6 7 8 9 10
b) tikungan yang tajam pada bagian bawah lengkung vertikal cekung atau
padabagian atas lengkung vertikal cembung harus dihindarkan;
e) tikungan yang tajam di antara 2 bagian jalan yang lurus dan panjang
harus dihindarkan.
Gambar 20. Koordinasi yang ideal antara Alinyemen horizontal dan vertikal yang
Berimpit
Gambar 22. Koordinasi yang harus dihindarkan dimana pada bagian yang lurus
pandangan pengemudi terhalang oleh puncak Alinyemen vertikal
sehingga pengemudi sulit memperkirakan arah alinyemen dibalik
puncak tersebut.
(2) apabila panjang kritis terlampaui, jalan memiliki VLHR > 15.000
SMP/hari, dan persentase truk > 15 %.
B. TINJAUAN PUSAKA
1) Surface Course : 5 cm
60
2) Base Course : 20 cm
Dalam perencanaan pembuatan jalan ini ada tujuan yang hendak dicapai
yaitu :
2) Base Course : 20 cm
C. HIPOTESIS
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
64
65
Gambar 26. Denah Lokasi Penelitian ( Gambar di dapat dari alat Tracking GPS
Dan Google Earth )
2. Waktu Penelitian
Sebagai bahan perhitungan dalam penelitian ini, diperlukan data- data dari
hasil pengamatan dilapangan. Data yang diperlukan untuk melakukan analisa
meliputi data primer dan data sekunder.
1. Pengumpulan Data
a. Metode Literatur
b. Metode Observasi
c. Metode Wawancara
2. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari peninjauan dan pengamatan
langsung di lapangan yang dilakukan dengan beberapa pengamatan.
Pengamatan langsung tersebut menghasilkan data-data antara sebagai
berikut ini :
a. Data Umum
Data ini berupa data jenis kendaraan dan volume kendaraan. Data ini
diperlukan untuk menghitung volume lalu lintas harian rata-rata
sehingga dapat diketahui kelas jalan rencana, lebar efektif jalan.
d. Kondisi Lingkungan
e. Peta topografi
3. Data Sekunder
Data ini berupa data yang didapat dari website- website, Seperti
Google Earth, dan site- site untuk mendownload dan mendapatkan
SNI ( standar nasional indonesia ) tentang pedoman Geometri jalan.
Dari rincian data yang diperlukan diatas, ada juga data Sekunder
yang diperoleh dari instansi terkait. Data sekunder ini sangat
membantu dalam mengevaluasi Jalan.
70
Mulai
Penentuan Lokasi
Survay
Analisis Data
1. Data Lapangan
2. Standar Geometri
3. Mengevaluasi Geometri Jalan
- Geometri jalan pada tikungan
- Mengevaluasi data lapangan dengan
pedoman atau standar geometri jalan
Selesai
BAB IV
A. Deskripsi Data.
Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk
memberikan gambaran secara umum mengenai data yang diperoleh di lapangan.
Berdasarkan survei yang dilakukan,maka diperoleh beberapa data yang ada
dilapangan, Hasilnya dijelaskan sebagaimana di bawah ini :
B. Data Lapangan
1. Kontur Jalan.
Dari kontur jalan yang didapat dari Survay Lapangan dan perhitungan
beda tinggi. Maka dapat hasil dapat digambar dengan (skala 1: 1000 )
maka sudut tikungan dan jarak dapat dilihat pada (Gambar 26) dan pada
tabel (Tabel 22)
DATA UKUR LAPANGAN
Tabel
SKRIPSI 22
: Data Hasil
EVALUASI pengukuran
GEOMETRI JALAN pada Lapangan
JALAN : RUAS JALAN LINGKAR SELATAN
LOKASI : KECAMATAN BANYUURIP, KABUPATEN PURWOREJO
Pembacaan
Nomor Tinggi Titik yang BA Sudut H Sudut V
Titik Alat diamati BT o ' " Total o ' " Total
STA (m) BB o o
1 1.170
STA 0+000 1.470 BAHU 342 7 36 0 9 8
KIRI 0.600
2 1.110
JALAN 340 20 43 0 9 12
KIRI 0.540
3 1.115
CL 336 22 47 0 9 11
0.540
4 1.120
JALAN 333 25 51 0 9 10
KANAN 0.540
5 1.150
BAHU 331 38 33 0 9 12
KANAN 0.550
71
72
Lanjutan Tabel 22
STA 0+075 BAHU 176 50 15 0 14 6
KIRI 1.780
2 1.780
JALAN 181 49 47 0 14 2
KIRI 1.620
73
3 1.825
CL 194 25 24 0 13 42
1.650
4 1.870
JALAN 207 1 1 0 13 23
KANAN 1.680
Lanjutan Tabel 22 5 2.020
BAHU 211 24 42 0 13 16
KANAN 1.820
1 1.910
STA 0+100 BAHU 182 46 38 0 14 2
KIRI 1.500
2 1.850
JALAN 184 35 34 0 14 3
KIRI 1.440
3 1.825
CL 188 46 27 0 13 56
1.400
4 1.800
JALAN 192 58 20 0 13 50
KANAN 1.360
5 1.970
BAHU 195 15 3 0 13 45
KANAN 1.520
1 1.980
STA 0+125 BAHU 182 40 46 0 14 2
KIRI 1.330
2 1.850
JALAN 183 42 20 0 14 1
KIRI 1.190
3 1.825
CL 186 28 36 0 13 57
1.145
4 1.800
JALAN 189 14 52 0 13 54
KANAN 1.100
5 1.960
BAHU 190 24 50 0 13 50
KANAN 1.290
2 1.840
STA 0+125 1.470 JALAN 138 47 18 0 14 5
KIRI 1.540
1 1.510
STA 0+150 1.470 BAHU 139 7 17 0 14 10
KIRI 1.440
2 1.400
JALAN 124 37 47 0 14 39
KIRI 1.330
3 1.415
CL 105 35 36 0 14 40
1.325
4 1.430
JALAN 87 33 25 0 14 42
KANAN 1.320
5 1.710
BAHU 83 17 15 0 14 38
KANAN 1.590
1 1.490
STA 0+175 BAHU 316 41 51 0 7 18
KIRI 1.310
2 1.310
JALAN 323 26 41 0 7 42
KIRI 1.130
3 1.345
CL 331 37 9 0 8 9
1.160
4 1.380
JALAN 340 47 38 0 8 37
KANAN 1.190
5 1.550
BAHU 342 53 8 0 8 39
KANAN 1.350
STA 0+150 1.470 BAHU 139 7 17 0 14 10
KIRI 1.440
2 1.400
JALAN 124 37 47 0 14 39
KIRI 1.330
74
3 1.415
CL 105 35 36 0 14 40
1.325
4 1.430
JALAN 87 33 25 0 14 42
KANAN 1.320
Lanjutan Tabel 22 5 1.710
BAHU 83 17 15 0 14 38
KANAN 1.590
1 1.490
STA 0+175 BAHU 316 41 51 0 7 18
KIRI 1.310
2 1.310
JALAN 323 26 41 0 7 42
KIRI 1.130
3 1.345
CL 331 37 9 0 8 9
1.160
4 1.380
JALAN 340 47 38 0 8 37
KANAN 1.190
5 1.550
BAHU 342 53 8 0 8 39
KANAN 1.350
1 1.440
STA 0+200 BAHU 316 8 46 0 7 19
KIRI 1.020
2 1.310
JALAN 317 44 30 0 7 23
KIRI 0.880
3 1.365
CL 321 24 13 0 7 29
0.920
4 1.420
JALAN 326 3 57 0 7 46
KANAN 0.960
5 1.630
BAHU 327 56 21 0 7 50
KANAN 1.180
= 0,152
1170 600
Benang Tengah = x 0,001
2
= 0,8850
= 570
76
Cos ( sudut . )
Cos H =
180
Cos ( 0,152 . )
=
180
= 1
Cos 2 H = CosH2
= 12
= 1
100. 570 .1
=
1000
= 57 Meter
Tan. (sudut Y . )
Tangen H =
180
Tan. (570 . )
=
180
= 0,003
= 0,736 Meter
= 50,736 Meter
77
0+025 1 1250 910 0,154 1,080 340 1 1,00 34,00 0,003 0,481 50,481
2 1230 890 0,154 1,060 340 1 1,00 34,00 0,003 0,501 50,501
3 1250 905 0,154 1,078 345 1 1,00 34,50 0,003 0,485 50,485
4 1270 920 0,154 1,095 350 1 1,00 35,00 0,003 0,469 50,469
5 1370 1010 0,154 1,190 360 1 1,00 36,00 0,003 0,377 50,377
79
Lanjutan Tabel 25
0+050 1 1350 1260 0,154 1,305 90 1 1,00 9,00 0,003 0,189 50,189
2 1270 1150 0,154 1,210 120 1 1,00 12,00 0,003 0,292 50,292
3 1360 1245 0,159 1,303 115 1 1,00 11,50 0,003 0,200 50,200
4 1450 1340 0,162 1,395 110 1 1,00 11,00 0,003 0,106 50,106
5 1470 1320 0,167 1,395 150 1 1,00 15,00 0,003 0,119 50,119
0+075 1 1940 1780 0,235 1,860 160 1 1,00 16,00 0,004 -0,324 49,676
2 1780 1620 0,234 1,700 160 1 1,00 16,00 0,004 -0,165 49,835
3 1825 1650 0,228 1,738 175 1 1,00 17,50 0,004 -0,198 49,802
4 1870 1680 0,223 1,775 190 1 1,00 19,00 0,004 -0,231 49,769
5 2020 1820 0,221 1,920 200 1 1,00 20,00 0,004 -0,373 49,627
0+100 1 1910 1500 0,234 1,705 410 1 1,00 41,00 0,004 -0,068 49,932
2 1850 1440 0,234 1,645 410 1 1,00 41,00 0,004 -0,007 49,993
3 1825 1400 0,232 1,613 425 1 1,00 42,50 0,004 0,030 50,030
4 1800 1360 0,231 1,580 440 1 1,00 44,00 0,004 0,067 50,067
80
Lanjutan Tabel 25
5 1970 1520 0,229 1,745 450 1 1,00 45,00 0,004 -0,095 49,905
0+125 1 1980 1330 0,234 1,655 650 1 1,00 65,00 0,004 0,080 50,080
2 1850 1190 0,234 1,520 660 1 1,00 66,00 0,004 0,219 50,219
3 1825 1145 0,233 1,485 680 1 1,00 68,00 0,004 0,261 50,261
4 1800 1100 0,232 1,450 700 1 1,00 70,00 0,004 0,303 50,303
5 1960 1290 0,231 1,625 670 1 1,00 67,00 0,004 0,115 50,115
B 0+125 2 1840 1540 0,235 1,690 300 1 1,00 30,00 0,004 50,219
1,47
0+150 1 1510 1440 0,236 1,475 70 1 1,00 7,00 0,004 0,024 50,340
2 1400 1330 0,244 1,365 70 1 1,00 7,00 0,004 0,135 50,451
3 1415 1325 0,244 1,370 90 1 1,00 9,00 0,004 0,138 50,455
4 1430 1320 0,245 1,375 110 1 1,00 11,00 0,004 0,142 50,458
5 1710 1590 0,244 1,650 120 1 1,00 12,00 0,004 -0,129 50,187
81
Lanjutan Tabel 25
0+175 1 1490 1310 0,122 1,400 180 1 1,00 18,00 0,002 0,108 50,424
2 1310 1130 0,128 1,220 180 1 1,00 18,00 0,002 0,290 50,607
3 1345 1160 0,136 1,253 185 1 1,00 18,50 0,002 0,261 50,578
4 1380 1190 0,144 1,285 190 1 1,00 19,00 0,003 0,233 50,549
5 1550 1350 0,144 1,450 200 1 1,00 20,00 0,003 0,070 50,387
0+200 1 1440 1020 0,122 1,230 420 1 1,00 42,00 0,002 0,329 50,646
2 1310 880 0,123 1,095 430 1 1,00 43,00 0,002 0,467 50,784
3 1365 920 0,125 1,143 445 1 1,00 44,50 0,002 0,424 50,741
4 1420 960 0,129 1,190 460 1 1,00 46,00 0,002 0,384 50,700
5 1630 1180 0,131 1,405 450 1 1,00 45,00 0,002 0,168 50,484
82
Beda
Keterangan
BEDA JARAK TOTAL Tinggi
No STA Pembacaan x 100%
TINGGI LURUS JARAK Jarak
Patok
0+000 0,796 0,012
1 25,000 25 1,244
0+025 0,485
0+025 0,485 0,006
2 25,000 50 1,143
0+050 0,200
0+050 0,200 0,005
3 25,000 75 1,589
0+075 -0,198
0+075 -0,198 -0,002
4 25,000 100 -0,910
0+100 0,030
0+100 0,030 -0,002
5 25,000 125 -0,925
0+125 0,261
0+125 0,261 0,001
6 25,000 150 0,490
0+150 0,138
0+150 0,138 -0,001
7 25,000 175 -0,492
0+175 0,261
0+175 0,261 -0,001
8 25,000 200 -0,652
0+200 0,424
JUMLAH 8,000 1,487 DATAR
0,186
JUMLAH RATA- RATA
360 x Lc
Rc =
β2π
360 x 50
=
25 x 2 x π
= 114,591 m
1
Tc = Rc x tg β
2
1
= 114,591 x tg 25
2
= 114,591 x 0,222
= 25,462 m
84
Vr
Ls = xT
3,6
70
= x3
3,6
= 58,334 m
Ec = Tc x tg 0,25 β
= 25,462 . tg . 0,25. 25
= 25,462 . 0,1090
= 2,777 m
85
2. Pada Tikungan II
360 x Lc
Rc =
2
360 x 50
=
211 x 2 x π
= 13,577 m
1
Tc = Rc x tg β
2
1
= 13,577 x tg 211
2
= 13,577 x 3,606
86
= 48,957 m
Vr
Ls = xT
3,6
70
= x3
3,6
= 58,334 m
Ec = Tc x tg 0,25 β
= 48,957 . 0,920
= 45,040 m
87
Diketahui :
Diketahui :
Diketahui :
Vr = 80 km/jam
88
Rc = 210 m
fmax = 0,14
= 6,8220
Vr
Ls = xT
3,6
80
= x3
3,6
= 66,67 m
Rc = 210 m
β = 250
β
Lc = x 2 x π x Rc
360
89
25
= x 2 x π x 210
360
= 91,629 m
1
Tc = Rc . Tan .
2
1
= 210 . Tan . 25
2
= 210 . 0,222
= 46,620 m
1
Ec = Tc . Tan .
4
1
= Tc . Tan . 25
4
= 46,620 . 0,109
= 5,081 m
90
2. Pada Tikungan II
a) Pemilihan Jenis Tikungan dan Perhitungan Komponennya.
Diketahui :
Vr = 80 km/jam
Rc = 210 m
fmax = 0,14
= 6,8220
Vr
Ls = xT
3,6
80
= x3
3,6
= 66,67 m
91
Rc = 210 m
β = 2110
β
Lc = x 2 x π x Rc
360
211
= x 2 x π x 210
360
= 773,355 m
1
Tc = Rc . Tan .
2
1
= 210 . Tan 211
2
= 210 . 1.841
= 386.690 m
1
Ec = Tc . Tan .
4
1
= 757,235 . Tan . 211
4
= 757,235 . 0,920
= 696,656 m
92
5. Hasil Evaluasi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Jari- jari tikungan yang ada di ruas jalan Lingkar Selatan Kecamatan
Banyuurip Kabupaten Purworejo, bila dilihat dari rencana kecepatan Vr 80
km/jam maka, data jari- jari yang diperoleh pada tikungan I terlalu kecil
(114,591 m), Demikian juga pada tikungan ke-2 jari jari pada data
lapangan terlalu kecil (13,557 m). Dibandingkan pada jari jari minimum
yang disyaratkan sebesar (210 m) maka Tikungan I dan Tikungan II cukup
berbahaya bagi pengendara baik pengendara mobil, sepeda motor dan
pengendara lainya yang melintasi jalan tersebut untuk melakukan manover
berbelok.
93
94
B. SARAN
1. Perlu perbaikan Alinyemen jalan dengan masalah jari- jari tikungan yang
tidak memenuhi persyaratan. Pada tikungan I jari- jari tikungannya sebesar
114,591 m yang pada Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota
sebesar 210 m dan pada tikungan II sebesar 13,577 m yang pada Tata Cara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota sebesar 210 m,
2. Perlu adanya rambu- rambu lalu lintas, seperi rambu kecepatan, rambu
dilarang mendahului
3. Sebaiknya pada perencanaan Trase jalan hal pertama yang harus kita
perhatikan yaitu memperhatikan perhitungan Geometrinya,
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Manual Kapasitas Jalan
Indonesia. Jakarta: Dirjen Bina Marga.
Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota. Jakarta: Dirjen Bina Marga.
Budi Santoso Heru. 2011. Analisis Hubungan Geometrik Jalan Raya Dengan
Tingkat Kecelakaan (Studi Kasus Ruas Jalan Ir. Sutami Surakarta).
Skripsi. Teknik sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
DATA UKUR LAPANGAN
Pembacaan
STA (m) BB
1 1,170
KIRI 0,600
2 1,110
JALAN 340 20 43 0 9 12
KIRI 0,540
xiv
3 1,115
CL 336 22 47 0 9 11
0,540
4 1,120
JALAN 333 25 51 0 9 10
KANAN 0,540
5 1,150
BAHU 331 38 33 0 9 12
KANAN 0,550
1 1,250
KIRI 0,910
2 1,230
JALAN 338 3 52 0 9 14
KIRI 0,890
xv
3 1,250
CL 332 22 27 0 9 14
0,905
4 1,270
JALAN 327 41 2 0 9 15
KANAN 0,920
5 1,370
BAHU 324 0 26 0 9 16
KANAN 1,010
1 1,350
KIRI 1,260
2 1,270
JALAN 336 8 55 0 9 13
KIRI 1,150
xvi
3 1,360
CL 317 20 31 0 9 34
1,245
4 1,450
JALAN 298 32 7 0 9 43
KANAN 1,340
5 1,470
BAHU 290 38 37 0 10 2
KANAN 1,320
1 1,940
KIRI 1,780
2 1,780
JALAN 181 49 47 0 14 2
KIRI 1,620
xvii
3 1,825
CL 194 25 24 0 13 42
1,650
4 1,870
JALAN 207 1 1 0 13 23
KANAN 1,680
5 2,020
BAHU 211 24 42 0 13 16
KANAN 1,820
1 1,910
KIRI 1,500
2 1,850
JALAN 184 35 34 0 14 3
KIRI 1,440
xviii
3 1,825
CL 188 46 27 0 13 56
1,400
4 1,800
JALAN 192 58 20 0 13 50
KANAN 1,360
5 1,970
BAHU 195 15 3 0 13 45
KANAN 1,520
1 1,980
KIRI 1,330
2 1,850
JALAN 183 42 20 0 14 1
KIRI 1,190
xix
3 1,825
CL 186 28 36 0 13 57
1,145
4 1,800
JALAN 189 14 52 0 13 54
KANAN 1,100
5 1,960
BAHU 190 24 50 0 13 50
KANAN 1,290
2 1,840
KIRI 1,540
1 1,510
KIRI 1,440
xx
2 1,400
JALAN 124 37 47 0 14 39
KIRI 1,330
3 1,415
CL 105 35 36 0 14 40
1,325
4 1,430
JALAN 87 33 25 0 14 42
KANAN 1,320
5 1,710
BAHU 83 17 15 0 14 38
KANAN 1,590
1 1,490
KIRI 1,310
xxi
2 1,310
JALAN 323 26 41 0 7 42
KIRI 1,130
3 1,345
CL 331 37 9 0 8 9
1,160
4 1,380
JALAN 340 47 38 0 8 37
KANAN 1,190
5 1,550
BAHU 342 53 8 0 8 39
KANAN 1,350
1 1,440
KIRI 1,020
xxii
2 1,310
JALAN 317 44 30 0 7 23
KIRI 0,880
3 1,365
CL 321 24 13 0 7 29
0,920
4 1,420
JALAN 326 3 57 0 7 46
KANAN 0,960
5 1,630
BAHU 327 56 21 0 7 50
KANAN 1,180
xxiii
STA 0+00 Pada Ruas Jalan Lingkar Selatan
xxiv
STA 0+050 Pada Ruas Jalan Lingkar Selatan
xxv
STA 0+100 Pada Ruas Jalan Lingkar Selatan
xxvi
STA 0+150 Pada Ruas Jalan Lingkar Selatan
xxvii
STA 0+200 Pada Ruas Jalan Lingkar Selatan
xxviii
Pengukuran dengan mempergunakan alat Teodolit
xxix