Anda di halaman 1dari 5

Propofol Side Effects (General)

1. Sherer J, Salazar T, Schesing KB, et al. Diphenhydramine for Acute Extrapyramidal Symptoms
After Propofol Administration. Pediatrics. 2017;139(2):e20161135

Extrapyramidal Symptoms: Efek terhadap system saraf pusat dari propofol bervariasi dan disebutkan
dalam beberapa penelitiam, mulai dari kondisi tidak responsive yang memanjang sampai sampai
munculnya gerakan abnormal pada pasien. Beberapa reaksi terhadap propofol yang dilaporkan adalah
epistotonus, dimana tulang belakang dalam kondisi hiperekstensi. Walaupun mekanisme neuroeksitasi
dari propofol masih belum dimengerti sepenuhnya, namun hipotesis sementara yang ada adalah potensi
efek ekstrapiramidal berasal dari aktivasi jalur eksitasi pada daerah subkorteks, atau memanjangnya
periode refrakter pada jalur inhibisi di batang otak dan korda spinalis.

2. Murthy TVSP. Propofol in Neurotrauma. Indian Journal of Neurotrauma . 2008; 5(1): 41-44.

Kontaminasi mikroba pada campuran emulsi pada propofol dan efek lipidemia terjadi karena pemberian
berulang dari obat tersebut selama jangka waktu yang panjang ( infus yang diberikan lebih dari 3 hari
menyebabkan peningkatan kadar serum lipid, terutama trigliserida).

3. Ismail E, et al. Rare Side Effects of Propofol Administration. Jour of Pharmacy and Pharmacology.
2017; 5: 807-811.
Blakey, SA, et al. Clinical Significance of Rare and Benign Side Effects: Propofol and Green Urine.
2000; 20(9): 1120-1122.

Green Urine Discoloration: Perubahan warna pada urin mengindikasikan adanya gangguan sistemuk
tubuh. Hal tersebut tidak selalu spesifik karena efek dari propofol. Beberapa penyebab lain adalah
Cimetidine, Promethazine, Amitriptyline, Indomethacin, Metocloperamide, dll. Warna hijau yang
disebabkan oleh propofol berasal dari metabolit phenol berwarna hijau yang diproduksi di liver dan di
ekskresi di urin. Analisa urin dan kultur urin tidak memberikan hasil yang spesifik. Reaksi obat ini
bergantung pada dosis dan sering muncul pada infus propofol secara kontinyu. Namun, pada beberapa
kasus yang langka, satu kali pemberian propofol selama proses anestesi dapat juga menimbulkan
perubahan warna urin. Walaupun urin hijau yang berhubungan dengan propofol merupakan hal yang
tidak berbahaya dan langka, tanda tersebut tetap masih dapat mengacaukan keputusan yang diambil
oleh klinisi maupun memberikan efek tertentu yang mempengaruhi pasien. Terdapat satu laporan kasus
dimana urin hijau muncul sesaat setelah induksi propofol, dimana biasanya terjadi setelah 2-3 hari infus
kontinyu. Namun pada setiap kasus tersebut, warna kembali normal dalam waktu 2-3 jam setelah
penghentian infus propofol dan tidak didapatkan komplikasi pada pasien.

4. Ismail E, et al. Rare Side Effects of Propofol Administration. Jour of Pharmacy and Pharmacology.
2017; 5: 807-811.

Rhabdomyolisis: Rhabdomyolisis merupakan kondisi klinis yang terjadi setelak cidera skeletal. Tanda dan
gejala yang ada sekunder terhadap cidera otot dan efek dari dilepasnya kandungan toksik dari intrasel.
Rhabdomyolisis yang dipicu oleh obat-obatan sering terjadi, salah satunya penggunaan propofol pada
anak yang disedasi di ICU. Pada tingkat molecular, propofol merupakan agen toksik bagi mitokondria dan
dapat meningkatkan kadar malonyl-carnitine. Hal tersebut memisahkan fosforilasi oksidatif, menghambat
rantai respirasi pada kompleks II dan kompleks IV pada tingkat aktivitas oksidase sitokrom. Secara klinis,
peningkatan Serum Kreatinin harus dipantau, diikuti dengan miopati dan rhabdomyolisis yang akhirnya
dapat menyebabkan gagal ginjal akut.

5. Ismail E, et al. Rare Side Effects of Propofol Administration. Jour of Pharmacy and Pharmacology.
2017; 5: 807-811.

Tissue Necrosis: Cidera ekstravasasi yang disebabkan oleh propodol termasuk jarang, walaupun beberapa
kasus nekrosis jaringan pernah dilaporkan. Hal tersebut terjadi oleh karena kombinasi dari berbagai
factor, antara lain sitotoksisitas larutan, osmolalitas, efek vasokonstriktor, tekanan infus, dll. Kesalahan
dalam pemasanagan kanula IV juga dapat menyebabkan nekrosis jaringan. Pada lokasi tersebut akan
terdapat kulit yang memerah, bengkak, hangat, dan nyeri. Walaupun kasus ini sangat jarang, setiap luka
pada sisi infus harus tetap diwaspadai akan adanya cidera ekstravasasi.
6. Marik, PE. Propofol: Therapeutic Indications and Side Effects. Current Pharmaceutical Design.
2004; 10: 3639-3649.

Propofol Infusion Syndrome: Propofol Infusion Syndrome ditandai dengan asidosis metabolic berat,
rhabdomyolisis, dan kardiovaskular kolaps yang dapat mengakibatkan kematian. Propofol-Infusion
Syndrome mirip dengan miopati mitokondrial, diaman terdapat defek pada rantai respirasi mitokondrial
yang spesifik. Analisis metabolic yang ekstensif pada kasus pediatric menunjukkan penignkatan kadar
malonyl-carnitine, C5-acylcarnitine, creatine kinase, troponin T, dan myoglobin. Propofol-infusion
syndrome jarang ditemukan namun merupakan salah satu komplikasi yang fatal. Kemungkinan sindroma
dengan gejala yang full-blown hanya ditemukkan pada orang yang memiliki potensi genetic tertentu.
Namun, resiko terjadinya sindroma tersebut lebih tinggi jika diberikan pada anak yang memiliki
kontraindikasi apapun terhadap propofo. Sementara pemberian dosis propofol tidak boleh melebihi
100ug/kgBB/menit pada orang dewasa.

7. Tramer, MR et al. Propofol and Bradycardia: Causation, Frequency, and Severity. 1997; 78:642-
651.

Bradycardia : Walaupun sudah diberikan profilaksis antikolenergik, resiko bradikardia oleh karena
propofol tetap ada. Beberapa laporan kasus juga menunjukkan respon yang tidak adekuat dari pemberian
atropine terhadap bradikardia yang dipicu oleh propofol. Terdapat juga bukti bahwa propofol
menurunkan laju jantung lebih besar pada anak dibawah 2 tahun dibandingkan anak yang lebih tua.

TIVA Propofol Adverse Effect on Neurosurgery

1. Wong AFC, et al. Total Intravenous Anaesthesia With Propofol and Remifentanil for Elective
Neurosurgical Procedures: An Audit of Early Postoperative Complications. European Journal of
Anaesthesiology. 2006; 23(7) 586-590.

Postoperative Hypertension (SBP 25% greater than baseline value): Hipertensi pasca operasi sering
ditemukan setelah operasi bedah saraf. Pada satu studi, lebih dari 90% pasien di ruang pulih sadar
memiliki tekanan darah melebihi 20% dari standar nilai post op. Kombinasi propofol dan remifentanil
dapat memungkinkan dilakukannya titrasi cepata pada anesthesia dan stabilisasi hemodinamik selama
operasi. Namun, di ruang pulih sadar, 46% pasien dari grup SC (Supratentorial Craniotomy) memiliki
hipertensi. Hipertensi pada pasien berkaitan erat dengan peningkatan perdarahan intracranial post op
dan hiperemi intracranial. Seorang klinisi yang menggunakan teknik TIVA harus mempertimbangkan
pemberian terapi antihipertensi lebih liberal selama kegawatann pada ruang pulih sadar, terutama pada
pasien di subgroup ini.

--------------------------

1. Efek Samping Propofol

Dosis : >4mg/kg/jam

Durasi : >48 jam

Kondisi : Propofol Infusion Syndrome

o Rhabdomyolisis (Skeletal dan Kardiak)


 Myoglobinuria
 AKI
 Secondary Hyperkalemia
Lab :

o Metabolic Acidosis
o Cardiac Arrhythmias

2. Efek Samping Propofol

Dosis :

Durasi :

Kondisi : Hyperlipidemia
- 0,1 g of fat (1.1 Kcal) / mililiter

Anda mungkin juga menyukai