BAB 2 Fiks
BAB 2 Fiks
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan dibahas teori tentang : (1) Konsep Dasar Keluarga (2) Konsep Gastritis (3)
Hampir setiap masalah kesehatan individu di dalam keluarga mulai dari awal sampai akhir akan
dipengaruhi oleh keluarga. Keluarga mempunyai peran utama dalam memelihara kesehatan
seluruh anggota keluarganya dan bukan individu itu sendiri yang mengusahakan tercapainya
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan satu atau lebih anak. Jenis keluarga ini cenderung
memiliki anggota keluarga yang lebih sedikit dibandingkan dengan extended family. Dalam
jenis kelurga ini biasanya pihak yang memiliki wewenang yang lebih besar dalam mengambil
keputusan terletak pada orang tua. Hal tersebutakan mulai berubah seiring dengan
pertambahan usia anak, hingga akhirnya anak mampu membuat keputusannya sendiri.
2) Extended family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang tinggal bersama yang biasanya terdiri dari kakek,
nenek, paman, bib dan keponakan. Keluarga jenis ini tentunya memiliki kebutuhan yang lebih
beragam apabila dibandingkan dengan nuclear family. Hal ini disebabkan jumlah anggota
keluarga yang lebih banyak sehingga kebutuhannya menjadi lebih beragam. Misalnya saja
anak-anak membutuhkan matras single untuk tidur dengan ukuran yang lebih kecil, untuk
ayah dan ibu membutuhkan matras double dengan ukuran lebih lebar karena digunakan
bersama, sedangkan untuk nenek atau kakeh bisa jadi membutuhkan matras single atau double
namun dengan ukuran yang lebih panjang dibandingkan dengan matras anak.
Menurut Salvari Gusti (2013) tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan setiap
Menurut Harmoko (2012) membagi struktur keluarga menjadi empat elemen, yaitu :
Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional, komunikasi verbal
dan non verbal, komunikasi sirkular. Komunikasi emosional memungkinkan setiap individu
dalam keluarga dapat mengekspresikan perasaan seperti bahagia, sedih, atau marah diantara
para anggota keluarga. Pada komunikasi verbal anggota keluarga dapat mengungkapkan apa
yang diinginkan melalui kata-kata yang diikuti dengan bahasa non verbal seperti gerakan
tubuh. Komunikasi sirkular mencakup sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga,
misalnya pada saat istri marah pada suami, maka suami akan mengklarifikasi kepada istri apa
informal, model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga. Struktur nilai dan norma
keluarga. Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal apakah baik atau
bermanfaat bagi dirinya. Norma adalah peran-peran yang dilakukan manusia, berasal dari nilai
budaya terkait. Norma mengarah kepada nilai yang dianut masyarakat, dimana norma-norma
dipelajari sejak kecil. Nilai merupakan prilaku motivasi diekspresikan melalui perasaan dan
perilaku.
Menurut Zulkahfi (2015), menyatakan bahwa fungsi keluarga dibagi menjadi lima yaitu :
1) Fungsi Afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
orang lain. Fungsi ini dihubungkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota
keluarga.
2) Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi (socialization and social placement function)
adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum
5) Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan (the health care function), yaitu fungsi untuk
Tahap perkembangan keluarga menurut Jhonson L dan leny R (2010), ada delapan tahap
yaitu:
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
masing :
(2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
(2) Adaptasi dengan perubahan anggota, interaksi keluarga, hubungan seksual dan
kegiatan.
(3) Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan.
Tahap in dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5tahun) dan berakhir saat anak berusia 5
tahun:
(1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan
rasa aman.
(3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain (tua)
(4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun diluar keluarga (keluarga
perkembangan anak.
Tahap ini dimulai saat anak masuk pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.
Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga kluarga
sangat sibuk :
(1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan
(3) Memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat, termasuk biaya kehidupan dan
sampai 7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.
Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
(1) Memberi kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, meningkat remaja
(3) Mempertahankan komunikasi, terbuka antara anak dan orang tua. Hindari terjadinya
(4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini bergantung dari jumah anak
dalam keluarga atau jika ada anak yang belumbekeluarga dan tetap tinggal bersama orang
tua :
(1) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar.
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
(2) Mempertahankan hubungan yang seasi dan memuaskan dengan teman anak-anaknya
dan sebaya.
Tahap terakhir perkembangan keluarga inti dimulai saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal :
pasangannya
(2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan pasangan, kekuatan fisik
Peran Andarmoyo (2012) menunjuk kepada beberapa perilaku yang kurang lebih bersifat
homogeny, yang didefinisikan dan diharapkan secara normative dari seseorang okupan dalam
situasi social tertentu. Peran didasarkan pada preskripsi dan harapan peran yang menerangkan
apa yang individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan
e) Peran rekreasi
h) Peran seksual
Peran anak adalah melaksanakan tugas perkembangan dan pertumbuhan fisik, psikis,
sosial.
Peran kakek/nenek dalam keluarga adalah : Semata-mata hadir dalam keluarga, pengawal
(menjaga dan melindungi bila diperlukan), menjadi hakim (arbitrator), negosiasi, antara
anak dan orang tua, menjadi partisipan aktif dan menciptakan keterkaitan antara masalalu
Peran inbersifat impilsit biasanya tidak tampak ke permukaan dan dimainkan hanya
untuk memenuhi kebutuhan emosional individu dan atau untuk menjaga keseimbangan dalam
keluarga. Keberadaan peran informal penting bagi tuntutan-tuntutan integratif dan adaptif
kelompok keluarga. Beberapa contoh peran informal yang bersifat adaptif dan merusak
(1) Pendorong
Pendorong memuji, setuju dengan, dan menerima konstribusi dari orang lain. Akibatnya
dapar merangkul orang lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka
(2) Pengharmonis
(3) Inisiator-konstributor
(4) Pendamai
Pendamai (compromiser) merupakan salah satu bagian dari konflik dan ketidaksepakatan.
(5) Penghalang
Penghalang cenderung negatif terhadap semua ide yang ditolak tanpa alasan.
(6) Dominator
Dominator cenderung memaksakan kekuasaan atau superioritas dengan memanipulasi
Perawat keluarga adalah orang yang terpanggil untuk merawat dan mengaruh anggota
Gastritis merupakan inflamasi atau radang pada jaringan mukosa lambung. Gastritis
adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada
Gastritis adalah peradangan yang bersifat akut, kronik, difus atau lokal. Gastritis
merupakan penyakit yang sering dijumpai karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di masyarakat dari mulai
remaja hingga lanjut usia, dan orang-orang yang sedang mengalami stress, karena stress dapat
meningkatkan produksi asam lambung, begitu juga dengan pengonsumsian alkohol dan obat-
obatan anti inflamasi non steroid Yusuf Olii & Salamanja (2014).
Kesimpulan gastritis adalah suatu penyakit yang sering terjadi akibat proses inflamasi
pada lapisan mukosa dan sub-mukosa lambung yang dapat bersifat akut akut maupun kronik
yang dipicu beberapa agen yang bersifat iritan yang dapat meningkatkan produksi lambung.
2.2.2 Klasifikasi
1) Gastritis Akut
Gastritis akut ialah suatu peradangan atau lesi permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial Arif Muttaqin (2011). Gastritis akut ialah
inflamasi mukosa akut berupa erosi dan perdarahan akibat faktor agresif atau akibat gangguan
sirkulasi akut mukosa lambung Agus Priyanto (2009). Gastritis akut adalah merupakan
peradangan suatu mukosa lambung yang menyebabkan erosi dan perdarahan mukosa lambung
Kesimpulan Gastritis Akut adalah peradangan pada dinding lambung berupa lesi dan
perdarahan akibat faktor-faktor tertentu yang dapat menyebabkan penyakit gastritis setelah
memakan makanan yang mengandung bahan berbumbu, kafein, alkohol, dan aspirin merupakan
2) Gastritis Kronis
Gastritis Kronis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat menahun Arif
Muttaqin (2011). Gastritis kronis adalah peradangan mukosa kronis yang akhirnya menyebabkan
atrofi mukosa dan metaplasia epitel Kimberly (2011). Gastritis kronis adalah merupakan gastritis
yang terkait dengan atrofi mukosa gastrik sehingga produksi HCL menurun Suratun Lusianah
(2010). Penyebab gastritis berkaitan erat dengan infeksi (H.Pylory). Gastritis kronik berjalan
perlahan-lahan dan gejala yang umum terlihat adalah rasa perih dan terasa penuh di lambung,
kehilangan nafsu makan sehingga hanya mampu makan dalam jumlah sedikit. Pada sejumlah
2.2.3 Etiologi
obatan, alkohol, infeksi jamur, pola makan, merokok, refluks asam empedu, stress Arif muttaqin
(2011)
1) Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus seperti NSAID (aspirin), obat anti
inflamasi non steroid, sulfonamide, steroid, kokain, salsilat dapat menyebabkan peradangan
pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding
lambung. Jika pemakaian obat-obatan tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya
masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan
2) Alkohol dapat mengiritasi atau merangsang dan mengikis permukaan lambung sehingga
asam lambung dengan mudah akan mengikis permukaan lambung dan dapat terjadi gastritis
3) Infeksi Helicobacter pylori, orang yang terinfeksi bakteri Helicobacter pylori dapat
mengalami gastritis. Teah terbukti saat ini bahwa infeksi yang disebabkan oleh Helicobacter
Pylori pada lambung bisa menyebabkan peradangan mukosa lambung yang disebut dengan
4) Pola Makan terdiri dari jadwal makan, jenis makanan dan jumlah makanan yang mana jika
ketiga komponen ini tidak dilakukan dengan seimbang dapat menimbulkan kekambuhan
gastritis, contohnya memakan makanan yang berbumbu, dengan kandungan kafein, alkohol.
Adapun jadwal masakan yang tidak teratur akan membuat lambung sulit beradaptasi
5) Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Karena itu orang yang merokok lebih
sensitif terhadap gastritis maupun ulser. Merokok juga akan meningkatkan asam lambung,
melambatkan kesembuhan, dan meningkatkan resiko kanker lambung Arif Muttaqin (2011)
6) Refluks asam empedu terjadi pada refluk garam empedu (komponen penting alkali untuk
aktifitas enzim-enzim Gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa. Suratun Lusianah (2010)
Adapun penyebab dari penyakit ini dibedakan menjadi dua macam yaitu karena zat
eksternal dan internal. Zat eksternal adalah zat dari luar tubuh yang dapat menyebabkan korosif
atau iritasi lmbung. Sedangkan zat internal adalah pengeluaran zat asam lambung yang
berlebihan dan tidak teratur. Jadwal makan yang tidak teratur kerap membuat lambung sulit
beradaptasi. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, akan terjadi kelebihan asam dan akan
mengiritasi dinding lambung. Rasa perih dan mual pun muncul. Selain pola makan tak teratur,
penyakit maag juga bisa disebabkan stres. Hal ini dimungkinkan karena sistem persarafan di
otak berhubungan dengan lambung. Sehingga seseorang mengalami stres, bisa muncul kelinan
dalam lambungnya. Stres bisa menyebabkan terjadinya perubahan hormonal di dalam tubuh.
Perubahan itu akan merangsang sel-sel dalam lambung yang kemudian memproduksi asam
secara berlebihan. Asam yang berlebihan ini membuat lambung terasa nyeri, perih, dan
kembung. Lama-kelamaan dapat menimbulkan luka di dinding lambung Reni Wulan Sari, dkk
(2008)
2.2.4 Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam, empedu, dan zat iritan lainnya bersifat mengiritan mukosa
lambung yang dapat mengubah permeabilitas sawar epitel, bila mukosa lambung rusak terjadi
disfusi HCL ke mukosa dan HCL akan merusak mukosa, adanya HCL pada mukosa lambung
akan menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merasang pelepasan histamin
dari sel mast. Histamin akan meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan
cairan dari intrasel ke ekstrasel dan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga terjadi
perdarahan pada lambung, dalam fase ini lambung akan meregenerasi mukosa sehingga
Namun apabila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan terjadi
terus menerus (gastritis kronik) jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga
lapisan mukosa lambung dapat menghilang dan terjadi atrodi sel mukosa lambung. Faktor
intrinsik yng dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurunkan atau hilang sehingga
cobalamin (Vit. B12) tidak dapat diserap oleh usushalus. Sementara vit. B12 ini berperan
penting dalam pertumbuhan dan manturasi sel darah merah pada akhirnya klien dengan gastritis
dapat mengalami anemia. Selain itu dinding lambung menipis dan rentan terhadap ferforasi
Gastritis akut mmungkin sama sekali tidak bergejala, dapat menyebabkan nyeri
epigastrium dengan keparahan yang bervariasi disertai mual, muntah, atau bermanifestasi
sebagai hematemesis, melena, dan pengeluaran darah yang dapat mematikan, bergantung pada
keparahan kelainan anatomik. Secara keseluruhan, gastritis adalah suatu penyebab utama
hematemesis terutama pada pecandu alkohol. Bahkan pada situasi lain, penyakit ini cukup sering
ditemukan hampir beberapa orang yang minum aspirin setiap hari unntuk artritis remaoid
mengalami gastritis akut pada suatu saat selama pengobatan, banyak yang mengalami perdarahan
baik tersamar atau nyata. Kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia paska perdarahan.
Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau
kimia tertentu, dan juga bisa disebabkan oleh stress Arif Muttaqin (2011).
2.2.6 Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir
dengan shock haemiragik, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan abbsorbsi vitamin B12
juga merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada gastritis Suratun Lusianah (2010).
Gangguan cairan elektrolit pada kondisi muntah hebat Arif Muttaqin (2011)
2.2.7 Penatalaksanaan
1) Farmakologi
(2) Antasida : pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena untuk
(3) Histonin: dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam lambung dan
(4) Sulcralfate diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara menyelaputinya,
untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang menyebabkan iritasi (Ikatan
Menurut kemenkes dan IDI (2014) perawatan gastritis pada pelayanan primer meliputi :
(1) Menginformasikan pada pasien untuk menghindari pemicu terjadinya keluhan, antara lain
dengan makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan
yang meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, the, makanan pedas
dan kol.
(2) Konseling dan edukasi pasien serta keluarga mengenai faktor risiko terjadinya gastritis.
Diet penyakit gastritis adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang
tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang
(2) Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.
(3) Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara
(4) Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.
(6) Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis,
(7) Lakktosa rendah bola bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak dianjurkan
(9) Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi
1) Gastrokopi : adanya perdarahan (hemoragi) pada lambung, erosi atau ulser gaster, perforasi
lambung.
2) Ketidakseimbangan elektrolit
karateristik dari kegiatan yang berulang kali makan individu atau setiap orang makan dalam
memenuhi kebutuhan makanan. . Secara umum pola makan memiliki 3 (tiga) komponen yang
terdiri dari:
1) Jenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap hari terdiri dari makanan
pokok, Lauk hewani,Lauk nabati, Sayuran ,dan Buah yang dikonsumsi setiap hari Makanan
pokok adalah sumber makanan utama di negara indonesia yang dikonsumsi setiap orang atau
sekelompok masyarakat yang terdiri dari beras, jangung, sagu, umbi-umbian, dan tepung.
2) Frekuensi makan Frekuensi makan adalah beberapa kali makan dalam sehari meliputi makan
3) Jumlah makan Jumlah makan adalah banyaknya makanan yang dimakan dalam setiap orang
Pola makan yang terbentuk gambaran sama dengan kebiasaan makan seseorang. Secara
umum faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola makan adalah faktor ekonomi, sosial
pangan dengan kuantitas dan kualitas dalam pendapatan menurunan daya beli pangan
kurangnya daya beli dengan kurangnya pola makan masysrakat sehingga pemilihan suatu
bahan makanan lebih di dasarkan dalam pertimbangan selera dibandingkan aspek gizi.
2) Faktor Sosial Budaya Pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan dapat dipengaruhi
oleh faktor budaya sosial dalam kepercayaan budaya adat daerah yang menjadi kebiasaan
atau adat. Kebudayaan di 3 suatu masyarakat memiliki cara mengkonsumsi pola makan
3) Dalam budaya mempunyai suatu cara bentuk macam pola makan seperti:dimakan,
4) Agama Dalamagama pola makan ialah suatu cara makan dengan diawali berdoa sebelum
makan dengan diawali makan mengunakan tangan kanan (Depkes RI, 2008).
5) Pendidikan Dalam pendidikan pola makan iala salah satu pengetahuan, yang dipelajari
dengan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan penentuan kebutuhan gizi
Sulistyoningsih (2011).
perilaku makan berupa lingkungan keluarga melalui adanya promosi, media elektroni,
7) Kebiasaan makan Kebiasaan makan ialah suatu cara seseorang yang mempunyai
keterbiasaan makan dalam jumlah tiga kali makan dengan frekuensi dan jenis makanan