Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Pendidikan Agama Islam

“Hakikat dan Konsep Manusia”

DISUSUN OLEH:
BINTI MASRUROH (D0317012)

PUTRI ARI SURYANI

RATRI YULIANINGRUM

TIFA LISNAWATI

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN 2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna di antara makhluk-makhluk


Tuhan yang lainnya. Di mana manusia diciptakan drai tanah kemudian dijadikannya air
mani, lalu terbentuklah segumpal darah (Al ‘Alaqah), dari segumpal darah menjadi
segumpal daging (Al Mudhgah), dan terjadilah tulang belulang yang kemudian terbentuk
seperti manusia.

Setelah manusia lahir ke dunia, maka banyak tugas yang harus diemban oleh manusia.
Karena pada hakikatnya manusia diberikan kelebihan di antara makhluk Tuhan yang
lainnya yaitu diberikan tubuh yang cantic dan lebih sempurna serta diberikan akal, rasio,
dan juga hawa nafsu dimana manusia akan diuji bagaimana manusia menggunakan
kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh Tuhan.

Sebenarnya manusia dilahirkan di Bumi karena manusia memiliki tugas sebagai


Khalifatul Fil Ardhi atau sebagai khalifah di bumi. Hal ini sudah dijelaskan dalam Q.S Al
Baqarah ayat 30 yang berbunyi “‫ض مخفليِفمةة مقاَللوُا أمتمنجمعلل ففيِمهاَ ممنن‬ ‫موإفنذ مقاَمل مرببمك لفنلمملَئفمكفة إفننيِ مجاَفعلل ففيِ النر ف‬
(30 ) ‫س لمممممك مقممماَمل إفننممميِ أمنعملممملم ممممماَ مل تمنعلملمممموُمن‬
‫سمممبنلح بفمحنممممفدمك مونلقممممند ل‬
‫سمممففلك المممندمماَمء مونمنحممملن نل م‬ ‫} يلنف ف‬
‫سممملد ففيِمهممماَ مويم ن‬
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'" Mereka berkata, "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan menyucikan Engkau!" Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kalian ketahui”. Dengan adanya ayat tersebut sudah jelas bahwa manusia diciptakan
tidak semata-mata hanya sebagai makhluk yang dapat diibaratkan sebagai wayang.
Namun manusia memiliki tugas untuk mengatur segala jenis benda atau aturan yang
berlaku di bumi sebagai tempat hidup makhluk hidup.

Suatu contoh konkret tugas manusia sebagai khalifatul fil Ardhi yaitu manusia dilarang
untuk berbuat kerusakan. Sehingga dengan adanya perintah dari Allah SWT ini maka
manusia harus menjaga kelestarian alam dan ekosistem agar tercipta kehidupan yang
berkecukupan namun memiliki jangka Panjang, tidak hanya dapat dinikmati untuk masa
sekarang. Larangan tersebut sebenarnya sudah diterangkan oleh Allah SWT dalam
Alqur’an.

Dengan tugas yang diemban oleh manusia maka terjawablah bagaimana hakikat manusia
dan untuk apa manusia itu diciptakan di bumi yaitu memiliki hakikat dan konsep
manusia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian hakikat manusia?

2. Bagaimana konsep dan visi manusia?

C. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Mengetahui bagaimana hakikat manusia

2. Mengetahui konsep dan visi manusia diciptakan di bumi

3. Lebih mendalami tentang manusia


BAB II

PEMBAHASAN

A. Bagaimana pengertian hakikat manusia

A.1. Hakikat Manusia Secara Umum

1. Pengertian Hakikat
Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya
atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala
sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat
adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari
hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari
sebenar-benar diri.
2. Pengertian manusia

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah
swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa
manusia berasal dari tanah.Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu
pengetahuan sangat bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis
yang mendasari.

Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens


(makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki
perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social
(superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali),
dan moral (nilai). Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo
mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap
introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan
subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak
nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja. Menurut aliran ini
segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap
lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens
(manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk
yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir.
Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu
tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir ,
memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan
manusia.

3. Asal terbentuknya Manusia

Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari


sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini yang diduga
telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa
bentuk peralihan antara manusia modern dan nenek moyangnya. Ditetapkanlah empat
kelompok dasar sebagai berikut di bawah ini :

a. Australophithecines
b. Homo habilis
c. Homo erectus
d. Homo sapiens

Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut
oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari
selatan". Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah,
ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan
tegap, sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan
hubungan dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis> Homo
erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap
jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya.

4. Asal manusia di dalam alquran

Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat
“cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut
manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu
diabadikan. "...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku,
maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).

Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis
tetap dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa
yang pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena
kesombongan tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan
masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah
berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga,
namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi
yang menakutkan. Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi
dan pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah,
namun Adam dan Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39.

Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan,
bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah
keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk
menghuni dan memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal
manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam
melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi;
menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi.
Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka


didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah
Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)

Demikianlah dua pendapat tentang asal mula manusia. Tentang siapa sebenarnya
manusia pertama di bumi, mugkin kami lebih memilih bahwa Adam a.s adalah
manusia pertama sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Quran. Apakah kalian setuju
bahwa Nabi Adam a.s adalah nenek moyang manusia? Tergantung pada kepercayaan
kalian masing-masing.

5. Asal Kejadian Manusia


Asal usul manusia dalam Islam dapat dijelaskan dalam proses penciptaan manusia
pertama yakni nabi Adam As. Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang
diciptakan Allah SWT dan diberikan ilmu pengetahuan dan kesempurnaan dengan
segala karakternya. Allah mengangkat Adam dan manusia sebagai khalifah dimuka
bumi sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini
Al-Baqarah ayat 30
‫سففلك الممندمماَمء مونمنحمملن نل م‬
‫سممبنلح‬ ‫ض مخفليِفمةة مقاَللوُا أمتمنجمعلل ففيِمهاَ ممنن يلنف ف‬
‫سلد ففيِمهاَ مويم ن‬ ‫موإفنذ مقاَمل مرببمك لفنلمملَئفمكفة إفننيِ مجاَفعلل ففيِ النر ف‬
(30) ‫س ملمممممممممممك مقمممممممممماَمل إفننمممممممممميِ أمنعملمممممممممملم مممممممممممماَ مل تمنعلملممممممممممموُمن‬ ‫بفمحنمممممممممممفدمك مونلمقممممممممممند ل‬ }
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'" Mereka berkata, "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau!" Tuhan berfirman, "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.”

Tahapan penciptaan manusia

Proses penciptaan manusia dijelaskan dalam al-Qur’an dan bahkan penjelasan


dalam Alqur’an ini kemudian terbukti dalam ilmu pengetahuan yang ditemukan
setelah turunnya Alqur’an. Ada lima tahap dalam penciptaan manusia yakni al-nutfah,
al-‘alaqah, al-mudhgah, al-‘idham, dan al-lahm sebagaimana yang disebutkan dalam
ayat berikut ini

”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, dan
segumpal darah itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami
jadikan segumpal daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang(berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mu’minun ayat 12-
14)

A.2. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam

a. Sebagai al- Nas

Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam Alquran
cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia lain
atau dalam masyarakat. Manusia sebagaimana disebutkan dalam ilmu pengetahuan,
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya (baca
keutamaan menyambung tali silaturahmi). Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman
Allah SWT berikut

“Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istirinya, dan dari pada
keduanya Alah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) namanya kamu saling meminta
satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu.” (QS: An Nisa:1).

kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu disisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS: Al Hujurat :13).

b. Sebagai al- Insan

Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut sebagai
Al insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu dan pengetahuan serta
kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal lainnya (baca hukum menuntut
ilmu). Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud berikut ini

“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu kami
cabut dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS: Al
Hud:9).
c. Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)

Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena manusia
memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan
makanan, berkembang biak dan lain sebagainya sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup
pada umumnya. Sama seperti makhluk lainnya di bumi seperti hewan dan tumbuhan,
hakikat manusia sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan mengalami kematian,
bedanya manusia memiliki akal dan pikiran serta perbuatannya harus dapat
dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Segala hakikat manusia adalah fitrah yang
diberikan Allah SWT agar manusia dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam
kehidupan. Manusia sendiri harus dapat memenuhi tugas dan perannya sehingga tidak
menghilangkan hakikat utama penciptaannya

B. Konsep Manusia dalam Islam

1. Manusia dalam pandangan islam

 Manusia didefinisikan sebagai makhluk, mukalaf, mukaram, mukhaiyar,


dan mujizat.

 Manusia adalah makhluk yang memiliki nilai-nilai fitri dan sifat-sifat


insaniah.

 Manusia diciptakan untuk mengaplikasikan beban-beban ilahiah yang


mengandung maslahat dalam kehidupannya.

 Manusia adalah makhluk pilihan dan dimuliakan oleh Allah SWT dari
makhluk-makhluk yang lainnya.

 Allah SWT telah menciptakan manusia dengan ahsanu taqwim.

2. Islam memandang manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki keunikan


dan keistimewaan tertentu. Sebagai salah satu makhluk-Nya, karakteristik
eksistensi manusia harus dicari dalam relasi dengan pencipta dan makhluk
Tuhan lainnya. Sekurang- kurangnya ada empat relasi manusia, yaitu:

 Hubungan manusia dengan dirinya sendiri (hablum binnafsi)


 Hubungan antar manusia (hablum minannas)

 Hubungan manusia dengan alam sekitar (hablum minal ‘alam)

 Hubungan manusia dengan sang pencipta (hablum minallah)

Hanna Djumhana Bastaman (1993) memberi contoh bahwa wawasan islami


mengenai manusia antara lain :

O Manusia mempunyai derajat sangat tinggi sebagai khalifah Allah (Q.S Al-
Baqarah : 30).

O Manusia tidak menaggung dosa asal atau dosa turunan (Q.S Al-An’am : 164).

O Manusia memiliki akal sebagai kemampuan khusus dan dengan akalnya itu
mengembangkan ilmu serta peradaban (Q.S Ali’ Imran : 190-192).

O Manusia tak dibiarkan hidup tanpa bimbingan dan petunjuk-Nya (Q.S Ali
‘Imran : 138-140).

O Dimensi spiritual memungkinkan manusia mengadakan hubungan dan


mengenal tuhan melalui cara-cara yang diajarkan-Nya (Q.S Taha : 14).

3. Tujuan Hidup Manusia dalam Islam

Beribadah kepada Allah SWT dengan cara melakukan perbuatan apapun


asal yang tidak dilarang agama dan diniati ibadah sehingga apapun yang kita
kerjakan tidak hanya bermanfaat untuk kehidupan di dunia tetapi juga
kepentingan di akhirat. Jadi, tujuan hidup manusia sudah jelas adalah untuk
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Sebagaimana sering kita ucapkan dalam doa :

"Rabbana aatina fiddun-yaa hasanah wafil akhirati hasanah waqinaa


adzabannar".

Untuk mendapatkan kebahagiaan dunia telah adalah berusaha untuk


menjadi Ahsani Taqwim dan Khalifah fil Ardhi.
4. Martabat Manusia

1. Derajatnya lebih tinggi dibanding dengan makhluk lain (Qs.Al-Isra’ (17) : 70)

2. Bentuk manusia dibaguskan (Qs. Al-Mu’min (40): 64, Qs.At-Tiin (95) : 4,


Qs.At-Taghobun (64) : 3)

3. Diberi derajat ilmu (Qs.Al-Mujadalah (58):11, Qs. Az-Zumar: 9)

4. Semua kesenangan bumi untuk manusia (Qs.Al-Baqarah (2) : 36)

MISI MANUSIA

1. Misi Utama

Tugas utama manusia diciptakan oleh Allah adalah untuk beribadah.

Allah telah menyebutkannya dalam Al-Quran surat Adz-Dzariyat ayat 56.


‫ت انلفجلن موا ن فلنن م‬
‫س إفلل لفيِمنعبللدوفن‬ ‫مومماَ مخلمنق ل‬

(Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah)

2. Misi Fungsional

Fungsi diciptakannya manusia oleh Allah yang lainnya adalah untuk menggantikan
Allah dalam hal menjaga, memanfaatkan, dan merawat bumi beserta isinya.
Mempunyai misi fungsional sebagai khalifah. Manusia diciptakan di bumi ini selain
untuk beribadah dan menjadi khalifah, manusia juga harus bisa memakmurkan bumi.

3. Misi Operasional

Manusia diciptakan di bumi ini—selain untuk beribadah dan sebagai khalifah, juga
harus bisa bermain cantik untuk memakmurkan bumi (Huud: 61). Oleh karena itu,
bumi ini membutuhkan pengelola dari manusia-manusia yang ideal. Manusia yang
memiliki sifat-sifat luhur seperti syukur (Luqman: 31), sabar (Ibrahim: 5),
mempunyai belas kasih (at-Taubah: 128), santun (at-Taubah:114), taubat (Huud: 75),
jujur (Maryam: 54), dan terpercaya (al-A’raaf: 18).

BAB III
PENUTUP DAN KESIMPULAN

3.1. KESIMPULAN

Dari banyak pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan
amkhluk istimewa yang diciptakan oleh Allah SWT yang merupakan makhluk paling
sempurna di antara makhluk-makhluk lain. Manusia diberikan akal pikiran, rasio, dan
hawa nafsu. Selain itu manusia juga diberikan kelebihan berupa tubuh yang inadah
dan proporsional. Manusia yang diciptakan dari tanah, air mani, jadilah segumpal
darah, segumpal daging, dan tulang belulang yang kemudian dilahirkan ke bumi
maka manusia itu akan mengemban tugas sebagai khalifatul Fil Ardhi dan memiliki
tugas untuk mengabsi hanya kepada Allah.

Selain hakikat manusia yang telah disebutkan, manusia juga memiliki konsep dan
misinya di muka bumi, di antaranya adalah manusia diciptakan untuk beribadah
kepada Allah dan menjadi khalifah untuk memakmurkan bumi.

3.2. SARAN

Sebgai manusia yang memiliki harkat dan martabat seharusnya kita mengetahui
bagaimana posisi manusia di dunia ini. Sebenarnya manusia berda di posisi yang
paling atas karena manusia sebagai khalifatul Fil Ardhi. Untuk itu, alangkah lebih
baiknya jika kita menncerminkan sifat kemanusiaan yang telah Allah SWT berikan
kepada kita dengan sebaik-baiknya. Jangan merusak bumi, tetapi jagalah dan
makmurkanlah bumi dengan sebaik-baiknya karena bumilah tempat kita tinggal.

Anda mungkin juga menyukai