Perencanaan jalan tidak bisa terlepas dari aspek-aspek geoteknik. Salah satu aspek geoteknik yang perlu diperhatikan adalah bila mana lokasi pelaksanaan pembangunan memiliki jenis tanah lunak (soft soil). Dalam pekerjaan jalan pada jenis tanah lunak ditemui permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan daya dukung dan stabilitas dari tanah lunak, yaitu daya dukung dan kuat geser yang rendah, kestabilan yang kecil. Solusi penimbunan di atas tanah lunak sudah dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah penggunaan material ringan sebagai bahan timbunan di atas tanah lunak. Material ringan yang terdiri dari campuran pasir, air, semen, dan foam agent merupakan salah satu alternatif solusi penimbunan di atas tanah lunak, dengan berat isi yang ringan yaitu 0,5 t/m3 – 1,2 t/ m3 akan mengurangi tegangan tanah dasar, mengurangi besarnya penurunan, dan memiliki stabilitas yang baik karena bersifat kaku seperti beton. Dalam pekerjaan jalan di ruas jalan hang tuah desa sungai raya yang memiliki lapisan tanah lunak, masih sering dijumpai penurunan yang terjadi sehingga pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan pada jalan tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh perencanaan, metode pelaksanaan, dan pemilihan bahan timbunan yang tidak sesuai dengan kondisi lapisan tanah tersebut. Setelah diselidiki ternyata permasalahan terletak pada tanah timbunan yang membentuk badan jalan yang tidak sesuai dengan lapisan tanah lunak. Untuk itu dalam penyelesaian masalah di atas adalah dengan menggunakan timbunan material ringan (mortar busa). Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan membahas mengenai analisis stabilitas dan penurunan jalan menggunakan timbunan material ringan (mortar busa) pada ruas jalan hang tuah desa sungai raya dengan menggunakan metode analisis.
I.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah: 1. Jenis lapisan tanah pada jalan tersebut adalah tanah lunak (soft soil), 2. Timbunan yang sering digunakan pada jalan tersebut adalah timbunan sirtu (pasir batu), 3. Penurunan jalan terjadi karena tanah timbunan tidak sesuai dengan lapisan tanah tersebut, 4. Perlunya memilih timbunan yang cocok dengan kondisi lingkungan di sekitar jalan, 5. Panjang jalan yang rusak dan terjadi penurunan kurang lebih 40 meter, 6. Saat terjadi banjir air sungai indragiri akan meluap dan menggenangi sebagian badan jalan, 7. Perlunya tanah timbunan yang mengatasi masalah penurunan jalan tersebut, 8. Kendaraan yang melintas di jalan tersebut harus bergantian. I.3. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Timbunan menggunakan material ringan (mortar busa) pada jalan Hang Tuah di desa Sungai Raya hanya saran dari penulis, 2. Penerapan teknologi timbunan material ringan (mortar busa) belum tentu akan dilakukan di ruas jalan tersebut, 3. Lokasi penelitian terletak di ruas jalan Hang Tuah desa Sungai Raya, 4. Analisis tidak meninjau dari segi biaya pekerjaan, 5. Pekerjaan timbunan dilakukan setelah tanggul yang rusak diperbaiki, 6. Perlunya jalan peralihan sementara jika ingin menerapkan teknologi timbunan tersebut, 7. Tidak membuat gambar pemodelan stabilitas dan penuruan timbuanan jalan, 8. Hanya menganalisa bedasarkan pemikiran penulis, penjelasan di buku, dan internet.
I.4. Rumusan masalah
Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan lapisan tananh lunak (soft soil), 2. Penurunan pada timbunan di atas tanah lunak, 3. Bagaimana timbunan material ringan (mortar busa) bisa mengatasi maslaah penurunan jalan.
I.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I.5.a. Tujuan Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh lapisan tanah lunak terhadap timbunan, 2. Menganalisis stabilitas dan penurunan jalan menggunakan timbunan material ringan (mortar busa). I.5.b. Manfaat Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan masukan untuk pemerintah agar menggunakan material ringan (mortar busa) sebagai bahan timbunan di jalan tersebut untuk meminimumkan masalah penurunan jalan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.a. Tanah Lunak
Umumnya lapisan tanah yang disebut tanah lunak merupakan lanau (silf) dan lempung (clay). Tanah jenis ini memiliki sifat mekanik yang kurang baik. Selain itu, tanah lunak memiliki kadar air yang tinggi, kompresibilitas tinggi, daya dukung rendah, stabilitas rendah, serta koefisien permeabilitas kecil yang akan mengakibatkan proses konsolidasi akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
II.b. Penurunan Timbunan Di atas Tanah Lunak
Timbunan yang merupakan lereng alami akan mengalami keruntuhan apabila tidak dirancang dengan baik, pada umumnya konstruksi timbunan yang dilaksanakan di atas tanah lunak bisa menyebabkan stabilitas pada timbunan menjadi kurang baik dan penurunan yang terjadi sangat besar. Lapisan tanah lunak umumnya mempunyai permeabilitas yang rendah. Tanah lunak bila dibebani akan berpengaruh pada tekanan air pori, sehingga menyebabkan tanah lunak tersebut mengalami pemampatan yang disertai dengan penurunan muka tanah. Pemampatan tersebut disebabkan keluarnya air atau udara dari dalam pori tanah. Terzaghi dalam Das, B.M tahun 1995, mengemukakan bahwa proses keluarnya air dalam rongga pori dan posisinya tidak tergantikan oleh udara dinamakan konsolidasi. Secara umum, penurunan pada tanah yang disebabkan oleh adanya pembebanan atau penambahan beban dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu penurunan konsolidasi dan penurunan seketika. Penurunan pada timbunan di atas tanah lunak diprediksi diakibatkan oleh beberapa hal sebagi berikut: 1. Kemampuan tanah akibat konsolidasi Lapisan tanah lunak umumnya mempunyai permeabilitas yang rendah. Tanah lunak bila dibebani maka akan terjadi penurunan akibat konsolidasi. 2. Pergeseran Horisontal Pergeseran horisontal dapat menyebabkan penurunan, ini terjadi apabila tanah dibawah pondasi berupa tanah lunak yang tidak memiliki tegangan geser horisontal yang cukup untuk menahan tegangan geser yang diakibatkan oleh tanah timbunan. Pergeseran horisontal diakibatkan oleh beban di atas tanah timbun. 3. Masuknya butiran tanah lunak ke dalam butiran tanah timbunan Penurunan dapat terjadi apabila butiran tanah lunak dapat masuk atau terpenetrasi ke dalam tanah timbunan yang akan menyebabkan penurunan. Masuknya butiran tanah lunak ke dalam timbunan terjadi akibat tanah lunak sebagai dasar pondasi tidak mampu menahan tegangan yang diakibatkan tanah timbunan dan beban diatasnya, sehingga seolah-olah tanah lunak terperesap dan masuk ke dalam tanah timbunan. 4. Penurunan akibat keruntuhan daya dukung Penurunan akibat keruntuhan daya dukung diperkirakan menjadi alasan penurunan yang paling dominan. Karena tanah timbunan biasanya lebih kaku dan kuat dibandingkan dengan lapisan tanah dibawahnya. Jika tekanan aktif lebih besar dari tekanan pasif, maka dipastikan keruntuhan daya dukung terjadi. Oleh karena itu, untuk mengurangi penurunan akibat keruntuhan daya dukung tanah penimbunan dengan material ringan (mortar busa) menjadi solusi alternatif untuk memberikan perkuatan tambahan pada lapisan tanah lunak.
II.c. Timbunan Dengan Material Ringan (Mortar Busa)
Solusi penimbunan di atas tanah lunak sudah dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah penggunaan material ringan sebagai bahan timbunan di atas tanah lunak. Balai pengembangan pusat jalan dan jembatan belum lama ini mengembangkan suatu teknologi material ringan pengganti timbunan menggunakan mortar busa ringan (Abramson, L.W., 2002). Material ringan yang terdiri dari campuran pasir, air, semen, dan foam agent merupakan salah satu alternatif solusi penimbunan di atas tanah lunak, dengan berat isi yang ringan yaitu 0,5 t/m3 – 1,2 t/ m3 akan mengurangi tegangan tanah dasar, mengurangi besarnya penurunan, dan memiliki stabilitas yang baik karena bersifat kaku seperti beton. Timbunan dengan material ringan (mortar busa) mempunyai beberapa keunggulan diantaranya: 1. Cocok digunakan sebagai timbunan pondasi jalan dan oprit jembatan diatas tanah lunak, 2. Meminimumkan masalah penurunan timbunan, 3. Mengatasi masalah stabilitas timbunan, 4. Tidak dibutuhkan dinding penahan tanah timbun, 5. Tidak dibutuhkan pemadatan/self compacted, 6. Pengematan biaya konstruksi, 7. Tidak ada tekanan lateral/horisontal, 8. Ringan dan kekuatanya cukup tinggi untuk subgradedan pondasi perkerasan jalan, 9. Berat jenis dan kuat tekan campuran ini dapat didesain sesuai kebutuhan, 10. Material campuran dapat mengembang sampai dengan 4 kali volume awal sehingga kebutuhan material dapat dikurangi. Dengan mengunakan timbunan material ringan ini, akan dapat mengurangi berat timbunan dan dapat mengurangi tegangan yang terjadi pada tanah di bawah timbunan serta akan meminimumkan penurunan dan mengatasi masalah ketidakstabilan timbuan yang di usulkan di ruas jalan hang tuah desa sungai raya.