Anda di halaman 1dari 4

BAB I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Perencanaan jalan tidak bisa terlepas dari aspek-aspek geoteknik. Salah satu aspek geoteknik yang
perlu diperhatikan adalah bila mana lokasi pelaksanaan pembangunan memiliki jenis tanah lunak (soft
soil). Dalam pekerjaan jalan pada jenis tanah lunak ditemui permasalahan yang berhubungan dengan
kemampuan daya dukung dan stabilitas dari tanah lunak, yaitu daya dukung dan kuat geser yang rendah,
kestabilan yang kecil.
Solusi penimbunan di atas tanah lunak sudah dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya
adalah penggunaan material ringan sebagai bahan timbunan di atas tanah lunak.
Material ringan yang terdiri dari campuran pasir, air, semen, dan foam agent merupakan salah satu
alternatif solusi penimbunan di atas tanah lunak, dengan berat isi yang ringan yaitu 0,5 t/m3 – 1,2 t/ m3
akan mengurangi tegangan tanah dasar, mengurangi besarnya penurunan, dan memiliki stabilitas yang
baik karena bersifat kaku seperti beton.
Dalam pekerjaan jalan di ruas jalan hang tuah desa sungai raya yang memiliki lapisan tanah lunak,
masih sering dijumpai penurunan yang terjadi sehingga pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan pada
jalan tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh perencanaan, metode pelaksanaan, dan pemilihan bahan
timbunan yang tidak sesuai dengan kondisi lapisan tanah tersebut.
Setelah diselidiki ternyata permasalahan terletak pada tanah timbunan yang membentuk badan
jalan yang tidak sesuai dengan lapisan tanah lunak. Untuk itu dalam penyelesaian masalah di atas adalah
dengan menggunakan timbunan material ringan (mortar busa).
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan membahas mengenai analisis stabilitas dan
penurunan jalan menggunakan timbunan material ringan (mortar busa) pada ruas jalan hang tuah desa
sungai raya dengan menggunakan metode analisis.

I.2. Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:
1. Jenis lapisan tanah pada jalan tersebut adalah tanah lunak (soft soil),
2. Timbunan yang sering digunakan pada jalan tersebut adalah timbunan sirtu (pasir batu),
3. Penurunan jalan terjadi karena tanah timbunan tidak sesuai dengan lapisan tanah tersebut,
4. Perlunya memilih timbunan yang cocok dengan kondisi lingkungan di sekitar jalan,
5. Panjang jalan yang rusak dan terjadi penurunan kurang lebih 40 meter,
6. Saat terjadi banjir air sungai indragiri akan meluap dan menggenangi sebagian badan jalan,
7. Perlunya tanah timbunan yang mengatasi masalah penurunan jalan tersebut,
8. Kendaraan yang melintas di jalan tersebut harus bergantian.
I.3. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Timbunan menggunakan material ringan (mortar busa) pada jalan Hang Tuah di desa Sungai Raya
hanya saran dari penulis,
2. Penerapan teknologi timbunan material ringan (mortar busa) belum tentu akan dilakukan di ruas
jalan tersebut,
3. Lokasi penelitian terletak di ruas jalan Hang Tuah desa Sungai Raya,
4. Analisis tidak meninjau dari segi biaya pekerjaan,
5. Pekerjaan timbunan dilakukan setelah tanggul yang rusak diperbaiki,
6. Perlunya jalan peralihan sementara jika ingin menerapkan teknologi timbunan tersebut,
7. Tidak membuat gambar pemodelan stabilitas dan penuruan timbuanan jalan,
8. Hanya menganalisa bedasarkan pemikiran penulis, penjelasan di buku, dan internet.

I.4. Rumusan masalah


Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan lapisan tananh lunak (soft soil),
2. Penurunan pada timbunan di atas tanah lunak,
3. Bagaimana timbunan material ringan (mortar busa) bisa mengatasi maslaah penurunan jalan.

I.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian


I.5.a. Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh lapisan tanah lunak terhadap timbunan,
2. Menganalisis stabilitas dan penurunan jalan menggunakan timbunan material ringan (mortar
busa).
I.5.b. Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan masukan untuk pemerintah agar menggunakan
material ringan (mortar busa) sebagai bahan timbunan di jalan tersebut untuk meminimumkan masalah
penurunan jalan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.a. Tanah Lunak


Umumnya lapisan tanah yang disebut tanah lunak merupakan lanau (silf) dan lempung (clay).
Tanah jenis ini memiliki sifat mekanik yang kurang baik. Selain itu, tanah lunak memiliki kadar air yang
tinggi, kompresibilitas tinggi, daya dukung rendah, stabilitas rendah, serta koefisien permeabilitas kecil
yang akan mengakibatkan proses konsolidasi akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

II.b. Penurunan Timbunan Di atas Tanah Lunak


Timbunan yang merupakan lereng alami akan mengalami keruntuhan apabila tidak dirancang
dengan baik, pada umumnya konstruksi timbunan yang dilaksanakan di atas tanah lunak bisa
menyebabkan stabilitas pada timbunan menjadi kurang baik dan penurunan yang terjadi sangat besar.
Lapisan tanah lunak umumnya mempunyai permeabilitas yang rendah. Tanah lunak bila dibebani
akan berpengaruh pada tekanan air pori, sehingga menyebabkan tanah lunak tersebut mengalami
pemampatan yang disertai dengan penurunan muka tanah. Pemampatan tersebut disebabkan keluarnya air
atau udara dari dalam pori tanah.
Terzaghi dalam Das, B.M tahun 1995, mengemukakan bahwa proses keluarnya air dalam rongga
pori dan posisinya tidak tergantikan oleh udara dinamakan konsolidasi. Secara umum, penurunan pada
tanah yang disebabkan oleh adanya pembebanan atau penambahan beban dapat dikelompokan menjadi 2
kelompok yaitu penurunan konsolidasi dan penurunan seketika.
Penurunan pada timbunan di atas tanah lunak diprediksi diakibatkan oleh beberapa hal sebagi
berikut:
1. Kemampuan tanah akibat konsolidasi
Lapisan tanah lunak umumnya mempunyai permeabilitas yang rendah. Tanah lunak bila
dibebani maka akan terjadi penurunan akibat konsolidasi.
2. Pergeseran Horisontal
Pergeseran horisontal dapat menyebabkan penurunan, ini terjadi apabila tanah dibawah
pondasi berupa tanah lunak yang tidak memiliki tegangan geser horisontal yang cukup untuk
menahan tegangan geser yang diakibatkan oleh tanah timbunan. Pergeseran horisontal diakibatkan
oleh beban di atas tanah timbun.
3. Masuknya butiran tanah lunak ke dalam butiran tanah timbunan
Penurunan dapat terjadi apabila butiran tanah lunak dapat masuk atau terpenetrasi ke
dalam tanah timbunan yang akan menyebabkan penurunan. Masuknya butiran tanah lunak ke
dalam timbunan terjadi akibat tanah lunak sebagai dasar pondasi tidak mampu menahan tegangan
yang diakibatkan tanah timbunan dan beban diatasnya, sehingga seolah-olah tanah lunak
terperesap dan masuk ke dalam tanah timbunan.
4. Penurunan akibat keruntuhan daya dukung
Penurunan akibat keruntuhan daya dukung diperkirakan menjadi alasan penurunan yang
paling dominan. Karena tanah timbunan biasanya lebih kaku dan kuat dibandingkan dengan
lapisan tanah dibawahnya. Jika tekanan aktif lebih besar dari tekanan pasif, maka dipastikan
keruntuhan daya dukung terjadi. Oleh karena itu, untuk mengurangi penurunan akibat keruntuhan
daya dukung tanah penimbunan dengan material ringan (mortar busa) menjadi solusi alternatif
untuk memberikan perkuatan tambahan pada lapisan tanah lunak.

II.c. Timbunan Dengan Material Ringan (Mortar Busa)


Solusi penimbunan di atas tanah lunak sudah dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya
adalah penggunaan material ringan sebagai bahan timbunan di atas tanah lunak. Balai pengembangan
pusat jalan dan jembatan belum lama ini mengembangkan suatu teknologi material ringan pengganti
timbunan menggunakan mortar busa ringan (Abramson, L.W., 2002).
Material ringan yang terdiri dari campuran pasir, air, semen, dan foam agent merupakan salah satu
alternatif solusi penimbunan di atas tanah lunak, dengan berat isi yang ringan yaitu 0,5 t/m3 – 1,2 t/ m3
akan mengurangi tegangan tanah dasar, mengurangi besarnya penurunan, dan memiliki stabilitas yang
baik karena bersifat kaku seperti beton.
Timbunan dengan material ringan (mortar busa) mempunyai beberapa keunggulan diantaranya:
1. Cocok digunakan sebagai timbunan pondasi jalan dan oprit jembatan diatas tanah lunak,
2. Meminimumkan masalah penurunan timbunan,
3. Mengatasi masalah stabilitas timbunan,
4. Tidak dibutuhkan dinding penahan tanah timbun,
5. Tidak dibutuhkan pemadatan/self compacted,
6. Pengematan biaya konstruksi,
7. Tidak ada tekanan lateral/horisontal,
8. Ringan dan kekuatanya cukup tinggi untuk subgradedan pondasi perkerasan jalan,
9. Berat jenis dan kuat tekan campuran ini dapat didesain sesuai kebutuhan,
10. Material campuran dapat mengembang sampai dengan 4 kali volume awal sehingga
kebutuhan material dapat dikurangi.
Dengan mengunakan timbunan material ringan ini, akan dapat mengurangi berat timbunan dan
dapat mengurangi tegangan yang terjadi pada tanah di bawah timbunan serta akan meminimumkan
penurunan dan mengatasi masalah ketidakstabilan timbuan yang di usulkan di ruas jalan hang tuah desa
sungai raya.

Anda mungkin juga menyukai