Bab 2 - Hasil Analisis
Bab 2 - Hasil Analisis
II - 1
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Kajian Kebijakan
Lokasi
No Pelabuhan/Terminal RTRW Surat Hierarki Fasilitas
(Kecamatan) RTRWN RIPN RTRWP Tatrawil Tatralok
Kab Gubernur
1 Sadai Tukak Sadai - √ √ √ √ √ - Pengumpul Dermaga Beton
2 Toboali Toboali - √ √ - √ √ - Pengumpan Dermaga Beton
3 Penutuk/Gading Lepar Pongok - - - √ - √ - Pengumpan Dermaga Beton
4 Tanjung Labu Lepar Pongok - - - √ - √ - Pengumpan Dermaga Beton
5 Tanjung Sangkar Lepar Pongok - - - √ - √ - Pengumpan Dermaga Kayu
6 Pulau Panjang Lepar Pongok - - - √ - √ - Pengumpan Dermaga Beton
7 Pulau Tinggi Lepar Pongok - - - √ - - - Pengumpan Dermaga Beton/kayu
8 Pulau Burung Lepar Pongok - - - - - √ - Pengumpan -
9 Pulau Kelapan Lepar Pongok - - - - - √ - Pengumpan Dermaga Kayu
10 Pulau Pongok Kepulauan Pongok - - - √ - √ - Pengumpan -
11 Pulau Celagen Kepulauan Pongok - - - √ - √ - Pengumpan -
12 Kepoh Toboali - - - √ - - - Pengumpan -
13 Gusung Toboali - - - √ - - - Pengumpan -
14 Kubu Toboali - - - √ - - - Pengumpan -
15 Batu Betumpang Pulau Besar - - - √ - √ - Pengumpan -
16 Permis Simpang Rimba - - - √ - - - Pengumpan -
17 Sebagin Simpang Rimba - - - √ - - - Pengumpan -
18 Bangka Kota Simpang Rimba - - - √ - √ - Pengumpan -
19 Tukak Tukak Sadai - - - √ - √ - Pengumpan -
20 Pengarem Tukak Sadai - - - √ - - - Pengumpan -
Keterangan:
Warna Kuning: Pelabuhan Eksisting
Tatralok: Arahan pengembangan hanya ada untuk lalu lintas dan angkutan jalan
II - 2
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
II - 3
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Dari tabel di atas, terdapat tiga lokasi yang akan dikeluarkan dari long list yaitu
Kepoh, Gusung, dan Kubu. Selanjutnya sisa lokasi akan diseleksi terhadap kinerja
dan cakupan pelayanan pelabuhan eksisting.
Pelabuhan Sadai saat ini melayani pergerakan dari Pulau Bangka ke Pulau Belitung
dan sebaliknya. Penumpang yang menggunakan ferry berasal dari Kabupaten
Bangka Selatan dan sebagian Bangka Tengah. Pelabuhan Sadai yang berada di
Kecamatan Tukak Sadai Kabupaten Bangka Selatan dalam jangka pendek
diproyeksikan melayani daerah yang menjadi hinterland-nya mencakup 2 Wilayah
administrasi Kabupaten/Kota. Adapun kedua kabupaten/kota tersebut yaitu
II - 4
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Selatan. Namun, dalam jangka
waktu panjang, hinterland Pelabuhan Tanjung Sadai diproyeksikan mencakup
seluruh wilayah Pulau Bangka, dengan kata lain, Pelabuhan Tanjung Sadai menjadi
pintu keluar masuk barang melalui angkutan laut.
Lokasi Kinerja/Cakupan
No Pelabuhan/Terminal Seleksi
(Kecamatan) Pelayanan
1 Penutuk/Gading Lepar Pongok Pulau sendiri √
2 Tanjung Labu Lepar Pongok Pulau sendiri √
3 Tanjung Sangkar Lepar Pongok Pulau sendiri √
4 Pulau Panjang Lepar Pongok Pulau sendiri √
5 Pulau Tinggi Lepar Pongok Pulau sendiri √
6 Pulau Burung Lepar Pongok Pulau sendiri √
7 Pulau Kelapan Lepar Pongok Pulau sendiri √
8 Pulau Pongok Kepulauan Pongok Pulau sendiri √
9 Pulau Celagen Kepulauan Pongok Pulau sendiri √
10 Batu Betumpang Pulau Besar Hinterland Sadai -
11 Permis Simpang Rimba Hinterland Sadai -
12 Sebagin Simpang Rimba Hinterland Sadai -
13 Bangka Kota Simpang Rimba Hinterland Sadai -
14 Tukak Tukak Sadai Hinterland Sadai -
15 Pengarem Tukak Sadai Hinterland Sadai -
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Dari tabel di atas, lokasi pelabuhan yang dikeluarkan dari long list adalah Batu
Betumpang, Permis, Sebagin, Bangka Kota, Tukak, dan Pengarem. Keenam lokasi
tersebut masih berada di daratan Pulau Bangka Kabupaten Bangka Selatan..
selanjutnya sisa lokasi yang ada akan diseleksi terhadap jarak antar lokasi rencana
pelabuhan (hierarki yang sama).
II - 5
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Penutuk/Gading
2 Tanjung Labu 16,0
3 Tanjung Sangkar 11,2 12,8
4 Pulau Panjang 8,6 23,1 13,7
5 Pulau Tinggi 6,4 22,0 14,2 2,3
6 Pulau Burung 10,5 19,0 6,9 8,1 9,5
7 Pulau Kelapan 17,2 12,3 6,4 19,5 20,5 12,3
8 Pulau Pongok 31,2 15,0 25,1 37,7 36,9 32,0 21,2
9 Pulau Celagen 31,1 15,0 25,1 37,7 36,9 32,0 21,2 0,5
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Hierarki
No Pelabuhan/Terminal Lokasi (Kecamatan) Seleksi Keterangan
Pelabuhan
1 Penutuk/Gading Lepar Pongok PR √ Ada di Pulau
Lepar
2 Tanjung Labu Lepar Pongok PR √ Ada di Pulau
Lepar
3 Tanjung Sangkar Lepar Pongok PR √ Ada di Pulau
Lepar
4 Pulau Panjang Lepar Pongok PL √ Pulau Sendiri
5 Pulau Tinggi Lepar Pongok PL √ Pulau Sendiri
6 Pulau Burung Lepar Pongok PL √ Pulau Sendiri
7 Pulau Kelapan Lepar Pongok PL √ Pulau Sendiri
8 Pulau Pongok Kepulauan Pongok PR √ Pulau Sendiri
9 Pulau Celagen Kepulauan Pongok PL √ Pulau Sendiri
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan tabel di atas, lokasi rencana pelabuhan Penutuk, Tanjung Labu, dan
Tanjung Sangkar berada dalam satu pulau yaitu Pulau Lepar. Dari jarak yang
disampaikan pada tabel sebelumnya, jarak minimal untuk pelabuhan regional
adalah 20 mil. Mengingat di pulau Lepar belum tersedia fasilitas pelabuhan laut
maka ketiga lokasi tersebut tetap ditinjau dalam kunjungan lapangan agar
didapatkan data yang lebih komplit. Untuk lokasi lain yang berada dalam pulau
yang terpisah, akan ditinjau juga waktu kunjungan di lapangan.
II - 6
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Tabel 2.8 Kondisi Penutupan Lahan Lokasi Alternatif Pelabuhan di Bangka Selatan
II - 7
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Dari hasil data di atas, masing-masing lokasi alternatif rencana pelabuhan tidak
terdapat kawasan hutan lindung, kecuali Pulau Burung dimana dikelilingi oleh
terdapat kawasan lindung berupa kawasan bergambut. Dengan demikian lokasi
Pulau Burung tidak direkomendasikan dalam hal pola ruang wilayah. Selain itu,
dalam hal kondisi penutupan lahan, kawasan Pulau Burung juga terdapat hutan
mangrove sekunder yang membuat lokasi tersebut bukanlah tempat yang ideal untuk
rekomendasi tempat pelabuhan baru.
II - 8
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Dari data tabel di atas, terlihat bahwa untuk sistem perkotaan lokasi Tanjung Labu
dan Pongok merupakan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) sehingga jenis fasilitas
II - 9
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Jika melihat dari rencana sistem transportasi ataupun rencana struktur ruang
lainnya terlihat bahwa lokasi Penutuk, Tanjung Labu, Tanjung Sangkar, dan
Pongok merupakan pilihan lokasi yang sangat direkomendasikan untuk dibangun
sebuah pelabuhan. Gambaran rencana struktur ruang Kabupaten Bangka Selatan
sebagaimana dilampirkan dalam peraturan daerahnya disampaikan dalam gambar
berikut.
II - 10
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Kawasan strategis dalam hal ini dimaksudkan sebagai kawasan yang mendapatkan
peran dan fungsi khusus untuk mendukung pembangunan Kabupaten Bangka
Selatan. Beberapa kawasan strategis berdasarkan visi dan misi Kabupaten Bangka
Selatan yang sesuai dengan lokasi shortlist rencana pelabuhan adalah kawasan
minapolitan Lepar Pongok dan Tukak Sadai yang merupakan kawasan strategis
dari sudut kepentingan ekonomi.
Sebagai acuan dalam penetapan kawasan strategis telah dikeluarkan kriteria, yang
dapat digunakan untuk kepentingan penetapan kawasan strategis kabupaten,
kecuali kawasan strategis untuk pertahanan dan keamanan negara karena
merupakan kepentingan terbatas. Kawasan strategis lainnya adalah : kawasan
strategis pertumbuhan ekonomi, kawasan strategis sosial budaya, kawasan
strategis pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi dan/atau
fungsi dan daya dukung lingkungan.
Dari tabel di atas terlihat bahwa kecamatan Lepar Pongok dan Kepulauan Pongok
II - 11
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
a. Analisis Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah derajat kemudahan dicapai oleh orang, terhadap suatu objek,
pelayanan ataupun lingkungan. Kemudahan akses tersebut diimplementasikan
pada bangunan gedung, lingkungan dan fasilitas umum lainnya. Di bidang
transportasi, aksesibilitas adalah kemudahan mencapai suatu tujuan, dengan
tersedianya berbagai rute alternatif menuju satu tempat.
Penilaian tingkat aksesibilitas tiap lokasi rencana pelabuhan, baik akses darat
maupun akses laut yang dapat berupa pemeringkatan secara kualitatif sesuai
dengan nilai kemudahan pencapaiannya. Dalam hal ini, akan dapat diketahui
lokasi-lokasi dengan tingkat aksesibilitas baik, sedang dan buruk sebagai bahan
penilaian lokasi pada tahap analisis selanjutnya.
II - 12
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Dari hasil analisis di atas dapat dilihat bahwa lokasi alternatif pelabuhan rata-rata
memiliki akses dalam menuju Pulau Bangka melalui Sadai baik via laut maupun
melalui darat terlebih dahulu.
Dalam analisis ini, jumlah pergerakan yang dibangkitkan oleh suatu zona atau
kawasan per satuan waktu, sebagai indikasi awal permintaan akan kebutuhan
perjalanan (transportasi), baik kebutuhan jaringan maupun moda transportasi
diprediksi dengan Model Perencanaan transportasi Empat tahap (MPTEP) yang
II - 13
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
akan dinilai pada aspek Transportasi. Wilayah Ini merupakan hasil modifikasi
MPTEP yang menghasilkan sub model: Bangkitan dan tarikan pergerakan (Trip
Generation).
Bangkitan Pergerakan
Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah tahapan pemodelan yang
memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna
lahan atau jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona
(Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan
yang terjadi dalam satuan waktu pada suatu zona tata guna lahan (Hobbs, 1995).
Waktu perjalanan bergantung pada kegiatan kota, karena penyebab perjalanan
adalah adanya kebutuhan manusia untuk melakukan kegiatan dan mengangkut
barang kebutuhannya. Setiap suatu kegiatan pergerakan mempunyai zona asal dan
tujuan, dimana asal merupakan zona yang menghasilkan perilaku pergerakan,
sedangkan tujuan adalah zona yang menarik pelaku melakukan kegiatan.
Bangkitan Pergerakan digunakan untuk menyatakan suatu pergerakan berbasis
rumah yang mempunyai asal dan/atau tujuan adalah rumah atau pergerakan yang
dibangkitkan oleh pergerakan berbasis bukan rumah.
Model sangat dibutuhkan apabila efek tata guna lahan dan pemilikina pegerakan
terhadap besarnya bangkitan dan tarikan pergerakan berupbah sebagai fungsi
waktu. Tahapan bangkitan ini meramalkan jumlah pergerakan yang akan dilakuan
oleh seseorang pada setiap zona asal dengan menggunakan data rinci mengenai
tingkat bangkitan pergerakan, taribut sosioekonomi, serta tata guna lahan.
Tahapan ini bertujuan mempelajari dan meramalkan besarnya tingkat bangkitan
pergerakan dengan mempelajari beberapa variasi hubungan antara ciri
pergerakan dengan lingkungan tata guna lahan. Beberapa kajian transportasi
berhasil mengidentifikasi korelasi antara besarnya pergerakan dengan berbagai
peubah, dan setiap peubah tersebut juga saling berkorelasi.
Variabel – variabel yang menjadi penekanan pada studi ini terdiri dari :
1. Variabel terikat : jumlah bangkitan pergerakan rata– rata dalam sehari.
II - 14
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
2. Variabel bebas :
- Jumlah penduduk
- Jumlah nelayan
- Jumlah kapal/perahu
- Jumlah produksi ikan
Jumlah
Lokasi Alternatif Jumlah Jumlah Jumlah
Bangkitan Produksi
Rencana Penduduk Perahu Nelayan
Ikan
Pelabuhan
Y X1 X2 X3 X4
Penutuk 100 2053 1,2 59 19
Tanjung Labu 50 2017 74 38 74
Tanjung Sangkar 50 2201 95 103 95
Pulau Panjang 2 287 1 10 10
Pulau Tinggi 2 300 1 10 10
Pulau Burung 0 0 0 0 0
Pulau Kelapan 2 120 1 10 10
Pulau Pongok 40 3257 468 103 276
Pulau Celagen 15 1337 6480 127 204
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Tahapan selanjutnya adalah melalui uji korelasi. Uji statistik ini harus dilakukan
untuk memenuhi persyaratan model matematis: sesama peubah bebas tidak boleh
saling berkorelasi, sedangkan antara peubah tidak bebas dengan peubah bebas
harus ada korelasi yang kuat (baik positif maupun negatif). Dalam melakukan uji
korelasi dibantu dengan software SPSS. Hasilnya disampaikan dalam tabel berikut.
II - 15
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Dari hasil output di atas dapat diketahui bahwa antara jumlah penduduk (X1)
dengan produksi ikan (X2) nilai signifikansi 0,836 > 0,05 yang berarti tidak
terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara jumlah penduduk (X1) dan
jumlah perahu (X3) nilai signifikansi 0,016 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi
yang signifikan.
Tahap selanjutnya dilakukan regresi linier dengan memasukkan variabel X1, X2,
X3, X4, dan Y. Hasilnya disampaikan pada tabel berikut.
Tarikan Pergerakan
Jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona disebut
tarikan pergerakan. Pergerakan lalu lintas merupakan fungsi tata guna lahan yang
menghasilkan pergerakan lalu lintas. Tarikan lalu lintas adalah lalu lintas yang
menuju atau tiba ke suatu lokasi. Hasil keluaran dari perhitungan tarikan lalu
lintas berupa jumlah kendaraan, orang, atau angkutan barang per satuan waktu,
misalnya kendaraan/jam. Kita dapat dengan mudah menghitung jumlah orang atau
kendaraan yang masuk dari suatu luas tanah tertentu dalam satu hari atau satu
jam, untuk mendapatkan tarikan pergerakan (Ofyar Z. Tamin,2000).
Faktor yang paling sering digunakan adalah luas lantai untuk kegiatan industri,
komersial, perkantoran, pertokoan, dan pelayanan yang lainnya. Faktor lain yang
dapat digunakan adalah lapangan kerja. Akhir-akhir ini beberapa kajian mulai
berusaha memasukkan ukuran aksesibilitas.
II - 16
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Dari tabel di atas terlihat bahwa lokasi Penutuk, Tanjung Labu, Tanjung Sangkar
dan Pongok merupakan lokasi dengan tarikan pergerakan yang besar jika dilihat
dari jumlah siswa ditiap lokasinya. Namun, pergerakan tersebut hanya bersifat
lokal sehingga bukan merupakan pergerakan antar zona. Kalaupun merupakan
pergerakan antar zona, pergerakan yang terjadi sangat kecil. Hal hanya dipicu oleh
fasilitas pendidikan yang ada di lokasi asalnya belum lengkap.
1
Ai untuk semua i
Bi Di fid
i
Keterangan:
Tid adalah perjalanan dari zona lalu lintas asal i ke zona lalu lintas tujuan d (orang/hari)
II - 17
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Oi adalah jumlah perjalanan yang berasal dari zona lalu lintas asal I (orang/hari)
Dd adalah jumlah perjalanan yang menuju ke zona lalu lintas tujuan d (orang/hari)
fid adalah fungsi hambatan = (Cid2,1578)(eid(-0,0121*Cid))
Cid adalah waktu tempuh perjalanan (jam)
Ai adalah faktor penyeimbang
Bd adalah faktor penyeimbang
Jika digambarkan dalam bentuk desire line, maka bentuk aliran perjalanan seperti
pada gambar berikut ini.
II - 18
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Jika dilihat dari potensi yang ada, lokasi-lokasi alternatif pelabuhan memiliki
potensi masing-masing dimana rata-rata merupakan hasil penangkapan ikan di
laut dan hasil perkebunan. Hasil selaras dengan data yang ada dimana mata
pencaharian penduduk sebagian besar adalah nelayan dan petani.
Kedepan lokasi yang sangat potensial adalah Pongok dimana lahan yang bisa
dikembangkan untuk areal pertanian atau perkebunan masih sangat luas sehingga
potensi angkutan akan semakin besar.
II - 19
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
harga konstan (ADHK) yang cukup signifikan. Pada tahun 2011 PDRB Kabupaten
Bangka Selatan atas dasar harga berlaku sebesar 3,88 triliun rupiah dan meningkat
menjadi 4,77 triliun rupiah di tahun 2013.
Bila dilihat dari potensi ekonomi diwilayah ini, tampak struktur perekonomian
Kabupaten Bangka Selatan masih dominan pada sektor primer. Meskipun struktur
perokonomian masih didominasi sektor primer, namun kontribusinya semakin
menurun dari tahun ke tahun, tercatat tahun 2011 kontribusinya 70,08 persen dan
menurun hingga tahun 2013 menjadi 67,22 persen. Hal ini menandakan adanya
perubahan struktur ekonomi di Kabupaten Bangka Selatan secara lambat.
Jika dilihat dari distribusi PDRB sektoral Kabupaten Bangka Selatan ADHB (%),
kecamatan Lepar Pongok dan Kepulauan Pongok yang sebagian lapangan
usahanya adalah perkebunan dan perikanan memiliki pertumbuhan yang
fluktuatif seperti yang ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 2.19 Distribusi Persentase PDRB Sektoral Kab. Bangka Selatan ADHB (%)
Tabel 2.20 Distribusi Persentase PDRB Sektoral Kab. Bangka Selatan ADHK (%)
Tabel 2.21 Indeks Perkembangan PDRB Sektoral Kab. Bangka Selatan ADHB (%)
II - 20
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Tabel 2.22 Indeks Perkembangan PDRB Sektoral Kab. Bangka Selatan ADHK (%)
Tabel 2.23 Laju Pertumbuhan PDRB Sektoral Kabupaten Bangka Selatan ADHB (%)
Tabel 2.24 Laju Pertumbuhan PDRB Sektoral Kabupaten Bangka Selatan ADHK (%)
II - 21
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
a. Analisis Kependudukan
Komposisi penduduk di kecamatan Lepar Pongok tahun 2013 tercermin pada
piramida penduduknya yang didominasi oleh kelompok umur usi produkstif yaitu
penduduk berusia 15-64 tahun. Selain itu, komposisi penduduk juga didominasi
oleh penduduk laki-laki dengan sex ratio tahun 2013 sebesar 108 artinya untuk
setiap 208 jiwa penduduk di kecamatan leper pongok terdapat 100 penduduk
perempuan dan 108 penduduk laki-laki.
II - 22
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
piramida penduduknya yang didominasi oleh kelompok umur usia produkstif yaitu
penduduk berusia 15-64 tahun. Selain itu, komposisi penduduk juga didominasi
oleh penduduk laki-laki dengan sex ratio tahun 2013 sebesar 110 artinya untuk
setiap 210 jiwa penduduk di kecamatan leper pongok terdapat 100 penduduk
perempuan dan 110 penduduk laki-laki.
Indikator 2013
Jumlah Penduduk 4.594
Sex rasio (L/P) 110
Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 50
II - 23
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Kelahiran 110
Kematian 21
Penduduk datang 4
Penduduk Pergi 31
Sumber: Kepulauan Pongok Dalam Angka, 2014
Jadi jumlah penduduk semua lokasi diklasifikasikan menjadi 3 kelas interval yaitu:
Kelas terendah : jumlah penduduk 120 - 1045 jiwa
Kelas tengah : jumlah penduduk 1046 - 2090 jiwa
Kelas tertinggi : jumlah penduduk 2091 - 3257 jiwa
II - 24
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Dari tabel di atas terlihat bahwa lokasi Pulau Pongok dan lokasi Tanjung Sangkar
memiliki kelas interval yang tertinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya.
Sedangkan lokasi Penutuk, Tanjung Labu, dan Celagen masuk kedalam kelas
interval menengah. Lokasi Pulau Panjang, Pulau Tinggi dan Kelapan masuk
kedalam kelas interval terendah karena lokasinya yang berada di pedusunan
(bukan desa).
b. Analisis IPM
Pembangunan manusia ditunjukan untuk meningkatkan partisipasi rakyat dalam
semua proses dan kegiatan pembangunan. Keberhasilan pembangunan dewasa ini
seringkali dilihat dari pencapaian SDM. Untuk mencapai tujuan tersebut
pemerintah daerah melakukan upaya peningkatan SDM baik dari kesehatan,
pendidikan, ekonomi dan moralitas sehingga partisipasi rakyat dalam
pembangunan semakin meningkat. Sebagai fokus dan sasaran akhir pembangunan,
informasi mengenai pembangunan manusia sangatlah penting diketahui.
Dalam lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2009-2013, Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Kabupaten Bangka Selatan mengalami peningkatan. Hal ini terlihat
dari besaran nilai IPM, tahun 2009 sebesar 66,50 kemudian terus meningkat
hingga tahun 2013 besaran nilai IPM menjadi 68,58.
Dilihat dari komponennya, angka harapan hidup pada tahun 2013 sebesar 68,33
tahun, angka melek huruf sebesar 94,60, rata-rata lama sekolah sebesar 6,44
tahun, dan paritas daya beli sebesar 603,00.
II - 25
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
II - 26
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Nilai maksimum dan nilai minimum indikator X(i) disajikan pada tabel berikut.
Dengan asumsi angka harapan hidup dan paritas daya beli menggunakan data yang
telah dipublikasikan BPS (data Kabupaten Bangka Selatan) maka hasil perhitungan
IPM masing-masing lokasi alternatif pelabuhan disampaikan pada tabel berikut.
II - 27
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
k = 3,9 ~ 4
Namun karena kelas yang diinginkan adalah dengan ketentuan kelas tertinggi,
terendah dan kelas sedang, maka kelas dibagi menjadi 3 kelas saja. Jadi banyaknya
kelas yang harus dibuat adalah 3 kelas.
Lokasi pedusunan seperti Pulau Tinggi, Pulau Panjang, dan Pulau Kelapan memilki
nilai IPM yang rendah. Berbanding terbalik dengan nilai IPM yang dekat dengan
pusat desa/kawasan. Hal ini dipengarungi oleh kondisi fasilitas yang ada seperti
sekolah dan kesehatan.
II - 28
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
dikelompokkan atas ciri litologi dan dominasi dari setiap satuan batuan. Adapun
satuan batu tersebut antara lain Endapan Aluvial, Formasi Tajam dan Formasi
Kelapakampit. Batuan endapan alluvial tersebut berupa kerikil-kerakal, pasir,
lanau, lempung dan pecahan koral. Daratan Pulau Lepar tertutup oleh berbagai
jenis batuan, yaitu batuan sedimen, batuan gunung dan batuan intruksi yang
membentuk daerah perbukitan yang bergelombang dan dataran alluvial.
Dilihat dari kondisi topografi Pulau Lepar, Sungai-sungai di Pulau Lepar pada
umumnya berhulu di daerah perbukitan yang berada di bagian tengah Pulau Lepar
dan bermuara di laut. Sungai-sungai yang terdapat di Pulau Lepar tergolong
sungai-sungai yang kecil. Sungai tersebut adalah Sungai Pangku, Sungai
Elang/Sungai Buntut, dan Sungai Bayan.
Pulau Pongok adalah pulau yang dikelilingi oleh terumbu karang. Terdapat banyak
spot karang yang terdapat di sekitar pulau, diantaranya : Karang Ninek, Karang
Salma, Karang Panjang, Karang Unus, Karang Magdalena, Karang Batu Tambun,
Karang Temingkar, Karang Kuil, Karang Berengkem Laut, Karang Berengkem
Darat, Karang Lapan dan banyak lagi. Banyaknya spot karang menunjukkan
banyaknya ekosistem karang yang mengelilingi pulau. Tak heran jika ikan sangat
melimpah di pulau ini.
Dari hasil pengamatan di lapangan dan data-data sekunder yang telah diperoleh,
baik pulau lepar maupun pulau pongok memiliki komponen fisik kimia yang wajib
dijaga yaitu terumbu karang. Oleh karena itu, penempatan lokasi alternative
pelabuhan sebisa mungkin menghindari adanya terumbu karang didalamnya.
II - 29
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
II - 30
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
b. Bathimetri
Dari hasil modeling yang telah dilakukan, lokasi Tanjung Sangkar, Pulau Panjang,
Pulau Tinggi, Pulau Burung, Pulau Kelapan cenderung lebih dangkal dibandingkan
dengan lokasi lainnya. Sedangkan lokasi Penutuk, Tanjung Labu, Pongok dan
Celagen memiliki kedalaman yang cukup dibandingkan lokasi lainnya.
c. Hidro-Oceanografi
Pada dasarnya kondisi hidro oceanografi pada masing-masing lokasi tidak jauh
berbeda karena letaknya yang berada pada gugusan pulau yang sama. Hanya saja
untuk lokasi tertentu memang seperti memiliki perlindungan alami terhadap arus
dan gelombang. Untuk pola pasang surut untuk perairan sekitar Pulau Lepar dan
Pulau Pongok adalah pola pasang surut harian dengan kisaran 2,4 – 3,6 meter.
Jenis pasang surut adalah diurnal dimana dalam satu hari terjadi satu kali pasang
dan satu kali surut. Untuk lebih jelasnya, hidro-oceanografi pada masing-masing
lokasi alternatif disampaikan pada tabel berikut.
II - 31
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
d. Klimatologi
Kondisi klimatologi juga mempengaruhi perairan laut khususnya perairan antara
pulau Lepar dan Pulau Pongok yang terhubung dengan laut Jawa dan Laut Cina
Selatan. Pada bulan Februari arah angin di perairan ini bergerak dari arah barat
sehingga mengakibatkan arus permukaan air laut umumnya bergerak dari arah
barat daya – barat laut berkisar antara 6 -12 cm/detik. Sebaliknya pada bulan
Agustus angin bertiup dari Timur ke Barat Daya dengan kecepatan 12 – 25
cm/detik. Untuk lokasi pelabuhan yang sangat terpengaruh oleh kondisi
klimatologi dijelaskan pada tabel berikut.
Dalam juknis tersebut juga telah disampaikan bobot aspek kelayakan yang
ditetapkan secara nasional seperti yang disampaikan pada tabel berikut.
II - 32
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Sub
No. Aspek Bobot Sub Aspek
Bobot
Aspek Tata Ruang dan Struktur Ruang 5%
1 10%
Kebijakan Kawasan Strategis 5%
Aksesibilitas Darat 7%
Aksesibilitas Laut 7%
Aspek Transportasi Bangkitan dan Tarikan
2 30% Pergerakan (Trip 8%
Wilayah
Generation)
Sebaran Pergerakan (Trip 8%
Distribution)
Potensi Komoditas 8%
Hinterland
3 Aspek Ekonomi Wilayah 15%
Indeks Pertumbuhan 7%
Wilayah
Jumlah Penduduk 6%
Aspek Sosial
4 13% Indeks Pembangunan
Kependudukan 7%
Manusia (IPM)
Komponen Fisik-Kimia 3%
5 Aspek Lingkungan 10% Komponen Biologi-Hayati 3%
Rawan Bencana 4%
Topografi dan Kelerengan 5%
Bathymetri 6%
6 Aspek Teknis 22%
Hidro-Oceanografi 5%
Klimatologi 6%
Total Bobot 100% 100%
Sumber: Juknis Pra FS, 2015
II - 33
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Tabel 2.35 Rangkuman Hasil Penilaian Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Kabupaten Bangka Selatan
II - 34
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Tabel 2.36 Hasil Pembobotan Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Kabupaten Bangka Selatan
II - 35
Executive Summary – Pra Studi Kelayakan (Pre-FS) Pembangunan Pelabuhan Laut di Lokasi
Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung
2015
Penyusunan skala prioritas ini merupakan hasil perkalian bobot dan nilai pada
lokasi rencana pelabuhan, dimana lokasi yang memiliki rating tertinggi secara
otomatis merupakan lokasi prioritas pembangunan pelabuhan yang akan diproses
berdasarkan tahapan selanjutnya sebagaimana disebutkan dalam RTPP.
Dengan memperhatikan hasil perkalian bobot dan nilai pada sub bab sebelumnya
didapatkan bahwa lokasi rencana pelabuhan yang merupakan prioritas adalah:
1. Di lokasi Pulau Pongok Kecamatan Kepulauan Pongok,
2. Di lokasi Tanjung Labu Kecamatan Lepar Pongok,
3. Di Lokasi Penutuk Kecamatan Lepar Pongok.
II - 36