PEMBANGUNAN JEMBATAN
LINGKUP PEKERJAAN
DIVISI I
1.2 Mobilisasi
DIVISI II
DIVISI III
DIVISI VII
7.1 (7)a Beton Mutu Sedang f’c 20 Mpa Dinding & Trotoar
Meter 40 Mpa
7.2 (1b) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang 30,6
Meter 50 Mpa
7.2 (10a) Beton Diafragma f’c 28 Mpa Termasuk Pekerjaan Penegangan Setelah
7.2 (10b) Beton Diafragma f’c 28 Mpa Termasuk Pekerjaan Penegangan Setelah
7.2 (12a) Penyediaan dan Pemasangan Plat Deck t = 7 cm, f’c 28 Mpa Untuk Girder
25,6 Meter
7.2 (12b) Penyediaan dan Pemasangan Plat Deck t = 7 cm, f’c 28 Mpa Untuk Girder
30,6 Meter
7.6 (12b) Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak Dia. 600 mm Tipe C
7.6 (18b) Pemancangan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak Diameter 600 mm
7.6 (20) Tambahan Biaya Untuk Nomor Mata Pembayaran 7.6.(13) s/d 7.6.(18) bila
DIVISI VIII
9.1.(1) Mandor
1.2 Mobilisasi
Kegiatan mobilisasi mencakup pekerjaan, sebagai berikut :
Pengangkutan peralatan konstruksi sesuai dengan daftar peralatan yang akan
digunakan untuk mengerjakan proyek . Alat -alat yang berasal dari luar pulau dimobilisasi
dengan Kapal Laut kemudian setelah tiba di daratan dimobilisasi lagi dengan menggunakan
Tronton dan Ponton/LCT ke Lokasi Pekerjaan.
Mobilisasi juga meliputi demobilisasi dari tempat kerja oleh kontraktor pada akhir
kontrak, kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada konsultan pengawas
untuk diperiksa dan kemudian diajukan ke pemimpin proyek untuk disetujui dan akan
dinyatakan (persetujuannya) sebelum tanggal permulaan berlakunya Kontrak.
A. Sewa Tanah
Sewa tanah pada masyarakat untuk pembuatan base camp, kantor kerja, barak
karyawan, gudang dan lain-lain.
B. Peralatan
Peralatan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini:
Semua peralatan seperti yang tercantum pada tabel di atas dimobilisasi menuju site
(lokasi kerja), mobilisasi sebagian menggunakan LCT/Ponton dan sebagian peralatan dengan
2. Kantor
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang
digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja
dibuat sebagai tempat membuat laporan dan kelengkapan administrasi proyek selama
pekerjaan berjalan. Ataupun dialihkan dengan menyewa rumah penduduk untuk dijadikan
sebagai kantor sementara pelaksanaan pekerjaan.
D. Mobilisasi lainnya
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang
digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja
dibuat sebagai tempat membuat laporan dan kelengkapan administrasi proyek selama
pekerjaan berjalan. Ataupun dialihkan dengan menyewa rumah penduduk untuk dijadikan
sebagai kantor sementara pelaksanaan pekerjaan.
E.II. Lain-Lain
1. Komunikasi Lapangan
Alat komunikasi lapangan perlu disiapkan untuk kelancaran pekerjaan dan komunikasi
terhadap pelaksana lapangan dan penyedia jasa.
2. Asbuilt Drawing
Pembuatan As-Built Drawing dibuat setelah pekerjaan selesai, pembuatan as-built
drawing dibuat berdasarkan hasil pengukuran akhir dan dibuat sebagai laporan gambar
terakhir kepada penyedia jasa bahwa pekerjaan telah selesai.
Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas
sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman perambuan sementara untuk
pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-2003, dan panduan teknis 3, keselamatan dilokasi pekerjaan
jalan, dan peraturan menteri perhubungan No. PM 13/2014 tentang rambu lalu lintas.
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama periode
pelaksanaan harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk pengecetan jika perlu oleh
penyedia jasa dengan biaya sendiri.
Bila tidak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan dari daerah
kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak merusak
kendaraan yang melalui atau melukai pengguna jalan jika tertabrak dan harus tetap stabil
dan berdiri di tempat ketika diterpa angin maupun getaran akibat lalu lintas kendaraan lewat.
G. Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan segera
dilakukan demobilisasi kembali. Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka
kontraktor akan melakukan pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-
lain akan di bongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini
dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 6
pelaksana bersama-sama konsultan pengawas/Direksi, dan PPK melakukan serah terima
pekerjaan. Dalam jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan
segala sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana
dan harus dilakukan perawatan.
Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas
sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman perambuan sementara untuk
pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-2003, dan panduan teknis 3, keselamatan dilokasi pekerjaan
jalan, dan peraturan menteri perhubungan No. PM 13/2014 tentang rambu lalu lintas.
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama periode
pelaksanaan harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk pengecetan jika perlu oleh
penyedia jasa dengan biaya sendiri.
Bila tidak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan dari daerah
kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak merusak
kendaraan yang melalui atau melukai pengguna jalan jika tertabrak dan harus tetap stabil
dan berdiri di tempat ketika diterpa angin maupun getaran akibat lalu lintas kendaraan lewat.
A. Koordinator Manajemen Keselamatan Lalu Lintas .
Penyedia jasa harus menyediakan tenaga Koordinator Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas (KMKL) yang memadai.
KMKL harus secara aktif berparstisipasi dalam semua rapat regular maupun khusus dengan
direksi pekerja. KMKL harus siap dihubungi pada setiap saat (24 jam perhari, 7 hari per
minggu) melalui komunikasi bergerak untuk mengatasi kesulitan –kesulitan, keadaan darurat
dan hal-hal lain terkait lalu lintas dan manajemen keselamatan selama periode pelaksanaan.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 7
Tugas –tugas KMKL harus mencakup berikut ini:
1. Memahami persyaratan kontrak tual, termasuk denah, spesifikasi, dan lingkungan di mana
pekerjaan sipil akan dilaksanakan.
2. Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari pengaturan lalu lintas yang di
gunakan dalam kegiatan dan memastikan bahwa perlengkapan tersebut berfungsi sebagai
mana mestinya, bersih, dapat dilihat dan memenuhi spesifikasi,denah serta peraturan-
peraturan setempat.
3. Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas pengaturan lalu lintas yang sesuai, memberi
pendapat kepada direksi pekerjaan tentang hal-hal terkait, dan memastikan bahwa RMKL
telah diimplemntasikan untuk pergerakan lalu lintas yang aman dan efisiensi.
4. Mengkoordinasikan pemeliharaan dari pengoperasian lalu lintas dengan direksi pekerjaan.
5. Melakukan rapat keselamatan lalu lintas dengan penyedia jasa sebelum pelaksanaan
dimulai, dan rapat berkala yang dianggap perlu atau sebagaimana diperintahkan oleh direksi
pekerja. Direksi pekerjaan harus diberitahu sebelumnya untuk menghadiri rapat-rapat ini.
B. Urutan Kerja Keselamatan Lalu lintas Yang Perlu Diperhatikan Oleh Penyedia Jasa.
1. Penyedia jasa menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode konstruksi sesui
ketentuan.
2. Buat rencana kerja manajemen lalu lintas sesui schedule pekerjaan dan di koordinasikan
dengan seluruh personil yang terkait.
3. Kelompok kerja pengatur lalu lintas selama konstruksi menggunakan tenaga pengatur dan
flagman dengan 3 shiff.
4. Pengalihan arus lalu lintas harus ijin PPK dan pihak terkait.
5. Semua rambu lintas harus jelas dan terbaca oleh pengguna jalan.
A. Bahan / Material:
1. Sheet Pile
2. Pelat Besi
3. Kayu/Bracing
B. Peralatan:
1. Excavator
2. Crane On Truck + Ponton
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump truck
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Batu kali / gunung
2. Semen
3. Pasir
B. Peralatan:
1. Concrete Mixer
2. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Batu
3. Pekerja
3. Uraian Pekerjaan
a. Pemasangan bouwplank,
b. Melakukan penggalian pada titik lokasi pekerjaan yang akan dipasang gorong-gorong
c. Menghampar pasir urug dengan tebal 5 cm sebagai lantai kerja atau sesuai arahan
konsultan pengawas/direksi lapangan,
d. Ditempat terpisah gorong-gorong beton bertulang dicetak sesuai dengan spsifikasi atau
bestek kerja, dengan terlebih dahulu mengajukan JMF dan JMD Beton kepada Direksi
Lapngan. Lalu diangkut ke lokasi pekerjaan,
e. Pemasangan Precast Gorong-Gorong Beton Berulang.
f. Penimbunan kembali dengan material pilihan, lalu dipadatkan.
A. Bahan / Material:
1. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang
2. Tanah Timbunan
B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Tidak Ada
B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Timbunan Biasa dari Sumber Galian (Quarry)
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
Urutan Kerja :
1. Material diangkut dan diangkat/dimuat ke dump truck oleh Wheel loader/Excavator
kemudian dibawa ke lokasi penimbunan.
2. Timbunan dihampar oleh motor grader dan dipadatkan dengan tandem roller.
3. Pada saat pemadatan material timbunan disiram air dengan menggunakan water tanker
secukupnya untuk mendapatkan kepadatan maksimal.
4. Sekelompok pekerja merapikan pekerjaan dengan menggunakan alat bantu.
5. Timbunan pilihan dari sumber galian tidak boleh terdiri dari bahan galian yang
mengandung organik daun-daunan,rumputan dan akar.
6. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi pekerjaan sampai
mencapai kepadatan yang diisyaratkan.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 16
7. Setiap lapisan timbunan pilihan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
diisyaratkan,diuji kepadatan dan harus diterima oleh direksi pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.
8. Timbunan pilihan harus dipadatkan melalui dari tepi luar dan bergerak menuju arah
sumbu jalan sedemikan rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama.
A. Bahan / Material:
1. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian (Quarry)
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku
B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku
B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku
B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir Beton
3. Agregat Kasar
4. Batu Pecah/Batu Kali
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku
B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
7.2.(1a) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelegar Tipe I Bentang 25,6 meter 40 MPa
Gelagar Tipe I Jembatan ini dipesan melalui pembuat dan pemasok Beton Pracetak
dengan spesifikasi panjang bentang dan mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknik atau atas
persetujuan konsultan pengawas dan direksi lapangan. Dalam hal ini pembuat dan pemasok
gelagar ini sendiri harus memiliki izin sertifikat dan ISO yang mendapat
pengakuan/dikeluarkan oleh instansi pemerintah terkait. Setelah bentangan tiba di lokasi
pekerjaan, penyedia jasa harus mengecek kembali dudukan/abutment sebagai tempat
dudukan Gelagar Pracetak. Apakah Dudukan gelagarnya sudah tepat dan sesuai. Selanjutnya
Gelagar Pracetak ini diangkat dengan menggunakan Crane on Track dimana minimal harus
terdapat 2 Crane on Track yang mengangkat gelagar ini dimasing-masing ujung gelagar dan
dapat pula dibantu oleh excavator. Gelagar diangkat dan didudukan di kedua abutment.
Dalam Pengangkatan Gelagar ini penyedia jasa terutama operator crane in track harus
berhati-hati dan sangat teliti dalam mengangkan dan mendudukan gelagar pracetak ini
sambal mengikuti arahan dan petunjuk dari konsultan pengawas.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 26
A. Bahan / Material:
1. Gelagar Pracetak Tipe I Bentang 25,6 Meter 40 MPa
B. Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Excavator
5. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
7.2.(1b) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelegar Tipe I Bentang 30,6 meter 50 MPa
Gelagar Tipe I Jembatan ini dipesan melalui pembuat dan pemasok Beton Pracetak
dengan spesifikasi panjang bentang dan mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknik atau atas
persetujuan konsultan pengawas dan direksi lapangan. Dalam hal ini pembuat dan pemasok
gelagar ini sendiri harus memiliki izin sertifikat dan ISO yang mendapat
pengakuan/dikeluarkan oleh instansi pemerintah terkait. Setelah bentangan tiba di lokasi
pekerjaan, penyedia jasa harus mengecek kembali dudukan/abutment sebagai tempat
dudukan Gelagar Pracetak. Apakah Dudukan gelagarnya sudah tepat dan sesuai. Selanjutnya
Gelagar Pracetak ini diangkat dengan menggunakan Crane on Track dimana minimal harus
terdapat 2 Crane on Track yang mengangkat gelagar ini dimasing-masing ujung gelagar dan
dapat pula dibantu oleh excavator. Gelagar diangkat dan didudukan di kedua abutment.
Dalam Pengangkatan Gelagar ini penyedia jasa terutama operator crane in track harus
A. Bahan / Material:
1. Gelagar Pracetak Tipe I Bentang 30,6 Meter 50 MPa
B. Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Excavator
5. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
7.2.(10a) Beton Diafragma fc’ 28 MPa Termasuk Pekerjaan Penegangan Setelah Pengecoran
(Post Tension) untuk Girder 25,6 Meter
Diafragma merupakan elemen yang ditempatkan pada elemen lain atau pada sistem
superstructure untuk mendistribusikan gaya-gaya serta untuk meningkatkan kekuatan dan
kekakuan system. Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan
ikatan antara Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masing Girder dalam arah
horisontal. Pengikat tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian stressing pada diafragma
dan gelagar sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan. Diafragma berfungsi sebagai
pengunci dan pengaku antar girder agar tidak terjadi guling. Setelah pekerjaan pemasangan
balok girder selesai, dilanjutkan dengan pemasangan beton diafragma. Beton diafragma di
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 28
cetak di lokasi atau dicetak di tempat lain dengan mutu dan bentuk sesuai dengan
spesifikasi/gambar rencana dan telah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas
maupun direksi lapangan. Perlu diperhatikan sebelum pekerjaan diafragma dilaksanakan,
terlebih dahulu dilakukan penyatuan gelagar dengan menggunakan metode Post Tension.
Metode Post Tension dilakukan dengan menggabungkan beberapa segmen balok untuk
kemudian disatukan dengan menggunakan perekat lalu disetressing.
A. Bahan / Material:
1. Beton Diafragma fc’ 28 MPa
B. Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
7.2.(10b) Beton Diafragma fc’ 28 MPa Termasuk Pekerjaan Penegangan Setelah Pengecoran
(Post Tension) untuk Girder 30,6 Meter
Diafragma merupakan elemen yang ditempatkan pada elemen lain atau pada sistem
superstructure untuk mendistribusikan gaya-gaya serta untuk meningkatkan kekuatan dan
kekakuan system. Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan
ikatan antara Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masing Girder dalam arah
horisontal. Pengikat tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian stressing pada diafragma
dan gelagar sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan. Diafragma berfungsi sebagai
pengunci dan pengaku antar girder agar tidak terjadi guling. Setelah pekerjaan pemasangan
balok girder selesai, dilanjutkan dengan pemasangan beton diafragma. Beton diafragma di
cetak di lokasi atau dicetak di tempat lain dengan mutu dan bentuk sesuai dengan
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 29
spesifikasi/gambar rencana dan telah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas
maupun direksi lapangan. Perlu diperhatikan sebelum pekerjaan diafragma dilaksanakan,
terlebih dahulu dilakukan penyatuan gelagar dengan menggunakan metode Post Tension.
Metode Post Tension dilakukan dengan menggabungkan beberapa segmen balok untuk
kemudian disatukan dengan menggunakan perekat lalu disetressing.
A. Bahan / Material:
1. Beton Diafragma fc’ 28 MPa
B. Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
7.2.(12a) Penyediaan dan Pemasangan Plat Deck t= 7 cm fc’ = 28 MPa Untuk Girder 25,6 Meter
Deck slab (Plat Deck) merupakan elemen non-struktural yang berfungsi sebagai lantai
kerja dan bekisting bagi plat lantai jembatan. Deck slab tersebut dibuat dari beton dengan
mutu fc’ 28 MPa dengan ketebalan 7 cm. Plat Deck jembatan berfungsi untuk menahan beban
yang bekerja di atas jembatan secara merata dan agar mendapat permukaan yang rata.
Ada 2 Metode yang dapat digunakan dalam item pekerjaan ini, yaitu dengan cara pembuatan
dan perakitan di lokasi atau Plat Deck Precast yang telah dicetak dan dipesan.
A. Bahan / Material:
1. Beton Mutu fc’ 28 MPa
2. Baja Tulangan U-24
3. Kayu Peracah/ Multiplex
B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 31
3. Concrete Vibrator
4. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Besi
3. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Plat Deck fc’ 28 MPa, t = 7 cm
B. Peralatan:
1. Crane on Track + Ponton
2. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Baja Tulangan U-24
2. Kawat Bendrat (Pengikat)
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
A. Bahan / Material:
1. Baja Tulangan U-32
2. Kawat Bendrat (Pengikat)
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Besi
7.6.(12)b Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak Dia. 600 mm Tipe C
Tiang Pancang adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya diaplikasikan di daerah
dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana umumnya dengan jenis tanah lembek atau
tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup tinggi. Tiang Pancang dalam defenisinya
merupakan susunan tiang beton bertulang dengan diameter 60 cm yang dimasukkan atau
ditancapkan secara vertikal ke dalam tanah dengan menggunakan Pile Driver + Hammer
yang ditunjukkan untuk memperkuat daya dukung terhadap beban di atasnya. Tiang
Pancang yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan atau
berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari konsultan pengawas dan direksi lapangan.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai Metode Pemancangan Beton Tiang pancang
menggunakan alat pancang hidrolik hammer, yaitu sebagai berikut :
1. Penyiapan lahan area kerja yang cukup guna penampatan alat berat juga area manuver
alat.
2. Penyiapan lahan untuk penempatan material (tiang pancang) pada posisi yang strategis
guna memudahkan dalam pengerjaannya.
3. Pada masing masing tiang pancang diberi identitas dan diberi meteran per satu meter.
4. Penyiapan alat-alat kerja pendukung lainnya.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 34
5. Melakukan pengukuran :
Pengukuran dilakukan oleh Pemborong dengan disaksikan dan disahkan oleh
Direksi/MK.
Kedudukan/posisi dari masing-masing tiang pancang harus ditandai dengan patok
bergaris tengah 80 mm dengan panjang 300 mm yang ditancapkan didalam tanah.
Bagian atas patok sepanjang 150 mm harus dicat dengan warna yang menyolok.
Sebelum mulai jacking, tiang yang akan dijacking harus dicheck dan berada dalam
keadaan/posisi vertikal.
Penyambungan tiap bagian tiang dengan las harus dilakukan secermat mungkin dan
benar, sehingga tidak ada celah/lubang pada sambungan las tersebut.
Semua tiang pancang harus mempunyai nomor referensi, tanggal cor, panjang dan lain
lainnya dengan aturan sebagai bcrikut :
Setiap tiang pancang bagian I diberi tanda pada interval 50 Cm.
Setiap tiang pancang bagian II diberi tanda pada interval 25 Cm.
Setiap tiang pancang bagian III diberi tanda pada interval 10 Cm.
6. Pengujian Tiang pancang :
a. Pengujian dilakukan terhadap suatu Tiang pancang percobaan yang tidak dipakai (unused
pile) sebelum dilakukan pemancangan sebenarnya (used pile).
b.Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membuktikan kebenaran asumsi yang
dipergunakan dalam penurunan dan perhitungan design load dari tiang pancang.
7. Penyipapan informasi data teknis : Panjang tiang Pancang, Energi Hammer, Literatur
dan Referensi teknis lengkap tentang alat pemukul yang dipakai.
8. Tahap-tahap pelaksanaan pemancangan :
a. Sebelum dilakukan pemancangan, semua tiang pancang pra-cetak harus diberikan
perincian dan data secara jelas pada sisi puncak tiangnya meliputi nomor referensi , Panjang
tiang, tanggal pengecoran, beban Kerja.
b. Sebelum dilakukan pemancangan harus diteliti terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
Pada pemancangan tiang yang utuh maka pemancangan (set) maksirnum umumnya
diperoleh dengan cara menggunakan alat pemukul (hammer) yang paling tepat dan
paling lunak. Bila pemancangan dilakukan secara sebagian (segmental) maka ketinggian
maksimum pemukulan yang diusulkan harus semaksimal mungkin konsisten dengan
tegangan maksimum yang diijinkan padabeton dan massa alat pemukulnya juga harus
diganti dengan yang sesuai, haruspula diperhitungkan kemungkinan adanya kehilangan
energi pada sambungan.
Bila tiang pancang segmental menemui tanah yang lembek sekali, batuan keras atau
lapisan-lapisan batuan maka ketinggian pemukulannya harus dikurangi.
Pemborong harus memberikan perincian tentang urutan pemancangan yang
harusdisusun sedemikian rupa untuk menghindari terangkatnya kembali (up lifting) tian
pancang.
Bila tiang yang dipancangkan pada tanah lunak sampai kelapisan keras pendukung
untuk memperoleh penumpuan ujung yang kuat (high end bearing) maka ketinggian dari
A. Bahan / Material:
1. Tiang Pancang
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
Untuk menghindari atau mengurangi resiko pile heaving dapat dilakukan langkah sebagai
berikut :
Jarak bersih antar tiang pancang tidak kurang dari 2 diameter atau diagonal penampang
tiang – ditentukan oleh konsultan desain, jika terjadi pile heaving dalam 5 kelompok
tiang berturut-turut, maka diinformasikan kepada PM untuk diputuskan apakah akan
diubah jarak antar tiang pancang atau tidak.
Jika terdapat kelompok tiang pancang, pemancangan dimulai dari posisi terdalam lalu
melingkar keluar.
A. Bahan / Material:
1. Tiang Pancang
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
7.6.(20) Tambahan Biaya Untuk Nomor Mata Pembayaran 7.6.(13) s/d 7.6.(18) Bila Tiang
Pancang di tempat yang berair
Item pekerjaan ini untuk menutupi atau sebagai persiapan apabila pemancangan
dilakukan di tempat yang berair. Pada prinsipnya item pekerjaan ini sama dengan
pemancangan pada tanah. Pemacangan di tengah sungai, maka tiang pancang sedianya
diangkt dan dibawah dengan menggunakan ponton. Perlu diperhatikan disini dalam
pengerjaan pancang ditengah sungai lebih berisiko karena beban arus aliran sungai.
A. Bahan / Material:
1. Batu Kali/Gunung
2. Semen
3. Pasir
B. Peralatan:
1. Concrete Mixer
2. Water Tanker
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Batu
3. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Elastomer/Logam
2. Bahan Pengisi/Filler/Beton/Aspal Sealent
3. Sealent (Penutup)
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Elastomer Bearing Pad
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Karet Fender Tipe V
2. Anchor Fender
3. Ring Baut
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
A. Bahan / Material:
1. Kerb Pracetak
2. Semen
3. Pasir
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
9.1.(1) Mandor
Pekerjaan ini mencakup operasi – operasi yang disetujui direksi, pekerjaan yang
semula tidak diperkirakan tetapi diperlukan selama masa pekerjaan. Operasi – operasi yang
dilaksanakan menurut pekerjaan harian dapat terdiri dari jenis pekerjaan apapun
sebagaimana yang ditunjukkan / diperintahkan oleh direksi lapangan.
Sebagaimana tugas utama dari seorang mandor yaitu melaksanakan tiap pekerjaan
sesuai arahan pelaksana/site manager. Lamanya pekerjaan yang dilakukan oleh Mandor akan
dihitung sesuai jam kerja Pekerja tersebut.