Anda di halaman 1dari 47

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMBANGUNAN JEMBATAN

LINGKUP PEKERJAAN

DIVISI I

1.2 Mobilisasi

1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

1.8.(3) Cofferdam dan Pekerjaan Dewatering

1.17 Pengamanan Lingkungan Hidup

DIVISI II

2.1.(1) Galian Untuk Selokan Drainase Dan Saluran Air

2.2.(1) Pasangan Batu Dengan Mortar

2.3.(3) Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter dalam 75-85 cm

DIVISI III

3.1.(3) Galian Struktur Dengan Kedalaman 0 – 2 Meter

3.2.(1a) Timbunan Biasa Dari Sumber Galian

3.2.(2a) Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian

DIVISI VII

7.1 (5)a Beton Mutu Sedang f’c 30 Mpa Lantai Jembatan

7.1 (6) Beton Mutu Sedang f’c 25 Mpa

7.1 (7)a Beton Mutu Sedang f’c 20 Mpa Dinding & Trotoar

7.1 (9) Beton Siklop f’c 15 Mpa

7.1 (10) Beton Mutu Rendah f’c 10 Mpa

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 1


7.2 (1a) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang 25,6

Meter 40 Mpa

7.2 (1b) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang 30,6

Meter 50 Mpa

7.2 (10a) Beton Diafragma f’c 28 Mpa Termasuk Pekerjaan Penegangan Setelah

Pengecoran (post Tension) Untuk Girder 25,6 Meter

7.2 (10b) Beton Diafragma f’c 28 Mpa Termasuk Pekerjaan Penegangan Setelah

Pengecoran (post Tension) Untuk Girder 30,6 Meter

7.2 (12a) Penyediaan dan Pemasangan Plat Deck t = 7 cm, f’c 28 Mpa Untuk Girder

25,6 Meter

7.2 (12b) Penyediaan dan Pemasangan Plat Deck t = 7 cm, f’c 28 Mpa Untuk Girder

30,6 Meter

7.3 (1) Baja Tulangan U 24 Polos

7.3 (3) Baja Tulangan U 32 Ulir

7.6 (12b) Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak Dia. 600 mm Tipe C

7.6 (18b) Pemancangan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak Diameter 600 mm

7.6 (20) Tambahan Biaya Untuk Nomor Mata Pembayaran 7.6.(13) s/d 7.6.(18) bila

dipancang di tempat yang berair

7.9 (1) Pasangan Batu

7.11 (6) Expansion Joint Tipe Baja Bersudut

7.12 (3) Perletakan Elastomer Bearing Pad, 35 x 50 x 4 cm

7.12 (5) Karet Fender Tipe V, H = 300 mm, L = 1000 mm

DIVISI VIII

8.4.(10b) Kerb Pracetak Jenis 2 (Penghalang/Barrier)

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 2


DIVISI IX

9.1.(1) Mandor

9.1.(2) Pekerja Biasa

9.1.(4)a Dump Truck, Kapasitas 3 – 4 M³

9.1.(19) Pompa Air 70 – 100 mm

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 3


DIVISI I

1.2 Mobilisasi
Kegiatan mobilisasi mencakup pekerjaan, sebagai berikut :
Pengangkutan peralatan konstruksi sesuai dengan daftar peralatan yang akan
digunakan untuk mengerjakan proyek . Alat -alat yang berasal dari luar pulau dimobilisasi
dengan Kapal Laut kemudian setelah tiba di daratan dimobilisasi lagi dengan menggunakan
Tronton dan Ponton/LCT ke Lokasi Pekerjaan.
Mobilisasi juga meliputi demobilisasi dari tempat kerja oleh kontraktor pada akhir
kontrak, kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada konsultan pengawas
untuk diperiksa dan kemudian diajukan ke pemimpin proyek untuk disetujui dan akan
dinyatakan (persetujuannya) sebelum tanggal permulaan berlakunya Kontrak.
A. Sewa Tanah
Sewa tanah pada masyarakat untuk pembuatan base camp, kantor kerja, barak
karyawan, gudang dan lain-lain.

B. Peralatan
Peralatan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini:

No Jenis Alat Kapasitas Jumlah


1 Batching Plant 60 Ton/Jam 1 Unit
2 Stone Crusher 60 Ton/Jam 1 Unit
3 Vibrator Roller 8 Ton 1 Unit
4 Motor Grader 10.8 Ton 1 Unit
5 Dump Truck 10 Ton 10 Unit
6 Dump Truck 5 ton 5 Unit
7 Water Tanker 4000 Liter 1 Unit
8 Water Pump 70 – 100 mm 1 Unit
9 Concrete Mixer 350 Liter 5 Unit
10 Excavator PC 200 2 Unit
11 Excavator PC 100 1 Unit
12 Compressor 4000 – 6500 Liter 1 Unit
13 Concrete Vibrator 5,5 HP 5 Unit
14 Pile Driver + Hammer 2,5 Ton 1 Unit
15 Crane On Track 35 Ton 1 Unit
16 Truck Mixer (Agiator) 5 M³ 5 Unit
17 Concrete Pan Mixer 8 M³ 2 Unit
18 Ponton 28 Ft 1 Unit

Semua peralatan seperti yang tercantum pada tabel di atas dimobilisasi menuju site
(lokasi kerja), mobilisasi sebagian menggunakan LCT/Ponton dan sebagian peralatan dengan

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 4


Self Loader atau Trailer, sedangkan yang lain selain peralatan semua personil pekerja juga
dimobilisasi ke lokasi kerja.

C.Mobilisasi Fasilitas Kontraktor


1. Base Camp
Pembuatan Base Camp kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang
digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30 lantai berupa
rabat beton dilengkapi dengan pintu dan jendela. Base camp dibuat sebagai tempat tinggal
para karyawan selama pekerjaan berjalan. Base Camp harus juga dilengkapi kantor Direksi
dan di isi dengan meja, kursi lipat, kotak P3K dan papan nama proyek.

2. Kantor
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang
digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja
dibuat sebagai tempat membuat laporan dan kelengkapan administrasi proyek selama
pekerjaan berjalan. Ataupun dialihkan dengan menyewa rumah penduduk untuk dijadikan
sebagai kantor sementara pelaksanaan pekerjaan.

3. Gudang dan Lain-lain


Pembuatan Gudang,dan lain-lain dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi
yang digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atas seng Bjls 0,30. Gudang
dan lain-lain dibuat sebagai tempat penyimpanan material dan peralatan kerja dan juga
sebagai fasilitas penunjang pekerjaan selama pekerjaan dikerjakan.

D. Mobilisasi lainnya
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang
digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja
dibuat sebagai tempat membuat laporan dan kelengkapan administrasi proyek selama
pekerjaan berjalan. Ataupun dialihkan dengan menyewa rumah penduduk untuk dijadikan
sebagai kantor sementara pelaksanaan pekerjaan.

E.II. Lain-Lain
1. Komunikasi Lapangan
Alat komunikasi lapangan perlu disiapkan untuk kelancaran pekerjaan dan komunikasi
terhadap pelaksana lapangan dan penyedia jasa.

2. Asbuilt Drawing
Pembuatan As-Built Drawing dibuat setelah pekerjaan selesai, pembuatan as-built
drawing dibuat berdasarkan hasil pengukuran akhir dan dibuat sebagai laporan gambar
terakhir kepada penyedia jasa bahwa pekerjaan telah selesai.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 5


3. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek digunakan sebagai identitas atau informasi mengenai proyek.
Papan nama dibuat dua buah dan ditempatkan pada awal dan akhir proyek,papan nama
terbuat dari plywood dan kayu kaso dengan pondasi adukan semen, pasir dan split.

F. Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas.


Pelaksanaan pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga yang
berkompeten dari PT. Hexapilar Perkasa yang telah berpengalaman dalam penanganan
proyek-proyek besar, khususnya dibidang jalan dan jembatan untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait.
Dalam pelaksanaan proyek, perlu diperhatikan keselamatan kerja yang baik, atau
keselamatan kepada pekerja maupun keselamatan kepada masyarakat yang melintas di lokasi
jalan yang sedang dikerjakan. Sehingga penyedia jasa harus menyediakan perlengkapan jalan
sementara sesuai Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL), perlengkapan
jalan/jembatan sementara dapat berupa.
1. Rambu panah berkedip.
2. Rambu tetap informasi pengalihan/pengatur lalu lintas.
3. Rambu portable informasi pengalihan/pengaturan lalu lintas.
4. Rambu penghalang lalu lintas jenis plastic.
5. Rambu peringatan.
6. Rambu petunjuk.
7. Peralatan Komunikasi dan lainnya.

Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas
sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman perambuan sementara untuk
pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-2003, dan panduan teknis 3, keselamatan dilokasi pekerjaan
jalan, dan peraturan menteri perhubungan No. PM 13/2014 tentang rambu lalu lintas.
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama periode
pelaksanaan harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk pengecetan jika perlu oleh
penyedia jasa dengan biaya sendiri.
Bila tidak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan dari daerah
kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak merusak
kendaraan yang melalui atau melukai pengguna jalan jika tertabrak dan harus tetap stabil
dan berdiri di tempat ketika diterpa angin maupun getaran akibat lalu lintas kendaraan lewat.

G. Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan segera
dilakukan demobilisasi kembali. Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka
kontraktor akan melakukan pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-
lain akan di bongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini
dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 6
pelaksana bersama-sama konsultan pengawas/Direksi, dan PPK melakukan serah terima
pekerjaan. Dalam jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan
segala sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana
dan harus dilakukan perawatan.

1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Pelaksanaan pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga yang
berkompeten dari PT. Hexapilar Perkasa yang telah berpengalaman dalam penanganan
proyek-proyek besar, khususnya dibidang jalan dan jembatan untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait.
Dalam pelaksanaan proyek, perlu diperhatikan keselamatan kerja yang baik, atau
keselamatan kepada pekerja maupun keselamatan kepada masyarakat yang melintas di lokasi
jalan yang sedang dikerjakan. Sehingga penyedia jasa harus menyediakan perlengkapan jalan
sementara sesuai Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL), perlengkapan
jalan/jembatan sementara dapat berupa.
1. Rambu panah berkedip.
2. Rambu tetap informasi pengalihan/pengatur lalu lintas.
3. Rambu portable informasi pengalihan/pengaturan lalu lintas.
4. Rambu penghalang lalu lintas jenis plastic.
5. Rambu peringatan.
6. Rambu petunjuk.
7. Peralatan Komunikasi dan lainnya.

Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas
sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman perambuan sementara untuk
pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-2003, dan panduan teknis 3, keselamatan dilokasi pekerjaan
jalan, dan peraturan menteri perhubungan No. PM 13/2014 tentang rambu lalu lintas.
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama periode
pelaksanaan harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk pengecetan jika perlu oleh
penyedia jasa dengan biaya sendiri.
Bila tidak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan dari daerah
kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak merusak
kendaraan yang melalui atau melukai pengguna jalan jika tertabrak dan harus tetap stabil
dan berdiri di tempat ketika diterpa angin maupun getaran akibat lalu lintas kendaraan lewat.
A. Koordinator Manajemen Keselamatan Lalu Lintas .
Penyedia jasa harus menyediakan tenaga Koordinator Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas (KMKL) yang memadai.
KMKL harus secara aktif berparstisipasi dalam semua rapat regular maupun khusus dengan
direksi pekerja. KMKL harus siap dihubungi pada setiap saat (24 jam perhari, 7 hari per
minggu) melalui komunikasi bergerak untuk mengatasi kesulitan –kesulitan, keadaan darurat
dan hal-hal lain terkait lalu lintas dan manajemen keselamatan selama periode pelaksanaan.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 7
Tugas –tugas KMKL harus mencakup berikut ini:
1. Memahami persyaratan kontrak tual, termasuk denah, spesifikasi, dan lingkungan di mana
pekerjaan sipil akan dilaksanakan.
2. Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari pengaturan lalu lintas yang di
gunakan dalam kegiatan dan memastikan bahwa perlengkapan tersebut berfungsi sebagai
mana mestinya, bersih, dapat dilihat dan memenuhi spesifikasi,denah serta peraturan-
peraturan setempat.
3. Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas pengaturan lalu lintas yang sesuai, memberi
pendapat kepada direksi pekerjaan tentang hal-hal terkait, dan memastikan bahwa RMKL
telah diimplemntasikan untuk pergerakan lalu lintas yang aman dan efisiensi.
4. Mengkoordinasikan pemeliharaan dari pengoperasian lalu lintas dengan direksi pekerjaan.
5. Melakukan rapat keselamatan lalu lintas dengan penyedia jasa sebelum pelaksanaan
dimulai, dan rapat berkala yang dianggap perlu atau sebagaimana diperintahkan oleh direksi
pekerja. Direksi pekerjaan harus diberitahu sebelumnya untuk menghadiri rapat-rapat ini.

B. Urutan Kerja Keselamatan Lalu lintas Yang Perlu Diperhatikan Oleh Penyedia Jasa.
1. Penyedia jasa menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode konstruksi sesui
ketentuan.
2. Buat rencana kerja manajemen lalu lintas sesui schedule pekerjaan dan di koordinasikan
dengan seluruh personil yang terkait.
3. Kelompok kerja pengatur lalu lintas selama konstruksi menggunakan tenaga pengatur dan
flagman dengan 3 shiff.
4. Pengalihan arus lalu lintas harus ijin PPK dan pihak terkait.
5. Semua rambu lintas harus jelas dan terbaca oleh pengguna jalan.

1.8.(3) Cofferdam dan Pekerjaan Dewatering


Pekerjaan Cofferdam sendiri memiliki defenisi sebagai bangunan penghalang atau
pagar sementara seperti dinding yang kedap air. Bangunan ini dibuat di air sehingga
menghasilkan suatu daerah kering yang aman terhadap aliran air.
Pada lingkup pekerjaan ini cofferdam dipergunakan dalam pembuatan abutment
tengah jembatan yang berada di air. Dimana urutan pelaksanaannya adalah :
1. Menetapkan jenis pengalihan air sungai yaitu dengan Diversion Tunnel yaitu berbentuk
saluran tertutup,
2. Menentukan daerah atau titik-titik tempat yang akan dibuatkan Cofferdamnya yaitu di
daerah sekeliling titik rencana abutment,
3. Karena lingkup pekerjaannya di air atau pada tanah dasarnya lunak, maka disini kami
menggunakan steel sheet pile atau dapat pula digunakan cerucuk kayu dengan kedalaman
di atas muka permukaan air,
4. Kemudian Sheet Pile dipancang atau dipasang ke dalam air sampai menyentuh atau
mendapatkan dasar sungai/tanah dasar sungai,
5. Setelah Sheet Pile terpasang dengan ketinggian rencana, selanjutnya dipasang/diselipkan
pelat baja/puddle untuk menahan rembesan air agar tidak masuk ke dalam area cofferdam,
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 8
6. Setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan bracing atau penahan antara sheet pile yang
satu dengan yang sheet pile yang lainnya,
7. Setelah pekerjaan cofferdam dapat dilanjutkan dengan pekerjaan dewatering.

Gambar. Contoh Detail Cofferdam

Pekerjaan Dewatering adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengendalikan debit


atau volume air, atau dapat pula diartikan dengan pekerjaan pengeringan pada daerah dalam
cofferdam. Setelah melaksanakan pekerjaan Cofferdam, dilanjutkan dengan pekerjaan
dewatering dimana air yang tertahan atau yang berada di dalam area cofferdam di sedot
keluar dengan menggunakan pompa air sehingga daerah di dalam cofferdam menjadi kering
dan dapat ditempati untuk melangkah ke item pekerjaan selanjutnya.

A. Bahan / Material:
1. Sheet Pile
2. Pelat Besi
3. Kayu/Bracing

B. Peralatan:
1. Excavator
2. Crane On Truck + Ponton
3. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

1.17 Pengamanan Lingkungan Hidup


Untuk Pengamanan lingkungan penyedia jasa harus mengambil langkah layak untuk
melindungi lingkungan (air, udara dan kebisingan) penyedia jasa juga harus memastikan
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 9
bahwa pengangkutan dan kegiatan sumber bahan dilaksanakan dengan cara yang
berwawasan lingkungan.
Sebagai suatu cara untuk memperkecil ganguan lingkungan terhadap penduduk yang
berdekatan dengan lokasi kegiatan maka semua kegiatan konstruksi dan pengangkutan harus
dibatasi dalam jam-jam pengoprerasian sebagaimana yang di sebutkan dalam syarat-syarat
kontrak, kecuali jika disetujui lain oleh direksi pekerjaan.
Penyedia jasa harus membuat/menyiapkan Rencana Kerja Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (RKPPL) berdasarkan Dokumen Lingkungan dan Surat
Keputusan Kelayakan Lingkungan (SKKL) dan / atau Izin Lingkungan Pengelolaan Dan
Pemantauan Lingkungan Hidup ( IPPLH) lainnya yang telah tersedia pada saat rapat
persiapan pelaksanaan (PCM) untuk dilakukan pembahasan bersama PPK dan direksi teknis.
Bentuk RKPPL sebagai mana dalam lampiran 1.17 spesifikasi ini harus menggambarkan rona
awal kondisi lapangan, potensi dampak dari kegiatan pekerjaan, dan rencana pengelolaan
lingkungan dan pemantauan lingkungan setiap perubahan rona awal kondisi lapangan.
Berdasarkan RKPPL tersebut, konsultan pengawas harus melakukan pemantauan
sesuai periode yang ditentukan dalam dokumen lingkungan dari lokasi kegiatan dilapangan,
lokasi quarry dan lokasi base camp termasuk jalan akses terkait tindak lanjut penanganan
pengelolaan lingkungan.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 10


DIVISI II

2.1.(1) Galian Untuk Selokan Drainase dan Saluran Air


Sebelum melaksanakan galian selokan drainase perlu dilakukan pengukuran guna
penentuan patok-patok dan titik elevasi serta arah galian selokan drainase dan saluran air.
Galian untuk selokan Drainase dan saluran air dilaksanakan sepanjang sisi jalan yang
dikerjakan. Penggalian dilakukan dengan cara mekanik atau menggunakan alat berat.
Excavator menggali selokan drainase dan saluran air sesuai dengan gambar rencana,
atau sesuai petunjuk konsultan, dan pengawas lapangan. Tanah hasil galian Excavator
diangkat ke atas Dump truck dan di buang keluar lokasi pekerjaan, setelah saluran terbentuk
maka sekelompok pekerja merapikan galian selokan drainase dan saluran air dengan
menggunakan alat bantu.
Perlu Diperhatikan :
1. Lokasi pembuangan hasil galian ditunjukkan oleh direksi lapangan, seluruh bahan galian
dibuang dan diratakan agar tidak terjadi dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
2. Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda lebih dari 3
cm dari yang ditentukan atau yang disetujui pada setiap titik, untuk menjamin aliran yang
bebas dan tanpa genangan bilamana alirannya kecil.
3. Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan tidak
boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang telah ditentukan atau telah disetujui pada setiap titik.
4. Setelah selesainya pekerjaan pembentukan penampang selokan, penyedia jasa harus
meminta persetujuan Direksi pekerjaan sebelum bahan pelapis selokan dipasang.
5. Apabila terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya yang
tidak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau seluruh saluran air yang ada maka
saluran air tersebut harus direlokasi agar tidak menggangu aliran air, relokasi yang demikian
harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi lapangan.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 11


A. Bahan / Material:
1. Tidak ada

B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump truck
3. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar


Pekerjaan ini meliputi pembuatan selokan terbuka, dengan pasangan batu mortar
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan sesuai dengan garis ketinggian, kelandaian dan
ukuran sebagaimana tertera dalam gambar atau perintah direksi pekerjaan.
Urutan Kerja :
1. Dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia.
2. Bahan diterima di lokasi pekerjaan.
3. Semen, Pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan concrete
mixer.
4. Batu gunung/batu kali dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.
5. Pasang patok bantu untuk memasang profil, profil dipasang pada setiap ujung Saluran.
6. Pasang benang pada sisi luar profil sesuai dengan hasil pengukuran dan gambar rencana.
7. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut, menurut perbandingan campuran
mortar pasir dan semen dan perbandingan batu dan mortar (mengacu pada Buku Spesifikasi
Pasal S12.04).
8. Pasang batu kali/batu gunung dengan adukan sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang
luar pasangan tersebut rata.
9. Melakukan penyelesaian dan perapian serta pelesteran dengan mortar setelah pemasangan
pondasi bahu saluran
10. Bentuk dan ukuran saluran pasangan batu dengan mortar, sesuai dengan yang termuat
dalam gambar rencana.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 12


Gambar. Pekerjaan Pasangan Batu Saluran

A. Bahan / Material:
1. Batu kali / gunung
2. Semen
3. Pasir

B. Peralatan:
1. Concrete Mixer
2. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Batu
3. Pekerja

2.3.(3) Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter 75-85 cm


Pekerjaan ini meliputi pemasangan gorong-gorong pipa beton bertulang pada
pekerjaan jalan penunjang jembatan. Adapun uraian pelaksanaannya adalah,
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup penggalian, pengadaan precast gorong-gorong,
pemasangan bouwplank, penimbunan dengan material pilihan, serta perapihan hasil
pekerjaan.
2. Persiapan Pekerjaan
a. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan
dari Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan dimulai,
b. Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material,
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 13
c. Memberitahu konsultan pengawas secara tertulis paling lambat 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).

3. Uraian Pekerjaan
a. Pemasangan bouwplank,
b. Melakukan penggalian pada titik lokasi pekerjaan yang akan dipasang gorong-gorong
c. Menghampar pasir urug dengan tebal 5 cm sebagai lantai kerja atau sesuai arahan
konsultan pengawas/direksi lapangan,
d. Ditempat terpisah gorong-gorong beton bertulang dicetak sesuai dengan spsifikasi atau
bestek kerja, dengan terlebih dahulu mengajukan JMF dan JMD Beton kepada Direksi
Lapngan. Lalu diangkut ke lokasi pekerjaan,
e. Pemasangan Precast Gorong-Gorong Beton Berulang.
f. Penimbunan kembali dengan material pilihan, lalu dipadatkan.

A. Bahan / Material:
1. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang
2. Tanah Timbunan

B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Bagan Alur Pekerjaan Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 14


DIVISI III

3.1.(3) Galian Struktur dengan Kedalaman 0 -2 Meter


Galian struktur untuk kedalaman 0-2 meter dilaksanakan dengan menggunakan alat
mekanis Excavator. Sebelum dilakukan penggalian terlebih dahulu dilaksanakan
pengukuran dan pemasangan bouwplank untuk menentukan kedalaman galian. Pengukuran
dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur dengan mempedomani gambar rencana atau
atas petunjuk dari konsultan pengawas/direksi lapangan.
Penggalian menggunakan alat berat ( Excavator) kemudian hasil galian digusur keluar
lokasi dengan menggunakan motor grader atau dimuat ke atas dump truck dan dibuang
keluar lokasi. Perapian galian dilaksanakan oleh sekelompok pekerja. Setelah struktur beton
sudah selesai selanjutnya ditimbun dengan urugan pilihan pada samping struktur dengan
menggunakan excavator.

A. Bahan / Material:
1. Tidak Ada

B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

3.2.(1a) Timbunan Biasa dari Sumber Galian


Timbunan biasa dari sumber galian adalah pekerjaan penimbunan dimana timbunan
diambil dari sumber galian (Quarry) yang memenuhi syarat teknis dan sudah disetujui oleh
direksi untuk menjadi timbunan biasa. Material diangkut ke dump truck oleh excavator
kemudian dibawa ke lokasi penimbunan kemudian dihampar oleh motor grader dan
dipadatkan dengan vibrator roller, dan pada saat pemadatan material timbunan disiram air
dengan menggunakan water tanker truck secukupnya untuk mendapatkan kepadatan
maksimal. Sekelompok pekerja merapikan pekerjaan dengan menggunakan alat bantu.
Perlu diperhatikan juga :
 Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan diluar
rentang yang diisyaratkan.
 Timbunan yang diklasifikasikan sebagai Timbunan Biasa harus terdiri dari bahan
Timbunan yang disetujui oleh direksi lapangan.
 Timbunan Biasa dari sumber galian tidak boleh terdiri dari bahan timbunan yang
mengandung organik daun daunan, rumputan dan akar.
 Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi pekerjaan sampai
mencapai kepadatan yang diisyaratkan.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 15


 Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang di
isyaratkan,diuji kepadatan dan harus diterima oleh direksi pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.
 Timbunan harus dipadatkan melalui dari tepi luar dan bergerak menuju arah sumbu jalan
sedemikan rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang
sama.

A. Bahan / Material:
1. Timbunan Biasa dari Sumber Galian (Quarry)

B. Peralatan yang digunakan:


1. Excavator
2. Dump Truck
3. Motor Grader
4. Vibrator Roller
5. Water Tanker Truck
6. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

3.2.(2a) Timbunan Biasa dari Sumber Galian


Timbunan pilihan dari sumber galian adalah pekerjaan penimbunan dimana timbunan
diambil dari sumber galian (Quarry) yang memenuhi syarat teknis dan sudah disetujui oleh
direksi untuk menjadi timbunan pilihan. Timbunan pilihan dari sumber galian yang
diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan galian yang disetujui oleh
direksi lapangan. Timbunan pilihan dari sumber galian tidak boleh ditempatkan, dihampar
atau dipadatkan sewaktu hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau
bilamana kadar air bahan diluar rentang yang diisyaratkan. Seluruh permukaan akhir
timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk
menjamin aliran permukaan yang bebas.

Urutan Kerja :
1. Material diangkut dan diangkat/dimuat ke dump truck oleh Wheel loader/Excavator
kemudian dibawa ke lokasi penimbunan.
2. Timbunan dihampar oleh motor grader dan dipadatkan dengan tandem roller.
3. Pada saat pemadatan material timbunan disiram air dengan menggunakan water tanker
secukupnya untuk mendapatkan kepadatan maksimal.
4. Sekelompok pekerja merapikan pekerjaan dengan menggunakan alat bantu.
5. Timbunan pilihan dari sumber galian tidak boleh terdiri dari bahan galian yang
mengandung organik daun-daunan,rumputan dan akar.
6. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi pekerjaan sampai
mencapai kepadatan yang diisyaratkan.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 16
7. Setiap lapisan timbunan pilihan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
diisyaratkan,diuji kepadatan dan harus diterima oleh direksi pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.
8. Timbunan pilihan harus dipadatkan melalui dari tepi luar dan bergerak menuju arah
sumbu jalan sedemikan rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama.

A. Bahan / Material:
1. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian (Quarry)

B. Peralatan yang digunakan:


1. Excavator
2. Dump Truck
3. Motor Grader
4. Vibrator Roller
5. Water Tanker Truck
6. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 17


DIVISI VII

7.1.(5)a Beton Mutu Sedang fc’ 30 MPa Lantai Jembatan


Beton mutu sedang pada pekerjaan ini digunakan untuk pada lantai jembatan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan JMD
campuran beton kepada Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat beton fc’ 30
MPa dicampur sesuai dengan komposisinya agregat kasar, pasir beton, semen dicampur dalam
concrete pan mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi
lapangan dan konsultan pengawas, kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran
beton mutu sedang fc’ 30MPa kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi pengecoran.
Sebelum pengecoran dimulai perlu diperhatikan lahan, bekisting dan pembesian lantai
jembatan telah terpasang atau siap dengan baik sesuai gambar rencana pada dokumen
kontrak. Selama proses pengecoran sekelompok pekerja membantu merapikan dan
memadatkan dengan concrete vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain untuk mutu beton
yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh perancah/bekesting yang
akan digunakan dan harus memperoleh persetujuan direksi lapangan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm, pembuatan
bekesting sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan oleh tukang dan pekerja di
bawah arahan mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk permukaan beton
yang terexpos.
6. Lapis beton struktur mutu sedang fc’ 30 MPa dicampur di Concrete Pan Mixer/Batching
Plant sesuai dengan mix desain yang telah disepakati bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada percobaan
campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh konsultan
pengawas dan direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan Mixer atau
Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian campuran material tersebut
dimasukkan ke dalam truck mixer.
9. Pengangkutan beton struktur mutu sedang fc’ 30 MPa dengan menggunakan truck
mixer atau penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus mampu
menuangkan beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting harus
dibersihkan.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 18


12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter
dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan pengetar mekanis/Concrete Vibrator, penggetar harus
dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan
tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
15. Beton mutu sedang fc’ 30 MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck
dan di tutup dengan karung goni atau curing compound.

A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku

B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar Contoh Pengecoran Lantai Jembatan

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 19


7.1.(6) Beton Mutu Sedang fc’ 25 Mpa
Beton mutu sedang f’c 25 Mpa digunakan pada Abutment. Sebelum melaksanakan
pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan JMD campuran beton kepada
Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat beton fc’ 25 MPa dicampur sesuai
dengan komposisinya agregat kasar, pasir beton, semen dicampur dalam concrete pan
mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi lapangan dan
konsultan, kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran beton mutu sedang fc’ 25
MPa kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran
dimulai bekisting sudah terpasang dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak. Selama
pengecoran sekelompok pekerja membantu merapikan dan memadatkan dengan concrete
vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain untuk mutu beton
yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh perancah/bekesting yang
akan digunakan dan harus memperoleh persetujuan direksi pekerjaan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm, pembuatan
bekesting sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan oleh tukang dan pekerja di
bawah arahan mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk permukaan beton
yang terexpos.
6. Lapis beton struktur mutu sedang fc’ 25 MPa dicampur di Concrete Pan Mixer/Batching
Plant sesuai dengan mix desain yang telah disepakati bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada percobaan
campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh konsultan dan
direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan Mixer atau
Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian campuran material tersebut
dimasukkan ke dalam truck mixer.
9. Pengangkutan beton struktur mutu sedang fc’ 10 MPa dengan menggunakan truck
mixer atau penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus mampu
menuangkan beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting harus
dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter
dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator, penggetar harus
dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan
tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 20
15. Beton mutu sedang fc’ 25 MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck
dan ditutup dengan karung goni atau curing compound.

A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku

B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar Contoh Abutment yang telah siap dicor

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 21


7.1.(7)a Beton Mutu Sedang fc’ 20 Mpa Dinding dan Trotoar
Beton mutu sedang f’c 20 Mpa digunakan pada dinding dan trotoar jembatan. Sebelum
melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan JMD campuran
beton kepada Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat beton fc’ 20 MPa
dicampur sesuai dengan komposisinya agregat kasar, pasir beton, semen dicampur dalam
concrete pan mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi
lapangan dan konsultan, kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran beton mutu
sedang fc’ 20 MPa kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum
pengecoran dimulai bekisting sudah terpasang dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak.
Selama pengecoran sekelompok pekerja membantu merapikan dan memadatkan dengan
concrete vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain untuk mutu beton
yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh perancah/bekesting yang
akan digunakan dan harus memperoleh persetujuan direksi pekerjaan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm, pembuatan
bekesting sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan oleh tukang dan pekerja di
bawah arahan mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk permukaan beton
yang terexpos.
6. Lapis beton struktur mutu sedang fc’ 20 MPa dicampur di Concrete Pan Mixer/Batching
Plant sesuai dengan mix desain yang telah disepakati bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada percobaan
campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh konsultan dan
direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan Mixer atau
Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian campuran material tersebut
dimasukkan ke dalam truck mixer.
9. Pengangkutan beton struktur mutu sedang fc’ 20 MPa dengan menggunakan truck
mixer atau penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus mampu
menuangkan beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting harus
dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter
dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator, penggetar harus
dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan
tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 22
15. Beton mutu sedang fc’ 20 MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck
dan ditutup dengan karung goni atau curing compound.

A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku

B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar Contoh Pengecoran Dinding Jembatan

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 23


7.1.(9) Beton Siklop fc’ 15 Mpa
Beton siklop f’c 15 Mpa digunakan pada atau sebagai isian tiang pancang atau pada
pangkal jembatan. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan
JMF dan JMD campuran beton kepada Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat
beton Siklop fc’ 15 MPa dicampur sesuai dengan komposisinya agregat kasar, pasir beton,
semen dan batu pecah/kali dicampur dalam concrete pan mixer/concrete mixer sesuai
komposisi mix design yang disetujui oleh direksi lapangan dan konsultan, kemudian dicampur
dengan air secukupnya Komposisi beton siklop pada umumnya 60 % beton mutu fc’ 15 Mpa
+ 40 % batu pecah/batu kali. Campuran beton siklop fc’ 15 MPa kemudian diangkut dengan
truck mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai pastikan lahan pengecoran
sudah siap dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak. Selama pengecoran sekelompok
pekerja membantu merapikan dan memadatkan dengan concrete vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain untuk mutu beton
yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton dimulai,
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh perancah/bekesting yang
akan digunakan dan harus memperoleh persetujuan direksi pekerjaan,
3. Lahan untuk pengecoran harus sudah siap untuk dituangkan beton siklop fc’ 15 MPa,
4. Lapis beton siklop fc’ 15 MPa dicampur di Concrete Pan Mixer/Concrete mixer sesuai
dengan mix desain yang telah disepakati bersama/disetujui oleh direksi lapangan,
5. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada percobaan
campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh konsultan dan
direksi lapangan,
6. Material pasir beton, semen, agregat kasar dan batu pecah dimasukkan ke Concrete Pan
Mixer atau concrete mixer kemudian campuran material tersebut dimasukkan ke
dituang ke dalam tiang pancang sebagai isiannya,
7. Atau dapat pula batu pecah dan batu kali dimasukkan ke dalam tiang pancang dengan
persentase perkubiknya 40 % batu pecah, setelah itu dituangkan beton mutu fc’ 15
MPa,
8. Pengangkutan beton siklop fc’ 15 MPa dengan menggunakan truck mixer atau
penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) atau concrete pump dan harus
mampu menuangkan beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
9. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter
dari tempat awal kerja.
10. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.

A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir Beton
3. Agregat Kasar
4. Batu Pecah/Batu Kali

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 24


B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Concrete Mixer
2. Concrete Pump/Penghantar Beton
3. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

7.1.(10) Beton Mutu Rendah fc’ 10 Mpa


Beton mutu rendah f’c 10 Mpa digunakan pada lantai kerja. Sebelum melaksanakan
pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan JMD campuran beton kepada
Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat beton fc’ 10 MPa dicampur sesuai
dengan komposisinya agregat kasar, pasir beton, semen dicampur dalam concrete pan
mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi lapangan dan
konsultan, kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran beton mutu rendah fc’ 10
MPa kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran
dimulai bekisting sudah terpasang dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak. Selama
pengecoran sekelompok pekerja membantu merapikan dan memadatkan dengan concrete
vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain untuk mutu beton
yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh perancah/bekesting yang
akan digunakan dan harus memperoleh persetujuan direksi pekerjaan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm, pembuatan
bekesting sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan oleh tukang dan pekerja di
bawah arahan mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk permukaan beton
yang terexpos.
6. Lapis beton mutu rendah fc’ 10 MPa dicampur di Concrete Pan Mixer/Batching Plant
sesuai dengan mix desain yang telah disepakati bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada percobaan
campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh konsultan dan
direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan Mixer atau
Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian campuran material tersebut
dimasukkan ke dalam truck mixer.
9. Pengangkutan beton mutu rendah fc’ 10 MPa dengan menggunakan truck mixer atau
penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus mampu menuangkan
beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 25
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting harus
dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter
dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator, penggetar harus
dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan
tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
15. Beton mutu rendah fc’ 10 MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck
dan ditutup dengan karung goni atau curing compound.

A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku

B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

7.2.(1a) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelegar Tipe I Bentang 25,6 meter 40 MPa
Gelagar Tipe I Jembatan ini dipesan melalui pembuat dan pemasok Beton Pracetak
dengan spesifikasi panjang bentang dan mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknik atau atas
persetujuan konsultan pengawas dan direksi lapangan. Dalam hal ini pembuat dan pemasok
gelagar ini sendiri harus memiliki izin sertifikat dan ISO yang mendapat
pengakuan/dikeluarkan oleh instansi pemerintah terkait. Setelah bentangan tiba di lokasi
pekerjaan, penyedia jasa harus mengecek kembali dudukan/abutment sebagai tempat
dudukan Gelagar Pracetak. Apakah Dudukan gelagarnya sudah tepat dan sesuai. Selanjutnya
Gelagar Pracetak ini diangkat dengan menggunakan Crane on Track dimana minimal harus
terdapat 2 Crane on Track yang mengangkat gelagar ini dimasing-masing ujung gelagar dan
dapat pula dibantu oleh excavator. Gelagar diangkat dan didudukan di kedua abutment.
Dalam Pengangkatan Gelagar ini penyedia jasa terutama operator crane in track harus
berhati-hati dan sangat teliti dalam mengangkan dan mendudukan gelagar pracetak ini
sambal mengikuti arahan dan petunjuk dari konsultan pengawas.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 26
A. Bahan / Material:
1. Gelagar Pracetak Tipe I Bentang 25,6 Meter 40 MPa

B. Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Excavator
5. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar Contoh Pemasangan Girder/Gelagar Pracetak Jembatan

7.2.(1b) Penyediaan dan Pemasangan Unit Pracetak Gelegar Tipe I Bentang 30,6 meter 50 MPa
Gelagar Tipe I Jembatan ini dipesan melalui pembuat dan pemasok Beton Pracetak
dengan spesifikasi panjang bentang dan mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknik atau atas
persetujuan konsultan pengawas dan direksi lapangan. Dalam hal ini pembuat dan pemasok
gelagar ini sendiri harus memiliki izin sertifikat dan ISO yang mendapat
pengakuan/dikeluarkan oleh instansi pemerintah terkait. Setelah bentangan tiba di lokasi
pekerjaan, penyedia jasa harus mengecek kembali dudukan/abutment sebagai tempat
dudukan Gelagar Pracetak. Apakah Dudukan gelagarnya sudah tepat dan sesuai. Selanjutnya
Gelagar Pracetak ini diangkat dengan menggunakan Crane on Track dimana minimal harus
terdapat 2 Crane on Track yang mengangkat gelagar ini dimasing-masing ujung gelagar dan
dapat pula dibantu oleh excavator. Gelagar diangkat dan didudukan di kedua abutment.
Dalam Pengangkatan Gelagar ini penyedia jasa terutama operator crane in track harus

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 27


berhati-hati dan sangat teliti dalam mengangkan dan mendudukan gelagar pracetak ini
sambal mengikuti arahan dan petunjuk dari konsultan pengawas.

A. Bahan / Material:
1. Gelagar Pracetak Tipe I Bentang 30,6 Meter 50 MPa

B. Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Excavator
5. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar Contoh Pemasangan Girder/Gelagar Pracetak Jembatan

7.2.(10a) Beton Diafragma fc’ 28 MPa Termasuk Pekerjaan Penegangan Setelah Pengecoran
(Post Tension) untuk Girder 25,6 Meter
Diafragma merupakan elemen yang ditempatkan pada elemen lain atau pada sistem
superstructure untuk mendistribusikan gaya-gaya serta untuk meningkatkan kekuatan dan
kekakuan system. Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan
ikatan antara Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masing Girder dalam arah
horisontal. Pengikat tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian stressing pada diafragma
dan gelagar sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan. Diafragma berfungsi sebagai
pengunci dan pengaku antar girder agar tidak terjadi guling. Setelah pekerjaan pemasangan
balok girder selesai, dilanjutkan dengan pemasangan beton diafragma. Beton diafragma di
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 28
cetak di lokasi atau dicetak di tempat lain dengan mutu dan bentuk sesuai dengan
spesifikasi/gambar rencana dan telah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas
maupun direksi lapangan. Perlu diperhatikan sebelum pekerjaan diafragma dilaksanakan,
terlebih dahulu dilakukan penyatuan gelagar dengan menggunakan metode Post Tension.
Metode Post Tension dilakukan dengan menggabungkan beberapa segmen balok untuk
kemudian disatukan dengan menggunakan perekat lalu disetressing.

A. Bahan / Material:
1. Beton Diafragma fc’ 28 MPa

B. Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar Contoh Pemasangan Diafragma Pracetak Jembatan

7.2.(10b) Beton Diafragma fc’ 28 MPa Termasuk Pekerjaan Penegangan Setelah Pengecoran
(Post Tension) untuk Girder 30,6 Meter
Diafragma merupakan elemen yang ditempatkan pada elemen lain atau pada sistem
superstructure untuk mendistribusikan gaya-gaya serta untuk meningkatkan kekuatan dan
kekakuan system. Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan
ikatan antara Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masing Girder dalam arah
horisontal. Pengikat tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian stressing pada diafragma
dan gelagar sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan. Diafragma berfungsi sebagai
pengunci dan pengaku antar girder agar tidak terjadi guling. Setelah pekerjaan pemasangan
balok girder selesai, dilanjutkan dengan pemasangan beton diafragma. Beton diafragma di
cetak di lokasi atau dicetak di tempat lain dengan mutu dan bentuk sesuai dengan
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 29
spesifikasi/gambar rencana dan telah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas
maupun direksi lapangan. Perlu diperhatikan sebelum pekerjaan diafragma dilaksanakan,
terlebih dahulu dilakukan penyatuan gelagar dengan menggunakan metode Post Tension.
Metode Post Tension dilakukan dengan menggabungkan beberapa segmen balok untuk
kemudian disatukan dengan menggunakan perekat lalu disetressing.

A. Bahan / Material:
1. Beton Diafragma fc’ 28 MPa

B. Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar Contoh Pemasangan Diafragma Pracetak Jembatan

7.2.(12a) Penyediaan dan Pemasangan Plat Deck t= 7 cm fc’ = 28 MPa Untuk Girder 25,6 Meter
Deck slab (Plat Deck) merupakan elemen non-struktural yang berfungsi sebagai lantai
kerja dan bekisting bagi plat lantai jembatan. Deck slab tersebut dibuat dari beton dengan
mutu fc’ 28 MPa dengan ketebalan 7 cm. Plat Deck jembatan berfungsi untuk menahan beban
yang bekerja di atas jembatan secara merata dan agar mendapat permukaan yang rata.
Ada 2 Metode yang dapat digunakan dalam item pekerjaan ini, yaitu dengan cara pembuatan
dan perakitan di lokasi atau Plat Deck Precast yang telah dicetak dan dipesan.

A. Perakitan dan pembuatan di Lokasi


Urutan pelaksanaan pekerjaan plat lantai jembatan adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan bekisting plat lantai

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 30


2. Pelaksanaan pekerjaan pembesian
3. Metode pelaksaan pekerjaan pengecoran beton

Pemasangan bekisting dilakukan setelah pemasangan gelagar jembatan yang di


atasnya telah dipasangi shear conector.
Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan bekisting:
1. Menentukan lahan yang akan dipasangi bekisting,
2. Melakukan pengukuran rencana lokasi pengecoran sesuai gambar rencana,
3. Membersihkan lokasi bekisting dari segala macam kotoran,
4. Menyiapkan komponen-komponen dan panel-panel bekisting besi di lapangan,
5. Merakit dan setting panel/komponen bekisting di lapangan dengan kuat dan tepat,
6. Melakukan pengecekan apakah letak dan posisi bekisting sudah sesuai, dan
7. Olesi dengan pelumas bagian dalam bekisting yang akan dilapisi beton basah, agar mudah
untuk membuka dan menghasilkan beton keras yang bagus dan tidak keropos.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan pembesian yaitu:
1. Menyiapkan material besi tulangan sesuai dengan ukuran dan gambar yang sudah
direncanakan,
2. Menyiapkan lokasi untuk pemotongan dan perakitan tulangan,
3. Menyiapkan peralatan dan tenaga pembesian sesuai dengan kebutuhan,
4. Pastikan perakitan tulangan dengan bendrat bersilangan tumpang tindih,
5. Potong dan rakit pembesian dengan sesuai ukuran gambar rencana,
6. Menyiapkan lokasi pemasangan panel rakitan pembesian di lapangan bersih dari segala
kotoran, dan
7. Pastikan posisi ikatan antar besi tulangan sudah cukup kuat dan pada tempatnya.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan pembesian yaitu:
1. Siapkan perijinan untuk memulai pekerjaan (request) yang disetujui oleh direksi
pekerjaan,
2. Cek bersama dengan direksi sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran,
3. Lakukan pengecoran dan setiap melakukan pengecoran maka campuran beton sudah harus
dilakukan pengecekan terhadap kadar airnya dengan slump test dan buat silinder untuk
pengujian kuat tekan beton tersebut,
4. Pastikan skor-skor dan perancah kuat menopang beton basah sehingga didapatkan hasil
yang sesuai dengan gambar, dan
5. Lakukan pemeliharaan beton dengan penyiraman terus menerus atau dengan
pemberian karung goni sampai beton mencapai umur 28 hari

A. Bahan / Material:
1. Beton Mutu fc’ 28 MPa
2. Baja Tulangan U-24
3. Kayu Peracah/ Multiplex

B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 31
3. Concrete Vibrator
4. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Besi
3. Pekerja

Gambar Contoh Perakitan Besi Plat Deck

B. Penyediaan/Pemesanan Plat Deck Precast


Plat Deck beton dipesan dari penyedia sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
atau berdasarkan dari gambar rencana dengan mutu Fc’ 28 MPa dan Tebal 7 cm. Setelah Plat
Deck tiba di lokasi area pekerjaan, selanjutnya plat deck tersebut diangkat dengan
menggunakan Crank on Track secara hati-hati dan didudukan di atas gelagar. Perlu
diperhatikan dudukan Plat Deck ini harus pas sesuai agar nantinya tidak terjadi kegagalan
struktur selanjutnya.

A. Bahan / Material:
1. Plat Deck fc’ 28 MPa, t = 7 cm

B. Peralatan:
1. Crane on Track + Ponton
2. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 32


Gambar Contoh Pemasangan Plat Deck Jembatan

7.3.(1) Baja Tulangan U 24 Polos


Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
spesifikasi dan gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan pengawas dan
direksi lapangan.
1. Baja beton U-24 polos diangkut ke lokasi kerja selanjutnya dipotong sesuai dengan
gambar rencana, kemudian dirakit dan diikat dengan kawat bendrat atau kawat beton
2. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan lumpur,
kotoran, kerak, dan lain-lain.
3. Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan dengan kebutuhan
selimut beton minimum yang diisyaratkan
4. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat.

A. Bahan / Material:
1. Baja Tulangan U-24
2. Kawat Bendrat (Pengikat)

B. Peralatan:
1. Alat Bantu

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 33


C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Besi

7.3.(3) Baja Tulangan U 32 Ulir


Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
spesifikasi dan gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan dan direksi
lapangan.
1. Baja beton U 32 diangkut ke lokasi kerja selanjutnya dipotong sesuai dengan gambar
rencana, kemudian dirakit dan diikat dengan kawat bendrat atau kawat beton
2. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan lumpur,
kotoran, kerak, dan lain-lain.
3. Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan dengan kebutuhan
selimut beton minimum yang diisyaratkan
4. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat.

A. Bahan / Material:
1. Baja Tulangan U-32
2. Kawat Bendrat (Pengikat)

B. Peralatan:
1. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Besi

7.6.(12)b Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak Dia. 600 mm Tipe C
Tiang Pancang adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya diaplikasikan di daerah
dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana umumnya dengan jenis tanah lembek atau
tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup tinggi. Tiang Pancang dalam defenisinya
merupakan susunan tiang beton bertulang dengan diameter 60 cm yang dimasukkan atau
ditancapkan secara vertikal ke dalam tanah dengan menggunakan Pile Driver + Hammer
yang ditunjukkan untuk memperkuat daya dukung terhadap beban di atasnya. Tiang
Pancang yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan atau
berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari konsultan pengawas dan direksi lapangan.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai Metode Pemancangan Beton Tiang pancang
menggunakan alat pancang hidrolik hammer, yaitu sebagai berikut :
1. Penyiapan lahan area kerja yang cukup guna penampatan alat berat juga area manuver
alat.
2. Penyiapan lahan untuk penempatan material (tiang pancang) pada posisi yang strategis
guna memudahkan dalam pengerjaannya.
3. Pada masing masing tiang pancang diberi identitas dan diberi meteran per satu meter.
4. Penyiapan alat-alat kerja pendukung lainnya.
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 34
5. Melakukan pengukuran :
 Pengukuran dilakukan oleh Pemborong dengan disaksikan dan disahkan oleh
Direksi/MK.
 Kedudukan/posisi dari masing-masing tiang pancang harus ditandai dengan patok
bergaris tengah 80 mm dengan panjang 300 mm yang ditancapkan didalam tanah.
 Bagian atas patok sepanjang 150 mm harus dicat dengan warna yang menyolok.
 Sebelum mulai jacking, tiang yang akan dijacking harus dicheck dan berada dalam
keadaan/posisi vertikal.
 Penyambungan tiap bagian tiang dengan las harus dilakukan secermat mungkin dan
benar, sehingga tidak ada celah/lubang pada sambungan las tersebut.
 Semua tiang pancang harus mempunyai nomor referensi, tanggal cor, panjang dan lain
lainnya dengan aturan sebagai bcrikut :
 Setiap tiang pancang bagian I diberi tanda pada interval 50 Cm.
 Setiap tiang pancang bagian II diberi tanda pada interval 25 Cm.
 Setiap tiang pancang bagian III diberi tanda pada interval 10 Cm.
6. Pengujian Tiang pancang :
a. Pengujian dilakukan terhadap suatu Tiang pancang percobaan yang tidak dipakai (unused
pile) sebelum dilakukan pemancangan sebenarnya (used pile).
b.Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membuktikan kebenaran asumsi yang
dipergunakan dalam penurunan dan perhitungan design load dari tiang pancang.
7. Penyipapan informasi data teknis : Panjang tiang Pancang, Energi Hammer, Literatur
dan Referensi teknis lengkap tentang alat pemukul yang dipakai.
8. Tahap-tahap pelaksanaan pemancangan :
a. Sebelum dilakukan pemancangan, semua tiang pancang pra-cetak harus diberikan
perincian dan data secara jelas pada sisi puncak tiangnya meliputi nomor referensi , Panjang
tiang, tanggal pengecoran, beban Kerja.
b. Sebelum dilakukan pemancangan harus diteliti terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
 Pada pemancangan tiang yang utuh maka pemancangan (set) maksirnum umumnya
diperoleh dengan cara menggunakan alat pemukul (hammer) yang paling tepat dan
paling lunak. Bila pemancangan dilakukan secara sebagian (segmental) maka ketinggian
maksimum pemukulan yang diusulkan harus semaksimal mungkin konsisten dengan
tegangan maksimum yang diijinkan padabeton dan massa alat pemukulnya juga harus
diganti dengan yang sesuai, haruspula diperhitungkan kemungkinan adanya kehilangan
energi pada sambungan.
 Bila tiang pancang segmental menemui tanah yang lembek sekali, batuan keras atau
lapisan-lapisan batuan maka ketinggian pemukulannya harus dikurangi.
 Pemborong harus memberikan perincian tentang urutan pemancangan yang
harusdisusun sedemikian rupa untuk menghindari terangkatnya kembali (up lifting) tian
pancang.
 Bila tiang yang dipancangkan pada tanah lunak sampai kelapisan keras pendukung
untuk memperoleh penumpuan ujung yang kuat (high end bearing) maka ketinggian dari

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 35


semua tiang pancang yang berdekatan harus diperiksa apakah terjadi pengangkatan, bila
mengalami hal tersebut.
 Pemborong harus bertanggung jawab untuk melaksanakan semua usaha untuk
memancang kembali tiang pancang yang terangkat tersebut.
 Semua pemancangan harus dilakukan sampai mencapai kedalaman yang direncanakan
dan disyaratkan, dalam pemancangan setiap titik pancang harus secara terus menerus
tanpa terputus kecuali terdapat penyambungan bagian tiang pancang.Dalam
pemancangan perlu diperhatikan bahwa jumlah pukulan pada masing-masing tiang
pancang diusahakan agar dibatasi sampai lebih kurang 2000 pukulan, apabila dalam
harus dilakukan test integritas tiang (Pile Integrity test/PIT) yang bertujuan untuk
mengetahui kualitas tiang pancang terpasang.
 Mengecek kelurusan / kemiringan sudut tiang pancang dengan menggunakan theodolit
min. 2 sudut yang berbeda.
9. Siapkan kertas grafik kalendering pada tiang pancang tersebut
10. Secara berlahan hummer diangkat keatas hingga ketinggian tertentu, kemudian hummer
dilapaskan.
11. Bila tiang pancang perlu mendapat sambungan karena kedalaman pemancangan masih
belum terlampaui, maka hentukan pemancangan tiang pancang hingga +/- 1 meter dari muka
tanah terhadap kepala tiang pancang.
12. Melakukan sambungan dengan tiang pancang berikutnya yang mana sambungan tersebut
dilas pada ujung tiang pancang dengan menggunakan mesin las yang kemudian hasil las diberi
bahan anti karat maka konsultasikan dengan Konsultan Perencana untuk langkah
berikutnya.

A. Bahan / Material:
1. Tiang Pancang

B. Peralatan:
1. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 36


Gambar Contoh Tiang Pancang

7.6.(18)b Pemancangan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak Dia. 600 mm


Setelah Tiang pancang telah tiba di lokasi pekerjaan, sebelum memulai pemancangan
terlebih dahulu kita harus mengecek titik-titik lokasi yang akan dipancang. Apakah lahannya
sudah siap dan alat-alat yang digunakan telah ready. Setelah semuanya telah siap maka tiang
pancang kemudian diangkat dengan crane on track kemudian didirikan tegak lurus dengan
pile driver, selanjutnya dipancang dengan menggunakan hammer sampai tiang pancangnya
mendapatkan/menyentuk titik keras tanah. Untuk posisi pemacangan di tengah sungai, maka
tiang pancang sedianya diangkat dan dibawah dengan menggunakan ponton. Perlu
diperhatikan disini dalam pengerjaan pancang ditengah sungai lebih berisiko karena beban
arus aliran sungai.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pemancangan tiang adalah
sebagai berikut :
1. Penyusunan tiang pancang di lapangan.
Pengangkatan dan penyusunan tiang pancang yang disimpan di lapangan harus
memperhatikan titik angkat dan titik tumpu untuk penyimpanan material, sesuai dengan
petunjuk teknis dari produsen tiang pancang.

2. Pemeriksaan material tiang pancang


Pada waktu kedatangan material, harus dipastikan dilampiri mill sheet untuk
pemantauan kesesuaian material yang diterima dengan spesifikasi teknis pekerjaan harus
dipastikan kode dan tanggal produksi sesuai dengan mill sheet yang dilampirkan pada surat
pengiriman barang.
Sebelum digunakan, material tiang pancang harus diperiksa kembali :
 Tidak ada yang retak, cacat dan pecah – jika ada yang retak, cacat atau pecah maka
harus dipisahkan untuk direpair oleh produsen tiang pancang sebelum digunakan
 Ukuran penampang dan panjang harus sesuai dengan spesifikasi dan penempatannya
pada gambar konstruksi

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 37


 Umur beton harus sudah memadai untuk dipancang – jika masih belum cukup umur
maka dipisahkan dulu dan ditunggu sebelum dipakai

3. Persiapan tiang untuk pemancangan.


Tiang pancang harus diberi marking atau tanda dengan cat merah, untuk keperluan
pemantauan pada saat pemancangan dilakukan :
 Tiap jarak 0,5 m’ dari ujung tiang pancang sampai ke pangkalnya.
 Diberi angka pada tiap meternya dari ujung bawah ke pangkal tiang.
 Untuk tiang sambungan, angka harus melanjutkan angka dari tiang yang disambung.
 Tiang sambungan harus selalu diposisikan di dekat titik pancang yang sedang dikerjakan
– supaya tidak terlalu lama mengambil tiang sambungan jika diperlukan penyambungan.

4. Pemantauan pelaksanaan pemancangan


Pada saat pekerjaan pemancangan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tiang pancang telah ditempatkan pada titik rencana dan diperiksa vertikalitasnya dari 2
arah (X-Y penampang tiang pancang), toleransi kemiringan mengikuti ketentuan
spesifikasi alat dan spesifikasi teknis – pemeriksaan boleh dilakukan dengan
pendulum/bandul, selama kondisi angin tidak terlalu besar dan tidak mengganggu posisi
bandul (harus bisa diam/stabil).
b. Tiang pancang harus sejajar dengan sumbu hammer dan ladder alat pancang jika tidak
sejajar, berpotensi tiang akan pecah atau patah dan dipantau berkala oleh operator alat
pancang dan helper counter harus mencatat jumlah pukulan per 0,5 m’ atau per 1 m’
c. Kelurusan/vertikalitas tiang pancang selama pemancangan harus selalu dipantau oleh
helper operator dan jika terjadi pergeseran vertikalitas atau tiang menjadi miring, maka
harus dihentikan dulu pemancangannya :
 Jika masih memungkinkan, tiang pancang diatur supaya vertikal kembali.
 Jika sudah tidak memungkinkan penyesuaian tiang pancang, dilakukan penyesuaian
sumbu.
d. Jatuh hammer supaya sejajar dengan kemiringan sumbu tiang dan jika kemiringan
bertambah semakin parah di luar toleransi, pemancangan dihentikan.
e. Selama pelaksanaan pemancangan, tinggi jatuh hammer dipantau tidak boleh lebih dari
2,5 m kecuali atas persetujuan khusus Konsultan Pengawas, namun tidak boleh lebih dari 3
m dalam segala kondisi pelaksanaan.
f. Jika diperlukan penyambungan diusahakan tidak melebihi 3 sambungan tiang
g. Jika terdapat lapisan lensa/lapis tipis tanah keras, diusahakan untuk ditembus dengan
tidak mengakibatkan tegangan internal melebihi spesifikasi material
h. Tinggi jatuh hammer harus dipantau pada saat pengambilan final set yaitu:
 Harus sesuai dengan syarat dari Konsultan Desain (untuk drop hammer).
 dicatat sesuai dengan ram stroke yang terjadi untuk diesel hammer dan hydraulic
hammer.
i. Pengambilan final set harus dilakukan :
 Menggunakan kertas milimeter yang masih baru (tidak boleh berupa fotocopy).
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 38
 Dengan pulpen supaya garis yang dihasilkan tidak terlalu tebal dan tidak luntur jika
terkena air dan oli, tidak boleh dengan spidol atau pensil yang memberikan garis yang
tebal sehingga menyulitkan pembacaan garis grafik.
 Pulpen harus dialasi acuan yang stabil dan tidak terpengaruh penurunan tiang saat
dipukul.
 Arah penarikan pulpen harus sejajar dengan garis milimeter pada kertas
record/milimeter.
 Grafik yang diambil harus jelas, tidak terlalu rapat garis rebound-nya dan tidak
miring.
 Diambil pencatatan final set untuk minimal 10 kali pukulan.
 Jika tidak tercapai nilai final set yang ditetapkan, maka pemancangan harus
dilanjutkan dan diambil lagi final setnya pada lembar yang sama, sampai tercapai final
set yang ditetapkan.

5. Pemeriksaan terhadap heaving (pengangkatan).


Pile heaving adalah kondisi terangkatnya kembali tiang pancang yang sudah selesai
dipancang, akibat tekanan tanah yang terjadi pada saat pemancangan titik pondasi
berikutnya yang berdekatan, yang radiusnya tergantung dari sifat tanah di lokasi pekerjaan.
Untuk pemancangan tiang dalam kelompok (2 atau lebih), harus diperiksa secara
berkala apakah terjadi pile heaving atau tidak :
a) Untuk kelompok tiang yang terdiri dari 2-4 tiang pancang, tetap harus diperiksa pile
heaving pada pemancangan awal sebagai data awal – jika tidak terjadi pile heaving
setelah 5 kelompok tiang pertama diperiksa, maka pemeriksaan berikutnya dapat
dilakukan secara random, namun jika terjadi pile heaving, maka harus diperiksa setiap
kelompok tiang berikutnya.
b) Setiap titik pancang yang telah selesai dipancang dalam satu kelompok harus dicatat
level top of pile nya sebelum dilakukan pemancangan berikutnya (level yang dicatat
boleh merupakan pinjaman level setempat dan tidak diikat ke BM, karena surveyor juga
harus melakukan tugas yang lain dan mungkin hanya dapat melakukan pengukuran
optik dari posisi yang tidak memungkinkan memindahkan acuan BM level ke tiang yang
diukur).
c) Setiap selesainya pemancangan 2-4 tiang berikutnya dalam satu kelompok tiang,
dilakukan pengukuran ulang level tiang pancang yang telah terpancang sebelumnya dan
dipastikan tidak terjadi pile heaving
d) Jika terjadi pile heaving, maka tiang pancang yang terangkat harus dipukul ulang/redrive
untuk mengembalikan level top of pile ke posisi semula atau sedikit lebih rendah dari level
awal – untuk pekerjaan re-drive harus dicatat pada piling record yang ada dan tidak perlu
dilakukan pengambilan grafik final set lagi
e) Proses pengukuran dan pengecekan harus dilakukan terus sampai seluruh tiang pancang
dalam satu kelompok tiang selesai dipancang.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 39


f) Penetapan nilai pengangkatan (heaving) yang disyaratkan untuk dilakukan re-drive
harus mengikuti ketentuan spesifikasi teknis atau persetujuan Konsultan Pengawas --
direkomendasikan nilai 5 mm untuk end-bearing pile dan 3 cm untuk friction pile.

Untuk menghindari atau mengurangi resiko pile heaving dapat dilakukan langkah sebagai
berikut :
 Jarak bersih antar tiang pancang tidak kurang dari 2 diameter atau diagonal penampang
tiang – ditentukan oleh konsultan desain, jika terjadi pile heaving dalam 5 kelompok
tiang berturut-turut, maka diinformasikan kepada PM untuk diputuskan apakah akan
diubah jarak antar tiang pancang atau tidak.
 Jika terdapat kelompok tiang pancang, pemancangan dimulai dari posisi terdalam lalu
melingkar keluar.

6. Penghentian Pekerjaan Pemancangan.


Penghentian pemancangan dilakukan jika salah satu kondisi berikut terjadi atau
tercapai final set sudah dicapai (end-bearing pile) atau kedalaman pemancangan yang
disyaratkan sudah dicapai (friction pile). sudah mencapai maksimal 2.000 pukulan
hammer/palu pancang. Telah mencapai batas kelangsingan tiang pancang sesuai spesifikasi
material atau ketentuan Konsultan harus dilakukan penambahan titik pondasi tiang jika
diperlukan. terjadi kerusakan pada tiang (pecah, retak, patah, dsb) : harus dilakukan
penambahan titik pondasi tiang terjadi kemiringan di luar toleransi : harus dilakukan
penambahan titik pondasi tiang.

7. Pencatatan data pelaksanaan.


Pencatatan data pelaksanaan yang harus dilakukan, minimal meliputi :
o Data jenis dan spesifikasi alat pancang yang dipakai.
o Data jenis, ukuran dan kapasitas material tiang pancang yang dipakai.
o Data pelaksanaan (Pile Driving Record dan Grafik Final Set).
o Data panjang tertanam termasuk konfigurasi sambungan tiang dan tanggal
pemancangan, yang ditabelkan sesuai dengan penomoran titik pancang pada gambar
konstruksi.
o Data pergeseran titik pancang yang diplotkan pada gambar dan ditabelkan, sesuai
penomoran titik pancang.
o Data titik pancang yang berubah vertikalitas tiang pancangnya selama pemancangan,
dicatat dan ditabelkan sesuai nomor titik pancang pada gambar konstruksi.
o Tabel nilai kapasitas ultimate dan ijin tiap titik pancang sesuai nomor pada gambar
konstruksi, dengan menggunakan rumus dinamik yang telah diverifikasi dengan
pengujian PDA Test atau Static Loading Test.
o Kekurangan serta kelebihan menggunakan pondasi tiang pancang.

A. Bahan / Material:
1. Tiang Pancang

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 40


B. Peralatan:
1. Crane on Track
2. Ponton
3. Pile Driver + Hammer

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar PemancanganTiang Pancang

7.6.(20) Tambahan Biaya Untuk Nomor Mata Pembayaran 7.6.(13) s/d 7.6.(18) Bila Tiang
Pancang di tempat yang berair
Item pekerjaan ini untuk menutupi atau sebagai persiapan apabila pemancangan
dilakukan di tempat yang berair. Pada prinsipnya item pekerjaan ini sama dengan
pemancangan pada tanah. Pemacangan di tengah sungai, maka tiang pancang sedianya
diangkt dan dibawah dengan menggunakan ponton. Perlu diperhatikan disini dalam
pengerjaan pancang ditengah sungai lebih berisiko karena beban arus aliran sungai.

7.9.(1) Pasangan Batu


Pasangan batu biasa digunakan pada struktur dinding penahan, tembok pada kepala
gorong-gorong, lantai gorong-gorong, pekerjaan pelindung lainnya pada lereng. Dalam Hal
ini pasangan batu pada pelaksanaan pekerjaan ini berperan sebagai talud.
Uraian pelaksanaanya ialah,
1. Dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia .
2. Bahan diterima di lokasi pekerjaan.
3. Semen, Pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan concrete
mixer, air diambil dengan menggunakan wáter tanker.
4. Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 41


5. Pasang benang pada sisi luar profil sesuai dengan hasil pengukuran dan gambar rencana.
6. Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi yang
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing masing batu pada lapisan pertama.
7. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut sudut. perhatian
harus diberikan untuk menghindar pengelompokan batu yang ukuran sama.
8. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak
harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
9. Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan sulingan. Kecuali ditunjuk lain pada
gambar atau diperintahkan oleh direksi lapangan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan
jarak antar tidak lebih dari 2m dari sumbu satu ke sumbu yang lain dan harus berdiameter 50
mm.
10. Melakukan penyelesaian dan perapian setelah pemasangan oleh sekelompok pekerja.

A. Bahan / Material:
1. Batu Kali/Gunung
2. Semen
3. Pasir

B. Peralatan:
1. Concrete Mixer
2. Water Tanker
3. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Batu
3. Pekerja

7.11.(6) Expansion Joint Tipe Baja Bersudut


Item Expansion Joint Tipe baja bersudut dipasang di antara plat lantai dan plat
injak, dipasang untuk meredam surut dan muai beton dan juga mengalihkan beban. Ada
beberapa hal perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini, antara lain :
1. Lokasi sambungan pelaksanaan harus ditunjukkan dalam gambar rencana, dan tidak
ditenpatkan pada pertemuan elemen struktur,
2. Tidak boleh ada sambungan konstruksi pada tembok sayap,
3. Sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan diletakkan
pada gaya geser minimum,
4. Pada sambungan vertikal, baja tulangan harus menerus melewati sambungan agar
struktur tetap monolit,
5. Untuk pelat, untuk luas pelat minimum 40 m2 boleh diletakkan sambungan konstruksi
dengan dimensi maksimum tidak lebih dari 1,2 x dimensi yang lebih kecil
6. Boleh digunakan bonding agent untuk pelekatan sambungan konstruksi seiizin
konsultan pengawas atau direksi lapangan,

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 42


7. Tidak diperkenankan adanya sambungan konstruksi pada daerah air asin pada tempat
75 cm di bawah muka air tertinggi atau 75 cm di atas muka air terendah.

A. Bahan / Material:
1. Elastomer/Logam
2. Bahan Pengisi/Filler/Beton/Aspal Sealent
3. Sealent (Penutup)

B. Peralatan:
1. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar Contoh Expansion Joint Tipe Baja Bersudut

7.12.(3) Perletakan Elastomer Bearing Pad, 35 x 50 x 4 cm


Material dan peralatan disiapkan, Perletakan Elastomerik Bearing Pad ukuran 35
x 50 x 4 cm dipasang dengan seksama. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik dengan urutan perletakan harus ditandai dengan jelas
tentang jenis dan tempat pemasangan pada saat tiba ditempat kerja. Alat – alat pengamanan
yang cocok harus disediakan sebagaimana diperlukan. Alat – alat penjepit sementara harus
digunakan untuk menjaga orientasi bagian-bagian dengan tepat
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalamperletakan elastometrik adalah
sebagai berikut:
 Bahan harus cukup keras yaitu mempunyai hardness 55 ± 5 duro
 Untuk bantalan karet dengan ketebalan > 1”, menggunakan laminasi antara pelat
baja dengan karet
 Perlu uji kelekatan (geser) antara pelat baja dengankaret
 Perlu aging test bahan karet sesuai ASTM 573, dimana pemuluran sampai putus
50%, perubahan kuat tarik max 15%, kekerasan max 10 Hs.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 43


 Bahan polymer dalam campuran karet tidak boleh lebih dari 60% terhadap volume
total bantalan
 Tebal pelat baja minimum adalah 1/16”
 Ujung-ujung pelat baja tertanam tidak tajam.

A. Bahan / Material:
1. Elastomer Bearing Pad

B. Peralatan:
1. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar Contoh Detail Pemasangan Elastomer Bearing Pad

7.12.(5) Karet Fender Tipe V, H= 300 mm, L = 1000 mm


Karet Fender Tipe V digunakan pada pilar sungai/pile cap di tengah sungai yang
berfungsi mengurangi kerusakan pada pile cap apabila tertabrak oleh kapal/perahu nelayan
setempat. Karet Fender disini berfungsi untuk melawan aksi/gaya tabrak yang diberikan oleh
perahu/kapal yang menabrak pile cap/pilar di sungai ini. Metode pemasangannya dengan
melekatkan Karet Fender Tipe V dengan menggunakan/mengancingnya dengan ring baut
pada anchor fendernya yang dimana anchor fender sebelumnya telah dilas pada saat
pembesian Pile Cap.

A. Bahan / Material:
1. Karet Fender Tipe V
2. Anchor Fender
3. Ring Baut

B. Peralatan:
1. Alat Bantu

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 44


C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar Contoh Pemakaian Karet Fender

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 45


DIVISI VIII

8.4.(10b) Kerb Pracetak Jenis 2 (Penghalang/Barrier)


Urutan Pelaksanaan Pekerjaan ini ialah sebagai berikut :
1. Kerb Pracetak dipesan melalui penyedia/penyuplai kerb jenis ini,
2. Beton yang digunakan untuk kerb pracetak harus sesuai spesifikasi/persetujuan direksi
lapangan,
3. Lokasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan, dan landasan kerb ini
harus dipadatkan sampai suatu permukaan yang rata,
4. Semua bahan yang lunak dan tidak sesuai dibuang dan diganti dengan bahan yang
memenuhi serta harus dipadatkan sampai merata,
5. Kerb harus dipasang dengan teliti, garis dan elevasi yang ditunjukkkan dalam gambar
atau yang sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan,
6. Semua kerb yang akan dipasang pada suatu kurva dengan radius kurang dari 20 meter
harus dibuat dengan menggunakan cetakan lengkung atau unit-unit pracetak yang
melengkung,
7. Unit-unit kerb dan jenis-jenis pracetak lainnya harus dipasang dengan sambungan yang
serapat mungkin,
8. Setelah pekerjaan pemasangan kerb telah dipasang sebagai mana yang diperintahkan
oleh direksi lapangan, maka sekelompok pekerja merapikannya.

A. Bahan / Material:
1. Kerb Pracetak
2. Semen
3. Pasir

B. Peralatan:
1. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar Contoh Kerb Pracetak Jenis 2

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 46


DIVISI IX

9.1.(1) Mandor
Pekerjaan ini mencakup operasi – operasi yang disetujui direksi, pekerjaan yang
semula tidak diperkirakan tetapi diperlukan selama masa pekerjaan. Operasi – operasi yang
dilaksanakan menurut pekerjaan harian dapat terdiri dari jenis pekerjaan apapun
sebagaimana yang ditunjukkan / diperintahkan oleh direksi lapangan.
Sebagaimana tugas utama dari seorang mandor yaitu melaksanakan tiap pekerjaan
sesuai arahan pelaksana/site manager. Lamanya pekerjaan yang dilakukan oleh Mandor akan
dihitung sesuai jam kerja Pekerja tersebut.

9.1.(2) Pekerja Biasa


Pekerjaan ini mencakup operasi – operasi yang disetujui direksi, pekerjaan yang
semula tidak diperkirakan tetapi diperlukan selama masa pekerjaan. Operasi – operasi yang
dilaksanakan menurut pekerjaan harian dapat terdiri dari jenis pekerjaan apapun
sebagaimana yang ditunjukkan / diperintahkan oleh direksi lapangan.
Sebagaimana tugas utama dari seorang pekerja yaitu melaksanakan tiap pekerjaan
sesuai arahan Mandor. Lamanya pekerjaan yang dilakukan oleh Pekerja akan dihitung sesuai
jam kerja Pekerja tersebut.

9.1.(4)a Dump Truck, kapasitas 3-4 m³


Pekerjaan ini mencakup operasi – operasi yang disetujui direksi, pekerjaan yang
semula tidak diperkirakan tetapi diperlukan selama masa pekerjaan. Operasi – operasi yang
dilaksanakan menurut pekerjaan harian dapat terdiri dari jenis pekerjaan apapun
sebagaimana yang ditunjukkan / diperintahkan oleh direksi lapangan.
Sebagaimana tugas utama dari dump truck yaitu melakukan pengangkutan orang
ataupun material ke lokasi pekerjaan yang akan dilakukan. Lamanya pekerjaan yang
dilakukan oleh Dump Truck akan dihitung sesuai jam kerja dump truck tersebut.

9.1.(19) Pompa Air 70 – 100 mm


Pekerjaan ini mencakup operasi – operasi yang disetujui direksi, pekerjaan yang
semula tidak diperkirakan tetapi diperlukan selama masa pekerjaan. Operasi – operasi yang
dilaksanakan menurut pekerjaan harian dapat terdiri dari jenis pekerjaan apapun
sebagaimana yang ditunjukkan / diperintahkan oleh direksi lapangan.
Sebagaimana tugas utama dari pompa yaitu melakukan pengeringan/penyedotan air
dari lokasi yang dikeringkan ke lokasi buangan. Lamanya pekerjaan yang dilakukan oleh
pompa air akan dihitung sesuai jam kerja dump truck tersebut.

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan ……………. Page. 47

Anda mungkin juga menyukai