Logika
matematika sendiri mempelajari pernyataan yang bisa bernilai benar atau salah, ekivalen atau ingkaran
sebuah pernyataan, dan juga berisi penarikan kesimpulan.
Induksi matematika menjadi sebuah metode pembuktian secara deduktif yang digunakan untuk
membuktikan suatu pernyataan benar atau salah. Dimana merupakan suatu proses atau aktivitas
berpikir untuk menarik kesimpulan berdasarkan pada kebenaran pernyataan yang berlaku secara umum
sehingga pada pernyataan khusus atau tertentu juga bisa berlaku benar. Dalam induksi matematika ini,
variabel dari suatu perumusan dibuktikan sebagai anggota dari himpunan bilangan asli.
Ada tiga langkah dalam induksi matematika yang diperlukan untuk membuktikan suatu rumus atau
pernyataan. Langkah-langkah tersebut adalah :
Langkah 1
untuk n = 1, maka :
1=1
Langkah 2
Misal rumus benar untuk n = k, maka:
Langkah 3
Akan dibuktikan bahwa rumus benar untuk n = k + 1. Sehingga:
Pembuktiannya:
ditambah k + 1)
. (k + 1) dimodifikasi menyerupai )
(penyederhanaan)
(terbukti)
Langkah 1
untuk n = 1, maka:
= 27
Langkah 2
Misal rumus benar untuk n = k, maka :
(habis dibagi 9)
Langkah 3
Akan dibuktikan bahwa rumus benar untuk n = k + 1. Pembuktian:
Pembahasan:
Langkah 1
(terbukti)
Langkah 2 (n = k)
Langkah 3 (n = k + 1)
.
(kedua ruas
ditambah .
{terbukti).
Contoh Soal 2
Buktikan bahwa
Pembahasan:
Langkah 1
(terbukti)
Langkah 2 (n = k)
Langkah 3 (n = k + 1)
Dibuktikan dengan:
(terbukti)
Contoh Soal 3
Buktikan bahwa habis dibagi 5.
Pembahasan:
Langkah 1
habis dibagi 5 (terbukti)
Langkah 2 (n = k)
Langkah 3 (n = k + 1)
Didapatkan :
habis dibagi 5
habis dibagi 5
sama dengan langkah 2, habis dibagi 5
Prinsip Induksi Matematika
Untuk setiap bilangan bulat positif n, misalkan P(n) adalah pernyataan yang bergantung pada n.
Jika
1. P(1) benar, dan
2. untuk setiap bilangan bulat positif k, jika P(k) benar maka P(k + 1) benar
maka pernyataan P(n) bernilai benar untuk semua bilangan bulat positif n.
2. Untuk mendapatkan pernyataan P(k + 1), kita ganti k pada pernyataan P(k) dengan k + 1.
4. Serupa dengan soal-soal sebelumnya, kita substitusi k pada pernyataan P(k) dengan k+ 1 untuk
mendapatkan pernyataan P(k + 1).
Ketika menggunakan induksi matematika untuk membuktikan rumus penjumlahan (seperti pada
Soal 2), akan sangat membantu jika kita berpikir bahwa Sk + 1 = Sk + ak + 1, di mana ak + 1 adalah suku ke-
(k + 1) dari penjumlahan tersebut.
2. Bagian kedua induksi matematika memiliki dua langkah. Langkah pertama adalah menganggap
bahwa rumus tersebut benar untuk sebarang bilangan bulat k. Langkah kedua adalah
menggunakan anggapan ini untuk membuktikan bahwa rumus tersebut benar untuk bilangan
bulat selanjutnya, k + 1. Anggap bahwa rumus
Dengan menggabungkan hasil pada langkah (1) dan (2), kita dapat menyimpulkan dengan induksi
matematika bahwa rumus tersebut benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.
Kita akan gunakan hipotesis tersebut untuk menunjukkan bahwa P(k + 1) benar, yaitu
Sehingga, kita mulai dengan ruas kiri dan menggunakan hipotesis induksi untuk memperoleh
bentuk pada ruas kanan.
Sehingga kebenaran P(k + 1) mengikuti kebenaran P(k), dan kita telah melakukan langkah
induksi.
Setelah membuktikan Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan Prinsip Induksi
Matematika bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Rangkuman berikut ini memberikan rumus-rumus untuk jumlah pangkat dari n bilangan bulat
positif pertama. Rumus-rumus ini sangat penting dalam kalkulus. Rumus 1 telah kita buktikan
dalam Contoh 2. Rumus-rumus yang lain juga dapat dibuktikan dengan mengunakan induksi
matematika.
Hipotesis ini akan kita gunakan untuk membuktikan bahwa P(k + 1) benar. Pernyataan P(k + 1)
menyatakan
Kita mulai dari bentuk yang berada di ruas kiri, kemudian kita gunakan hipotesis induksi untuk
mendapatkan bentuk pada ruas kanan.
Sehingga kita telah menunjukkan bahwa P(k + 1) mengikuti P(k). Sehingga kita telah
membuktikan langkah induksi.
Berdasarkan Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan menggunakan induksi matematika
bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Hipotesis induksi tersebut akan kita gunakan untuk membuktikan kebenaran P(k + 1).
Pernyataan P(k + 1) mengatakan
Kita mulai dari ruas kiri, kemudian kita gunakan hipotesis induksi untuk mendapatkan bentuk
yang berada di ruas kanan.
Sehingga pada Langkah 2 ini kita telah membuktikan bahwa jika P(k) benar maka P(k+ 1) juga
benar.
Jadi, berdasarkan Langkah 1 dan 2, dengan menggunakan induksi matematika kita dapat
menyimpulkan bahwa P(n) bernilai benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Sering terjadi bahwa pernyataan P(n) bernilai salah untuk beberapa bilangan bulat positif pertama,
tetapi bernilai benar untuk semua bilangan bulat positif selanjutnya. Sebagai contoh, mungkin kita
ingin membuktikan P(n) benar untuk n ≥ 5. Perhatikan bahwa jika kita telah membuktikan P(5)
benar, maka fakta ini, bersama dengan langkah induksi, akan mengakibatkan
kebenaran P(5), P(6), P(7), …. Kasus ini merupakan variasi dari Prinsip Induksi Matematika. Model
lain dari induksi matematika ini disebut sebagai Prinsip Induksi Matematika yang Diperluas.
Contoh berikutnya mengilustrasikan hal ini.
Soal 6: Membuktikan Pertidaksamaan dengan Induksi Matematika
Buktikan bahwa 4n < 2n untuk semua bilangan bulat positif n ≥ 5.
Pembahasan Misalkan P(n) menyatakan pernyataan 4n < 2n.
1. P(5) adalah pernyataan 4 ∙ 5 < 25, atau 20 < 32, yang bernilai benar.
2. Anggap P(k) benar. Sehingga hipotesis induksi kita adalah
Kita akan menggunakan hipotesis ini untuk menunjukkan bahwa P(k + 1) benar, yaitu
Sehingga kita mulai dengan bentuk di ruas kiri pertidaksamaan tersebut dan menggunakan
hipotesis induksi untuk menunjukkan bahwa bentuk tersebut kurang dari bentuk yang berada di
ruas kanan. Untuk k ≥ 5 kita mendapatkan
Sehingga P(k + 1) mengikuti P(k), sehingga kita telah melakukan langkah induksi.
Setelah kita membuktikan Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan menggunakan
Prinsip Induksi Matematika bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n ≥ 5.
Sehingga kita telah menunjukkan kebenaran pernyataan jika P(k) benar maka P(k + 1). Oleh
karena itu, berdasarkan Langkah 1 dan 2, dengan induksi matematika kita dapat menyimpulkan
bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n ≥ 3.
Sehingga pada langkah induksi ini kita dapat melihat bahwa kebenaran P(k)
mengakibatkan P(k + 1). Jadi, dari Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan induksi
matematika bahwa P(n) bernilai benar untuk n ≥ 4.
Karena 1/√1 + 1/√2 ≈ 1,707 dan √2 ≈ 1,414 maka P(2) bernilai benar.
2. Anggap bahwa P(k) benar maka kita memperoleh hipotesis induksi seperti berikut.
Selanjutnya, kita tunjukkan bahwa P(k + 1) juga bernilai benar dengan menggunakan hipotesis
tersebut. P(k + 1) menyatakan bahwa
Dengan menggunakan hipotesis induksi, kita ubah bentuk ruas kiri di atas menjadi bentuk yang
ada di ruas kanan. Untuk k ≥ 2,
Sehingga kita telah menunjukkan bahwa jika P(k) benar maka P(k + 1) benar. Jadi dengan
menggunakan Prinsip Induksi Matematika kita dapat menyimpulkan bahwa P(n) benar untuk
semua bilangan bulat n ≥ 2.
Karena 3 adalah faktor dari 4k ∙ 3 dan 3 juga merupakan faktor 4k – 1, maka 3 adalah faktor dari
4k + 1 – 1. Dengan menggabungkan hasil pada Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan
induksi matematika bahwa 3 adalah faktor 4n – 1 untuk semua bilangan bulat positif n.
Pembahasan
1. Untuk n = 1, pernyataan tersebut benar karena
Karena x – y faktor dari x – y dan xk – yk (berdasarkan hipotesis induksi), maka kita dapat
menyimpulkan bahwa x – y merupakan faktor dari xk + 1 – yk + 1. Jadi, kita dapat menyimpulkan
dengan menggunakan induksi matematika bahwa x – y adalah faktor dari xn – yn untuk semua
bilangan bulat positif n.
Sehingga benar bahwa 3 merupakan salah satu faktor dari bentuk tersebut.
2. Anggap bahwa, untuk sebarang bilangan bulat positif k, 3 merupakan salah satu faktor dari (k3 +
3k² +2k). Kita harus menunjukkan bahwa 3 juga merupakan faktor dari (k + 1)3 + 3(k + 1)² +
2(k + 1). Pertama kita tulis (k + 1)3 + 3(k + 1)² + 2(k + 1) seperti berikut.
Karena 3 merupakan faktor dari k3 + 3k² + 2k dan 3(k² + 3k + 2), maka 3 merupakan faktor dari
(k + 1)3 + 3(k + 1)² + 2(k + 1). Jadi, dengan menggunakan induksi matematika kita dapat
menyimpulkan bahwa 3 merupakan salah satu faktor dari (n + 1)3 + 3(n + 1)² + 2(n + 1) untuk
semua bilangan bulat positif n.
Karena 3 merupakan salah satu faktor dari bentuk-bentuk 3 ∙ 22k + 1 dan 22k + 1 + 1 maka 3 adalah
faktor dari 22(k + 1) + 1 + 1. Jadi kita dapat menyimpulkan dengan menggunakan induksi matematika
bahwa salah satu faktor dari 22n + 1 + 1 adalah 3.
Walaupun menentukan satu rumus yang berdasarkan beberapa pengamatan saja tidak menjamin
kebenaran rumus tersebut, tetapi mengenali pola adalah hal yang penting. Ketika kita mendapatkan
pola atau rumus yang kita pikir benar, kita dapat membuktikan kebenaran pola atau rumus tersebut
dengan menggunakan induksi matematika.
Dari barisan ini, tampak bahwa rumus penjumlahan k suku pertama adalah
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis ini, kita gunakan induksi matematika. Perhatikan bahwa
kita telah menguji rumus ini untuk n = 1, sehingga kita mulai dengan menganggap bahwa rumus
tersebut benar untuk n = k dan mencoba untuk menunjukkan bahwa rumus tersebut juga benar
untuk n = k + 1.
Jadi, berdasarkan induksi matematika hipotesis tersebut benar.
Berdasarkan pola di atas, kita dapat melihat bahwa rumus jumlah k suku pertama adalah
Kita gunakan induksi matematika untuk membuktikan konjektur tersebut. Karena kita sudah
menunjukkan kebenaran rumus tersebut untuk n = 1, kita mulai pembuktian ini dengan
menganggap bahwa rumus ini benar untuk n = k, dan mencoba untuk menunjukkan bahwa rumus
tersebut juga benar untuk n = k + 1.
Jadi, berdasarkan induksi matematika konjektur kita tersebut benar.
Karena 4 ∙ 5k dan 5k – 1 habis dibagi 4 maka 5k + 1 – 1 habis dibagi 4. Jadi, kita dapat
menyimpulkan bahwa 5n – 1 habis dibagi 4 untuk semua bilangan bulat positif n.
Karena k² – k + 41 adalah bilangan ganjil dan 2k adalah bilangan genap, maka jumlah kedua
bilangan tersebut, yaitu (k + 1)² – (k + 1) + 41 merupakan bilangan ganjil. Jadi, dengan
menggunakan Prinsip Induksi Matematika kita dapat meyimpulkan bahwa n² – n + 41
merupakan bilangan ganjil untuk semua bilangan bulat positif n.
Soal 18: Membuktikan Keterbagian
Buktikan bahwa 32n – 1 habis dibagi 8 untuk semua bilangan bulat positif n.
Pembahasan Misalkan P(n) merupakan notasi untuk pernyataan “ 32n – 1 habis dibagi 8.”
1. Pertama kita tunjukkan bahwa P(1) benar. Karena
Karena 8 ∙ 32k dan 32k – 1 habis dibagi 8 maka 32(k + 1) – 1 habis dibagi 8. Jadi dengan menggunakan
induksi matematika kita dapat menyimpulkan bahwa 32n – 1 habis dibagi dengan 8 untuk
semua bilangan bulat positif n.
Pada bagian awal pembahasan ini kita telah dikenalkan dengan induksi matematika yang
selanjutnya digunakan untuk membuktikan beberapa pernyataan pada Contoh 1 – 18. Selanjutnya
kita akan belajar bentuk lain dari induksi matematika, yang disebut sebagai induksi matematika
kuat, yang sering digunakan ketika kita mengalami kesulitan untuk membuktikan suatu
pernyataan dengan menggunakan induksi matematika biasa. Dalam induksi matematika kuat juga
memiliki dua langkah, yaitu langkah dasar dan langkah induksi. Akan tetapi, pada langkah dasar
memuat pembuktian-pembuktian untuk beberapa nilai awal, dan dalam langkah induksi kebenaran
dari pernyataan P(n) diasumsikan tidak hanya untuk satu nilai n tetapi untuk semua nilai sampai k,
dan kemudian kebenaran P(k + 1) dibuktikan.
Pada contoh berikutnya kita akan mencoba untuk membuktikan suatu teorema keterbagian oleh
bilangan prima. Teorema ini menyatakan bahwa semua bilangan bulat yang lebih besar dari 1 habis
dibagi oleh suatu bilangan prima.
Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan: “Untuk semua bilangan bulat n ≥ 2, nhabis dibagi
oleh suatu bilangan prima.”
1. Pertama, kita tunjukkan bahwa P(2) bernilai benar. Karena 2 habis dibagi 2 dan 2 adalah
bilangan prima, maka P(2): “2 habis dibagi oleh suatu bilangan prima” bernilai benar.
2. Misalkan k adalah sebarang bilangan bulat dengan k ≥ 2 dan kita anggap bahwa i habis dibagi
oleh suatu bilangan prima untuk semua bilangan bulat i mulai dari 2 sampai k. Kita harus
tunjukkan bahwa k + 1 juga habis dibagi bilangan prima.
Kasus 1 (k + 1 adalah bilangan prima): Pada kasus ini k + 1 habis dibagi oleh suatu
bilangan prima, yaitu bilangan itu sendiri.
Kasus 2 (k + 1 bukan bilangan prima): Pada kasus ini k + 1 = ab di mana a dan badalah
bilangan bulat dengan 1 < a < k + 1 dan 1 < b < k + 1. Sehingga, dengan kata lain, 2 ≤ a ≤ k, dan
berdasarkan hipotesis induksi, a habis dibagi oleh suatu bilangan prima p. Dan karena k + 1
= ab, maka k + 1 habis dibagi a. Oleh karena itu, karena k + 1 habis dibagi a dan a habis dibagi p,
maka dengan keterbagian transitif, k + 1 habis dibagi oleh bilangan prima p.
Jadi, dengan menggunakan induksi matematika kuat kita dapat menyimpulkan bahwa semua
bilangan bulat n ≥ 2, n habis dibagi oleh suatu bilangan prima.
Kita akan menggunakan induksi matematika kuat untuk membuktikan bahwa untuk semua
bilangan bulat n ≥ 0, P(n) bernilai benar.
1. Untuk membuktikan bahwa P(0) dan P(1) benar, kita harus menunjukkan bahwa
Akan tetapi, sesuai definisi barisan s0, s1, s2, …, kita memiliki s0 = 0 dan s1 = 4. Karena 50 – 1 = 1 –
1 = 0 dan 51 – 1 = 4, nilai-nilai s0 dan s1 sama dengan nilai-nilai yang diberikan oleh rumus yang
diberikan.
2. Misalkan k adalah sebarang bilangan bulat dengan k ≥ 1 dan anggap bahwa si = 5i – 1 untuk
semua bilangan bulat i dengan 0 ≤ i ≤ k. Kita harus menunjukkan bahwa
Sehingga kita telah menunjukkan bahwa P(k + 1) mengikuti P(i) dalam langkah induksi. Jadi,
dengan menggunakan induksi matematika kuat kita dapat menyimpulkan bahwa P(n) benar
untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.
Soal 21: Membuktikan Sifat Barisan
Misalkan a1, a2, a3, … adalah barisan yang didefinisikan sebagai berikut.
untuk semua bilangan bulat k ≥ 3. Buktikan bahwa an adalah bilangan ganjil untuk semua bilangan
bulat n ≥ 1.
Pembahasan Misalkan P(n) menyatakan bahwa an adalah bilangan ganjil. Kita akan membuktikan
bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.
1. Kita akan tunjukkan bahwa P(1) dan P(2) benar. Karena menurut definisi barisan a1, a2, a3, …
nilai a1 = 1 dan a2 = 3 yang keduanya merupakan bilangan ganjil, maka P(1) dan P(2) benar.
2. Untuk sebarang bilangan bulat k ≥ 2, kita anggap bahwa P(i) bernilai benar untuk 1 ≤ i≤ k.
Sehingga hipotesis induksi kita adalah bahwa ai merupakan bilangan ganjil. Kita akan
menggunakan ini untuk menunjukkan bahwa P(k +1) benar, yaitu ak + 1 juga merupakan bilangan
ganjil. Perhatikan bahwa
untuk semua bilangan bulat k ≥ 2. Buktikan bahwa bn = 3 ∙ 2n + 2 ∙ 5n untuk semua bilangan bulat n ≥
0.
Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan yang menyatakan bahwa
Akan kita tunjukkan bahwa P(n) bernilai benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.
1. Pertama, akan kita tunjukkan bahwa P(0) dan P(1) benar, yaitu
untuk semua bilangan bulat 0 ≤ i ≤ k. Selanjutnya kita akan menunjukkan bahwa P(k + 1) benar,
yaitu
Akan kita tunjukkan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.
1. Pertama kita akan tunjukkan bahwa P(0), P(1), dan P(3) benar. Sesuai definisi barisan
tersebut, c0 = 1, c1 = 2, dan c2 = 3, kita dapat melihat bahwa c0, c1, dan c2 secara berturut-turut
kurang dari sama dengan 30 = 1, 31 = 3, 3² = 9. Sehingga P(0), P(1), dan P(2) bernilai benar.
2. Untuk sebarang bilangan bulat k ≥ 2, kita anggap bahwa P(i) benar untuk 0 ≤ i ≤ k. Sehingga
hipotesis induksi kita adalah
untuk 0 ≤ i ≤ k. Dengan menggunakan hipotesis ini kita akan menunjukkan bahwa P(k+ 1)
benar, yaitu
Sehingga kita telah menunjukkan bahwa P(i) benar maka P(k + 1) benar. Jadi, berdasarkan
Langkah 1 dan 2 kita dapat menyimpulkan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 0.
Pembahasan Misalkan n adalah banyaknya batang korek api dalam masing-masing bungkus. Kita
akan gunakan induksi matematika untuk membuktikan P(n), yang menyatakan bahwa pemain
kedua dapat memenangkan permainan jika mula-mula terdapat n batang korek api dalam masing-
masing bungkus.
1. Ketika n = 1, pemain pertama hanya memiliki satu pilihan, yaitu mengambil satu batang korek
api dari salah satu bungkus, dan meninggalkan satu bungkus dengan satu batang korek api, yang
dapat diambil oleh pemain kedua untuk memenangkan pertandingan.
2. Hipotesis induksi kita adalah pernyataan P(i) benar untuk semua i dengan 1 ≤ i ≤ k, yaitu
anggapan bahwa pemain kedua dapat selalu menang jika terdapat i batang korek, di mana 1
≤ i ≤ k, dalam masing-masing bungkus korek api. Kita harus menunjukkan bahwa P(k + 1)
benar, yaitu bahwa pemain kedua dapat memenangkan permainan ketika mula-mula
terdapat k + 1 batang korek api dalam masing-masing bungkus, yang berdasarkan anggapan
bahwa P(i) benar untuk i = 1, 2, 3, …, k. Sehingga misalkan terdapat k + 1 batang korek api di
dalam masing-masing bungkus pada awal permainan dan misalkan pemain pertama mengambil
sejumlah r batang korek api (1 ≤ r ≤ k) dari salah satu bungkus, dan menyisakan k + 1 – r batang
korek api dalam bungkus tersebut. Dengan mengambil batang korek api dengan jumlah yang
sama dari bungkus yang lain, pemain kedua membuat keadaan di mana terdapat dua bungkus
yang masing-masing memiliki k + 1 – r batang korek api. Karena 1 ≤ k + 1 – r ≤ k, sekarang kita
dapat menggunakan hipotesis induksi untuk menyimpulkan bahwa pemain kedua selalu dapat
memenangkan permainan. Dan jika pemain pertama mengambil sejumlah k + 1 batang korek api
dari satu bungkus, pemain kedua dapat memenangkan permainan dengan mengambil semua
sisa batang korek api dalam bungkus lainnya.
Berdasarkan Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan menggunakan induksi matematika
kuat bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.
Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan yang menyatakan bahwa bea pos dengan
harga n ribu rupiah dapat dibentuk dengan menggunakan perangko-perangko seharga Rp 4.000,00
dan Rp 5.000,00.
1. Kita dapat membentuk bea pos sejumlah Rp 12.000,00, Rp 13.000,00, Rp 14.000,00 dan Rp
15.000,00 secara berturut-turut dengan menggunakan tiga perangko seharga Rp 4.000,00, dua
perangko seharga Rp 4.000,00 dan satu perangko seharga Rp 5.000,00, satu perangko seharga
Rp 4.000,00 dan dua perangko seharga Rp 5.000,00, dan tiga perangko seharga Rp 5.000,00.
Hal ini menunjukkan bahwa P(12), P(13), P(14), dan P(15) benar.
2. Hipotesis induksi kita adalah bahwa pernyataan P(i) benar untuk 12 ≤ i ≤ k, di mana kadalah
bilangan bulat dengan k ≥ 15. Dengan kata lain kita dapat membentuk bea pos sejumlah i ribu
rupiah, di mana 12 ≤ i ≤ k. Kita harus menunjukkan bahwa P(k + 1) benar, yaitu bahwa kita
dapat membentuk bea pos sejumlah k + 1 ribu rupiah. Dengan menggunakan hipotesis induksi,
kita dapat menganggap bahwa P(k – 3) benar karena k – 3 ≥ 12, yaitu kita dapat membentuk bea
pos sejumlah k – 3 ribu rupiah dengan menggunakan perangko-perangko seharga Rp 4.000,00
dan Rp 5.000,00. Untuk membentuk bea pos sejumlah k + 1 ribu rupiah, kita hanya perlu untuk
menambah perangko seharga Rp 4.000,00 lainnya kepada bea pos yang berharga k – 3 ribu
rupiah tersebut. Sehingga, kita telah menunjukkan bahwa jika hipotesis induksi kita benar
maka P(k + 1) juga benar.
Karena kita telah melakukan Langkah 1 dan 2 pada induksi matematika kuat, kita dapat
menyimpulkan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 12.
Penutup
Pada pembahasan ini kita telah belajar mengenai induksi matematika, suatu metode yang
digunakan untuk membuktikan pernyataan yang bergantung pada bilangan bulat positif. Metode ini
terdiri dari dua langkah, yaitu langkah dasar dan langkah induksi. Pada langkah dasar kita harus
menunjukkan bahwa pernyataan yang diberikan bernilai benar untuk nilai awal. Sedangkan pada
langkah induksi, kita harus menunjukkan bahwa jika P(k) benar maka P(k + 1) benar untuk
sebarang bilangan bulat positif k. Oleh karena itu, pada Soal 1 kita berlatih untuk membentuk
pernyataan P(k + 1) dari pernyataan P(k) yang diberikan.
Pada Soal 2 kita berlatih menggunakan induksi matematika untuk membuktikan rumus jumlah n
bilangan ganjil pertama. Soal 3 menjelaskan bagaimana kita menggunakan induksi matematika
untuk membuktikan rumus jumlah n bilangan bulat positif pertama. Pada Soal 4 kita mencoba
untuk membuktikan rumus jumlah perkalian dari dua bilangan bulat positif yang berurutan.
Sedangkan Soal 5 menjelaskan penggunaan induksi matematika untuk membuktikan rumus jumlah
perkalian antara bilangan bulat positif dengan pangkat dari 2.
Prinsip induksi matematika juga dapat digunakan untuk membuktikan suatu pertidaksamaan. Soal
6, 7, 8, dan 9 menjelaskan bagaimana kita membuktikan suatu pertidaksamaan dengan
menggunakan induksi matematika. Selain itu, mulai Soal 6 kita dikenalkan dengan Prinsip Induksi
Matematika yang Diperluas. Pada induksi matematika ini, nilai awal yang diberikan tidak selalu 1,
tetapi bisa bilangan bulat lainnya.
Mulai Soal 10 kita berlatih untuk membuktikan faktor dari suatu bentuk tertentu. Soal
10menjelaskan bagaimana kita membuktikan bahwa 3 adalah faktor 4n – 1 untuk semua bilangan
bulat positif n. Pada Soal 11 kita berlatih untuk membuktikan bahwa x – y adalah faktor
dari xn – yn untuk semua bilangan bulat positif n. Soal 12 dan 13 merupakan permasalahan yang
serupa dengan dua soal tersebut.
Prinsip Induksi Matematika juga dapat digunakan untuk membuktikan dugaan kita mengenai pola
suatu barisan. Sebelum itu, kita harus mengamati pola yang tampak dari beberapa suku awal suatu
barisan yang diberikan. Metode ini dijelaskan dalam Soal 14dan 15.
Soal 16, 17, dan 18 menunjukkan bagaimana induksi matematika digunakan untuk membuktikan
pernyataan mengenai keterbagian. Setelah Soal 18, kita dikenalkan dengan Prinsip Induksi
Matematika Kuat. Prinsip ini hampir sama dengan induksi matematika biasa, tetapi dalam langkah
dasar kita harus menunjukkan kebenaran dari beberapa nilai awal. Selain itu, hipotesis induksi
dalam prinsip ini memuat pernyataan yang dianggap benar mulai dari nilai awal sampai suatu
bilangan tertentu. Induksi matematika kuat ini digunakan dalam Soal 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan 25.