Anda di halaman 1dari 14

A.

LATAR BELAKANG

Dispepsia adalah kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu

hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh (begah) atau cepat kenyang, sendawa, rasa

panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi asam lambung yang

dirasakan tidak enak di tenggorokan sampai terasa asam di mulut. Gejala-gejala ini

merupakan masalah yang sering ditemukan dalam praktek sehari-hari, Herman et al

(2011).

Berdasarkan ada tidaknya penyebab maka dispepsia dibagi atas dispepsia

organik dan dispepsia fungsional. Dikatakan dispepsia organik apabila penyebab

dispepsia sudah jelas, misalnya adanya ulkus peptikum, karsinoma lambung,

kolelitiasis, yang bisa ditemukan secara mudah, Harahap (2009)

Menurut profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 yang diterbitkan oleh

Depkes RI pada tahun 2012, dispepsia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap

di rumah sakit tahun 2010, pada urutan ke-5 dengan angka kejadian kasus sebesar

9.594 kasus pada pria dan 15.122 kasus pada wanita. Sedangkan untuk 10 besar

penyakit rawat jalan di rumah sakit tahun 2010, dispepsia berada pada urutan ke-6

dengan angka kejadian kasus sebesar 34.981 kasus pada pria dan 53.618 kasus pada

wanita, jumlah kasus baru sebesar 88.599 kasus.

B. PENGERTIAN
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse berarti
pencernaan. Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari
rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada
(heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia
(Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488).

Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri
ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa
(Dharmika, 2001). Sedangkan menurut Aziz (1997), sindrom dyspepsia merupakan
kumpulan gejala yang sudah dikenal sejak lama, terdiri dari rasa nyeri epigastrium,
kembung, rasa penuh, serta mual-mual.Batasan dispepsia terbagi atas dua yaitu:

1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai


penyebabnya. Sindroma dyspepsia organik terdapat keluhan yang nyata
terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari,
radang pancreas, radang empedu, dan lain – lain.

2. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus
(DNU), bila tidak jelas penyebabnya. . Dyspepsia fungsional tanpa disertai
kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis,
laboratorium, radiologi, endoskopi ( teropong saluran pencernaan).

C. ETIOLOGI

Seringnya dyspepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid


reflux, asam lambung terdorong keatas menuju esofagus (saluran muskulo
membranosa yang membentang dari faring kedalam lambung). Hal
inimenyebabkan nyeri di dada.penyebab dyspepsia dapat dibedakan menjadi 2
yaitu:

1. Dyspepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebab
(misalnya tukak peptic, gastritis, pankreatitis, kolestitis dan lainnya)

2. Dyspepsia non organik atau dyspepsia fungsional atau dyspepsia fungsional atau
dyspepsia non ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya, Harahap (2009)

D. PATOFISIOLOGI

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-
zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan
makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung
dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding

2
lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang
akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di
medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan, Husein A Latas, 2002)

E. MANIFESTASI KLINIK

1. Nyeri perut (abdominal discomfort)


2. Rasa perih di ulu hati
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa lekas kenyang
6. Nyeri saat lapar
7. Perut kembung
8. Rasa panas di dada dan perut
9. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium: lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organik


lainnya seperti pankreatitis kronis, diabetes mellitus, dan lainnya. Pada
dyspepsia hasil laboratorium biasanya dalam batas normal.

2. Pemeriksaan radiologi, yaitu: OMG dengan kontras ganda, serologi helicobacter


bakteri, urea breath test (belum tersedia di Indonesia)

3. Endoskopi merupakan pemeriksaan buku emas selain sebagai diagnostik


sekaligus terapeutik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan endoskopi,
yaitu:

a. CLO (Rapid Urea test)

b. Patologi Anatomi

c. Kultur Mikroorganisme (MO) jaringan

d. PCR (Polymerase Chain Rection) hanya dalam rangka penelitian saja

3
G. PATHWAY

Perubahan Pola makan, pengaruh obat-obatan, alkohol, nikotin, rokok, tumor/kanker


saluran pencernaan, stres

Intake makanan

Lambung kosong

Pelepasan mediator kimia Peningkatan HCL Anoreksia, mual


(bradikinin, histamin
Prostaglandin) Mengikis dinding lambung

DSYPESIA
Merangsang system saraf Muntah, Intake kurang
Simpatis

Dx. Dx.
Medula oblongata
Kekurangan Ketidak seimbangan
volume cairan Nutrisi Kurang dari
Nyeri Akut

4
Perubahan status
Dx. Nyeri Akut
Kesehatan

Kurang informasi
Tentang penyakit

Stresor

Cemas

Dx. Kurang Pengetahuan

H. PENGKAJIAN

5
Menurut Tucker (1998), pengkajian pada klien dengan dispepsia adalah sebagai
berikut:

1. Biodata

a. Identitas Pasien : nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama,


pekerjaan, pendidikan, alamat.

b. Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,


hubungan dengan pasien, alamat.

2. Keluhan Utama

Nyeri/pedih pada epigastrium disamping atas dan bagian samping dada depan
epigastrium, mual, muntah dan tidak nafsu makan, kembung, rasa kenyang

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Sering nyeri pada daerah epigastrium, adanya stress psikologis, riwayat minum-
minuman beralkohol

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adakah anggota keluarga yang lain juga pernah menderita penyakit saluran
pencernaan

5. Pola aktivitas

Pola makan yaitu kebiasaan maakn yang tidak teratur, makan makanan yang
merangsang selaput mukosa lambung, berat badan sebelum dan sesudah sakit.

6. Aspek Psikososial

Keadaan emosional, hubungan dengan keluarga, teman, adanya masalah


interpersonal yang bisa menyebabkan stress

7. Aspek Ekonomi

Jenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan tempat tinggal, hal-hal
dalam pekerjaan yang mempengaruhi stress psikologis dan pola makan

8. Pengkajian fisik

6
a. Keadaan umum: sakit/nyeri, status gizi, sikap, personal hygiene dan lain-lain.

b. Data sistemik

1) Sistem persepsi sensori: pendengaran, penglihatan, pengecap/penghidu,


peraba, dan lain-lain

2) Sistem penglihatan: nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan mata, alis,


kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea, reflek, pupil, respon cahaya,
dan lain-lain.

3) Sistem pernapasan: frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan jalan napas,


dan lain-lain.

4) Sistem kardiovaskular: tekanan darah, denyut nadi, bunyi jantung,


kekuatan, pengisian kapiler, edema, dan lain-lain.

5) Sistem saraf pusat: kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu, orientasi


tempat, orientasi orang, dan lain-lain.

6) Sistem gastrointestinal: nafsu makan, diet, porsi makan, keluhan,


bibir, mual dan tenggorokan, kemampuan mengunyah, kemampuan
menelan, perut, kolon dan rektum, rectal toucher, dan lain-lain.

7) Sistem muskuloskeletal: rentang gerak, keseimbangan dan cara jalan,


kemampuan memenuhi aktifitas sehari-hari, genggaman tangan, otot
kaki, akral, fraktur, dan lain-lain.

8) Sistem integumen: warna kulit, turgor, luka, memar, kemerahan, dan


lain-lain.

9) Sistem reproduksi: infertil, masalah menstruasi, skrotum, testis,


prostat, payudara, dan lain-lain.

10) Sistem perkemihan: urin (warna, jumlah, dan pancaran), BAK, vesika
urinaria.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.

7
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kurang asupan makanan.

3. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya


mual, muntah

4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya

5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pengetahuan.

J. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan NOC: Manajemen Nyeri


dengan iritasi pada mukosa
lambung 1. Pain Level 1. Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif, termasuk
2. Pain Control lokasi,karakteristik,durasi,freku
3. Comfort level ensi, kualitas dan faktor
presipitasi
Kriteria Hasil:
2. Observasi reaksi nonverbal
1. Mampu mengotrol dari ketidaknyamanan
nyeri( tahu penyebab
3. Evaluasi pengalaman nyeri
nyeri, mampu
masa lampau
menggunakan teknik
4. Kontrol lingkungan yang
nonfarmakologi unutk
dapat mempengaruhi nyeri
mengurangi nyeri,
mencari bantuan) 5. Ajarkan pasien tekhink
non farmakologi
2. Melaporkan bahwa 6. Kolaborasi pemberian berikan
nyeri berkurang
analgetik untuk mengurangi
dengan menggunakan
nyeri
manajemen nyeri

8
3. Mampu mengenali
nyeri( skala,
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)

4. Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang

2 Nutrisi kurang dari NOC: Nutrition management:


kebutuhan 1. Nutritional status
1. Kaji adanya alergi makanan
berhubungan 2. Nutriotional
2. Monitor turgor kulit,
dengan kurang status:food and fluid
intake kekeringan, rambut kusam
asupan
3. Nutritional status: dan mudah patah
nutrient intake 3. Monitor mual dan muntah
4. Weight control 4. Anjurkn paien untuk
Kriteria hasil: meningkatkan intake Fe
1. Adanya peningkatan
5. Anjurkan pasie untuk
berat badan sesuai
dengan tujuan meningkatkan protein dan

vitamin C
2. Tidak ada tanda-
tanda mal nutrisi 6. Anjurkan pasien untuk

3. Meningktakan fungsi makan dengan porsi sedkit


pngecapan dari tapi sering
menelan
7. Kolaborasi dengan ahl gizi
4. Tidak terjadi
untuk mentukan jumlah kalori
penurunan berat
badan yang berarti dan nutrisi yang di butuhkan

pasien

8. Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi

9
3 Perubahan keseimbangan NOC: Fluid management
cairan dan elektrolit
berhubungan dengan 1. Fluid balance
adanya mual, muntah 1. Perttahankan catatan intake
2. Hydration
dan output yang akurat
3. Nutritional status:
2. Monitor status
food and fluid intake
hidrasi(kelembapan membrane
Kriteria hasil mukosa, nadi adekuat, tekanan
1. Mempertahankan darah ortostatik)

urine output sesuai


3. Monitor vital sign
dengan usia dan BB
4. Monitor masukan makanan/
2. Tekanan darah, nadi, cairan dan hitung intake kalori
suhu tubuh dalam harian
batas normal
5. Kolaborasikan pemberian cairan
3. Tidak ada tanda- tanda
IV
dehidrasi, elastisitas
turgor kulit baik,
6. Monitor status nutrisi
membaran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan.

4 Kecemasan berhubungan NOC: Anxiety Reduction(


dengan perubahan status penurunan kecemasan)
kesehatannya 1. Anxiety control
2. Anxiety level 1. Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan
3. Coping
mengurangi takut
kriteria hasil:
2. Identifikasi tingkat kecemasan
1. Klien mampu
3. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi dan
mengenali situasi yang
mengungkapkan
menimbulkan kecemasan
gejala cemas
4. Dorong pasien untuk
2. Mengidentifikasi,
mengungkapkan
mengungkapkan dan
perasaan, ketakutan,
menunjukan teknik
persepsi
untuk mengontrl
cemas 5. Instrukikan pasien untuk
menggunkan tekhnik
3. Vital sign dalam batas

10
normal relaksasi

4. Postur tubuh, ekspresi 6. Berikan obat untuk


ajah, bahaa tubuh dan mengurangi kecemasan

tingkat aktivitas
menunjukan
berkurangnya
kecemasan

5 Kurang pengetahuan NOC: Teaching: disease process


tentang penatalaksanaan
diet dan proses penyakit. 1. Knowledge: disease 1. Berikan penilaian tentang
process tingkat pengetahuan pasien
tentang process penyakit yang
2. Knowledge: health
spesifik
behavior
2. Jelaskan patofisiologi dari
penyakit dan bagaimana hal ini
Kriteria hasil: berhubungan dengan anatomi
dan fisiologi dengan cara yang
1. Pasien dan keluarga
mengatakan
tepat
pemahaman tentang 3. Sediakan informasi pada
penyakit, kondisi, pasien tentang kondisi,
prognosis dan dengan cara yang tepat
program pengobatan
4. Instruksikan pasien mengenai
2. Pasien dan keluarga tada dan gejala unutk
mampu melaporkan pada pemberi
melaksanakan
perawatan kesehatan dengan
prosedur yang
cara yang tepat.
dijelaskan secara
benar

11
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Kumar.2013.Dasar- dasar patofisiologi penyakit.jakarta.Binarupa Aksara

Guyton.2010. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit edisi revisi III. Jakarta.EGC

Harahap. 2009. Karakteristik Penderita Dyspepsia Rawat Inap Di RS Martha Friska


Medan
Skripsi Universitas Sumatra Utara

Herman et al.2011.Karakteristik Penderita Dispepsia Fungsional yang Mengalami


Kekambuhan di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang,
Sumatra Barat

Husein A Latas. 2002. Buku Ajar Nefrologi. Jakarta: EGC

Marya R. K. 2013 . Buku Ajar Patofisiologi Mekanisme Terjadinya Penyakit.


Tanggerang Selatan : Binapura Aksara Publiser

Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarka diagnosa


medis & Nanda Nic Noc .Edisi revisi jilid 1 & 2. Yogyakarta :
MediAction

Price, S. A dan Wilson, L. M, 1995, Patofisiologi, EGC, Jakarta

12
Wilkinson, Judith. M, Ahern Nancy R. 2011. Buku saku Diagnosis Keperawatan :
Diagnosis, NANDA Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta :EGC

Andy warman.http:// lp dyspepsia(diakses pada 2 April 201:16.15)

Anita simanungkalit.http:// askep dyspepsia(diakses pada 2 April 2019:16.24)

Dha.http:// laporan pendahuluan dyspepsia(diakses pada 2 April 2019:16.07)

Dwi novita.http:// asuhan keperwatan pada pasien despepsia(diakses pada 2 April


2019:16.13)

Hendro Bintoko.http:// laporan pendahuluan dyspepsia(diakses pada 2 April 2019:


16.07)

Iwan.http://asuhan keperawatan klien dengan dyspepsia(diakses pada 2 April


2019:16.27)

13

Anda mungkin juga menyukai