Bustanul Arifin
Bustanul Arifin
Sumber: Dihitung dari data BPS and FAO dan teknologi mekanis (traktorisasi dan kombinasi
manajemen air irigasi dan drainase). Ekstensifikasi
Penjelasan singkat masing-masing fase
adalah perluasan area yang mengkonversi hutan
penting dalam perjalanan agribisnis dan
tidak produktif menjadi areal persawahan dan
pembangunan pertanian secara umum dapat
pertanian lain. Diversifikasi adalah
diuraikan sebagai berikut:
penganekaragaman usaha agribisnis untuk
FASE KONSOLIDASI: 1967 -1978 menambah pendapatan rumah tangga petani,
sampai pada usahatani terpadu peternakan dan
Pada fase kondolidasi 1967-1978 ini, sektor perikanan yang telah menjadi andalan masyarakat
pertanian tumubuh sekitar 3.39 persen, lebih banyak pedesaan umumnya.
disebabkan kinerja subsektor tanaman pangan dan Fase ini sebenarnya amat penting untuk
perkebunan yang tumbuh 3.58 dan 4.53 persen meletakkan fondasi yang kokoh untuk mencapai
masing-masing. Produksi beras sendiri pada tahun fase pertumbuhan tinggl yang terjadi pada periode
1970an mencapai lebih 2 juta ton, dan produktivitas 1978-1986 berikutnya. Perhatian besar yang
telah mencapai 2.5' ton per hektar, atau sekitar dua ditunjukkan pemerintah untuk menggenjot
kali lipat kinerja tahun 1963. Tiga kebijakan penting pembangunan infrastruktur vital seperti sarana
yang perlu dicatat adalah (1) intensifikasi, (2) irigasi,jalan dan industri pendukung seperti semen,
ekstensikasi, dan (3) diversifikasi yang secara pupuk dan lain-lain. Berbagai pembenahan institusi
spektakuler didukung oleh mampu meningkatkan ekonomi juga amat mewarnai integrasi kebijakan
produksi dan produktivitas sektor pertanian. Dalam agribisnis ke dalam strategi ekonomi makro secara
konteks usahatani, intensifikasi sering pula umum. Peranan kredit pertanian - walaupun
diterjemahkan penggunaan teknologi biologi dan bersubsidi - keterjangkauan akses finansial sampai
kimia (pupuk, benih unggul, pestida dan hebisida) tingkat pelosok pedesaan adalah reformasi
Periode 1978 - 1986 adalah fase yang Pada periode 1986 - 1997 sektor pertanian
penting bagi pengembangan agribisnis di Indonesia memang mengalami kontraksi tingkat pertumbuhan
karena bertabur kisah sukses yang spektakuler. di bawah 3.4 persen pertahun, amat kontras dengan
Sektor pertanian tumbuh lebih dari 5.7 persen, periode sebelumnya. Pada peri ode 1986-1997 ini
karena strategi pembangunan ekonomi memang sering dinamakan fase dekonstruksi karena sektor
berbasis pertanian. pertanian mengalami fase
Peningkatan produksi PERIODE 1978 - 1986 ADAlAH pengaeuhan ~gnorance)
pangan, perkebunan, FASE YANG PENTING BAGI oleh para perumus
perikanan dan petemakan PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI kebijakan dan bahkan oleh
hampir semuanya tumbuh para ekonom sendiri.
tinggi dan bahkan meneatat INDONESIA KARENA BERTABUR· Anggapan keberhasilan
angka pertumbuhan KISAH SUKSES YANG swasembada pangan
produksi 6.8 persen. SPEKTAKUlER. SEKTOR telah menimbulkan per-.
Revolusi Hijau telah eukup sepsi bahwa pembangun-
berjasa meningkatkan
PERTANIAN TUMBUH LEBIH DARI an agribisnis akan bergulir
produktivitas pangan sampai 5.7 PERSEN, KARENA STRATEGI sendirinya (taken for
5.6 persen dan akhimya PEMBANGUNAN EKONOMI MEMANG granted) dan melupakan
meneapai puneaknya pada BERBASIS PERTANIAN. prasyarat pemihakan dan
peneapaian swasembada
pangan yang mengantar
PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN, kerja keras. yang terjadi
pada peri ode-peri ode
Presiden Soeharto ke meja PERKEBUNAN, PERIKANAN DAN sebelumnya. Indikas} fase
kehormatan FAO di Roma. PETERNAKAN HAMPIR SEMUANYA buruk sektor pertanian
Pertumbuhan produktivitas TUMBUH TINGGI DAN BAHKAN sebenamya telah muneul
tenaga kerja pun eukup pada awal 1990an ketika
ampuh untuk mengentaskan MENCATAT ANGKA PERTUMBUHAN kebijakan teknokratik
masyarakat Indonesia dari PRODUKSI 6.8 PERSEN. REVOlUSI pembangunan ekonomi
kemiskinan. HIJAU TELAH CUKUP BERJASA mengarah pada strategi
Hal lebih penting industrialisasi footloose
lagi adalah bahwa revolusi
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS seeara besar-besaran.
teknologi pangan pada saat PANGAN SAMPAI 5.6 PERSEN DAN Sejak pertengah-
itu juga menjadi salah satu AKHIRNYA MENCAPAI PUNCAKNYA an 1980-an itu berbagai
indikasi tingkat pemerataan PADA PENCAPAIAN SWASEMBADA komponen proteksi untuk
di tingkat pedesaan (bahkan sektor industri diberikan,
perkotaan). Daerah pro-
PANGAN YANG MENGANTAR yang membawa dampak
duksi padi seakan amat PRESIDEN SOEHARTO KE MEJA pada kinerja sektor indus-
indentik dengan kesejahte- KEHORMATAN FAO DI ROMA. tri dan manufaktur yang
raan pedesaan, seperti yang tumbuh pesat di atas dua
PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS
dialami daerah Pantai Utara digit. Hampir semua me-
Jawa dan sebagian besar TENAGA KERJA PUN CUKUP AMPUH rasa bangga bahwa pro-
Jawa, Lampung, Solok di UNTUK MENGENTASKAN ses transflflllasi struktur
Sumatra Barat, Maros di MASYARAKAT INDONESIA DARI perekonomian telah mem-
Sulawsesi dan sebagainya. bawa hasil, maksudnya
Namun demikian, kritik pun
KEMISKINAN. Indonesia telah bertrans-
bermuneulan karena menjadikan ketergantungan formasi dari negara agraris menjadi negara industri.
petani keeil dan buruh tani kepada para tuan tanah Mungkin saja, proteksi yang diberika kepada sektor
atau pada skala yang lebih luas, ketergantungan industri - tepatnya kepada beberapa pelaku tertentu
negara berkembang pada negara maju karena benih saja - tidak disadari penuh oleh para perumus
bersertifikat dengan kualitas tinggi berasal dari kebijakan waktu itu bahwa tindakan demikian amat
perusahaan tidak merugikan sektor pertanian.