PENDAHULUAN
di Indonesia pada saat ini. Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit saluran
pernapasan dan paru seperti infeksi saluran pernapasan akut, tuberkulosis, asma
penduduk, banyaknya jumlah penduduk yang merokok serta adanya polusi udara
Bronkitis adalah salah satu kondisi teratas yang mendorong pasien mencari
perawatan medis (Buhagiar, 2009). Hal ini ditandai dengan peradangan pada
saluran bronchial (atau bronkus), saluran udara yang membentang dari trakea ke
dalam saluran udara kecil dan alveoli. Bronkitis ada 2 macam menurut
akut dan bronkitis kronik. Bronkitis akut adalah peradangan pada bronkiolus yang
ditandai oleh sesak napas, mengi, dan hiperinflasi paru (Buhagiar, 2009). Penyakit
bronchitis akut merupakan infeksi 2 respiratorik akut bagian bawah (IRA-B) yang
sering terjadi pada bayi. Sekitar 20% anak pernah mengalami satu episode IRA-B
dengan mengi pada tahun pertama. Angka kejadian rawat inap IRA-B tiap tahun
berkisar antara 3000 sampai 50.000-80.000 bayi (Langley, 2003), kematian sekitar
1
2 per-100.000 bayi (Holman, 2003). Bronkitis akut bersifat musiman, pada
umumnya terjadi pada usia kurang dari 2 tahun dengan puncak kejadian pada usia
4,45% atau 12,1 juta jiwa dari populasi perkiraan yang digunakan 293 juta jiwa.
orang dari populasi perkiraan yang digunakan berkisar 2.751.314 juta jiwa. Untuk
daerah ASEAN, Negara Indonesia salah satu negara yang merupakan angka
tingkat prevelensi bronkitis kronik 10.607.561 jiwa dari populasi perkiraan yang
1.064.404 jiwa dari populasi perkiraan yang digunakan sebesar 23.552.482 jiwa
Batuk dan pilek merupakan tanda dan gejala dimulainya bronkitis. Pada
awalnya hidung mengeluarkan lendir yang tidak dapat dihentikan, batuk tidak
putih atau kuning, semakin banyak dan bertambah, warna berubah menjadi kuning
atau hijau. Pada usia 0-1 tahun akan menimbulkan masalah dalam mengeluarkan
dahak tersebut, selain itu juga saluran pernapasan menjadi terganggu maka bayi
akan rewel dan sulit untuk minum susu, akhirnya dapat menurunkan berat badan
gejala tersebut disamping obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati
dalam dosis yang berbeda, kerja sama antara dokter, perawat, petugas rontgen,
2
laboraturium dan fisioterapi sangat berpengaruh dan berguna untuk menangani
bertanggung jawab atas gangguan sesak napas dan retensi sputum dan dapat
berperan pada kondisi tersebut. Dengan modalitas fisioterapi berupa infrared dan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kondisi ini terjadi setidaknya 3 bulan berturut-turut dalam setahun untuk 2 tahun
hiperlasi) sel-sel penghasil mucus di bronkus. Selain itu, silia yang melapisi
pada sel penghasil mukus dan sel silia ini mengganggu system eskalator
mukosiliaris dan menyebabkan akumulasi mukus kental dalam jumlah besar yang
memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya inflamasi.
asap rokok menstimulus perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus dan
4
silia. Komponen komponen tersebut juga menstimulasi inflamasi kronis, yang
1) Asma
5) Sindrom aspirasi.
7) Benda asing
13) Psikis
besar, tetapi polusi udara dan debu atau gas beracun pada lingkungan atau
tempat kerja juga dapat berkontribusi pada penyakit ini (Muttaqin A, 2008).
5
2.3 Faktor Resiko Terkena Bronchitis Kronis
Cahyati, 2017 menyatakan bahwa ada memerapa faktor resiko terkena penyakit
o Merokok
o Daya tahan tubuh yang lemah, dapat karena baru sembuh dari sakit atau
disease).
Sesak napas atau dispnea adalah perasaan sulit bernapas dan merupakan
gejala yang sering di jumpai pada penderita bronkhitis. Tanda objektif yang dapat
di amati dari sesak napas adalah napas yang cepat, terengah- engah, bernapas
b) Napas berbunyi
mengalirnya udara yang melalui saluran napas sempit akibat kontriksi atau
6
Batuk adalah gejala paling umum pada penderita bronkhitis, seringkali
pada penderita bronkhitis mengalami batuk- batuk hampir setiap hari serta
d) Nyeri dada.
Nyeri dada sering sekali terjadi pada penderita bronkitis karena ada
inflamasi pada bronkus. Pada penderita bronkitis rasa nyeri di dada di rasakan
Pada balita dan anak- anak penderita bronkhitis kadang terjadi adanya
napas cuping hidung, tetapi tidak semua penderita bronkhitis mengalami hal
bronchial yang dapat menjadi kental dan liat, makin memperparah gangguan
infeksi pernapasan akut yang berulang dapat berkaitan dengan peningkatan hiper-
7
reaktivitas saluran napas, atau terlibat dalam fatogenesis asma atau PPOK. Pada
umumnya perubahan ini bersifat sementara dan akan kembali normal jika infeksi
d) Bengek
e) Lelah
i) Sakit kepala
j) Gangguan penglihatan
k) Sedikit demam.
a) Bronchitis kronik
8
b) Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronchitis sering
saluran napas bagian ata. Hal ini sering terjadi pada mereka drainase
c) Pleuritis.
napas
h) Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabang-
cabang arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi
9
komplikasi ini dapat ditemukan pembesaran hati dan limpa serta
proteinurea.
berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang
10
2.9 ASUHAN KEPERAWATAN BRONKITIS KRONIS
2.9.1 Pengkajian
1. Biodata pasien
Nama : Tn. A
Umur : 40 tahun
Berat badan : 60 kg
Status : Menikah
Agama : Islam
Nama : Ny. V
Umur : 38 tahun
Status : Menikah
Pekerjaaan : MRT
Agama : Islam
11
3. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan batuk, susah tidur, sesak napas, mual muntah, nyeri dada dan
demam.
Pasien mengatakan: batuk, sesak napas, nyeri dada saat memperbaiki halaman
rumah, karena pasien sesak napas, batuk dan nyeri dada istrinya pun membawa
pasien ke rumah sakit dan pihak rumah sakit memberitahukan istri pasien bahwa
Pasien mengatakan tidak ada dari anggota keluarga yang menderita penyakit
saat ini.
Pola makan/nutrisi:
Pola minum:
12
Saat sakit : Px mengatakan minum 4 gelas sehari
Pola eliminasi:
Pola aktivitas:
Pola psikologis :
13
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keluhan utama: batuk, susah tidur, sesak napas, mual muntah, nyeri dada dan
demam.
b. Tanda-tanda vital
TD : 120/80
N : 110X/menit
RR : 28X/menit
S : 41ᵒ C
Abdomen : normal
pemasangan oksigen
14
6. Pemeriksaan Penunjang
Umur : 40 tahun
mual
Do : -makan
habis ¼ porsi
-klien tampak
lemah
15
batuk berdahak peradangan – banyaknya
14x/permenit berdahak
-Ronchi
/hari terjaga
-Sklera tampak
merah
Nama : Tn. A
Umur : 40 tahun
Tgl Tgl
NO Diagnosa Keperawatan Paraf
ditegakan teratasi
Gangguan pemenuhan
26 Sept 28 Sept
1 kebutuhan nutrisi berhubungan
2018 2018
dengan anoreksia ditandai
16
dengan:
makan berkurang
DO:
dengan:
DS:
26 Sept 28 Sept
2 -Klien mengeluh batuk
2018 2018
berdahak disertai sesak
DO:
-RR: 14x/menit
DO:
17
-frekuensi tidur 4 jam /hari
terjaga
Tujuan dan
NO Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
merangsang
peristaltik
usus dan
mencegah
mual
18
2 Bersihan jalan napas Setelah dilakukan - Observasi - untuk
-RR: 14x/menit
19
-Sklera tampak merah terjaga pentingnya
istirahat tidur
diharapkan
klien dapat
beristirahat
dengan
teratur dan
tepat waktu
sehingga
sklera mata
tidak tampak
merah.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
asap rokok menstimulus perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus dan
a. Merokok
b. Daya tahan tubuh yang lemah, dapat karena baru sembuh dari sakit atau
disease).
21
3.2 Saran
Kesehatan adalah harta yang penting dalam kehidupan kita, maka dari itu
selayaknya kita menjaga kesehatan kita dari kerusakan dan penyakit. Dasar untuk
ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
23